Bab 2 Pergi

by Sang Hae Bom 15:33,Dec 30,2021
“Kamu bisa hilangkan racunku?”
Pria tersebut menyesal setelah mengatakannya. Gadis itu baru berusia 12 atau 13 tahun. Dia bahkan masih mengenakan pakaian musim gugur di musim dingin. Tubuhnya terlalu kurus untuk menahan telapak tangannya. Meskipun dia bisa membunuh dua pria kekar dengan kelihaiannya, namun semua itu hanya masalah ketepatan waktu saja.
Mana mungkin gadis kecil sepertinya bisa menghilangkan racun yang ada di tubuhnya?
“Tch.” Najwa tersenyum dingin, “Racun seperti ini bukan apa-apa bagiku, hanya saja, kamu harus berikan sesuatu dulu.”
Pria itu mengerutkan keningnya, dia menatap gadis yang menatapnya itu dengan sangat waspada.
Di Albuka tidak ada seorang pun yang berani menatap dirinya langsung, apalagi seorang gadis kecil.
“Aku hanya meminta jubah mantelmu saja, dasar pria tidak pengertian!” Najwa menggigil karena kedinginan. Dia berdiri di sana dengan angin dingin yang bertiup. Dalam satu jam, dia bisa mati di tempat karena kedinginan. Meskipun pria ini sangat tampan, tetapi sekarang nyawanya lebih penting. “Kalau tidak mau, aku pergi dulu.”
Pria itu tertegun, cuman mau jubah mantelnya?
Melihat Najwa berbalik, pria itu langsung melempar jubah mantelnya ke Najwa. “itu untukmu.”
Seketika jubah mantel itu pun menghangatkan sekujur tubuhnya.
Pria itu bukan hanya tampan, bahkan aroma tubuhnya sangat harum.
“Wah.” Najwa merasa penasaran, “Jubah mantelmu terbuat dari apa? Ringan dan hangat.”
Kalau saja lebih panjang, mungkin akan sempurna.
Melihat Najwa merasa senang setelah mendapatkan jubah mantelnya, pria itu pun mengingatkannya lagi, “Racunku…”
Najwa paling tidak suka terhadap orang yang meragukan kemampuannya, “Aku bilang bisa ya bisa.”
Najwa mengeluarkan beberapa batang jarum perak, lalu dia pun menusuknya ke perut dan kaki bagian kiri pria itu. Satu lagi dia tancapkan di tengah kakinya.
Gadis itu bahkan bisa mengetahui posisi tepatnya di balik pakaian, apakah dia sengaja?
Saat melihat wajah suram pria tersebut, Najwa menggaruk hidungnya. Dia tidak menyangka tubuh pria itu begitu kekar, jadi dia pun menusuk satu jarum lagi…
“Itu, kalau mau hilangkan racun, harus hentikan pendarahan dulu.”
Pria itu berusaha untuk menahan amarahnya, “Lalu?”
Najwa diam-diam mengeluarkan dua pil dari dalam kotak cenayang medisnya, itu adalah pil penangkal racun yang dibuat olehnya di kehidupan sebelumnya. Pil itu bisa mengeluarkan berbagai jenis racun.
Kemudian Najwa pura-pura mengeluarkan pil tersebut dari lengan bajunya dan memberikan kepada pria itu.
“Makan ini dulu, racun di dalam tubuhmu akan mulai hilang.”
Setelah mengambilnya, dia langsung menelannya. Sekarang dia sudah tidak mempedulikan apa pun lagi.
Selesai memakan pil tersebut, pria itu merasakan aliran panas yang mengalir melalui area kemaluannya dan racun di dalam tubuhnya perlahan mulai hilang.
Saat sedang terkejut, gadis tersebut memberikan 2 pil lagi kepadanya.
“Jangan gunakan tenagamu dalam dua jam. Besok dan lusa makan pil itu lagi, sisa racun yang tersisa di tubuhmu akan hilang.”
“Makasih.” Kata pria itu setelah menerima obat dari Najwa. Saat dia hendak bertanya kapan jarum yang ada di tubuhnya bisa dicabut, tiba-tiba tedengar suara langkah samar dari belakang pohon. Sangat pelan tapi masih bisa terdengar.
Najwa mengerutkan keningnya. Saat dia melihat ke samping, terlihat sepasang mata serigala.
Serigala putih itu sangat besar. Setelah melihat mereka berdua menyadari keberadaannya, serigala itu pun sengaja menunjukkan taring tajamnya.
“Kamu pergi dulu.” Pria itu memegang pedang dan menatap serigala itu dengan dingin.
“Mana bisa pergi.” Najwa melihat sekeliling, mereka sudah dikepung, setelah dihitung-hitung, jumlahnya pun tidak kurang dari 20 ekor.
“Pasti karena darahmu.”
Di sana jelas terdapat dua orang yang sudah mati, tetapi sekumpulan serigala ini malah ingin menyerang mereka berdua yang masih hidup.
Najwa pun menatap wajah tampan pria itu lagi!
Pria itu sama sekali tidak terlihat ketakutan, sudut mulutnya pun berkedut, “Kamu berdiri di belakangku saja.”
Najwa mengerucutkan bibirnya, “Kamu bodoh ya?!”
Dia sudah susah payah menghilangkan racun di tubuh pria itu, jika pria itu bergerak, bukankah usahanya sia-sia saja.
Tangan Najwa pun masuk ke lengan bajunya, di dalam kotak cenayang medisnya terdapat bubuk racun yang dia buat. Jangankan 20 serigala, 20 singa pun bisa dia singkirkan dengan mudah.
“Wooo.” Najwa menatap serigala putih yang ada di depan, lalu di benaknya pun muncul, “Kalian sudah melukai anakku, aku ingin kalian membayarnya.”
Apa?
Najwa merasa kaget, obat di kotak cenayang medisnya dulu memang punya kemampuan untuk menginterpretasikan sesuatu. Sekarang saat berada di dunia lain, bahkan perkataan binatang pun bisa diterjemahkan?
Jangan-jangan kemampuannya sudah berubah?
“Tunggu.” Melihat pria itu mengangkat pedangnya, Najwa pun berkata dengan suara yang pelan, “Serigala ini cuman mau selamatkan anaknya.”
Pria itu pun menatapnya dengan kaget, gadis ini bahkan bisa berkomunikasi dengan serigala.
Mengikuti tatapan serigala putih itu, Najwa pun melihat ke arah yang tidak jauh dari sana, terdapat seekor serigala kecil yang kedinginan di samping tumpukan salju.
“Aku akan menyelamatkan anakmu.”
Najwa juga tidak peduli apakah serigala putih itu bisa mendengarnya atau tidak. Setelah berbicara, dia langsung berlari ke arah serigala kecil. Karena sangat licin, jadi dia sempat terjatuh di sana.
Pria itu memegang pedangnya dengan erat, jika sekumpulan serigala ini berani bergerak, dirinya akan langsung membunuh mereka.
Belakang kaki serigala kecil putih itu terluka karena alat jebakan pemburu. Setelah melepaskan perangkap tersebut, Najwa langsung mengobatinya dan memberikan dua tetesan obat di mulut serigala kecil.
Serigala kecil merasa hangat di dalam pelukan Najwa, dia pun langsung menggelengkan kepalanya sambil menggosokkannya ke tangan Najwa.
Hati Najwa pun meleleh, jadi dia pun membelai telinganya, “Lain kali harus hati-hati.”
Serigala kecil mengangguk, lalu dia pun menatap serigala putih yang meraung senang.
Setelah melihat adegan itu, serigala putih tersebut tidak terlihat seganas tadi. Dia duduk dan menunggu dengan tenang sambil meraung mengucapkan terima kasih kepada Najwa, lalu suara rauangan sekumpulan serigala ini pun bergema di sana.
Tiba-tiba terdapat sebuah bayangan hitam yang berjalan ke depan pria itu, “Haydar terlambat, Master, tolong hukum aku.” Setelah melihat kondisi di sekeliling dengan serigala kecil yang ada di pelukan Najwa, Haydar pun menatap Najwa, “Katakan, siapa yang utus kamu ke sini?”
“Diam.” Pria itu pun berkata, “Gadis ini yang selamatkan aku.”
Haydar merasa lega, setelah menyimpan pedangnya, dia pun berkata dengan bersalah kepada pria itu, “Aku sudah menemukan kereta kuda, tetapi tumpukan salju terlalu tebal, kuda mungkin sulit untuk bergerak.”
Haydar tadi sedang mengendarai kereta kuda, setelah mendengar suara serigala, dia pun langsung bergegas menuju ke sini.
“Kereta kuda?” Mata Najwa tiba-tiba menjadi bersinar, “Kalau gitu, kamu sudah temukan jalan untuk keluar?”
Haydar mengangguk, “Um, terdapat sebuah jalan kecil di arah selatan.”
“Aku punya cara untuk keluar dari sini, kamu cukup bawa kereta kuda dan tali ke sini.”
Haydar tetap berdiri di sana dan sambil menatap pria itu.
Mata pria itu tampak berbinar. “Lakukan apa yang dia ucapkan.”
“Baik.” Haydar pun langsung pergi dengan cepat.
Najwa menggendong serigala kecil ke hadapan serigala putih, lalu berkata kepada serigala putih, setelah serigala putih mengangguk setelah melihat serigala kecil yang ada di dalam pelukan Najwa, serigala putih pun.
Najwa berbalik, lalu dia menunjukkan senyuman yang manis kepada pria itu: “Jangan khawatir, kita akan segera pergi dari sini.”
Senyuman ini pun seperti sinar matahari di musim dingin yang menghangatkan hati pria itu.
Hanya saja, “Kapan jarum ini boleh dilepas?”

Download APP, continue reading

Chapters

61