Bab 1 Malam Ini Kamu Mau Makan Sama Aku?

by Hanung Bram 17:05,Jul 25,2022
“Sebulan yang lalu, hujan meteor melewati bumi dan ada banyak pecahan meteor jatuh ke bumi. Menurut laporan para ahli, hal ini hanya akan terjadi sekali dalam seribu tahun. Saat ini, sudah terdeteksi kalau pecahan meteor membawa zat yang berbahaya bagi manusia. Aku minta untuk semua orang yang menemukan pecahan meteorit, serahkan pada polisi secepat mungkin…”

Di rumah kontrakan biasa di kota Harp, seseorang sedang menonton berita terbaru di TV.

Rumah kontrakan ini kecil, hanya berukuran beberapa puluh meter persegi. Di ruangan tengah rumah ini hanya cukup untuk menaruh TV, sofa, meja dan kursi.

Dinding di lapisan luar sedikit terkelupas, barang-barang juga sangat tua.

Di dapur, suara air terus mengalir. Farel Arkana yang baru saja selesai makan siang, sedang mencuci piring. Dia masih berusia dua puluhan, tapi raut wajahnya menunjukkan dia sudah melalui banyak hal.

Dia sedikit tersenyum dan menyenandungkan lagu ceria, jelas suasana hatinya sedang sangat baik.

Tok! Tok! Tok!

Ada ketukan di pintu.

“Permisi, ada paket untukmu dan tolong tanda tangani.” Terdengar suara kurir paket.

Farel mendengar perkataannya dengan gembira dan bergegas pergi membuka pintu.

Ada suara derit ketika membuka pintu dan Farel mengambil paket berwarna hitam di tangan kurir.

“Setelah menunggu tiga hari, akhirnya datang juga.”

Dia melihat paket di tangannya dengan ekspresi terkejut, membuka plastiknya dan ada kotak kayu seukuran telapak tangan di dalamnya. Di dalam kotak kayu, ada kristal ungu seukuran mata naga.

Kristal ungu memiliki sudut yang tajam, terlihat seperti batu giok tapi bukan batu giok, cukup berat ketika dipegang.

“Wah ternyata ini memang barang yang sangat bagus untuk dikoleksi. Tidak heran orang kaya di internet sangat heboh dan hanya dalam satu bulan, harga sepotong meteorit ini jadi mahal banget, bahkan harganya sebanding dengan sebuah rumah kecil.”

Akhirnya Farel mendapatkan pecahan meteorit itu, dengan hati-hati menyeka berulang kali, seolah-olah dia sedang memegang harta karun.

Di bawah sinar matahari, pecahan meteorit ungu memancarkan cahaya yang mempesona.

Sebulan yang lalu, hujan meteor yang cukup besar melewati bumi dan ada banyak pecahan yang jatuh. Karena hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, membuat pecahan meteorit jadi sangat istimewa dan para kolektor rela untuk membayar dengan harga tinggi.

Farel adalah orang yang suka dengan hal menantang, membuatnya berani membeli satu pecahan seharga 65 juta.

Seperti yang diharapkan, dalam waktu singkat harga pecahan meteorit miliknya meningkat sepuluh kali lipat dan dia sangat puas.

“Ketika harga meteorit naik ke puncak, aku akan menjualnya dan mungkin nanti harganya sudah ratusan juta.”

“Dengan cara ini, aku bisa punya uang untuk beli rumah di kota.”

Melihat meteorit ungu di tangannya, Farel tidak bisa menahan senyuman, seolah-olah dia sudah bisa melihat kehidupan yang indah di masa depan.

Tok! Tok! Tok!

Saat sedang berimajinasi, terdengar lagi suara ketukan di pintu.

“Siapa ya?” Farel yang terganggu, merasa sedikit kesal.

“Ini aku.” Terdengar suara yang penuh pesona dan menggoda, bahkan hanya dengan mendengar suaranya saja bisa menebak betapa menawan orang yang berbicara.

Perasaan kesal Farel segera menghilang dan sebuah bayangan seseorang yang menawan muncul di benaknya.

Farel buru-buru menaruh pecahan meteorit di tangannya.

Dia membuka pintu dan terlihat seorang wanita seksi berusia sekitar tiga puluhan. Wanita ini memakai gaun hitam panjang yang memperlihatkan tubuh seksinya, yang membuat kebanyakan pria harus berusaha keras menahan diri dan sekarang wanita ini sedang menunjukkan senyumnya yang menawan.

Wanita yang begitu sempurna sepertinya pasti akan membuat wanita lain merasa iri. Dia juga memiliki ukuran dada yang besar dan sangat menarik perhatian. Matanya seperti memancarkan sesuatu yang bisa merayu jiwa, dia terlihat seperti iblis seksi yang bisa memakan orang sampai ke tulangnya.

“Halo kak Sarah.” Pesona wanita yang begitu seksi ini membuat Farel kehilangan akal untuk sesaat, bahkan kalau dia belum pernah melihatnya berkali-kali, sepertinya sekarang dia sudah pingsan.

Memalukan!

Sarah Bowie adalah pemilik rumah yang ditempati Farel dan seluruh bangunan ini miliknya. Setiap bulan biaya sewa rumah juga sangat mahal, bisa dibilang Sarah tidak pernah kekurangan uang.

Meskipun kaya, karakternya baik, sangat cantik dan seksi, bahkan banyak pria yang mengirim bunga pada Sarah untuk mengungkapkan rasa cintanya.

Satu-satunya hal yang membuat Farel bingung adalah, meskipun Sarah punya segalanya, tapi dia masih saja jomblo, bahkan Farel tidak pernah mendengar rumor tentangnya yang dekat dengan seorang pria.

Karena hal ini, terkadang Farel diam-diam memikirkan apakah Sarah tidak menyukai pria?

Saat ini Sarah berdiri di depan pintu, sambil tersenyum dan aroma parfum tercium oleh Farel, membuat jantungnya berdebar kencang.

Wanita ini… terlalu mempesona.

Farel perlahan menghela nafas, mundur selangkah dengan tenang karena takut tidak bisa menahan diri.

Sarah melihat gerakannya, dia tertawa sehingga dadanya bergetar dan Farel langsung mengalihkan pandangannya.

“Kak Sarah tunggu sebentar, aku akan ambil uang.”

Farel kembali ke kamar untuk mencari sebentar, sedangkan Sarah hanya tersenyum melihatnya.

Setelah menghitung jumlah uang, Farel menyerahkannya.

Sarah melirik santai, tersenyum dan memasukkan uang ke sakunya.

“Dek, apakah malam ini kamu tertarik makan malam sama kakak?” Sarah berkata sambil mengedipkan matanya untuk menggoda.

Apa?

Begitu mendengar ini, Farel sangat terkejut dan mulutnya terbuka lebar.

Dia sepertinya sedang berhalusinasi bukan?

“Kak jangan menggodaku, malam ini aku masih punya urusan dan kita bicara lain kali ya.” Farel menolak dengan rasa malu.

Setelah mendengar ini, Sarah masih tersenyum dan dengan lembut meraih lengan Farel, melangkah ke depan dan sedikit menempelkan tubuhnya. Kali ini, hampir tidak ada jarak di antara keduanya dan Farel bisa dengan jelas merasakan kelembutan dari dada milik wanita ini.

Merasakan dadanya juga mencium aroma tubuhnya, membuat Farel hampir tidak bisa menahan diri.

“Kakak tidak menggodamu kok. Malam ini jam delapan ya, aku sudah pesan tempat di Rose Paradise, ingat untuk bersiap-siap!”

Setelah berbicara, Sarah berbalik pergi dan begitu Farel sadar, wanita seksi itu sudah menghilang.

Dia terus berdiri di tempatnya dengan tercengang.

“Apa? Dia benar-benar ajak aku makan malam?”

Download APP, continue reading

Chapters

60