Bab 12 Selir Liao
by Sang Hae Bom
15:42,Dec 30,2021
Mawar menatapnya, di depan Putra Mahkota dia tidak boleh kehilangan tatakrama seorang gadis.
“Putra Mahkota adalah calon Putra Mahkota, tentu saja gadis seperti Almira baru cocok dijodohkan dengan beliau.”
Putra Mahkota tampak tidak menyukai Najwa, “Kamu tidak bisa dibandingkan dengan Mira.”
Almira menatap Putra Mahkota dengan malu.
Najwa menatap sepasang pria dan wanita yang tidak tahu malu ini dengan sambil tersenyum dingin, “Kalau gitu, aku doakan supaya kalian bisa segera memiliki keturunan.”
Bisa segera punya keturunan!
Meskipun Putra Mahkota terlihat kekar, tetapi dia sudah tidak mampu lagi, Najwa yang mengerti pengobatan tradisional juga tidak salah menebak, saat Putra Mahkota hendak berhubungan badan, dia pasti harus mengonsumsi obat terlebih dahulu…
“ Najwa memang anak yang pengertian.” Wanita tua itu tersenyum, sekarang Najwa sudah membatalkan pernikahan ini, ke depannya dia pun masih punya kekuasaan di dalam rumah ini.
Hakim Pazika pun tidak ingin menatapnya, dia berkata kepada Putra Mahkota sambil merasa bersalah: “Putriku tidak sopan, Yang Mulia jangan masukkan ke hati.”
Putra Mahkota sudah terbiasa dengan pujian orang lain, sekarang dia memegang cincin giok yang dikembalikan oleh Najwa, setelah menatap Almira yang cantik, dia merasa sudah mencapai puncak kehidupannya.
Setelah acara pernikahan dilaksanakan, dia akan mulai menangani masalah di sekolah Kekaisaran, pada saat itu satu dunia ini pun akan berada dibawah kendalinya.
Anak ibu Atiqoh pun memandang rendah Farrah, anak dari istri sah juga tidak berguna, jika tidak mendapat dukungan dari keluarga, pernikahan yang baik juga tidak bisa dipertahankan, bahkan masih kalah dengan Farrah yang merupakan seorang Selir.
“Kalau gitu, aku pulang dulu.”
Setelah menyelesaikan masalah ini, Najwa pun pergi, dia tidak ingin membuang waktunya di sini.
Najwa tidak buru-buru untuk pulang, dia membawa Yuna pergi ke halaman Selir Liao.
Wajah Yuna penuh dengan keengganan, dia hanya menundukkan kepalanya dengan diam, belakangan ini, dia juga mengetahui Najwa adalah sosok yang mempunyai pemikiran sendiri.
halaman Selir Liao berada di bagian barat mansion, sangat dekat dengan ruang buku dan halaman depan hakim Pazika.
Setelah sampai di sebuah halaman kecil, Najwa pun merasa sangat familiar.
Pada kehidupan yang sebelumnya, Najwa adalah seorang anak yatim, dia dipungut oleh seorang Bibi, suami Bibi itu sudah meninggal saat Bibi sedang mengandung, kemudian mereka bertiga pun tinggal di halaman kecil yang sederhana, luasnya kurang lebih sama dengan yang di sini.
“Selir, Nona kedua sudah pulang.” Yuna memanggil Selir Liao dengan gembira.
“Cepat masuk ke dalam, di luar sangat dingin.”
Selir Liao keluar dari dalam, dia mengenakan baju yang polos, di rambutnya hanya terdapat sebuah tusuk konde silver yang sederhana, wajahnya terlihat senang, tampaknya dia sudah menunggu Najwa dari tadi.
Di sampingnya terdapat satu cowok kecil, wajahnya terlihat pucat, cowok itu menatap Najwa dengan agak ketakutan, “Kakak kedua.”
Najwa tertegun, pada masa kehidupan sebelumnya, dia hidup bersama Bibi dan Adiknya dengan memungut sampah dan tunjangan dari pemerintah, Bibi melihat dirinya suka sekolah, jadi Bibi pun mengeluarkan mas nikahnya untuk membiayai uang sekolahnya, Najwa juga bertekad untuk menjadi seorang Dokter yang baik, dia pasti harus mengobati adiknya sampai sembuh, hanya saja, sebelum dirinya lulus, adiknya pun meninggal, kemudian Bibinya juga meninggal.
Ini juga menjadi penyebab kenapa Najwa mau menjadi seorang mata-mata pada saat itu, karena dia cuman hidup sendiri, meskipun nyawanya akan terancam, dia juga tidak mempedulikannya.
Selir Liao yang ada di dalam benak tubuh asli hanya merupakan seorang gadis yang lembut, mungkin karena tubuh asli masih kecil, jadi penampilannya pun tidak terlalu jelas, sekarang setelah dilihat, Selir Liao pun terlihat agak mirip dengan Bibinya Najwa pada masa kehidupan sebelumnya, terutama saat Selir Liao sedang tersenyum, sedangkan wajah pucat Frodo pun mirip dengan adiknya di kehidupan sebelumnya.
Najwa merasa agak bingung, mungkin ini adalah penyebab dirinya datang ke sini.
Melihat Najwa tidak seperti Kakak lain yang menatapnya dengan dingin, Frodo pun memberanikan dirinya, dia menarik lengan baju Najwa dengan pelan, “Kakak kedua, masuk ke dalam dulu, Ibuku sudah siapkan teh sama kue untuk nunggu kamu dari tadi.”
Setelah Najwa melihat kening Frodo penuh dengan keringat, tatapannya yang terlihat penuh dengan harapan, dia pun mengangguk, “Ok.”
“Frodo.” Selir Liao menyeka keringat Frodo dengan sambil tersenyum, dia menatap Najwa dengan hati-hati, “Jangan kotori baju Kakak keduamu.”
Frodo langsung menarik tangannya kembali, dia menatap Najwa dengan hormat.
“Tidak apa-apa.” Najwa menarik tangan Frodo, “Bajuku juga sudah kotor, jadi tidak masalah.”
Mendengarkan ini, Selir Liao dan Frodo pun tersenyum, sebelumnya mereka pun mendengar Paman Oslan bilang Nona kedua sudah tidak seperti dulu yang takut dengan apa pun lagi, benar saja, Najwa sudah berubah menjadi sosok yang berani.
Sekarang tampaknya Najwa masih merupakan Najwa yang sebelumnya, dia masih ingin dekat dengan mereka berdua.
Meja dan kursi di dalam sangat sederhana, cat di sudut meja sudah luntur, tetapi tetap terlihat bersih.
Frodo memilih tempat yang terbaik untuk Najwa, “Kakak kedua duduk dulu, semua kue hari ini disiapkan oleh Ibuku, semuanya sangat enak.”
Di dalam penuh dengan aroma teh dan kue-kue yang wangi, ini membuat Najwa merasa sangat hangat, dia mengambil sepotong kue untuk Frodo, sedangkan dia pun meminum teh dulu.
Selir Liao berkata dengan rendah hati: “Hamba dulu banyak belajar dengan Yang Mulia, hamba tidak terlalu pandai, jadi masih kalah dengan buatan Yang Mulia.”
“Tehnya sangat enak.”
Najwa berkata dengan sambil tersenyum: “Makasih Selir, jadi aku baru bisa pulang ke sini.”
Selir Liao tertegun, dia menatap Najwa yang ada di hadapannya, Nona kedua ini berbeda dengan yang dulu, tetapi dirinya pun tidak bisa mengatakan perbedaannya.
“Hamba juga tidak bantu apa pun, kebetulan aku bersama Yuna bertemu dengan bibi di samping Paduka Ratu, jadi aku suruh Yuna berikan sedikit uang, agar dia ungkit Yang Mulia di depan Paduka Ratu, yang jemput Nona kedua pulang itu Tuan tua dengan Yang Mulia.”
Wanita di Albuka sangat banyak, jika Selir Liao tidak mengeluarkan sedikit uang, Paduka Ratu mana mungkin masih akan mengingat anak istri sah hakim yang sudah meninggalkan Albuka selama empat tahun.
Najwa bisa mengetahui Selir Liao dan Frodo hidup dengan susah di sini. “Kenapa kamu tidak jual aksesoris untuk obati Frodo?”
Jika Selir Liao bersedia seperti Selir Atiqoh yang menyanjung Mawar, menyimpan sedikit uang untuk mengobati Frodo, kehidupan mereka berdua pasti akan lebih baik dari sekarang.
“Hamba lahir di keluarga biasa, tetapi aku bukan orang yang tak tahu berterima kasih.”
Tatapan Selir Liao terlihat serius, “Orang tua hamba mati pada saat itu, bahkan masih hampir dijual ke tempat prostitusi oleh Paman dan Bibiku, Yang Mulia yang terima hamba pada saat itu, bahkan masih bantu hamba untuk mengubur orang tuaku.”
“Meskipun aku jadi pelayan di samping Yang Mulia, tetapi Yang Mulia tidak pernah anggap aku sebagai bawahannya, bahkan Yang Mulia masih mengajari aku menulis dan membedakan jenis-jenis obat.”
“Nyawa hamba diselamatkan oleh Yang Mulia, Yang Mulia paling khawatir dengan Nona kedua, hamba pasti akan gunakan nyawaku untuk bantu Nona kedua.”
“Sekarang Nona kedua sudah pulang, setelah tahun depan menikah dengan Putra Mahkota, kehidupan di sana pun akan lebih baik daripada di sini.”
Yuna berkata dengan suara yang kecil: “Selir, Nona kedua sudah batalkan pernikahan.”
“Putra Mahkota adalah calon Putra Mahkota, tentu saja gadis seperti Almira baru cocok dijodohkan dengan beliau.”
Putra Mahkota tampak tidak menyukai Najwa, “Kamu tidak bisa dibandingkan dengan Mira.”
Almira menatap Putra Mahkota dengan malu.
Najwa menatap sepasang pria dan wanita yang tidak tahu malu ini dengan sambil tersenyum dingin, “Kalau gitu, aku doakan supaya kalian bisa segera memiliki keturunan.”
Bisa segera punya keturunan!
Meskipun Putra Mahkota terlihat kekar, tetapi dia sudah tidak mampu lagi, Najwa yang mengerti pengobatan tradisional juga tidak salah menebak, saat Putra Mahkota hendak berhubungan badan, dia pasti harus mengonsumsi obat terlebih dahulu…
“ Najwa memang anak yang pengertian.” Wanita tua itu tersenyum, sekarang Najwa sudah membatalkan pernikahan ini, ke depannya dia pun masih punya kekuasaan di dalam rumah ini.
Hakim Pazika pun tidak ingin menatapnya, dia berkata kepada Putra Mahkota sambil merasa bersalah: “Putriku tidak sopan, Yang Mulia jangan masukkan ke hati.”
Putra Mahkota sudah terbiasa dengan pujian orang lain, sekarang dia memegang cincin giok yang dikembalikan oleh Najwa, setelah menatap Almira yang cantik, dia merasa sudah mencapai puncak kehidupannya.
Setelah acara pernikahan dilaksanakan, dia akan mulai menangani masalah di sekolah Kekaisaran, pada saat itu satu dunia ini pun akan berada dibawah kendalinya.
Anak ibu Atiqoh pun memandang rendah Farrah, anak dari istri sah juga tidak berguna, jika tidak mendapat dukungan dari keluarga, pernikahan yang baik juga tidak bisa dipertahankan, bahkan masih kalah dengan Farrah yang merupakan seorang Selir.
“Kalau gitu, aku pulang dulu.”
Setelah menyelesaikan masalah ini, Najwa pun pergi, dia tidak ingin membuang waktunya di sini.
Najwa tidak buru-buru untuk pulang, dia membawa Yuna pergi ke halaman Selir Liao.
Wajah Yuna penuh dengan keengganan, dia hanya menundukkan kepalanya dengan diam, belakangan ini, dia juga mengetahui Najwa adalah sosok yang mempunyai pemikiran sendiri.
halaman Selir Liao berada di bagian barat mansion, sangat dekat dengan ruang buku dan halaman depan hakim Pazika.
Setelah sampai di sebuah halaman kecil, Najwa pun merasa sangat familiar.
Pada kehidupan yang sebelumnya, Najwa adalah seorang anak yatim, dia dipungut oleh seorang Bibi, suami Bibi itu sudah meninggal saat Bibi sedang mengandung, kemudian mereka bertiga pun tinggal di halaman kecil yang sederhana, luasnya kurang lebih sama dengan yang di sini.
“Selir, Nona kedua sudah pulang.” Yuna memanggil Selir Liao dengan gembira.
“Cepat masuk ke dalam, di luar sangat dingin.”
Selir Liao keluar dari dalam, dia mengenakan baju yang polos, di rambutnya hanya terdapat sebuah tusuk konde silver yang sederhana, wajahnya terlihat senang, tampaknya dia sudah menunggu Najwa dari tadi.
Di sampingnya terdapat satu cowok kecil, wajahnya terlihat pucat, cowok itu menatap Najwa dengan agak ketakutan, “Kakak kedua.”
Najwa tertegun, pada masa kehidupan sebelumnya, dia hidup bersama Bibi dan Adiknya dengan memungut sampah dan tunjangan dari pemerintah, Bibi melihat dirinya suka sekolah, jadi Bibi pun mengeluarkan mas nikahnya untuk membiayai uang sekolahnya, Najwa juga bertekad untuk menjadi seorang Dokter yang baik, dia pasti harus mengobati adiknya sampai sembuh, hanya saja, sebelum dirinya lulus, adiknya pun meninggal, kemudian Bibinya juga meninggal.
Ini juga menjadi penyebab kenapa Najwa mau menjadi seorang mata-mata pada saat itu, karena dia cuman hidup sendiri, meskipun nyawanya akan terancam, dia juga tidak mempedulikannya.
Selir Liao yang ada di dalam benak tubuh asli hanya merupakan seorang gadis yang lembut, mungkin karena tubuh asli masih kecil, jadi penampilannya pun tidak terlalu jelas, sekarang setelah dilihat, Selir Liao pun terlihat agak mirip dengan Bibinya Najwa pada masa kehidupan sebelumnya, terutama saat Selir Liao sedang tersenyum, sedangkan wajah pucat Frodo pun mirip dengan adiknya di kehidupan sebelumnya.
Najwa merasa agak bingung, mungkin ini adalah penyebab dirinya datang ke sini.
Melihat Najwa tidak seperti Kakak lain yang menatapnya dengan dingin, Frodo pun memberanikan dirinya, dia menarik lengan baju Najwa dengan pelan, “Kakak kedua, masuk ke dalam dulu, Ibuku sudah siapkan teh sama kue untuk nunggu kamu dari tadi.”
Setelah Najwa melihat kening Frodo penuh dengan keringat, tatapannya yang terlihat penuh dengan harapan, dia pun mengangguk, “Ok.”
“Frodo.” Selir Liao menyeka keringat Frodo dengan sambil tersenyum, dia menatap Najwa dengan hati-hati, “Jangan kotori baju Kakak keduamu.”
Frodo langsung menarik tangannya kembali, dia menatap Najwa dengan hormat.
“Tidak apa-apa.” Najwa menarik tangan Frodo, “Bajuku juga sudah kotor, jadi tidak masalah.”
Mendengarkan ini, Selir Liao dan Frodo pun tersenyum, sebelumnya mereka pun mendengar Paman Oslan bilang Nona kedua sudah tidak seperti dulu yang takut dengan apa pun lagi, benar saja, Najwa sudah berubah menjadi sosok yang berani.
Sekarang tampaknya Najwa masih merupakan Najwa yang sebelumnya, dia masih ingin dekat dengan mereka berdua.
Meja dan kursi di dalam sangat sederhana, cat di sudut meja sudah luntur, tetapi tetap terlihat bersih.
Frodo memilih tempat yang terbaik untuk Najwa, “Kakak kedua duduk dulu, semua kue hari ini disiapkan oleh Ibuku, semuanya sangat enak.”
Di dalam penuh dengan aroma teh dan kue-kue yang wangi, ini membuat Najwa merasa sangat hangat, dia mengambil sepotong kue untuk Frodo, sedangkan dia pun meminum teh dulu.
Selir Liao berkata dengan rendah hati: “Hamba dulu banyak belajar dengan Yang Mulia, hamba tidak terlalu pandai, jadi masih kalah dengan buatan Yang Mulia.”
“Tehnya sangat enak.”
Najwa berkata dengan sambil tersenyum: “Makasih Selir, jadi aku baru bisa pulang ke sini.”
Selir Liao tertegun, dia menatap Najwa yang ada di hadapannya, Nona kedua ini berbeda dengan yang dulu, tetapi dirinya pun tidak bisa mengatakan perbedaannya.
“Hamba juga tidak bantu apa pun, kebetulan aku bersama Yuna bertemu dengan bibi di samping Paduka Ratu, jadi aku suruh Yuna berikan sedikit uang, agar dia ungkit Yang Mulia di depan Paduka Ratu, yang jemput Nona kedua pulang itu Tuan tua dengan Yang Mulia.”
Wanita di Albuka sangat banyak, jika Selir Liao tidak mengeluarkan sedikit uang, Paduka Ratu mana mungkin masih akan mengingat anak istri sah hakim yang sudah meninggalkan Albuka selama empat tahun.
Najwa bisa mengetahui Selir Liao dan Frodo hidup dengan susah di sini. “Kenapa kamu tidak jual aksesoris untuk obati Frodo?”
Jika Selir Liao bersedia seperti Selir Atiqoh yang menyanjung Mawar, menyimpan sedikit uang untuk mengobati Frodo, kehidupan mereka berdua pasti akan lebih baik dari sekarang.
“Hamba lahir di keluarga biasa, tetapi aku bukan orang yang tak tahu berterima kasih.”
Tatapan Selir Liao terlihat serius, “Orang tua hamba mati pada saat itu, bahkan masih hampir dijual ke tempat prostitusi oleh Paman dan Bibiku, Yang Mulia yang terima hamba pada saat itu, bahkan masih bantu hamba untuk mengubur orang tuaku.”
“Meskipun aku jadi pelayan di samping Yang Mulia, tetapi Yang Mulia tidak pernah anggap aku sebagai bawahannya, bahkan Yang Mulia masih mengajari aku menulis dan membedakan jenis-jenis obat.”
“Nyawa hamba diselamatkan oleh Yang Mulia, Yang Mulia paling khawatir dengan Nona kedua, hamba pasti akan gunakan nyawaku untuk bantu Nona kedua.”
“Sekarang Nona kedua sudah pulang, setelah tahun depan menikah dengan Putra Mahkota, kehidupan di sana pun akan lebih baik daripada di sini.”
Yuna berkata dengan suara yang kecil: “Selir, Nona kedua sudah batalkan pernikahan.”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved