Bab 11 Semua Penuh Jebakan

by Ester Goh 11:37,Apr 06,2020
Saat Stanley Yan dan nyonya besar keluarga Yan pulang ke rumah hari sudah malam, Angie Qin tidak tahu mereka pergi kemana dan melakukan apa selama itu.

Tapi dia bisa merasakan dan melihat kalau Stanley Yan sangat kelelahan dan tidak bersemangat.

“Kamu tidak apa-apa kan?”

Stanley Yan menggelengkan kepala, melihat Angie Qin mengenakan baju tidur alisnya mengernyit, “Cheongsamnya mana? Kok tidak dipakai?”

“Tadi waktu makan tidak sengaja kena makanan dan kotor jadi aku ganti!” Angie Qin memeluk kotak cheongsam dan heels membawanya ke hadapan Stanley Yan, lalu dengan kedua tangannya menyodorkannya pada Stanley Yan, “Nih, sekarang sudah waktunya mengembalikannya pada pemiliknya!”

Stanley Yan melihat kotak di tangan Angie Qin, kedua matanya kemudian menatap wanita di depannya ini, “Tidak menyukainya?”

“Suka kok! Tapi ini bukan milikku!”

Cheongsam dan heels yang ada di dalam kotak memiliki makna yang besar untuk Stanley Yan, bisa mengenakannya walau hanya sekali saja sudah termasuk beruntung, dan dia tidak pernah terpikir bisa memiliki barang ini seutuhnya.

“Kalau kamu menyukainya, ya sudah semua ini mulai sekarang sudah menjadi milikmu!” Stanley Yan menerima kotaknya, lalu dengan penuh khidmat dengan kedua tangannya kembali menyodorkan kepada Angie Qin.

“Ini...untukmu terlalu penting, aku tidak bisa memilikinya!”

Angie Qin segera melambaikan tangannya, setengah mati dan keras kepala menolak pemberian kotak dari Stanley Yan, melihat itu Stanley Yan mengerutkan alis, berjalan ke arah tong sampah dan membuang kotak itu.

“Apa yang kamu lakukan! Ini adalah barang kesukaan ibumu, kamu bagaimana bisa begitu!”

Angie Qin tidak tahu apa yang telah merasuki Stanley Yan, barang yang begitu penting dia bagaimana bisa membuangnya sembarangan.

Dia sibuk berlari memungut kembali kotak itu dan dengan emosi bertanya pada Stanley Yan.

“Bagiku semua barang yang tidak kamu mau, semuanya tidak ada maknanya! Barang itu...juga sama!” Stanley Yan melihat kotak yang dipeluk Angie Qin, kedua matanya menatap Angie Qin dan mengulurkan tangannya, “Manusia tidak mungkin selalu hidup di masa lalu! Berikan padaku, aku akan menyuruh orang untuk membuangnya!”

“Tidak boleh, barang ini tidak boleh dibuang!”

Angie Qin memeluk kotak ini dengan rapat, dan kukuh menggelengkan kepala.

“Barang ini milikku, kamu tidak punya hak untuk mengurusinya!”

“Tapi kamu tadi barusan sudah memberikannya padaku, barang ini sekarang telah menjadi milikku!”

Angie Qin takut kalau Stanley Yan akan benar-benar membuang barang ini, dengan kukuh berkata dan menatap tajam Stanley Yan.

Stanley Yan seperti ingin tersenyum, tatapannya begitu lembut pada Angie Qin dan masih ingin mengambil kotak itu: “Kamu kenapa harus memaksa dirimu sendiri! Ayo pintar, berikan barangku itu padaku!”

“Tidak! Barang ini milikku, kalau kamu berani merebutnya dariku, aku akan memusuhimu!”

“Kamu yakin mau menyimpan barang ini?”

“Yakin dan sangat yakin!”

“Baiklah, barangmu terserah kamu bagaimana memutuskannya! Aku pergi ke toilet dulu!” Stanley Yan menyerah, dengan tidak berdaya tersenyum dan memutar badan pergi ke toilet, Angie Qin baru saja menghela napas, Stanley Yan tiba-tiba berhenti dan melihatnya dengan tatapan penuh jebakan, “Kamu tidak boleh menyesal dan menarik kembali kata-katamu ya!”

Angie Qin baru tersadar kalau semua ini hanya jebakan Stanley Yan, dia padahal sangat menyayangi barang ini, tapi karena takut Angie Qin tidak mau menerimanya sengaja membuat jebakan ini, tapi Angie Qin sudah terlanjur mengatakan yakin untuk memiliki barang ini, dia tidak bisa lagi membalikkan kata-katanya dan menyesal telah mengatakan ini semua.

Dia dengan emosi melirik Stanley Yan, menunduk melihat kotak di tangannya dengan tak berdaya dan tersenyum pahit.

Stanley Yan keluar dari kamar mandi dengan hamduk yang melilit di tubuhnya, dia sambil mengelap rambut sambil bertanya pada Angie Qin mengapa sudah semalam ini masih saja belum tidur.

Angie Qin memalingkan wajah tidak melihatnya, dan detik berikutnya dirinya telah di peluk oleh Stanley Yan yang saat ini tertawa jahil padanya, “Kenapa? Masih marah? Atau kamu mau sesuatu dariku, agar tidak marah lagi?”

“Aku lebih tidak mau sesuatu darimu!” Angie Qin memberontak dari pelukan Stanley Yan, memutar wajah menatapnya tajam, “Siapa yang akan tahu kalau kamu mungkin akan menggali lobang untuk menyuruhku lompat lagi?”

“Segitunya tidak percaya padaku? Ya sudah, anggap saja aku tadi tidak mengatakan itu!” Stanley Yan juga tidak marah, dia berdiri mengambil selimut dan membentangnya di lantai, lalu berbaring disana, dia tersenyum berkata “Selamat malam” pada Angie Qin lalu perlahan menutup kedua mata.

Melihat wajah tidur Stanley Yan yang tenang di bawah lantai, Angie Qin tidak tahu harus bagaimana menggambarkan perasaannya saat ini.

Perasaan bahagia tentu saja ada, perasaan terharu juga ada, tapi selain perasaan itu, dia dalam hati tidak tahu mengapa merasakan perasaan kecewa, dia menyentuh wajahnya yang panas dan bertanya pada dirinya sendiri: Apa yang sebenarnya terjadi padaku?

“Sudah mau jam 12, kenapa masih belum tidur? Sedang memikirkan apa?”

“Kamu bukannya juga masih belum tidur? Masih ngomongin aku!” Angie Qin takut ketahuan olehnya, sengaja menunjukan wajah juteknya.

Stanley Yan rasanya ingin tertawa, menggelengkan kepala, “Bodoh, sudah cepat tidur! Besok masih ada hal penting yang mau dilakukan!”

Hal penting? Angie Qin ingin bertanya lebih jelas, tapi Stanley Yan sudah mulai tidur, dan tidak memberinya kesempatan untuk bicara.

Download APP, continue reading

Chapters

348