Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku

by Ester Goh 11:36,Apr 06,2020
Pukulan pengurus rumah begitu berat, membuat Melinda Yan kesakitan hingga bercucuran air mata, dia berteriak kesakitan tiada henti, tapi walaupun begitu tetap tidak membuat nyonya besar keluarga Yan menyuruh pengurus rumah untuk berhenti.

Hingga sampai di pukulan rotan ke 20 kali, Melinda Yan sudah tidak bisa berdiri, tapi dia masih tidak bisa menerima semua ini, dengan menegakkan leher napas terengah melihat tajam nyonya besar keluarga Yan, ekspresinya terlihat begitu pahit dan penuh dendam.

“Sepertinya kamu sangat tidak senang!” Nyonya besar keluarga Yan berjalan menghampiri Melinda Yan, memicingkan mata melihatnya.

“Anakmu ini...mana...mana berani!” Melinda Yan mengatupkan bibirnya rapat-rapat sambil menundukkan kepala.

“Tidak berani? Tapi kalau aku lihat kamu lebih terlihat tidak senang menerima ini! Nah kalau begitu aku akan menjelaskan padamu, juga untuk memberitahumu kalau aku ibu yang adil!” Tatapan nyonya besar keluarga Yan terlihat serius, “Sikap Robin begitu ceroboh dan keterlaluan, dia berlari ke rumah sakit pada hari pernikahan untuk menjaga selingkuhannya yang saat itu tengah melahirkan anaknya, meninggalkan pengantin wanitanya sendirian di hotel, sehingga membuat pengantin wanita membuat lelucon besar di tempat itu dan mencari laki-laki lain untuk menikahinya. Ya kalau dikatakan apa yang dilakukan Robin tidak ada hubungannya dengan keluarga Yan kita, tetapi dia adalah putramu dan cucuku, sehingga sikapnya ini juga membuat malu keluarga Yan. Sekarang beritahu aku, memukulmu 20 kali dengan rotan itu hal yang wajar atau tidak?”

“Ibu, maaf! Ini semua salahku, aku tidak mengurus anakku dengan baik!” Melinda Yan saat ini tidak punya pilihan lain selain menundukan kepala dan mengakui kesalahan, lagi pula yang dikatakan nyonya besar keluarga Yan tidak salah sedikitpun.

“Yang mau aku lihat adalah tindakanmu! Dan kejadian ini terserah kamu mau bagaimana menyelesaikannya!” Setelah itu nyonya besar keluarga Yan melambaikan tangan, menyuruh orang mengantar Melinda Yan pulang kerumah keluarga Xiao.

Angie Qin merasa tidak tenang ketika nyonya besar keluarga Yan berbicara tentang pernikahan kemarin. Lagi pula, semua berawal darinya yang mencari calon pengantin laki-laki di tempat hingga menyebabkan semua konsekuensi ini, dan Melinda Yan yang tidak ada urusannya dengan ini saja di pukul 20 kali rotan, lalu bagaimana dengannya?

“Angie, jangan takut! Masalah ini tidak padamu, sebenarnya nenek juga mau berterima kasih padamu, karena kalau masalah ini tidak terjadi Stanley bagaimana bisa melamar gadis sebaik kamu? Sudah ya, waktu sudah tidak pagi, kalian cepatlah bersiap, jangan lupa oleskan obat untuk Stanley! Aku tunggu kalian di bawah!”

Nyonya besar keluarga Yan melihat Stanley Yan yang memeluk erat Angie Qin dan tidak mau melepasnya hanya bisa menghela napas, dan dengan di tuntun pengurus rumah pergi keluar.

Mendengar pintu di tutup, Angie Qin baru akhirnya menghela napas, dia memutar kepala melirik Stanley Yan, “Sudah, lepaskan aku! Tidak usah berakting lagi!”

Stanley Yan mengangguk menuntun Angie Qin pergi duduk ke atas ranhang, dengan gugup melihatnya dan bertanya, “Barusan tadi tidak membuatmu terkejut kan?”

Angie Qin melihatnya menggelengkan kepala, lalu bertanya padanya mengapa bisa pas sekali databg, Stanley Yan memicingkan mata tersenyum, “Kalau aku bilang kebetulan, kamu percaya tidak?”

“Ya kalau kamu tidak mau bicara ya sudah!” Angie Qin tidak memaksanya untuk menjawab lagi, berdiri dan berjalan ke arah koper yang di antar Melinda Yan, Stanley Yan menarik tangannya, melihat 2 koper besar yang tidak jauh dari sana, lalu alisnya mengkerut, “Kamu masih belum bisa melupakannya?”

“Dia? Robin? Bagaimana mungkin?” Angie Qin tidak berani melihat matanya karena apa yang dipikirkannya saat ini adalah Robin Xiao.

“Ya kalau kamu masih belum bisa lupa dengannya tidak apa-apa, aku bisa menunggumu! Kalau satu hari tidak bisa, ya 1 tahun, kalau 1 tahun tidak bisa, ya seumur hidup...Aku percaya suatu hari nanti kamu pasti akan bisa melupakannya, dan dalam hatimu hanya akan ada aku seorang!”

Angie Qin tiba-tiba berbalik menatap wajah serius Stanley Yan, dia tiba bisa percaya Stanley Yan bisa mengatakan kata-kata seperti itu.

“Sudahlah, jangan bercanda! Tidak lucu!”

Dia membuang muka, tidak ingin Stanley Yan melihat kedua matanya yang berair karena terharu.

Stanley Yan memegang wajah Angie Qin, kedua mata dengan dalam melihat Angie Qin, “Aku sangat serius memberitahumu, ini semua bukan candaan! Angie, aku mencintaimu! Aku mau kamu menjadi satu-satunya wanitaku untuk seumur hidup!”

Angie Qin terbengong melihatnya, dia baru saja mau mengatakan sesuatu, tapi Stanley Yan dengan khidmat mencium bibirnya dalam, di saat ini dia bisa merasakan rasa cinta yang dalam dari Stanley Yan menguar...

Download APP, continue reading

Chapters

348