Bab 1 Kehidupan Baru
by Sang Hae Bom
15:33,Dec 30,2021
Jizan, tahun ketujuh, Monochrome, tanggal 10 November 2021.
Musim dingin tahun ini terjadi lebih cepat daripada tahun sebelumnya, salju turun lebih awal. Dua bulan terakhir angin utara terus bertiup, bahkan disertai dengan hujan salju. Malam ini, bulan terang pun akhirnya muncul.
Pinggiran Najran yang berjarak sekitar ratusan mil dengan Albuka pun tertumpuk salju setinggi dua kaki.
Najwa yang sedang berbaring di atas tumpukan salju di bawah pancaran sinar bulan pun tiba-tiba membuka matanya!
“Di mana ini?”
Dengan pakaian yang tipis, Najwa merasa aneh. Dia adalah pasukan khusus medis. Saat menjadi mata-mata, dia dibom oleh kelompok kriminal. Dalam kondisi seperti itu, seharusnya dia sudah hancur dan tidak tersisa.
Namun bagaimana bisa dia masih hidup?
Saat ini kepalanya terasa sakit, ingatan masa lalu saat dia loncat dari jurang muncul kembali di benaknya.
Lima belas tahun yang lalu, Galla Pazika yang baru saja diangkat menjadi hakim kena racun aneh. Kemudian, dia bertemu dengan anak dari keluarga spesialis racun yang bernama Laura. Tidak mendengarkan larangan Ayahnya, Laura menggunakan keperawanannya untuk menyelamatkan nyawa Gala. Demi menghentikan penyebaran gosip, Galla menikahi Laura. Pada tahun berikutnya, Laura melahirkan Najwa Pazika.
Tetapi Galla Pazkita suka bermain wanita. Sebelumnya dia sudah mempunyai seorang anak dengan Mawar Sajadah yang merupakan kekasih dan sepupu masa kecilnya. Bahkan saat Najwa masih berusia dua bulan di dalam perut Laura. Mawar melahirkan seorang anak perempuan lagi. Sehingga nenek memaksa Laura untuk mengangkat Mawar menjadi selirnya.
Saat anak itu ( Najwa ) lahir, terdapat beberapa aura kesialan yang melintas di atas mansion hakim. Seketika tempat tersebut menjadi terang untuk sementara waktu.
Memikirkan itu, Najwa pun mendengus di sana. Aura kesialan? Itu adalah komet, ilmu sains saja tidak tahu!
Kemudian, Mawar Sajadah dan nenek yang percaya pada takhayul membuat keributan di mansion. Mereka mengatakan jika anak yang sudah dilahirkan tersebut adalah anak yang akan membawa nasib buruk. Galla juga merasa itu benar, bahkan semua orang yang berada di mansion hakim pun mempercayainya.
Laura merasa tertekan karenanya, tidak lama kemudian dia pun meninggal.
Setelah Laura meninggal, keberadaan Najwa sebagai anak sah pun menjadi tidak penting lagi. Apalagi 4 tahun yang lalu setelah keluarga Ibunya meninggalkan Albuka karena nasib buruk, Ayahnya langsung menjadikan Mawar sebagai istri sah. Bahkan saat berumur 10 tahun, Najwa dikirim ke rumah cabang keluarga Pazika di Desa Slum Myumba dan meninggalkan dia hidup sendiri di sana.
Najwa menarik nafas dalam-dalam. Akhirnya dia berhasil bereinkarnasi menggunakan tubuh wanita yang memiliki nama yang sama dengannya. Dia akan hidup di zaman ini dengan menggunakan identitas Nona kedua di mansion hakim.
Najwa tersenyum dingin karena mereka sudah ditakdirkan bertemu lagi. Tidak dapat dihindari jika akan ada balas dendam.
Najwa berusaha berdiri dari tumpukan salju. Dia belum sempat melihat ke sekeliling saat mendengar suara orang sedang berbicara.
“Dingin sekali, dia mungkin dimakan serigala.”
“Tempat gadis itu jatuh tidak terlalu tinggi, apalagi sekarang tumpukan salju begitu tebal di bawah tebing, harusnya masih hidup, master sudah bilang, kalau hidup dibawa, kalau mati harus ada mayatnya.”
Najwa mengerutkan keningnya. Tadi saat ke gunung untuk mencari kayu bakar, dia tiba-tiba dicegat oleh dua pria kekar. Demi menjaga keperawanannya, dia loncat dari tebing.
Ingatan pemilik tubuh asli kembali muncul di benaknya. Laura pernah menyelamatkan nyawa seorang Paduka Ratu. Karena itu, Paduka Ratu pun menjodohkan bayi yang ada di dalam perut Laura dengan Putra Mahkota yang berumur empat tahun pada saat itu. Mawar merasa tidak setuju dengan hal ini, sedangkan Galla terus memuji anak perempuan Mawar adalah sosok yang bermoral dan cantik.
Hanya saja masih belum bisa diketahui bahwa Master yang dibilang oleh mereka berdua adalah Mawar atau Gala.
Setelah mendengar suara mereka, Najwa bisa menemukan keberadaan mereka berdua dengan tepat. Dia melihat ke sekeliling terlebih dahulu. Setelah berjalan beberapa meter ke depan, dia bersembunyi di belakang sebuah batu besar yang ada di sana.
Postur tubuh dua orang ini sangat tinggi dan besar. Meskipun berjalan di atas tumpukan salju, mereka tidak merasa kesulitan sama sekali. Meskipun sudah berusia empat belas tahun, tetapi dia kekurangan gizi sejak dulu, lengan dan kakinya kurus, tidak seperti anak usia 14 tahun pada umumnya.
Jika ingin melawan mereka berdua, hanya bisa menggunakan strategi.
Kemudian mereka berdua menemukan jejak kaki di bawah dan saling menatap, “Lebih baik kita berpencar dan mencarinya dulu.”
Saat Ardian mendekati sebuah batu besar, dia tiba-tiba melihat ujung rok yang basah, kemudian dia menyeringai.
“Gadis kecil, sekarang sangat dingin, masuk ke dalam pelukan Kakak aja.”
Ujung rok itu bergerak gemetar, karena ketakutan gadis itu.
Ardian berjalan ke depan sambil tersenyum. Saat melihat sosok yang bersembunyi di balik batu besar tersebut, dia segera meraihnya.
Namun Ardian tiba-tiba berteriak karena kesakitan. Dia mengangkat kakinya dan melihat sebuah jepit rambut tembaga yang menembus telapak kakinya.
Najwa sengaja mengubur jepit rambut tersebut di tumpukan salju. Jepit tersebut merupakan senjata tajam yang bisa dia gunakan, jadi dia sengaja berpura-pura ketakutan agar pria tersebut maju dan menginjaknya.
“Aku mau nyawamu!”
Tatapan mengejek Najwa membuat Ardian merasa kesal, dia mengeluarkan pedang yang ada di pinggangnya untuk membunuhnya.
Najwa mendengarkan gerakan di sekitarnya, saat pedang itu hendak menyentuh dirinya, dia langsung menghindarinya. Sehingga pedang Ardian langsung menembus jantung Fajar yang sedang berjalan menuju batu besar itu.
“Kamu.” Fajar belum sempat menyelesaikan ucapannya dan langsung memuntahkan darah, sambil menatap temannya dengan tatapan tidak percaya. Lalu dia terjatuh di atas genangan darahnya dengan mata terbuka lebar.
Najwa langsung mengambil pisau pendek yang ada di pinggang Fajar dan langsung menusuk punggung Ardian…
“Haha.”
Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, Najwa terkejut. Mereka masih punya rekan lain?
Sebagai penerus keluarga spesialis racun di abad ke-21, Najwa sudah masuk ke pasukan khusus sejak dia berumur 15 tahun. Pelatihan di sana tidak hanya membuat dia mempunyai keterampilan bela diri yang bagus, bahkan reaksi dengan kemampuan analisisnya jauh lebih hebat daripada orang biasanya.
Namun dia tidak menyadari keberadaan orang ini sebelumnya.
Najwa berbalik melihat ke arah suara itu.
Di bawah pohon yang berjarak puluhan meter dengannya, terdapat seorang pria berjubah hitam dengan salju berserakan yang usianya sekitar 20 tahun. Pria itu tampak misterius, dengan wajah dingin dan pucat, sepasang alisnya lurus, mata tajam seperti burung elang. Meskipun hanya bersandar di sana, tetapi sekujur tubuhnya pun memancarkan aura jahat dan bangsawan.
Hanya saja, Najwa sudah mencium bau darah yang berbeda dengan dua orang mati di bawahnya.
Najwa menatap ke bawah, lalu dia pun melihat luka di bagian kiri perut dengan kaki pria itu, bekas darahnya tertutup dengan jubah mantel panjang yang sangat menonjol di lautan salju ini.
“Siapa kamu?”
Najwa bertanya dengan hati-hati. Dari kondisi saat ini, pria itu masih belum mengancamnya.
Dia adalah seorang dokter, tidak peduli seberapa hebat keterampilan bela diri pria itu, dengan kondisinya sekarang, tampaknya pria tersebut tidak memiliki tenaga untuk mengangkat pedangnya.
Pria itu sepertinya mengetahui apa yang dipikirkan oleh Najwa yang memandang rendah dua pria di bawahnya dan menatapnya dengan dingin.
Pria itu memiliki alis yang bagus, mata gelap yang dalam dan sudut bibirnya yang sedikit mengerucut. Membuat aura di sekitarnya tidak berkurang, tetapi malah tambah mempesona.
Najwa merasa tercekik untuk sesaat. Baru hari pertama dia sudah bertemu seorang pria tampan!
“Kalau sudah puas melihat, pergi.”
Aura pria tersebut benar-benar dingin dan kuat. Dia bahkan berani menatapnya sambil menelan ludah.
Temperamennya tidak terlalu baik, orang itu sangat dingin!
Najwa sengaja berjalan ke depan, “Di hutan pegunungan yang diselimuti tumpukan salju ini, kamu terluka parah…”
Pikirannya tiba-tiba membunyikan alarm tajam setelah dia mengucapkan itu.
Kemudian Najwa melihat sesuatu yang paling dia kenali di kehidupan sebelumnya. Itu adalah kotak cenayang medis.
Itu merupakan hasil penelitian rahasia negara dengan menggunakan banyak uang yang diinvestasikan oleh negara. Dia adalah orang pertama yang lolos dan memenuhi syarat untuk menggunakannya. Ruang pintar yang ditanamkan di otaknya menyimpan berbagai jenis peralatan medis dan bahan obat. Semua itu tidak hanya dikendalikan oleh kesadarannya, tetapi juga dapat digunakan untuk mendeteksi racun di sekitarnya.
Tidak disangka barang berharga itu mengikuti jiwanya.
Pria tersebut kena racun campuran yang sangat dalam, ditambah dengan lukanya, Najwa khawatir dia tidak akan bertahan hari ini.
Untungnya obat yang ada di kotak cenayang medisnya dapat digunakan.
Bukankah sangat disayangkan jika pria tampan sepertinya mati?
Najwa memutarkan matanya, lalu sudut bibirnya pun melengkung ke atas.
“Kamu kena racun.”
Musim dingin tahun ini terjadi lebih cepat daripada tahun sebelumnya, salju turun lebih awal. Dua bulan terakhir angin utara terus bertiup, bahkan disertai dengan hujan salju. Malam ini, bulan terang pun akhirnya muncul.
Pinggiran Najran yang berjarak sekitar ratusan mil dengan Albuka pun tertumpuk salju setinggi dua kaki.
Najwa yang sedang berbaring di atas tumpukan salju di bawah pancaran sinar bulan pun tiba-tiba membuka matanya!
“Di mana ini?”
Dengan pakaian yang tipis, Najwa merasa aneh. Dia adalah pasukan khusus medis. Saat menjadi mata-mata, dia dibom oleh kelompok kriminal. Dalam kondisi seperti itu, seharusnya dia sudah hancur dan tidak tersisa.
Namun bagaimana bisa dia masih hidup?
Saat ini kepalanya terasa sakit, ingatan masa lalu saat dia loncat dari jurang muncul kembali di benaknya.
Lima belas tahun yang lalu, Galla Pazika yang baru saja diangkat menjadi hakim kena racun aneh. Kemudian, dia bertemu dengan anak dari keluarga spesialis racun yang bernama Laura. Tidak mendengarkan larangan Ayahnya, Laura menggunakan keperawanannya untuk menyelamatkan nyawa Gala. Demi menghentikan penyebaran gosip, Galla menikahi Laura. Pada tahun berikutnya, Laura melahirkan Najwa Pazika.
Tetapi Galla Pazkita suka bermain wanita. Sebelumnya dia sudah mempunyai seorang anak dengan Mawar Sajadah yang merupakan kekasih dan sepupu masa kecilnya. Bahkan saat Najwa masih berusia dua bulan di dalam perut Laura. Mawar melahirkan seorang anak perempuan lagi. Sehingga nenek memaksa Laura untuk mengangkat Mawar menjadi selirnya.
Saat anak itu ( Najwa ) lahir, terdapat beberapa aura kesialan yang melintas di atas mansion hakim. Seketika tempat tersebut menjadi terang untuk sementara waktu.
Memikirkan itu, Najwa pun mendengus di sana. Aura kesialan? Itu adalah komet, ilmu sains saja tidak tahu!
Kemudian, Mawar Sajadah dan nenek yang percaya pada takhayul membuat keributan di mansion. Mereka mengatakan jika anak yang sudah dilahirkan tersebut adalah anak yang akan membawa nasib buruk. Galla juga merasa itu benar, bahkan semua orang yang berada di mansion hakim pun mempercayainya.
Laura merasa tertekan karenanya, tidak lama kemudian dia pun meninggal.
Setelah Laura meninggal, keberadaan Najwa sebagai anak sah pun menjadi tidak penting lagi. Apalagi 4 tahun yang lalu setelah keluarga Ibunya meninggalkan Albuka karena nasib buruk, Ayahnya langsung menjadikan Mawar sebagai istri sah. Bahkan saat berumur 10 tahun, Najwa dikirim ke rumah cabang keluarga Pazika di Desa Slum Myumba dan meninggalkan dia hidup sendiri di sana.
Najwa menarik nafas dalam-dalam. Akhirnya dia berhasil bereinkarnasi menggunakan tubuh wanita yang memiliki nama yang sama dengannya. Dia akan hidup di zaman ini dengan menggunakan identitas Nona kedua di mansion hakim.
Najwa tersenyum dingin karena mereka sudah ditakdirkan bertemu lagi. Tidak dapat dihindari jika akan ada balas dendam.
Najwa berusaha berdiri dari tumpukan salju. Dia belum sempat melihat ke sekeliling saat mendengar suara orang sedang berbicara.
“Dingin sekali, dia mungkin dimakan serigala.”
“Tempat gadis itu jatuh tidak terlalu tinggi, apalagi sekarang tumpukan salju begitu tebal di bawah tebing, harusnya masih hidup, master sudah bilang, kalau hidup dibawa, kalau mati harus ada mayatnya.”
Najwa mengerutkan keningnya. Tadi saat ke gunung untuk mencari kayu bakar, dia tiba-tiba dicegat oleh dua pria kekar. Demi menjaga keperawanannya, dia loncat dari tebing.
Ingatan pemilik tubuh asli kembali muncul di benaknya. Laura pernah menyelamatkan nyawa seorang Paduka Ratu. Karena itu, Paduka Ratu pun menjodohkan bayi yang ada di dalam perut Laura dengan Putra Mahkota yang berumur empat tahun pada saat itu. Mawar merasa tidak setuju dengan hal ini, sedangkan Galla terus memuji anak perempuan Mawar adalah sosok yang bermoral dan cantik.
Hanya saja masih belum bisa diketahui bahwa Master yang dibilang oleh mereka berdua adalah Mawar atau Gala.
Setelah mendengar suara mereka, Najwa bisa menemukan keberadaan mereka berdua dengan tepat. Dia melihat ke sekeliling terlebih dahulu. Setelah berjalan beberapa meter ke depan, dia bersembunyi di belakang sebuah batu besar yang ada di sana.
Postur tubuh dua orang ini sangat tinggi dan besar. Meskipun berjalan di atas tumpukan salju, mereka tidak merasa kesulitan sama sekali. Meskipun sudah berusia empat belas tahun, tetapi dia kekurangan gizi sejak dulu, lengan dan kakinya kurus, tidak seperti anak usia 14 tahun pada umumnya.
Jika ingin melawan mereka berdua, hanya bisa menggunakan strategi.
Kemudian mereka berdua menemukan jejak kaki di bawah dan saling menatap, “Lebih baik kita berpencar dan mencarinya dulu.”
Saat Ardian mendekati sebuah batu besar, dia tiba-tiba melihat ujung rok yang basah, kemudian dia menyeringai.
“Gadis kecil, sekarang sangat dingin, masuk ke dalam pelukan Kakak aja.”
Ujung rok itu bergerak gemetar, karena ketakutan gadis itu.
Ardian berjalan ke depan sambil tersenyum. Saat melihat sosok yang bersembunyi di balik batu besar tersebut, dia segera meraihnya.
Namun Ardian tiba-tiba berteriak karena kesakitan. Dia mengangkat kakinya dan melihat sebuah jepit rambut tembaga yang menembus telapak kakinya.
Najwa sengaja mengubur jepit rambut tersebut di tumpukan salju. Jepit tersebut merupakan senjata tajam yang bisa dia gunakan, jadi dia sengaja berpura-pura ketakutan agar pria tersebut maju dan menginjaknya.
“Aku mau nyawamu!”
Tatapan mengejek Najwa membuat Ardian merasa kesal, dia mengeluarkan pedang yang ada di pinggangnya untuk membunuhnya.
Najwa mendengarkan gerakan di sekitarnya, saat pedang itu hendak menyentuh dirinya, dia langsung menghindarinya. Sehingga pedang Ardian langsung menembus jantung Fajar yang sedang berjalan menuju batu besar itu.
“Kamu.” Fajar belum sempat menyelesaikan ucapannya dan langsung memuntahkan darah, sambil menatap temannya dengan tatapan tidak percaya. Lalu dia terjatuh di atas genangan darahnya dengan mata terbuka lebar.
Najwa langsung mengambil pisau pendek yang ada di pinggang Fajar dan langsung menusuk punggung Ardian…
“Haha.”
Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, Najwa terkejut. Mereka masih punya rekan lain?
Sebagai penerus keluarga spesialis racun di abad ke-21, Najwa sudah masuk ke pasukan khusus sejak dia berumur 15 tahun. Pelatihan di sana tidak hanya membuat dia mempunyai keterampilan bela diri yang bagus, bahkan reaksi dengan kemampuan analisisnya jauh lebih hebat daripada orang biasanya.
Namun dia tidak menyadari keberadaan orang ini sebelumnya.
Najwa berbalik melihat ke arah suara itu.
Di bawah pohon yang berjarak puluhan meter dengannya, terdapat seorang pria berjubah hitam dengan salju berserakan yang usianya sekitar 20 tahun. Pria itu tampak misterius, dengan wajah dingin dan pucat, sepasang alisnya lurus, mata tajam seperti burung elang. Meskipun hanya bersandar di sana, tetapi sekujur tubuhnya pun memancarkan aura jahat dan bangsawan.
Hanya saja, Najwa sudah mencium bau darah yang berbeda dengan dua orang mati di bawahnya.
Najwa menatap ke bawah, lalu dia pun melihat luka di bagian kiri perut dengan kaki pria itu, bekas darahnya tertutup dengan jubah mantel panjang yang sangat menonjol di lautan salju ini.
“Siapa kamu?”
Najwa bertanya dengan hati-hati. Dari kondisi saat ini, pria itu masih belum mengancamnya.
Dia adalah seorang dokter, tidak peduli seberapa hebat keterampilan bela diri pria itu, dengan kondisinya sekarang, tampaknya pria tersebut tidak memiliki tenaga untuk mengangkat pedangnya.
Pria itu sepertinya mengetahui apa yang dipikirkan oleh Najwa yang memandang rendah dua pria di bawahnya dan menatapnya dengan dingin.
Pria itu memiliki alis yang bagus, mata gelap yang dalam dan sudut bibirnya yang sedikit mengerucut. Membuat aura di sekitarnya tidak berkurang, tetapi malah tambah mempesona.
Najwa merasa tercekik untuk sesaat. Baru hari pertama dia sudah bertemu seorang pria tampan!
“Kalau sudah puas melihat, pergi.”
Aura pria tersebut benar-benar dingin dan kuat. Dia bahkan berani menatapnya sambil menelan ludah.
Temperamennya tidak terlalu baik, orang itu sangat dingin!
Najwa sengaja berjalan ke depan, “Di hutan pegunungan yang diselimuti tumpukan salju ini, kamu terluka parah…”
Pikirannya tiba-tiba membunyikan alarm tajam setelah dia mengucapkan itu.
Kemudian Najwa melihat sesuatu yang paling dia kenali di kehidupan sebelumnya. Itu adalah kotak cenayang medis.
Itu merupakan hasil penelitian rahasia negara dengan menggunakan banyak uang yang diinvestasikan oleh negara. Dia adalah orang pertama yang lolos dan memenuhi syarat untuk menggunakannya. Ruang pintar yang ditanamkan di otaknya menyimpan berbagai jenis peralatan medis dan bahan obat. Semua itu tidak hanya dikendalikan oleh kesadarannya, tetapi juga dapat digunakan untuk mendeteksi racun di sekitarnya.
Tidak disangka barang berharga itu mengikuti jiwanya.
Pria tersebut kena racun campuran yang sangat dalam, ditambah dengan lukanya, Najwa khawatir dia tidak akan bertahan hari ini.
Untungnya obat yang ada di kotak cenayang medisnya dapat digunakan.
Bukankah sangat disayangkan jika pria tampan sepertinya mati?
Najwa memutarkan matanya, lalu sudut bibirnya pun melengkung ke atas.
“Kamu kena racun.”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved