Bab 4 Meri Takut Gelap

by Lauren 08:00,Jan 01,1970
Bab 4 Meri Takut Gelap

Yoel pikir dia berpura-pura, sengaja dihadapan Siska seperti itu, dengan memegang lengan Meri erat-erat, "Maksud kamu apa, apakah begitu tidak enak? Sehingga membuat kamu sampai muntah seperti itu?"

Meri menggelengkan kepalanya, "Sangat enak, tetapi saya tidak terbiasa dengan rasa yang seperti itu."

Yoel dengan sinis berkata, "Cemburu? Aku dan Siska bersama begitu lama, belum pernah melihat kamu yang seperti hari ini yang tidak biasanya, memiliki status sebagai istri, tapi tidak seperti suami istri, hatimu langsung tidak senang?"

Meri dan Yoel sejak masa kanak-kanak sudah saling kenal sekitar 20 tahun lebih, orang tua mereka adalah teman baik, jadi sejak dari kecil orang tua telah menjodohkan mereka, mulai dari Meri mengerti dan tahu tentang perasaan cinta, sejak saat itulah dia tetap setia mencintai Yoel.

Sudah 13 tahun Meri tetap mencintainya, tapi Yoel tetap dingin, dan tidak pernah merasakan cinta Meri yang sudah begitu lama, bahkan batu yang begitu keras pun dapat berubah, namun hati Yoel sama sekali tidak berubah, Meri sudah begitu banyak melakukan hal bodoh demi Yoel, tapi ia tidak pernah melihatnya.

Mereka bisa menikah dengan lancar itupun karena ayah Meri, ayahnya memberikan pesan terakhir untuk menjaga Meri sebelum meninggal, dan memberinya semua aset keluarga. Meri dari kecil adalah anak kecil yang tumbuh dengan dimanja, jadi ia tidak mengerti soal kehidupan, Ayah Meri takut ketika ia meninggal tidak ada yang mengurus Meri, jadi memaksa Yoel untuk menikahi dia.

Meri menggenggam tangan Yoel dengan erat, sambil tersenyum dengan lega, "Yoel, waktuku hanya sepuluh bulan, kedepannya tidak akan ada lagi orang yang akan mengganggu kamu, kamu tenang saja, kamu akan bebas, hanya saya mohon kamu selama 10 bulan ini bersikap baik pada saya, bisa tidak?"

Berbicara seperti hidup tidak lama lagi, Yoel dengan segera membuka tangannya, dengan tatapan yang sangat bingung menatap Meri, Meri dengan begitu santai membuat Yoel menjadi takut, Meri mengganggu dia selama bertahun-tahun, mengapa sekarang begitu mudah menyerah.

"Meri, apakah kamu gila!" Yoel pun memarahi dia, dan tidak ingin percaya, lalu ia keluar.

Baru saja Yoel mengobati luka Siska, punggung belakang Siska ada bekas luka yang besar, itu karena waktu itu Siska membantu menyelamatkan Yoel, jadi beberapa tahun ini Yoel merasa sangat malu, karena pernah berjanji akan menjaga dia seumur hidup, 5 tahun yang lalu, ia ada rencana untuk menikah dengan Siska, tapi tiba-tiba ayah Meri menyuruh dia menikahi Meri, jadi rencana awalnya disampingkan dulu.

Siska tanpa status bersama dia selama lima tahun.

"Yoel, setelah 10 bulan, akankah kita benar-benar menikah?" Siska sedikit gelisah, dia takut bahwa sepuluh bulan itu hanyalah bohongan.

Dalam pikiran Yoel penuh dengan keraguan, beberapa hari ini Meri memberikan kepadanya seperti sebuah perasaan perpisahan.

"Ya."

Siska merasa senang, mendorong Yoel ke sofa, mencium bibirnya, tangannya pun dimasukkan kedalam baju Yoel.

Yoel memegang pinggang Siska, tanpa ragu mencium dia, lalu membalikkan tubuhnya ke sofa. Tiba-tiba, Yoel melihat langit diluar, melihat sudah sangat malam, langit tampak gelap, lalu tampak akan turun hujan, dia pun tiba-tiba terpikir Meri yang takut gelap, dia pun saat itu hilang gairahnya untuk melanjutkan dengan Siska.

"Yoel?" Teriak Siska.

Yoel melepaskan dia, lalu merapikan kembali kemejanya. "Sudah larut malam, saya harus pulang, nanti lain kali kita ketemu lagi."

Wajah Siska menjadi tidak senang, "Apakah kamu ingin pulang bertemu dengan Meri?Kamu mengasihani dia?"

"Bahkan jika aku bercerai, aku harus tetap merawat dia." Ini adalah janji yang Yoel buat dengan ayahnya.

Hati Siska pun tidak seimbang, di antara mereka ada Meri, maka selamanya tidak akan bisa bersama.

Lampu di ruangan hampir menyala setiap sudut.

Diluar ada hujan lebat, dan kilat terus memancar dari waktu ke waktu. Suara guntur mulai bergemuruh, Meri duduk diatas sofa dengan tubuh yang begitu ketakutan, sambil memeluk kedua tumitnya. Dia tidak suka dengan cuaca guntur dan hujan, dia ingat sekali itu saat cuaca buruk, dia sambil basah kuyup pergi mencari Yoel, hanya untuk mengirim biskuit buatan tangannya.

Saat itu di pintu, dia tidak menyadari akan adanya guntur yang tiba-tiba bergemuruh didepannya, yang juga menyebabkan listrik di seluruh rumah padam. Suara guntur yang sangat besar itu pun menyebabkan telinga Meri tuli selama tiga hari, biskuit yang dibuatnya sendiri pun hangus, masih untung dia tidak kenapa-napa, tapi tertinggal bayangan ingatan masa kecilnya yang tidak terhapus.

Sebuah petir, membuat lampu padam.

Meri dengan kaget mengangkat kepala, ruang tamu yang begitu gelap gulita membuat tidak bisa melihat apapun, Meri dengan gelisah mengambil keluar ponselnya untuk menyalakan lampu flash, awalnya ia ingin menelpon Yoel, tapi setelah dipikir-pikir, sudah begitu malam balik kerumah, perjalanan pun berbahaya, jadi ia mengurungkan niatnya.

Ia kemudian menyusut pada ujung sofa, dan dengan rapat menutup matanya, kemudian terdengar ada sebuah pergerakkan, Meri mengangkat kepalanya, dia sangat terkejut melihat ada sosok bayangan manusia yang besar berdiri didepannya, Meri hampir saja berteriak, namun sosok itu juga menyalakan lampu senter, "Ini aku."

Download APP, continue reading

Chapters

39