Bab 5 Syal Rajutan Meri Dibuang Yoel
by Lauren
08:00,Jan 01,1970
Bab 5 Syal Rajutan Meri Dibuang Yoel
Itu adalah Yoel, saat itu juga air mata berlinang di mata Meri, ia dengan segera memegang bahu Yoel, "Yoel, tinggal temani saya bisa ga?"
Meri hanya bisa memohon, memohon Yoel untuk bersikap hangat kepadanya dan memeluknya. Dalam percintaan, Meri adalah sosok yang rendah diri dalam mencintai Yoel, sampai mengorbankan harga dirinya. Jika suatu saat hatinya padam, ia mungkin akan menyadarinya, tapi sudah tidak ada lagi kesempatan, ia sudah berjanji akan menghabiskan akhir waktunya diberikan untuk Yoel.
"Ya."
Yoel kenal Meri sudah begitu lama, bahkan jika tidak ada cinta, persahabatan dan hubungan keluarga, tidak peduli bagaimana pun yang dilakukan Meri untuk mengikat dia dengan pernikahan, ia tidak tahan melihat Meri yang berada dalam ketakutan. Yoel menggendong Meri masuk ke kamar tidur, dan menyuruh dia tidur, lalu pergi mengambil lilin untuk ditaruh di setiap sudut ruangan agar terang.
Hati Meri pun sudah lebih enakkan, dan dia pun sangat puas.
Malam itu, dilewati dengan bahagia, Meri merangkul pinggang Yoel, lalu Yoel mengelus-elus punggung Meri, tiba-tiba tersentuh bagian yang menonjol di tulang punggung Meri, seperti tulang yang ada luka. Dalam benak Yoel, Meri selalu dijaga dengan baik, tidak pernah mengalami sakit parah, juga tidak pernah terluka, bagaimana bisa ada luka.
"Apa yang terjadi di sini?" Yoel kemudian berpindah dari posisi pinggangnya.
Meri bersandar pada dada Yoel, mendorong tangan Yoel ditaruh di dada. "Saya tidak berhati-hati saja, tidak apa-apa."
Tulang yang terluka tidak mungkin tidak ada apa-apa, tapi Meri tidak mengatakannya, Yoel juga tidak bertanya terlalu banyak, dan perlahan-lahan tertidur.
Meri tidak bisa tidur, terutama ketika melihat wajahnya Yoel, hanya ingin berusaha untuk mengingat, pandangan yang tidak ingin berpaling dari Yoel sampai tidak ingin menutup mata. Ia membelai wajah Yoel, dimana begitu banyak wanita yang tergila-gila karena wajahnya, namun ia malah terikat oleh wanita yang biasa saja.
Meri tertawa dan pada akhirnya bahagia.
Ponsel Yoel berdering, Meri takut mengganggu dia, jadi diubah deringnya yang tidak bersuara, di ponsel tertera nama Siska, dia tidak punya pilihan lain selain mengangkat telepon itu.
"Yoel, aku takut, kamu datanglah kesini untuk menemaniku?" Siska menangis di telepon.
Cuaca diluar turun hujan disertai angin, Meri melihat dirinya yang berada dalam pelukan Yoel, langsung menolak.
"Yoel sudah tertidur, ada apa dikatakan besok saja."
"Itu kamu!"
Setelah Siska selesai berbicara, Meri lalu mematikan teleponnya.
Dia juga memiliki egonya sendiri, Yoel adalah suami dia, dia masih belum ikhlas untuk menyerahkan suaminya. Setiap kali melihat mereka begitu intim berpelukkan, hati Meri pun seperti teriris-iris. Saat itu, ketika Siska ingin Yoel pergi mencari dia, Meri pastinya tidak mengijinkan, karena dia adalah istrinya Yoel.
Cuaca semakin dingin, melihat Jane merajut baju buat bayinya, dia jadi punya ide untuk merajut syal buat Yoel, dalam bayangannya setiap kali pergi kerja Yoel selalu menggunakan syalnya, itulah kebahagiaan.
Meri belajar mengikut vidio, kira-kira hampir seharian ia sudah merajut setengah, ternyata membuat syal itu tidak begitu susah untuk dipelajari.
"Meri!"
Yoel bergegas membuka pintu.
Melihat Yoel sudah pulang, Meri sangat bahagia, sambil mengambil syal yang sudah setengah dirajut lalu meletakkannya di badan Yoel untuk dilihat. "Syal ini tidak cocok tidak, nanti setelah musim dingin tiba, kamu bisa mengenakannya agar tidak dingin. Saya baru saja mempelajarinya, baru sehari saya sudah bisa merajut sebanyak ini, gimana hebat kan?"
Meri mengangkat kepala melihat kearah Yoel, muka Yoel tampak penuh dengan amarah, pikirannya sama sekali tidak berada pada syal itu, dan malahan ia membuang syal itu ke lantai. Bambu-bambu bergulir, dan suara itu makin membuat jantung Meri berdegup kencang, ia begitu terkejut, melihat kearah syal yang dirajutnya dengan kerja keras, menggigit bibirnya dengan erat.
Yoel mendorong tangan Meri ke dinding, dengan tenaga yang begitu keras, hampir membunuhnya, "Kemarin malam kamu sengaja kan mematikkan telepon Siska?"
Itu adalah Yoel, saat itu juga air mata berlinang di mata Meri, ia dengan segera memegang bahu Yoel, "Yoel, tinggal temani saya bisa ga?"
Meri hanya bisa memohon, memohon Yoel untuk bersikap hangat kepadanya dan memeluknya. Dalam percintaan, Meri adalah sosok yang rendah diri dalam mencintai Yoel, sampai mengorbankan harga dirinya. Jika suatu saat hatinya padam, ia mungkin akan menyadarinya, tapi sudah tidak ada lagi kesempatan, ia sudah berjanji akan menghabiskan akhir waktunya diberikan untuk Yoel.
"Ya."
Yoel kenal Meri sudah begitu lama, bahkan jika tidak ada cinta, persahabatan dan hubungan keluarga, tidak peduli bagaimana pun yang dilakukan Meri untuk mengikat dia dengan pernikahan, ia tidak tahan melihat Meri yang berada dalam ketakutan. Yoel menggendong Meri masuk ke kamar tidur, dan menyuruh dia tidur, lalu pergi mengambil lilin untuk ditaruh di setiap sudut ruangan agar terang.
Hati Meri pun sudah lebih enakkan, dan dia pun sangat puas.
Malam itu, dilewati dengan bahagia, Meri merangkul pinggang Yoel, lalu Yoel mengelus-elus punggung Meri, tiba-tiba tersentuh bagian yang menonjol di tulang punggung Meri, seperti tulang yang ada luka. Dalam benak Yoel, Meri selalu dijaga dengan baik, tidak pernah mengalami sakit parah, juga tidak pernah terluka, bagaimana bisa ada luka.
"Apa yang terjadi di sini?" Yoel kemudian berpindah dari posisi pinggangnya.
Meri bersandar pada dada Yoel, mendorong tangan Yoel ditaruh di dada. "Saya tidak berhati-hati saja, tidak apa-apa."
Tulang yang terluka tidak mungkin tidak ada apa-apa, tapi Meri tidak mengatakannya, Yoel juga tidak bertanya terlalu banyak, dan perlahan-lahan tertidur.
Meri tidak bisa tidur, terutama ketika melihat wajahnya Yoel, hanya ingin berusaha untuk mengingat, pandangan yang tidak ingin berpaling dari Yoel sampai tidak ingin menutup mata. Ia membelai wajah Yoel, dimana begitu banyak wanita yang tergila-gila karena wajahnya, namun ia malah terikat oleh wanita yang biasa saja.
Meri tertawa dan pada akhirnya bahagia.
Ponsel Yoel berdering, Meri takut mengganggu dia, jadi diubah deringnya yang tidak bersuara, di ponsel tertera nama Siska, dia tidak punya pilihan lain selain mengangkat telepon itu.
"Yoel, aku takut, kamu datanglah kesini untuk menemaniku?" Siska menangis di telepon.
Cuaca diluar turun hujan disertai angin, Meri melihat dirinya yang berada dalam pelukan Yoel, langsung menolak.
"Yoel sudah tertidur, ada apa dikatakan besok saja."
"Itu kamu!"
Setelah Siska selesai berbicara, Meri lalu mematikan teleponnya.
Dia juga memiliki egonya sendiri, Yoel adalah suami dia, dia masih belum ikhlas untuk menyerahkan suaminya. Setiap kali melihat mereka begitu intim berpelukkan, hati Meri pun seperti teriris-iris. Saat itu, ketika Siska ingin Yoel pergi mencari dia, Meri pastinya tidak mengijinkan, karena dia adalah istrinya Yoel.
Cuaca semakin dingin, melihat Jane merajut baju buat bayinya, dia jadi punya ide untuk merajut syal buat Yoel, dalam bayangannya setiap kali pergi kerja Yoel selalu menggunakan syalnya, itulah kebahagiaan.
Meri belajar mengikut vidio, kira-kira hampir seharian ia sudah merajut setengah, ternyata membuat syal itu tidak begitu susah untuk dipelajari.
"Meri!"
Yoel bergegas membuka pintu.
Melihat Yoel sudah pulang, Meri sangat bahagia, sambil mengambil syal yang sudah setengah dirajut lalu meletakkannya di badan Yoel untuk dilihat. "Syal ini tidak cocok tidak, nanti setelah musim dingin tiba, kamu bisa mengenakannya agar tidak dingin. Saya baru saja mempelajarinya, baru sehari saya sudah bisa merajut sebanyak ini, gimana hebat kan?"
Meri mengangkat kepala melihat kearah Yoel, muka Yoel tampak penuh dengan amarah, pikirannya sama sekali tidak berada pada syal itu, dan malahan ia membuang syal itu ke lantai. Bambu-bambu bergulir, dan suara itu makin membuat jantung Meri berdegup kencang, ia begitu terkejut, melihat kearah syal yang dirajutnya dengan kerja keras, menggigit bibirnya dengan erat.
Yoel mendorong tangan Meri ke dinding, dengan tenaga yang begitu keras, hampir membunuhnya, "Kemarin malam kamu sengaja kan mematikkan telepon Siska?"
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved