Bab 5 Ciuman Terpaksa di Dapur

by Sasikirana 08:00,Jan 01,1970
Bab 5 Ciuman Terpaksa di Dapur

Pukul 10 malam, dengan badan capek, Lia kembali ke suite yang ditinggalinya dengan Bryan.

Tapi selalu tak bisa tahan teringat keadaan bercumbu gila-gilaannya dengan Steven sepanjang hari dan malam, menjelang berpisah, Steven menanyakan nomor Hpnya, tapi ia kasih tahu nomor palsu dengan sengaja. Meskipun Steven berkesan bagus padanya, tapi akal budi memberi tahunya, mereka bukan orang yang sejalan dengan dia, kalau terbelit lagi, hanya tambah runyam untuk satu sama lain saja.

Kepulangannya kali ini, dia berencana membereskan barang-barang dan meninggalkan Bryan.

Tapi, saat dia mendorong buka pintu, dia melongo di sana.

"Ayah, ibu, kok kalian datang?"

Lama juga Lia baru sadar, sangat terkejut memandang kedua orang yang tua duduk di sofa di kamar tamu, itulah orang tuanya yang aslinya berada di desa.

Dan adik perempuannya Livia yang sedang melekat di pelukkan mamanya.

Ayahnya lalu menarik Lia dengan ramah, dengan tersenyum dan bilang: "Bryan yang menelepon mengajak kami, katanya ajak kami berdua main-main di kota ini beberapa hari, apa dia tidak kasih tahumu?"

Ibunya Livia melirik sekilas ke Lia, dengan hambar berkata: "Tetap Bryan taat ya, seharusnya kamu menangkap menantu baik segini, kalau direnggut perempuan lain, belakangan menangis sudah terlambat. Anak itu semakin lihat semakin saya makin suka, sungguh-sungguh berharap juga dapat lelaki bagus seperti ini belakangan."

Tak tahu kenapa, Ibunya Livia lebih menyayangi Livia sejak kecil, terhadap Lia biasa saja. Betapa alim pun, kayaknya Lia tak dapat dibandingkan dengan Livia yang dimanjakan senantiasa dalam matanya.

Livia yang lagi melekap di dalam pelukkan ibunya tersenyum, melihat Lia secara provokatif, berkata kepada ibu nya, "ma tenang saja, saya pasti akan cari lelaki sebagus dengan suami kakak, kakak akan mendukung saya kan?"

Badan Lia kaku, didepan mata ia melihat Livia bercumbu bugil dengan bryan hari itu . Melihat Livia dengan penglihatan dingin, merenggut lelakinya pun menanyainya apa dia mendukung, adiknya ini benar tak kenal malu sama sekali.

Tapi ayah dan ibu masih di sini, jadi ia tidak bisa meluapkan emosi. Sekejap dia pula mengerti tujuan Bryan mengajak orang tuanya dalam hati. Ternyata ini demi membuat dia tidak boleh marah, tidak pindah dari situ.

Setidak-tidaknya waktu orang tuanya di sini, dia hanya dapat pura-pura apa pun tidak pernah terjadi.

"Di mana Bryan?"

Lia melihat ke keliling rumah, tapi tidak tampak sosok tubuh Bryan.

"Calon suami kakak lagi di dapur, katanya mau orang tua kita mencicipi buatannya."

Lia membalas dengan penuh senyuman.

Lia berpaling, sama sekali tidak peduli, terus terpaksa mengembang senyum, berkata kepada orang tuanya, "Ayah, ibu, saya pergi......bantu ia."

Habis berkata, terus cepat menuju ke dapur.

Sungguh Bryan berupa bagus, roman mukanya tampan, sepasang mata bagai bunga persik sangat menarik, badan tingginya 1,82 meter. Sebab ia suka olahraga waktu biasa, bentuk badannya sangat bagus, absolut si tampan yang membuat perempuan merah muka dan jantungnya berdebar-debar dalam sepandang mata.

Bryan sedang memotong wortel waktu Lia masuk ke dapur.

"Bryan, apa maksudmu? Kamu mau melakukan apa?"

Lia memandangnya dengan marah.

Kunyuk ini main serampangan dengan adiknya di belakangnya, hal itu terbongkar, lagi berlaku sebagai lelaki baik di harapan orang tuanya. Apa ia kira dia akan memaafkannya kalau begitu?

Mimpi kali !

Bryan meletakkan pisau di tangannya, mendadak sekali bergerak, memeluk Lia, menahannya di dinding dapur, berkata dengan muram, "Aku belum tanyamu, kamu tidak pulang sepanjang hari dan malam, apa kamu main-main sama lelaki?"

Walaupun bentuk badan Lia, tinggi badannya 1,7 meter, gerangan ia perempuan, masakan tanaganya lebih kuat daripada Bryan. Ditekankan di dinding, dia sekali pun tidak bisa bergerak, tinggal mencela dengan marah, "Lepaskanku, apa yang kulalukan tak ada hubungan denganmu, terserah kamu tidur dengan siapapun, aku tak sedih lagi untukmu, pun tak jatuh setitik air mata untukmu, saya mau membatalkan pernikahan denganmu.”

Bryan marah mendengarnya, matanya merah dan berkata, "Mau membatalkan pernikahan, tak mungkin, aku kasih tahumu Lia, kamu selamanya hanya punya saya."

Habis katanya, menunduk mencium bibir Lia dengan kasar.

Pacaran 5 tahun, memang Bryan mencintai Lia sepenuh hati. Sayangnya, Lia simpan kali pertama sampai malam pengantin selamanya. Tapi ia lelaki normal dan begitu unggul, di luar begitu banyak perempuan yang mengejarnya, akhirnya ia tak bisa tahan terpikat dan selingkuh.

Tapi ini tidak berarti ia akan melepaskan Lia. Tak ada orang yang mengetahui Lina daripadanya. Dia kolot, dia murni dan baik hati, dia manis, dia lembut. Perempuan ini paling cocok menjadi istri, jadi ia pasti tidak melepaskannya.

"Em......"

Lia dicium paksa oleh Bryan, tak ada lagi debarannya seperti dahulu, yang tersisa hanya penghinaan. Ia menghindar dengan sekuat tenaganya, tapi bagaimanapun tidak dapat menghindar.

Ciuman Bryan semakin seru, sepasang tangan besarnya menyentuh masuk ke dalam bajunya.

Download APP, continue reading

Chapters

475