Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih

by Kate 10:30,Sep 02,2020
Selesai sarapan, Nikita Su buru-buru pamit mengucapkan selamat tinggal kepada Leonard Li dan pergi meninggalkan vila. Hanya saja ketika dia melihat jalan berliku di depannya, dia tercekat. “Aku benar-benar cari mati ya, pulang dengan jalan kaki dari sini sungguh gila!” Nikita Su dengan kesal mendumel.

Setelah jalan setengah jam, Nikita Su merasa kakinya sudah mati rasa. Berhenti di pinggir jalan, baru bersiap melepas heelsnya dan melanjutkan perjalanan, mobil bugatti veyron berhenti di depannya.

Jendela mobil terbuka, Leonard Li melihat ke depan, dan dengan suara rendah berkata: “Naiklah.”

Untuk menjaga kedua kakinya untuk tidak hancur, Nikita Su hanya ragu beberapa detik, akhirnya masuk dan duduk di dalam mobil. Leonard Li adalah seorang lelaki yang pendiam, jadi dia hanya menganggapnya sebagai udara, dan terus membaca dokumennya.

Nikita Su sedikit merasa gugup, saat mau merubah posisi duduknya, supir Li tiba-tiba membelokan stirnya, Nikita Su sama sekali tidak ada persiapan, jadi seluruh tubuhnya jatuh menimpa Leonard Li. “Ah...” Teriaknya.

Bau samar dan lembut khasnya masuk memenuhi rongga hidung Leonard Li, membuat hatinya tercekat. Dia menundukan kepala, bibirnya mencium rambutnya, dan suasana ini terlihat begitu intim. Nikita Su terkejut membelalakan kedua matanya, merasakan nafas hangatnya berhembus di wajahnya.

Nikita Su kemudian dengan cepat menjauhi pelukannya dan langsung meminta maaf: “Paman, maaf, maaf...”

Leonard Li sengaja berpura tenang dan mengalihkan pandangannya, kemudian menjawab: “Tidak apa-apa.”

Nikita Su dengan erat memegang gagang pintu mobil, untuk menghindari kecanggungan, dia sengaja terus menatap keluar jendela. Sampai mobil berhenti di dekat kantornya, dan Nikita Su baru berkata: “Terima kasih paman, selamat tinggal.”

Leonard Li hanya berdehem. Nikita Su keluar dari mobilnya, dengan langkah cepat masuk ke kantornya. Hp Leonard Li tiba-tiba berdering, dia menekan tombol hijau mengangkatnya.

“Direktur, para pemegang saham sudah menunggu, kamu kapan akan sampai disini?” Sekretarisnya Girno Chen bertanya dengan cemas.

Leonard Li bersender di kursinya, menjawab: “10 menit lagi.”

Mendengar jawaban jtu, supir Li terkejut, segera menginjak gas mobil. Mobil dengan cepat maju melesat di jalanan. dalam waktu 10 menit sampai ke perusahaan? Ini adalah suatu challange yang besar!

Sampai di perusahaan Yitian, Nikita Su dengan cepat duduk di kursi ruangannya. Tapi semenit kemudian, mendengar pengumuman rapat, dan sekelompok desainer termasuk Nikita Su pergi ke ruang rapat untuk rapat.

Selama masa kuliah, Nikita Su mengambil jurusan desain dekorasi interior. Setelah lulus dari universitas, dia masuk dan magang di perusahaan Yitian. Dalam 3 tahun, Nikita Su telah berhasil menjadi desainer yang luar biasa dari perusahaan Yitian.

Asistennya Melisa sampai di sisimya, melihat pipinya, dan dengan terkejut berkata: “Nikita, pipimu kenapa bengkak seperti itu, habis kena pukul ya?”

Mendengar itu, Nikita Su mengangkat kepalanya, di matanya muncul kejadian kemarin malam. “Tidak kok, kemarin malam minum terlalu banyak.” Nikita Su sengaja berpura-pura tenang. Ketika terpikir Aldo Ye, dia merasa dadanya begitu sesak.

Dia kemudian dengan sembarangan mengambil koran, saat melihat berita utama di koran, seluruh tubuhnya seketika mengeras. Di sana terlihat Aldo Ye bersama seorang wanita di tempat yang gelap melakukan olahraga anti mainstream. Karena pengambilan sudut kamera yang sengaja diatur, jadi tidak bisa terlihat wajah wanita itu, tapi dia tahu siapa wanita itu.

“Si Aldo ini ya ganteng sih, tapi playboy sekali. Dengar-dengar dia sudah menikah, tapi tidak ada yang tahu siapa istrinya. Kalau istrinya melihat berita ini, dia pasti akan sangat sedih.” Melisa mengatakan itu sambil melihat koran.

Nikita Su mengepalkan tangannya, mengigit bibir bawahnya, tidak mengatakan apapun. Dia mengangkat wajahnya melihat atap-atap, berusaha keras tidak membuat air matanya jatuh. Padahal dia sudah meyakinkan diri untuk menyerah, tapi kenapa saat melihat berita itu, dia malah merasa hatinya sangat sakit?

Dia mendengar hpnya bergetar, kemudian menarik perasaan sedihnya. Melihat nomor penelepon, Nikita Su menarik nafas dalam, kemudian mengangkatnya: “Halo, ibu...”

Sepulang kerja, Nikita Su dengan perasaan yang tidak tenang kembali ke rumah keluarga Ye. “Ibu.” Dia berjalan masuk ke dalam, duduk di sofa di depan nyonya Ye, menyapanya dengan suara kecil.

Melihatnya, nyonya Ye menunjukan wajah yang tidak senang, dengan tidak senang berkata: “Kamu masih punya muka datang? Lihat berita ini, kamu ini mau membuat keluarga Ye malu ya? Kalau memang iya, setidaknya pulang ke rumah, dan tutup semua tirai jendela.”

Download APP, continue reading

Chapters

451