Bab 4 Kegairahan Dengan Dingin Kepala
by Sasikirana
08:00,Jan 01,1970
Bab 4 Kegairahan Dengan Dingin Kepala
Lia mendengar itu tambah malu lagi, sementara sedikit haru dalam hatinya.
Tak terduga ia memikirkannya begitu hati-hati, pantas dia hanya merasa sedikit tidak enak waktu bangun pagi ini, tidak terjadi kesakitan seperti dirobek setelah malam pertama seperti gadis lain.
Benarkah, yang bekerja di bidang mereka ini semua begitu hati-hati menjaga pelanggannya?
Berpikir ini, Lia mendadak merasa sesak.
Steven tidak tahu pikiran Lia, lihat ia menunduk dan diam, kira ia sudah setuju, jadi naik ke ranjang dan menarik mantelnya, kemudian mau melepaskan celana dalamnya.
"Jangan......"
Lia segera kembali kekejutan tindakan beraninya, serta-merta mengimpitkan dua pahanya, bahkan telinganya merah kemaluan.
"Jangan takut, patuhlah, aku mengobatimu dengan ringan."
Steven mendekap Lia di dada, dengan sabar menjernihkan pikirannya, menunduk memandang dengan penglihatan lembut halus, tersungging senyum menarik di bibirnya.
Lia yang baru mengalami kegiatan seks masakan bisa tahan serangan begini lembutnya. Serta penglihtannya begitu menaruh sayang, begitu jujur terbuka dan terus terang. Kalau ia malu tersipu-sipu lagi, justru nampaknya ia berpura-pura.
"Tapi.......sekarang masih siang hari, malam hari baru itulah."
Lia yang pikiran kolotnya sudah masuk dalam sumsum tulangnya tetap tak bisa terbuka, tapi memberi konsesi.
Tetapi sekejap setelah berkata, ia segera menyadari keseleo lidahnya. Di luar dugaan ia minta diobati pada malam, kan berarti memberi isyarat mintanya tinggal satu hari lagi?
Kepala Lia ditundukkan lebih rendah lagi disebabkan niat hati kecil dirinya.
"Tentu aja harus diobati pada malam, tapi sekarang lebih perlu diobati."
Tentu saja Steven terdengar beratnya berpisah dari nadanya, tak bisa tahan senyumnya di bibir membesar. Terus membalas jawabannya secara tak langsung dan berkata: "Kalau kamu malu cahayanya terlalu terang, maka aku akan menutup gorden jendela saja."
Dengan berkata, Steven mengambil remote di kepala ranjang, menekan, sekejap gorden pelan-pelan ditutup secara otomatis. Tapi disebabkan saat ini matahari tepat besar, cahayanya masuk menembus melalui gorden, seluruh kamar tetap terang.
Lia masih ingin menolak, tapi khawatir kalau begitu, ia akan menganggapnya berpura-pura, teruskan tutup mata erat-erat dan sedikit pun tidak bergerak, biarkanlah.
Steven tahu ia sudah setuju, meletakkanny di atas ranjang dengan ringan, lalu melepaskan celana dalamnya secara lembut, bersungguh-sungguh mengobatinya dengan saksama.
Obatnya berbau aroma terang, sangat sejuk, menyejukkan saat melumas. Terutama telapak tangannya ada belulang tipis, nampaknya sedikit kasap. Setiap kali menyentuh kemaluannya, seluruh badannya akan sekali gemetar seperti tersengat arus listrik.
Merasa getaran Lia, jantung Steven pun tak bisa menahan getarannya. Awalnya jari yang hanya melumas di pinggir mulai menuju ke dalam sedikit demi sedikit. Terakhir memang tidak bisa tahan lagi mendesak masuk ke badan Lia.
"Em!"
Lia berteriak ringan, kekejutan dan segera mengimpitkan dua paha, buka dua mata yang tutup erat-erat sejak tadi, mencela membelak Steven.
Tak terduga, gerakan dan ekspresi pada matanya semakin membangkitkan nafsu Steven.
"Patuhlah, longgarkan pahamu, kamu menjepit tanganku segini, bagaimana aku mengobatimu?"
Steven merebah di samping badan Lia, satu tangan menyangga kepala, memandang Lia yang mukanya merah dengan penglihatan panas.
"Kamu......mana kamu mengobatiku, tegasnya......"
Lia merah mukanya dan jantungnya berdebar-debar.
"Ini apa?"
Senyum jahat tersungging di bibir Steven lagi.
"Kamu......penjahat......"
Akhirnya Lia sudah mengerti, kelihatannya orang ini moderat dan tanpa bahaya, sebenarnya ia serigala ekornya besar yang menyerupai domba.
Steven tertawa-tawa dengan suara bagus, menunduk dan menggigit cuping telinga lucu Lia, meniup dengan napas wangi dan berkata: "Tanganku sakit dijepitmu......"
Leher Lia terasa kebas ditiupnya. Terdengar dia bilang tangannya sakit dijepitnya, Lia melonggarkan pahanya tanpa sadar, sehingga......
Tadinya jari Steven yang sudah masuk setengah tenggelam semuanya, kemudian berputar dengan lembut di dalam.
"Ah......"
Lia dirangsang berteriak, mau mengimpitkan paha lagi, tapi tak bisa tahan perangsangan jari di dalam itu juga, sekejapnya marah bercampur malu, mengangkap dua kepalan dan memukul Steven, "Kamu penjahat ini......kamu memalakku......em......"
Makiannya belum habis sudah disumbat dalam mulut oleh bibir Steven.
Mencium hingga Lia hampir keputusan oksigen, Steven baru lepaskan bibirnya dengan kurang puas, tapi tidak berhenti menciumleher Lia sampai dadanya dan sesuap mengulum kuntum banga merah muda itu.
"Em......"
Badan Lia sekali gemetar, tak bisa tahan dan membungkukkan bagian atas badan, tangannya mendekap kepala Steven di dadanya tanpa sadar.
Tahu dengan jelas dirinya tidak minum obat afrodisiak sekarang, tahu dengan jelas dirinya tidak boleh berhubungan apapun dengannya. Tapi badannya tidak bisa menolak penyentuhannya, ia suka perasaan ini, ia suka perasaan bersamanya.
Steven terasa diterima Lia dalam keadaan tanpa obat afrodisiak, sekilas makin lembut dan memasukkan perasaan dalam.
Saat badannya bersambung erat-erat lagi, mereka berdua meraung dengan suara lembut dari batin. Saat ini mereka semua waras tapi juga tersesat dalam nafsu.
Lia mendengar itu tambah malu lagi, sementara sedikit haru dalam hatinya.
Tak terduga ia memikirkannya begitu hati-hati, pantas dia hanya merasa sedikit tidak enak waktu bangun pagi ini, tidak terjadi kesakitan seperti dirobek setelah malam pertama seperti gadis lain.
Benarkah, yang bekerja di bidang mereka ini semua begitu hati-hati menjaga pelanggannya?
Berpikir ini, Lia mendadak merasa sesak.
Steven tidak tahu pikiran Lia, lihat ia menunduk dan diam, kira ia sudah setuju, jadi naik ke ranjang dan menarik mantelnya, kemudian mau melepaskan celana dalamnya.
"Jangan......"
Lia segera kembali kekejutan tindakan beraninya, serta-merta mengimpitkan dua pahanya, bahkan telinganya merah kemaluan.
"Jangan takut, patuhlah, aku mengobatimu dengan ringan."
Steven mendekap Lia di dada, dengan sabar menjernihkan pikirannya, menunduk memandang dengan penglihatan lembut halus, tersungging senyum menarik di bibirnya.
Lia yang baru mengalami kegiatan seks masakan bisa tahan serangan begini lembutnya. Serta penglihtannya begitu menaruh sayang, begitu jujur terbuka dan terus terang. Kalau ia malu tersipu-sipu lagi, justru nampaknya ia berpura-pura.
"Tapi.......sekarang masih siang hari, malam hari baru itulah."
Lia yang pikiran kolotnya sudah masuk dalam sumsum tulangnya tetap tak bisa terbuka, tapi memberi konsesi.
Tetapi sekejap setelah berkata, ia segera menyadari keseleo lidahnya. Di luar dugaan ia minta diobati pada malam, kan berarti memberi isyarat mintanya tinggal satu hari lagi?
Kepala Lia ditundukkan lebih rendah lagi disebabkan niat hati kecil dirinya.
"Tentu aja harus diobati pada malam, tapi sekarang lebih perlu diobati."
Tentu saja Steven terdengar beratnya berpisah dari nadanya, tak bisa tahan senyumnya di bibir membesar. Terus membalas jawabannya secara tak langsung dan berkata: "Kalau kamu malu cahayanya terlalu terang, maka aku akan menutup gorden jendela saja."
Dengan berkata, Steven mengambil remote di kepala ranjang, menekan, sekejap gorden pelan-pelan ditutup secara otomatis. Tapi disebabkan saat ini matahari tepat besar, cahayanya masuk menembus melalui gorden, seluruh kamar tetap terang.
Lia masih ingin menolak, tapi khawatir kalau begitu, ia akan menganggapnya berpura-pura, teruskan tutup mata erat-erat dan sedikit pun tidak bergerak, biarkanlah.
Steven tahu ia sudah setuju, meletakkanny di atas ranjang dengan ringan, lalu melepaskan celana dalamnya secara lembut, bersungguh-sungguh mengobatinya dengan saksama.
Obatnya berbau aroma terang, sangat sejuk, menyejukkan saat melumas. Terutama telapak tangannya ada belulang tipis, nampaknya sedikit kasap. Setiap kali menyentuh kemaluannya, seluruh badannya akan sekali gemetar seperti tersengat arus listrik.
Merasa getaran Lia, jantung Steven pun tak bisa menahan getarannya. Awalnya jari yang hanya melumas di pinggir mulai menuju ke dalam sedikit demi sedikit. Terakhir memang tidak bisa tahan lagi mendesak masuk ke badan Lia.
"Em!"
Lia berteriak ringan, kekejutan dan segera mengimpitkan dua paha, buka dua mata yang tutup erat-erat sejak tadi, mencela membelak Steven.
Tak terduga, gerakan dan ekspresi pada matanya semakin membangkitkan nafsu Steven.
"Patuhlah, longgarkan pahamu, kamu menjepit tanganku segini, bagaimana aku mengobatimu?"
Steven merebah di samping badan Lia, satu tangan menyangga kepala, memandang Lia yang mukanya merah dengan penglihatan panas.
"Kamu......mana kamu mengobatiku, tegasnya......"
Lia merah mukanya dan jantungnya berdebar-debar.
"Ini apa?"
Senyum jahat tersungging di bibir Steven lagi.
"Kamu......penjahat......"
Akhirnya Lia sudah mengerti, kelihatannya orang ini moderat dan tanpa bahaya, sebenarnya ia serigala ekornya besar yang menyerupai domba.
Steven tertawa-tawa dengan suara bagus, menunduk dan menggigit cuping telinga lucu Lia, meniup dengan napas wangi dan berkata: "Tanganku sakit dijepitmu......"
Leher Lia terasa kebas ditiupnya. Terdengar dia bilang tangannya sakit dijepitnya, Lia melonggarkan pahanya tanpa sadar, sehingga......
Tadinya jari Steven yang sudah masuk setengah tenggelam semuanya, kemudian berputar dengan lembut di dalam.
"Ah......"
Lia dirangsang berteriak, mau mengimpitkan paha lagi, tapi tak bisa tahan perangsangan jari di dalam itu juga, sekejapnya marah bercampur malu, mengangkap dua kepalan dan memukul Steven, "Kamu penjahat ini......kamu memalakku......em......"
Makiannya belum habis sudah disumbat dalam mulut oleh bibir Steven.
Mencium hingga Lia hampir keputusan oksigen, Steven baru lepaskan bibirnya dengan kurang puas, tapi tidak berhenti menciumleher Lia sampai dadanya dan sesuap mengulum kuntum banga merah muda itu.
"Em......"
Badan Lia sekali gemetar, tak bisa tahan dan membungkukkan bagian atas badan, tangannya mendekap kepala Steven di dadanya tanpa sadar.
Tahu dengan jelas dirinya tidak minum obat afrodisiak sekarang, tahu dengan jelas dirinya tidak boleh berhubungan apapun dengannya. Tapi badannya tidak bisa menolak penyentuhannya, ia suka perasaan ini, ia suka perasaan bersamanya.
Steven terasa diterima Lia dalam keadaan tanpa obat afrodisiak, sekilas makin lembut dan memasukkan perasaan dalam.
Saat badannya bersambung erat-erat lagi, mereka berdua meraung dengan suara lembut dari batin. Saat ini mereka semua waras tapi juga tersesat dalam nafsu.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved