Bab 6 Kelakuan Orang Mesum
by Sasikirana
08:00,Jan 01,1970
Bab 6 Kelakuan Orang Mesum
Disaat ini, suara Livia tiba-tiba terdengar dari luar: "Kakak ipar, Kakak, Aku juga datang untuk membantu kalian."
Bryan terkejut, segera melepaskan Lia, detik berikutnya Livia mendorong pintu dapur dan masuk.
Melihat muka merah Lia dan napasnya yang tidak merata, Livia segera memahami apa yang barusan terjadi, tiba-tiba, dengan ekspresi tidak senang menatap Lia.
Lia merasa sedikit lucu.
Bagaimana pun juga, sekarang Bryan adalah calon suaminya, ekspresi dan tatapan Livia seperti itu, membuat Lia tampak seperti selingkuhan, benar-benar sangat lucu.
Dengan tatapan dingin melirik sekali Bryan dan Livia, Lia tidak ingin bersamaan dengan kedua orang ini di ruangan kecil itu, mendorong Livia yang sedang berdiri di depan pintu dapur dan segera bergegas keluar.
"Kakak ipar, kalian…. Apa yang barusan kalian lakukan?"
Livia dengan tatapan kesal melihat Bryan.
Bryan mengulurkan tangan memeluk Livia, tangan kirinya memeras bagian dada Livia yang montok yang ditutupi oleh seragam sekolahnya, dengan senyuman jahat di sudut bibir berkata: "Beberapa hari ini ayah dan ibu akan tinggal disini, kamu juga bisa menggunakan alasan untuk menemani mereka agar bisa tinggal disini, dan kita juga …."
Setelah mengatakan itu, dia sengaja menghentikan pembicaraan, meninggalkan Livia sendiri untuk memikirkannya.
Livia sangat enak ketika bagian dada nya dimainkan oleh dia, dan mendengar juga dia berkata demikian, Livia tidak ingat lagi akan kejadian tadi, dan tidak mengejar masalah tadi, dengan malunya jatuh dalam pelukan Bryan, dengan manja berkata: "Jika aku tinggal disini, tetap saja ada ayah dan ibu, kakak ku juga ada disini, takutnya tidak ada yang bisa kita lakukan."
"Siapa bilang tidak bisa melakukan apapun, jadi apa yang sekarang kita lakukan ini?"
Bryan mengangkat tangan dan memasuki nya dari celah seragam Livia, meremas putingnya yang keras, meskipun tinggi badan Livia tidak bisa dibandingkan dengan Lia, tapi dadanya yang besar sudah jauh lebih besar dari Lia, ini membuat cowok tidak bisa dengan satu tangan memainkannya, ini membuat Bryan tertarik.
"Ahhh…"
Livia menjerit, dengan cepat mengeratkan kedua kakinya, dan benda keras itu berada di bagian bawahnya, Livia menjadi panik, "Kakak ipar, kamu…. Apa yang kamu lakukan?"
"Jangan banyak bertanya, yang pastinya ini tidak akan membuat mu menderita."
Bryan dengan senyuman jahat memukuli pantat Livia, "Baiklah, anak kecil yang genit, cepat pergilah ke ruang tamu menemai orang tuamu, cukup aku saja berada disini."
Livia dipukul begitu olehnya, benda besar itu semakin masuk kedalam, membuat dia sangat aneh tetapi keenakan, dengan genit dan senyuman menawan melihat Bryan, kemudian berjalan keluar dari dapur dengan menggoyangkan pinggangnya.
Melihat Livia berjalan dengan postur yang jelas canggung, Bryan tampak sangat panas dan semakin bergairah.
Permainan kamar seperti ini hanya bisa dimainkan dengan Livia, Lia sudah pasti tidak ingin melakukannya, dan Bryan juga tidak ingin begitu terhadap Lia.
Di hati pria, istri dan kekasih adalah konsep yang benar-benar berbeda.
Tapi ini hanya membuat Livia kesulitan.
Jelas-jelas bagian bawah ada sesuatu benda didalam, tetapi masih berpura-pura mengobrol dengan orang tua, setelah selesai makan, Bryan juga menyuruhnya untuk membereskan meja dan piring-piring, dan juga mengepel lantai.
Begitu banyak hal membuat Livia berjalan kesana kemari, membuat benda besar itu bergesekkan di bagian bawahnya, membuat dia keenakan dan tidak nyaman, tetapi karena di depan banyak orang dia hanya bisa menunjukkan seperti tidak terjadi apa-apa.
Ketika semuanya sudah selesai, Livia sudah tidak bisa menahannya lagi.
Pada akhirnya, Livia berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkannya, sekilas melihatnya, rupanya sebatang wortel, tiba-tiba merasa sangat kesal dan malu, dan melemparkan wortel nya ke tempat sampah. Perasaan cinta terhadap Bryan menjadi meningkat banyak.
Tidak ada guna, dia memang genit, semakin jahat pria, semakin dia mencintainya.
Disaat ini, suara Livia tiba-tiba terdengar dari luar: "Kakak ipar, Kakak, Aku juga datang untuk membantu kalian."
Bryan terkejut, segera melepaskan Lia, detik berikutnya Livia mendorong pintu dapur dan masuk.
Melihat muka merah Lia dan napasnya yang tidak merata, Livia segera memahami apa yang barusan terjadi, tiba-tiba, dengan ekspresi tidak senang menatap Lia.
Lia merasa sedikit lucu.
Bagaimana pun juga, sekarang Bryan adalah calon suaminya, ekspresi dan tatapan Livia seperti itu, membuat Lia tampak seperti selingkuhan, benar-benar sangat lucu.
Dengan tatapan dingin melirik sekali Bryan dan Livia, Lia tidak ingin bersamaan dengan kedua orang ini di ruangan kecil itu, mendorong Livia yang sedang berdiri di depan pintu dapur dan segera bergegas keluar.
"Kakak ipar, kalian…. Apa yang barusan kalian lakukan?"
Livia dengan tatapan kesal melihat Bryan.
Bryan mengulurkan tangan memeluk Livia, tangan kirinya memeras bagian dada Livia yang montok yang ditutupi oleh seragam sekolahnya, dengan senyuman jahat di sudut bibir berkata: "Beberapa hari ini ayah dan ibu akan tinggal disini, kamu juga bisa menggunakan alasan untuk menemani mereka agar bisa tinggal disini, dan kita juga …."
Setelah mengatakan itu, dia sengaja menghentikan pembicaraan, meninggalkan Livia sendiri untuk memikirkannya.
Livia sangat enak ketika bagian dada nya dimainkan oleh dia, dan mendengar juga dia berkata demikian, Livia tidak ingat lagi akan kejadian tadi, dan tidak mengejar masalah tadi, dengan malunya jatuh dalam pelukan Bryan, dengan manja berkata: "Jika aku tinggal disini, tetap saja ada ayah dan ibu, kakak ku juga ada disini, takutnya tidak ada yang bisa kita lakukan."
"Siapa bilang tidak bisa melakukan apapun, jadi apa yang sekarang kita lakukan ini?"
Bryan mengangkat tangan dan memasuki nya dari celah seragam Livia, meremas putingnya yang keras, meskipun tinggi badan Livia tidak bisa dibandingkan dengan Lia, tapi dadanya yang besar sudah jauh lebih besar dari Lia, ini membuat cowok tidak bisa dengan satu tangan memainkannya, ini membuat Bryan tertarik.
"Ahhh…"
Livia menjerit, dengan cepat mengeratkan kedua kakinya, dan benda keras itu berada di bagian bawahnya, Livia menjadi panik, "Kakak ipar, kamu…. Apa yang kamu lakukan?"
"Jangan banyak bertanya, yang pastinya ini tidak akan membuat mu menderita."
Bryan dengan senyuman jahat memukuli pantat Livia, "Baiklah, anak kecil yang genit, cepat pergilah ke ruang tamu menemai orang tuamu, cukup aku saja berada disini."
Livia dipukul begitu olehnya, benda besar itu semakin masuk kedalam, membuat dia sangat aneh tetapi keenakan, dengan genit dan senyuman menawan melihat Bryan, kemudian berjalan keluar dari dapur dengan menggoyangkan pinggangnya.
Melihat Livia berjalan dengan postur yang jelas canggung, Bryan tampak sangat panas dan semakin bergairah.
Permainan kamar seperti ini hanya bisa dimainkan dengan Livia, Lia sudah pasti tidak ingin melakukannya, dan Bryan juga tidak ingin begitu terhadap Lia.
Di hati pria, istri dan kekasih adalah konsep yang benar-benar berbeda.
Tapi ini hanya membuat Livia kesulitan.
Jelas-jelas bagian bawah ada sesuatu benda didalam, tetapi masih berpura-pura mengobrol dengan orang tua, setelah selesai makan, Bryan juga menyuruhnya untuk membereskan meja dan piring-piring, dan juga mengepel lantai.
Begitu banyak hal membuat Livia berjalan kesana kemari, membuat benda besar itu bergesekkan di bagian bawahnya, membuat dia keenakan dan tidak nyaman, tetapi karena di depan banyak orang dia hanya bisa menunjukkan seperti tidak terjadi apa-apa.
Ketika semuanya sudah selesai, Livia sudah tidak bisa menahannya lagi.
Pada akhirnya, Livia berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkannya, sekilas melihatnya, rupanya sebatang wortel, tiba-tiba merasa sangat kesal dan malu, dan melemparkan wortel nya ke tempat sampah. Perasaan cinta terhadap Bryan menjadi meningkat banyak.
Tidak ada guna, dia memang genit, semakin jahat pria, semakin dia mencintainya.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved