Bab 6 Bercerai Dengan Yoel, Aku Akan Menjaga Kamu

by Lauren 08:00,Jan 01,1970
Bab 6 Bercerai Dengan Yoel, Aku Akan Menjaga Kamu

Meri meraih lengan Yoel, berusaha untuk berkata, "Ya."

Mata Yoel pun merah, pandangan yang penuh dengan kebencian, kekecewaan, dankekesalan menatap Meri, "Jika saya selangkah saja terlambat, dia akan mati!"

Apa?

Meri begitu terkejut, bagaimana bisa itu terjadi?

Meri tidak terlalu mengerti, tadi malam jelas-jelas Siska masih baik-baik saja, menangis dan berteriak ingin Yoel menemani dia, Meri hanya menutup telepon saja, bisa menjadi hal sebesar itu?

"Aku tidak tahu."

"Kamu melihat orang yang perlu pertolongan tapi tidak ditolong, Siska ingin meminta pertolongan saya, dia habis dirampok, hampir saja dia diperkosa, panggilan terakhirnya, kamu mengangkatnya, tapi kamu tidak menolong maupun melapor, jika bukan dia yang berjuang untuk hidup, dia mungkin sudah di apa-apakan, baru saja diselamatkan, sekarang ia masih ada dalam ruang perawatan intensif. Meri, sejak kapan kamu berubah memiliki hati yang seperti ular."

Yoel mencekik leher Meri, seperti ingin membuat dia menyusul Siska.

Bukan seperti itu, kemarin malam Siska mana mungkin diperkosa, itu jelas-jelas adalah sebuah tipuan.

"Dia tidak meminta bantuan dariku, dan tidak diperkosa. Dia menelepon hanya untuk menyuruh kamu pergi menemani dia."

Meri melihat mata Yoel, Yoel sama sekali tidak percaya kepada Meri, sebaliknya, ia berharap Meri segera mati.

"Kamu sesat, masa Siska ingin melukai dirinya sendiri? Meri kamu ingin membohongi siapa!"Yoel muak dan mendorong Meri.

Meri jatuh kelantai, badannya sakit semua, tapi rasa sakit hatinya sampai kapan baru bisa pulih, Meri tidak ada tenaga lagi untuk menangis, dia pun memeluk kaki Yoel, "Yoel, percayalah kepadaku kali ini, saya benar-benar tidak ada niat untuk tidak menolong."

Yoel membelakangi Meri, tanpa berbelas kasihan melepaskan tangan Meri,berkata dengan sangat dalam, "Meri, kita kenal sudah selama bertahun-tahun, aku tidak membencimu, tapi aku tidak pernah berpikir untuk mencintaimu."

Yoel tidak pernah berpikir untuk mencintai dia, hanya dengan sebuah kalimat langsung menyentak ke hati Meri.

Dengan keras pintu ditutup, dan Meri tahu bahwa Yoel tidak akan kembali.

Meri memandang rajutan syal setengah jadi yang ia buat tergeletak di lantai, kemudian mengambilnya dan membersihkannya dari debu, dalam mengerjakan sesuatu Meri tidak suka kerja setengah-setengah, ia pun harus menyelesaikan sampai selesai. Walaupun harus bergadang, ia tetap begitu fokus berusaha menyelesaikan syalnya, dan pada bagian samping syal ia pun menyulam namanya "Meri" yang mewakili itu adalah dirinya.

Selama setengah bulan, Meri tidak bertemu dengan Yoel, tetapi Meri mengalami masalah kantuk berlebihan yang agak serius. Dia mengatakan hal ini kepada Jane, dan Jane pun khawatir dengan keadaannya sehingga harus membawanya ke rumah sakit. Meri pun melakukan cek fisik, lalu dokter langsung menyuruh dia untuk pergi ke bagian kebidanan dan ginekologi, setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter pun memberitahu bahwa dia hamil!

Meri yang awalnya tidak ada mood pun dengan cepat langsung berubah moodnya, sambil mengangkat kepala ia menatap dokter dengan heran. "Dokter, apakah kau mengatakan yang sebenarnya? Apakah aku hamil?"

"Ya." Dokter menjawab dengan tegas. Lalu dengan sulit dikatakan, "Kondisi tubuh anda untuk memiliki anak akan sulit, mungkin ini akan menjadi ancaman buat hidup anda, cara yang terbaik adalah menggugurkan anak ini dan segera mengobati penyakit perut anda, ini sudah tidak bisa di tunda lagi."

"Tidak, aku ingin melahirkan anak ini." Meri mengelus perutnya, dan wajahnya pun diwarnai dengan cahaya keibuan.

Jane yang mengetahui Meri hamil juga ikut bahagia, mereka sekarang memiliki topik yang sama untuk wanita hamil.

"Kalian sudah menikah selama lima tahun. Sekarang waktunya untuk memiliki anak, apakah kamu tidak ingin menelepon Yoel dan membiarkan dia ikut bahagia juga." Jane tertawa dan bersukacita.

Meri menggelengkan kepalanya, "Tidak, kurasa dia tidak akan suka."

"Kenapa kamu mengatakan hal bodoh seperti itu, apakah mungkin dia masih tidak ingin memiliki anak?"

"Ya, dia tidak suka anak-anak."

"Lupakan saja, tidak ingin berharap pada dia lagi, Meri aku akan merawatmu nanti. Lebih baik kamu cerai dari Yoel." Jane merasa kasihan dengan dia, berkata sambil memegang tangannya.

"Bagaimana dengan suamimu?"

"Dia, tidak sepenting kamu."

"Baik, setelah aku bercerai, kamu yang rawat saya. " Meri pun berbicara sambil tertawa.

Pas sekali, Yoel berada di sisi yang berlawanan, dan ia pun mendengar kata-kata yang merekakatakan dengan jelas. Siska tinggal di rumah sakit sudah selama setengah bulan, Yoel tinggal di situ selama setengah bulan, tetapi dia tidak terpikir akan bertemu dengan Meri, setelah mendengar percakapan mereka berdua, wajahnya Yoel pun menjadi sangat jelek.

Dia tidak mengatakan perceraian, mereka terlalu cepat untuk khawatir.

Download APP, continue reading

Chapters

39