Bab 1 Hidup Tak Sampai 10 Bulan
by Lauren
08:00,Jan 01,1970
Bab 1 Hidup Tak Sampai 10 Bulan
Pada Tanggal 5 September 2017, Meri seperti mendapatkan sebuah berita yang bagaikan petir di hari yang cerah ini.
"Bu Meri, kanker perutmu sudah sampai stadium akhir, sudah terlambat untuk diobati, mungkin hidup anda tidak sampai sepuluh bulan, diharapkan anda bisa siap secara mental."
Meri tidak percaya, hanya dengan sekali pemeriksaan fisik mendorong dirinya ke sisi dunia yang lain.
Dia hanya memiliki sepuluh bulan terakhir dalam hidupnya.
Meri menahan napas, dari saku ia mengeluarkan telepon, dan menekan tombol pintasnya.
"Yoel, kamu dimana, sebentar malam pulang makan tidak, jika kamu pulang, saya sekarang akan pergi membeli sayur, saya akan mencari bibi untuk mengajarkan saya cara memasak hidangan favoritmu."
Untuk waktu yang lama, tidak ada balasan.
Meri mulai menggigit bibirnya yang kering, dan air mata tak terkendali mulai mengalir ke telapak tangannya.
Di sana, dengan jawaban yang dingin, "Tidak bisa, malam ini ada acara, di samping itu kamu juga tidak bisa memasak."
Telepon berdering beberapa kali, lalu panggilan berakhir.
Meri memulihkan rasa frustasinya, mengambil napas dalam-dalam, dan dengan tenang keluar dari rumah sakit.
Seharusnya tidak mengharapkan respon yang besar dari Yoel, menikah selama lima tahun, Meri selama ini sudah melakukan tugasnya menjadi sosok istri yang baik bagi Yoel, tetapi pikiran suaminya tidak pernah ada pada dirinya.
Dalam lima tahun terakhir, dia sudah puas, bahkan jika Yoel tidak mencintainya, namun bisa menemaninya sampai akhir hidupnya itu bukanlah sebuah penyesalan, karena dia tidak bisa melakukan apapun, dan masih membiarkan Yoel merawatnya selama lima tahun ini.
Kembali ke rumah, udara yang dingin membuat Meri gemetaran, dia masih seperti sebelumnya selalu makan sendirian, menonton TV sendirian, tidur sendirian, villa ini adalah rumahnya bersama Yoel, tetapi sebagian besar waktu dia jalani sendirian, namun hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi Meri, kesepian seperti ini pun sudah biasa saja.
Tapi pada saat itu, Meri sangat takut. Dia takut bahwa setelah lewat sepuluh bulan, tidak ada lagi yang akan menjaga Yoel. Setelah mati ia takut, Yoel akan menikahi orang lain, dan akan ada seseorang yang akan menggantikan posisnya.
Perasaan galau pun terbawa sampai ketempat tidur, Meri kemudian terbangun, tidak melihat wajah Yoel, tetapi masih merasakan kehadirannya yang hangat.
"Yoel, aku ingin seorang anak."
Untuk mengatakan ini, Meri sedikit lega, setidaknya ketika dia sudah tidak ada, ada seorang anak yang bisa menggantikannya menemani Yoel.
"Bukankah sudah pernah bilang tidak mau punya anak, kenapa tiba-tiba menginginkannya." Yoel berkata dengan dingin.
Meri membalikkan kepalanya, menoleh dengan tatapan yang tajam dan jelas, mata yang bersinar dan berbinar-binar terpancar.
"Aku suka anak-anak, berikan padaku."
Yoel tiba-tiba kehilangan minat dan menyeka dirinya dengan serbet kertas, perasaan dia terhadap Meri tidak seberapa, "Saat itu saya menikahi kamu karena itu adalah keinginan papamu, tapi aku tidak pernah berpikir untuk berada disisimu. Jadi jangan pernah lagi mengungkit masalah ini, lakukan saja apa yang menjadi tugasmu sebagai Nyonya Meri, jangan biarkan saya jadi ilfil dengan kamu."
Meri hanya bisa menundukkan kepala, hatinya seperti tertusuk-tusuk, Meri pun dengan jelas mengetahui Yoel tidak mencintainya, tapi dia mencintai Yoel selama tiga belas tahun, jadi cinta yang seperti ini harus berakhir bagaimana.
"Apakah karena dia?"
Yoel menghentikkan langkah kakinya dengan tatapan mata yang dingin.
"Siska."
Pada Tanggal 5 September 2017, Meri seperti mendapatkan sebuah berita yang bagaikan petir di hari yang cerah ini.
"Bu Meri, kanker perutmu sudah sampai stadium akhir, sudah terlambat untuk diobati, mungkin hidup anda tidak sampai sepuluh bulan, diharapkan anda bisa siap secara mental."
Meri tidak percaya, hanya dengan sekali pemeriksaan fisik mendorong dirinya ke sisi dunia yang lain.
Dia hanya memiliki sepuluh bulan terakhir dalam hidupnya.
Meri menahan napas, dari saku ia mengeluarkan telepon, dan menekan tombol pintasnya.
"Yoel, kamu dimana, sebentar malam pulang makan tidak, jika kamu pulang, saya sekarang akan pergi membeli sayur, saya akan mencari bibi untuk mengajarkan saya cara memasak hidangan favoritmu."
Untuk waktu yang lama, tidak ada balasan.
Meri mulai menggigit bibirnya yang kering, dan air mata tak terkendali mulai mengalir ke telapak tangannya.
Di sana, dengan jawaban yang dingin, "Tidak bisa, malam ini ada acara, di samping itu kamu juga tidak bisa memasak."
Telepon berdering beberapa kali, lalu panggilan berakhir.
Meri memulihkan rasa frustasinya, mengambil napas dalam-dalam, dan dengan tenang keluar dari rumah sakit.
Seharusnya tidak mengharapkan respon yang besar dari Yoel, menikah selama lima tahun, Meri selama ini sudah melakukan tugasnya menjadi sosok istri yang baik bagi Yoel, tetapi pikiran suaminya tidak pernah ada pada dirinya.
Dalam lima tahun terakhir, dia sudah puas, bahkan jika Yoel tidak mencintainya, namun bisa menemaninya sampai akhir hidupnya itu bukanlah sebuah penyesalan, karena dia tidak bisa melakukan apapun, dan masih membiarkan Yoel merawatnya selama lima tahun ini.
Kembali ke rumah, udara yang dingin membuat Meri gemetaran, dia masih seperti sebelumnya selalu makan sendirian, menonton TV sendirian, tidur sendirian, villa ini adalah rumahnya bersama Yoel, tetapi sebagian besar waktu dia jalani sendirian, namun hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi Meri, kesepian seperti ini pun sudah biasa saja.
Tapi pada saat itu, Meri sangat takut. Dia takut bahwa setelah lewat sepuluh bulan, tidak ada lagi yang akan menjaga Yoel. Setelah mati ia takut, Yoel akan menikahi orang lain, dan akan ada seseorang yang akan menggantikan posisnya.
Perasaan galau pun terbawa sampai ketempat tidur, Meri kemudian terbangun, tidak melihat wajah Yoel, tetapi masih merasakan kehadirannya yang hangat.
"Yoel, aku ingin seorang anak."
Untuk mengatakan ini, Meri sedikit lega, setidaknya ketika dia sudah tidak ada, ada seorang anak yang bisa menggantikannya menemani Yoel.
"Bukankah sudah pernah bilang tidak mau punya anak, kenapa tiba-tiba menginginkannya." Yoel berkata dengan dingin.
Meri membalikkan kepalanya, menoleh dengan tatapan yang tajam dan jelas, mata yang bersinar dan berbinar-binar terpancar.
"Aku suka anak-anak, berikan padaku."
Yoel tiba-tiba kehilangan minat dan menyeka dirinya dengan serbet kertas, perasaan dia terhadap Meri tidak seberapa, "Saat itu saya menikahi kamu karena itu adalah keinginan papamu, tapi aku tidak pernah berpikir untuk berada disisimu. Jadi jangan pernah lagi mengungkit masalah ini, lakukan saja apa yang menjadi tugasmu sebagai Nyonya Meri, jangan biarkan saya jadi ilfil dengan kamu."
Meri hanya bisa menundukkan kepala, hatinya seperti tertusuk-tusuk, Meri pun dengan jelas mengetahui Yoel tidak mencintainya, tapi dia mencintai Yoel selama tiga belas tahun, jadi cinta yang seperti ini harus berakhir bagaimana.
"Apakah karena dia?"
Yoel menghentikkan langkah kakinya dengan tatapan mata yang dingin.
"Siska."
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved