Bab 12 Apakah Ini Pertama Kalinya?
by Reza Oktavian
10:37,Oct 26,2021
Apakah ini pertama kalinya?
Lupin sudah tidak bisa menahan diirnya, langsung membuka kedua paha putih Livia, ketika ingin memasukkannya...
"Buka pintu!"
Siapa yang menyangka, pada saat seperti ini tiba-tiba terdengar sebuah teriakan dari luar klinik, pintu dipukul dengan kencang, tenaga pukulan yang besar, terlihat sangat mendesak.
Sialan!
Hal ini langsung membuat Lupin ketakutan, ketika senapan sudah terisi dan bersiap untuk ditembakkan, tiba-tiba ada orang sialan yang datang.
Apa yang harus dilakukan? !
Lupin dibuat panik hingga kepalanya dipenuhi keringat, karena dia dibuat terkejut ketakutan, semangat di tubuhnya langsung berkurang setengahnya
Namun Si Janda Livia yang berada di bawahnya itu masih terus menggesekan dirinya ke arah tubuh Lupin, hal ini membuat Lupin terasa semakin tidak karuan.
"Tidak boleh! Tidak boleh membuka pintu sekarang! Jika kondisi Bibi Livi yang seperti ini dilihat oleh orang lain, reputasi Bibi Livi akan langsung hancur!"
"Astaga, bagaimana aku bisa melupakan ini..."
Lupin memukul kepalanya singkat, dalam kepanikan kehilangan pemikiran rasionalnya, dia pun langsung mencari sebuah jarum perak dan menusukkannya pada titik tidur milik Livia.
Karena kejadian yang terjadi tiba-tiba, ditambah dihadapkan pada Si Janda Livia yang ganas, pria manapun pasti akan menjadi pusing dan kepalanya seperti tidak bisa digunakan.
Setelah menusuk titik tidur, Livia langsung jatuh tidak sadarkan diri.
Lupin langsung menerapkan teknik akupunktur. Meskipun buku tua itu mencatat satu set teknik akupuntur yang ajaib, di dalamnya juga mencatat pengetahuan dasar akan akupuntur, kondisi yang dia hadapi ini sangat sederhana.
Titik akupuntur untuk mengobati ramuan perangsang yang kuat juga tidak terlalu banyak, sehingga dengan cepat Lupin bisa menusukkan titik akupuntur dan mendapat efek yang ajaib.
Melihat nafas Livia yang awalnya berat dan cepat itu dengan perlahan menjadi stabil, rona merah di wajahnya pun berangsur-angsur menghilang.
" Lupin, buka pintunya! Dasar bajingan! Cepat keluar sekarang! Hal tidak senonoh apa yang sedang kamu lakukan di dalam!"
Suara ketukan pintu semakin lama menjadi semakin besar, pada saat ini Roddy sudah dibuat panik dan merasa seakan ada ribuan semut di tubuhnya, terutama karena dua pil obat kuat yang sudah dia minum itu...
Saat ini sudah bereaksi.
Daging yang sudah akan dimakan itu bisa terlepas begitu saja, selain itu masih dimanfaatkan oleh Lupin bajingan kecil itu.
Ketika memikirkan, pada saat ini pemuda itu sedang bersama adik iparnya yang memiliki tubuh montok, sedang melakukannya di dalam, Roddy dibuat frustasi hingga ingin memuntahkan darah.
Dia tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi, jika aku tidak bisa mendapatkannya, jangan harap kamu bisa mendapatkannya!
"Celaka, itu adalah si bajingan Roddy !"
Lupin terkejut, langsung membantu Livia mengenakan pakaian, kemudian menggunakan handuk basah untuk menyeka wajah Livia supaya orang lain yang melihat tidak bisa melihat ada kejanggalan pada Livia.
Hanya saja jika ingin menghilangkan pengaruh obat ini sepenuhnya, masih membutuhkan sedikit waktu.
"Sialan, bagaimana bajingan itu bisa datang secara tiba-tiba? Apakah Bibi Livi diberi obat olehnya?"
Setelah menenangkan diri, Lupin mulai memikirkan Bibi Livi yang diberi obat, semakin dipikirkan semakin merasa ada yang tidak beres.
" Roddy, kamu sudah puas makan kan? Kalau begitu mengapa kamu datang dan berteriak ke tempatku ini!"
Lupin yang merasa marah itu, langsung membuka pintu dengan kencang, membuat Roddy yang bersiap mendobrak pintu dengan pundaknya itu terdorong masuk dan terjatuh.
"Bocah sialan, dimana adik iparku? Apa yang sudah kamu lakukan pada adik iparku itu?"
Roddy memaki singkat, kemudian dia bangkit berdiri ingin menerobos masuk ke dalam klinik namun dia langsung dihentikan oleh Lupin.
" Roddy, carilah jika kamu ingin mencari orang, namun mengapa kamu sengaja berbuat gila dan harus berbuat gila ke tempatku ini?"
Lupin melangkah maju dan menghalangi Roddy di depan pintu, sambil bertanya dengan nada yang dingin.
"Bajingan kecil, tidak perlu berpura-pura lagi di depanku, adik iparku ada di dalam! Apakah kamu sudah melakukan hal tidak senonoh bersamanya di dalam!"
Roddy berteriak marah sambil menunjuk Lupin dengan jari telunjuknya.
Sesuai dugaan ini adalah pekerjaan dari bajingan ini!
Lupin mencibir di dalam hati, Roddy ini merasa sangat yakin Si Janda Livia ada di tempatnya, selain itu masih menuduhnya sudah melakukan sesuatu kepada Si Janda Livia, kemungkinan besar bajingan ini lah yang memberikan obat pada Si Janda Livia.
Ditambah ekspresi wajah kejam Roddy saat ini, dengan kedua mata yang merah,
pembuluh darah di leher yang menonjol. Sekali lihat pun sudah dapat terasa dia berada dalam kondisi yang tidak normal.
"Apakah bajingan ini tidak hanya memberikan obat kepada Bibi Livi, namun dia juga mengkonsumsi obat kuat?"
Lupin mulai menebak di dalam hati, orang ini bukanlah orang baik.
Beruntung tidak tahu apa alasannya, Bibi Livi langsung pergi mencarinya ke klinik, jika tidak pasti Bibi Livi sudah dimanfaatkan oleh bajingan ini.
Amarah Lupin langsung melonjak ketika memikirkan tubuh Bibi Livi yang montok dan menarik hampir dimanfaatkan oleh bajingan Roddy ini,.
Ditambah Roddy yang pernah mengancam kakak laki-lakinya, saat ini Lupin sudah tidak bisa menahan diri, ingin meninju bajingan ini di tempat.
"Jangan berbuat gila di sini! Apa hubungan Bibi Livi berada di sini denganmu!"
"Aduh, beraninya bajingan kecil sepertimu memukulku!"
Roddy yang dipukul itu langsung berteriak, namun dia juga dipaksa untuk menenangkan diri atas pukulan yang diberikan Lupin ini.
Roddy tahu jika benar-benar berkelahi, Roddy bukanlah lawan Lupin
Lawan, ketika memikirkan ini, mata Roddy berputar, Roddy langsung terduduk di depan pintu klinik dan menangis dengan kencang.
"Bajingan sialan, dokter di klinik ini tidak hanya mencuri wanitaku, dia juga memukul orang, selain itu masih bertindak tidak masuk akal! Ayo kalian datanglah dan berkomentar!"
Sialan!
Rona wajah Lupin langsung berubah, bajingan ini benar-benar licik! Seorang pencuri berteriak bahwa orang lain lah yang mencuri!
Walaupun sudah jelas Roddy yang memberikan obat perangsang kepada Bibi Livi, ingin memperkosanya, ketika rencananya gagal dia masih membuat keributan di depan kliniknya.
Jika hal ini tersebar keluar, tidak hanya akan membuatnya kehilangan muka, di kemudian hari dia akan sulit membuka kliik ini lagi.
" Roddy, jangan bicara omong kosong!"
Lupin dibuat panik dan marah dan langsung memakinya.
Siapa yang menyangka, Roddy yang melihat ini berpikir Lupin takut padanya. Tidak hanya berteriak dengan kencang, dia masih berguling-guling di tanah sambil meratap, "Aduh, dokter yang mencuri wanita itu memukul orang! Benar-benar tidak adli!"
Banyak orang tinggal di beberapa jalan di kota itu, selain itu saat ini
juga masih belum terlalu larut malam, cuaca juga sangat panas membuat banyak orang masih berjalan di pinggir jalan.
Suara teriakan Roddy ini seperti terompet yang kencang, dalam waktu singkat menarik perhatian orang-orang yang ada di dua jalan sekitar.
"Ada masalah apa? Bagaimana orang itu duduk dan berteriak di depan pintu klinik?"
"Apakah kamu tidak mendengar teriakannya? Dokter dari klinik ini sudah mencuri adik iparnya, selain itu masih memukulnya!"
"Aduh, bukankah itu bujangan yang tidak bisa diharapkan dari Desa Bunga Cantik ? Aku mendengar adiknya menikah dengan istri yang sangat cantik, sayang dua tahun yang lalu dia meninggal..."
"Hei, aku sudah pernah satu kali melihat janda itu, dia memiliki wajah yang cantik, terutama tubuhnya yang montok, ketika berjalan tubuhnya akan bergerak kencang, astaga! Membuatku yang melihat langsung mimisan!"
"Klinik ini baru dibuka selama satu bulan, dokter klinik bernama Lupin, dia juga berasal dari Desa Bunga Cantik dan lulusan uiversitas."
"Haha, benar-benar sangat menarik, seorang anak lulusan universitas mencuri janda orang lain..."
...
Sementara orang yang melihat keramaian, tidak merasa ini masalah besar, mereka semua menerima perkataan Roddy begitu saja, karena hanya seperti itulah baru bisa membangkitkan ketertarikan mereka.
Melihat begitu banyak orang yang tertarik, Roddy berteriak dengan lebih kencang, hanya Lupin seorang yang bisa melihat senyum licik dari wajah bajingan ini.
Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, hal ini akan menjadi pukulan berat baginya atau Livia.
Yang paling dipentingkan dari orang yang ada di desa adalah wajah mereka, jika reputasi mereka tidak baik, kemanapun pergi akan ada orang yang membicarakan di belakang, perkataan yang buruk apapun bisa dikatakan mereka.
Pada awalnya perihal mengenai janda seperti Livia ini sudah sangat sensitif. Isu apapun bisa dengan mudah menarik api, jika ada yang bisa membuktikan terjadinya hal yang tidak senonoh di sini, Livia tidak perlu berharap bisa menatap orang lain di sepanjang umurnya.
Sementara Lupin juga tidak akan lebih baik, saat ini dia baru saja memulai bisnis, jika muncul masalah seperti ini, klinik pun tidak bisa dibuka.
Selain itu saat ini Lupin adalah seorang lajang yang digosipkan mencuri janda orang lain.
Jika nama baiknya rusak dan tersebar ke luar, seluruh orang di desa akan menunjuk-nunjuknya, pada saat itu mana ada gadis yang bersedia menjadi pasangannya? Mana ada gadis yang bersedia untuk menikah denganya.
"Aku Lupin membuka klinik ini secara legal, bukankah kamu yang langsung datang ke klinik dan memfitnahku tanpa bukti itu sangat keterlaluan!"
Lupin menunjuk Roddy dengan wajah yang marah, sambil bertanya dengan suara dingin, dalam kondisi seperi ini, dia semakin tidak boleh panik, jika tidak rencana Roddy akan benar-benar berhasil.
"Bocah sialan, saat ini adik iparku berada di dalam klinikmu, tidak perlu berpura-pura lagi! Jika kamu berani biarkan aku masuk untuk melihatnya!"
Roddy masih tidak melepaskanya, merasa yakin Livia berada di dalam klinik Lupin, selain itu mereka berdua pasti sudah melakukan hubungan...
Lupin sudah tidak bisa menahan diirnya, langsung membuka kedua paha putih Livia, ketika ingin memasukkannya...
"Buka pintu!"
Siapa yang menyangka, pada saat seperti ini tiba-tiba terdengar sebuah teriakan dari luar klinik, pintu dipukul dengan kencang, tenaga pukulan yang besar, terlihat sangat mendesak.
Sialan!
Hal ini langsung membuat Lupin ketakutan, ketika senapan sudah terisi dan bersiap untuk ditembakkan, tiba-tiba ada orang sialan yang datang.
Apa yang harus dilakukan? !
Lupin dibuat panik hingga kepalanya dipenuhi keringat, karena dia dibuat terkejut ketakutan, semangat di tubuhnya langsung berkurang setengahnya
Namun Si Janda Livia yang berada di bawahnya itu masih terus menggesekan dirinya ke arah tubuh Lupin, hal ini membuat Lupin terasa semakin tidak karuan.
"Tidak boleh! Tidak boleh membuka pintu sekarang! Jika kondisi Bibi Livi yang seperti ini dilihat oleh orang lain, reputasi Bibi Livi akan langsung hancur!"
"Astaga, bagaimana aku bisa melupakan ini..."
Lupin memukul kepalanya singkat, dalam kepanikan kehilangan pemikiran rasionalnya, dia pun langsung mencari sebuah jarum perak dan menusukkannya pada titik tidur milik Livia.
Karena kejadian yang terjadi tiba-tiba, ditambah dihadapkan pada Si Janda Livia yang ganas, pria manapun pasti akan menjadi pusing dan kepalanya seperti tidak bisa digunakan.
Setelah menusuk titik tidur, Livia langsung jatuh tidak sadarkan diri.
Lupin langsung menerapkan teknik akupunktur. Meskipun buku tua itu mencatat satu set teknik akupuntur yang ajaib, di dalamnya juga mencatat pengetahuan dasar akan akupuntur, kondisi yang dia hadapi ini sangat sederhana.
Titik akupuntur untuk mengobati ramuan perangsang yang kuat juga tidak terlalu banyak, sehingga dengan cepat Lupin bisa menusukkan titik akupuntur dan mendapat efek yang ajaib.
Melihat nafas Livia yang awalnya berat dan cepat itu dengan perlahan menjadi stabil, rona merah di wajahnya pun berangsur-angsur menghilang.
" Lupin, buka pintunya! Dasar bajingan! Cepat keluar sekarang! Hal tidak senonoh apa yang sedang kamu lakukan di dalam!"
Suara ketukan pintu semakin lama menjadi semakin besar, pada saat ini Roddy sudah dibuat panik dan merasa seakan ada ribuan semut di tubuhnya, terutama karena dua pil obat kuat yang sudah dia minum itu...
Saat ini sudah bereaksi.
Daging yang sudah akan dimakan itu bisa terlepas begitu saja, selain itu masih dimanfaatkan oleh Lupin bajingan kecil itu.
Ketika memikirkan, pada saat ini pemuda itu sedang bersama adik iparnya yang memiliki tubuh montok, sedang melakukannya di dalam, Roddy dibuat frustasi hingga ingin memuntahkan darah.
Dia tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi, jika aku tidak bisa mendapatkannya, jangan harap kamu bisa mendapatkannya!
"Celaka, itu adalah si bajingan Roddy !"
Lupin terkejut, langsung membantu Livia mengenakan pakaian, kemudian menggunakan handuk basah untuk menyeka wajah Livia supaya orang lain yang melihat tidak bisa melihat ada kejanggalan pada Livia.
Hanya saja jika ingin menghilangkan pengaruh obat ini sepenuhnya, masih membutuhkan sedikit waktu.
"Sialan, bagaimana bajingan itu bisa datang secara tiba-tiba? Apakah Bibi Livi diberi obat olehnya?"
Setelah menenangkan diri, Lupin mulai memikirkan Bibi Livi yang diberi obat, semakin dipikirkan semakin merasa ada yang tidak beres.
" Roddy, kamu sudah puas makan kan? Kalau begitu mengapa kamu datang dan berteriak ke tempatku ini!"
Lupin yang merasa marah itu, langsung membuka pintu dengan kencang, membuat Roddy yang bersiap mendobrak pintu dengan pundaknya itu terdorong masuk dan terjatuh.
"Bocah sialan, dimana adik iparku? Apa yang sudah kamu lakukan pada adik iparku itu?"
Roddy memaki singkat, kemudian dia bangkit berdiri ingin menerobos masuk ke dalam klinik namun dia langsung dihentikan oleh Lupin.
" Roddy, carilah jika kamu ingin mencari orang, namun mengapa kamu sengaja berbuat gila dan harus berbuat gila ke tempatku ini?"
Lupin melangkah maju dan menghalangi Roddy di depan pintu, sambil bertanya dengan nada yang dingin.
"Bajingan kecil, tidak perlu berpura-pura lagi di depanku, adik iparku ada di dalam! Apakah kamu sudah melakukan hal tidak senonoh bersamanya di dalam!"
Roddy berteriak marah sambil menunjuk Lupin dengan jari telunjuknya.
Sesuai dugaan ini adalah pekerjaan dari bajingan ini!
Lupin mencibir di dalam hati, Roddy ini merasa sangat yakin Si Janda Livia ada di tempatnya, selain itu masih menuduhnya sudah melakukan sesuatu kepada Si Janda Livia, kemungkinan besar bajingan ini lah yang memberikan obat pada Si Janda Livia.
Ditambah ekspresi wajah kejam Roddy saat ini, dengan kedua mata yang merah,
pembuluh darah di leher yang menonjol. Sekali lihat pun sudah dapat terasa dia berada dalam kondisi yang tidak normal.
"Apakah bajingan ini tidak hanya memberikan obat kepada Bibi Livi, namun dia juga mengkonsumsi obat kuat?"
Lupin mulai menebak di dalam hati, orang ini bukanlah orang baik.
Beruntung tidak tahu apa alasannya, Bibi Livi langsung pergi mencarinya ke klinik, jika tidak pasti Bibi Livi sudah dimanfaatkan oleh bajingan ini.
Amarah Lupin langsung melonjak ketika memikirkan tubuh Bibi Livi yang montok dan menarik hampir dimanfaatkan oleh bajingan Roddy ini,.
Ditambah Roddy yang pernah mengancam kakak laki-lakinya, saat ini Lupin sudah tidak bisa menahan diri, ingin meninju bajingan ini di tempat.
"Jangan berbuat gila di sini! Apa hubungan Bibi Livi berada di sini denganmu!"
"Aduh, beraninya bajingan kecil sepertimu memukulku!"
Roddy yang dipukul itu langsung berteriak, namun dia juga dipaksa untuk menenangkan diri atas pukulan yang diberikan Lupin ini.
Roddy tahu jika benar-benar berkelahi, Roddy bukanlah lawan Lupin
Lawan, ketika memikirkan ini, mata Roddy berputar, Roddy langsung terduduk di depan pintu klinik dan menangis dengan kencang.
"Bajingan sialan, dokter di klinik ini tidak hanya mencuri wanitaku, dia juga memukul orang, selain itu masih bertindak tidak masuk akal! Ayo kalian datanglah dan berkomentar!"
Sialan!
Rona wajah Lupin langsung berubah, bajingan ini benar-benar licik! Seorang pencuri berteriak bahwa orang lain lah yang mencuri!
Walaupun sudah jelas Roddy yang memberikan obat perangsang kepada Bibi Livi, ingin memperkosanya, ketika rencananya gagal dia masih membuat keributan di depan kliniknya.
Jika hal ini tersebar keluar, tidak hanya akan membuatnya kehilangan muka, di kemudian hari dia akan sulit membuka kliik ini lagi.
" Roddy, jangan bicara omong kosong!"
Lupin dibuat panik dan marah dan langsung memakinya.
Siapa yang menyangka, Roddy yang melihat ini berpikir Lupin takut padanya. Tidak hanya berteriak dengan kencang, dia masih berguling-guling di tanah sambil meratap, "Aduh, dokter yang mencuri wanita itu memukul orang! Benar-benar tidak adli!"
Banyak orang tinggal di beberapa jalan di kota itu, selain itu saat ini
juga masih belum terlalu larut malam, cuaca juga sangat panas membuat banyak orang masih berjalan di pinggir jalan.
Suara teriakan Roddy ini seperti terompet yang kencang, dalam waktu singkat menarik perhatian orang-orang yang ada di dua jalan sekitar.
"Ada masalah apa? Bagaimana orang itu duduk dan berteriak di depan pintu klinik?"
"Apakah kamu tidak mendengar teriakannya? Dokter dari klinik ini sudah mencuri adik iparnya, selain itu masih memukulnya!"
"Aduh, bukankah itu bujangan yang tidak bisa diharapkan dari Desa Bunga Cantik ? Aku mendengar adiknya menikah dengan istri yang sangat cantik, sayang dua tahun yang lalu dia meninggal..."
"Hei, aku sudah pernah satu kali melihat janda itu, dia memiliki wajah yang cantik, terutama tubuhnya yang montok, ketika berjalan tubuhnya akan bergerak kencang, astaga! Membuatku yang melihat langsung mimisan!"
"Klinik ini baru dibuka selama satu bulan, dokter klinik bernama Lupin, dia juga berasal dari Desa Bunga Cantik dan lulusan uiversitas."
"Haha, benar-benar sangat menarik, seorang anak lulusan universitas mencuri janda orang lain..."
...
Sementara orang yang melihat keramaian, tidak merasa ini masalah besar, mereka semua menerima perkataan Roddy begitu saja, karena hanya seperti itulah baru bisa membangkitkan ketertarikan mereka.
Melihat begitu banyak orang yang tertarik, Roddy berteriak dengan lebih kencang, hanya Lupin seorang yang bisa melihat senyum licik dari wajah bajingan ini.
Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, hal ini akan menjadi pukulan berat baginya atau Livia.
Yang paling dipentingkan dari orang yang ada di desa adalah wajah mereka, jika reputasi mereka tidak baik, kemanapun pergi akan ada orang yang membicarakan di belakang, perkataan yang buruk apapun bisa dikatakan mereka.
Pada awalnya perihal mengenai janda seperti Livia ini sudah sangat sensitif. Isu apapun bisa dengan mudah menarik api, jika ada yang bisa membuktikan terjadinya hal yang tidak senonoh di sini, Livia tidak perlu berharap bisa menatap orang lain di sepanjang umurnya.
Sementara Lupin juga tidak akan lebih baik, saat ini dia baru saja memulai bisnis, jika muncul masalah seperti ini, klinik pun tidak bisa dibuka.
Selain itu saat ini Lupin adalah seorang lajang yang digosipkan mencuri janda orang lain.
Jika nama baiknya rusak dan tersebar ke luar, seluruh orang di desa akan menunjuk-nunjuknya, pada saat itu mana ada gadis yang bersedia menjadi pasangannya? Mana ada gadis yang bersedia untuk menikah denganya.
"Aku Lupin membuka klinik ini secara legal, bukankah kamu yang langsung datang ke klinik dan memfitnahku tanpa bukti itu sangat keterlaluan!"
Lupin menunjuk Roddy dengan wajah yang marah, sambil bertanya dengan suara dingin, dalam kondisi seperi ini, dia semakin tidak boleh panik, jika tidak rencana Roddy akan benar-benar berhasil.
"Bocah sialan, saat ini adik iparku berada di dalam klinikmu, tidak perlu berpura-pura lagi! Jika kamu berani biarkan aku masuk untuk melihatnya!"
Roddy masih tidak melepaskanya, merasa yakin Livia berada di dalam klinik Lupin, selain itu mereka berdua pasti sudah melakukan hubungan...
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved