Bab 2 Ayahku Adalah Pahlawan Dunia

by Glen Valora 17:52,Jun 10,2021
Waktu sudah semakin malam, setiap detik dan menit terus berlalu. Darco sangat cemas, putri kandung yang dia belum pernah jumpa tidak tahu seberapa ketakutan sampai dia menangis seperti itu....

Satu jam berlalu dengan cepat, pukul 11 malam, di halaman sebuah vila besar yang terletak di pinggiran Kota Zanarkand, beberapa preman sedang memukul wanita yang tergeletak di atas tanah dengan tongkat di tangannya. Wanita itu dipukuli sampai seluruh tubuhnya berdarah dan berteriak dengan sengsara. Sementara dari jarak jauh ada seorang gadis kecil yang tinggi tubuhnya kurang dari 1 meter, sedang berlutut di atas tanah, memohon kepada seorang pria berpakaian hitam yang berdiri di sampingnya.

"Paman, tolong, tolong, aku mohon jangan pukul kakak Rikku lagi. Bukan dia yang beri ponsel kepadaku, aku yang mencurinya. Aku yang curi, aku mohon paman, jangan pukul lagi, jangan..." Gadis kecil berlutut di atas tanah, terus meminta ampun, matanya sudah memerah karena menangis, setengah dari wajahnya sudah membengkak dan baju yang dia pakai sudah memutih karena terlalu banyak dicuci, pakaiannya yang compang-camping menjadi kotor karena lumpur yang berlumuran. Pada saat ini, wajah gadis kecil itu juga sangat pucat...

"Sialan, berani bawa ponsel masuk, kamu pantas dipukul sampai mati. Tidak tahu aturan ya?" Pria berpakaian hitam tidak terbujuk, sama sekali tidak bermaksud menghentikan bawahannya.

Detik selanjutnya, pria berpakaian hitam menatap ke gadis bernama Rikku yang sedang dipukuli dan berkata: "Kamu sangat baik hati ya? Jangan lupa kesepakatanmu dengan kami! Kami sudah beri kamu biaya kuliahmu, tapi kamu malah beri ponsel kepada anak haram tuan ini? Kalau kamu memang ingin mati, aku bisa menurut keinginanmu!"

Gadis yang bernama Rikku baru berusia 20 tahun, dia masih sedang kuliah. Orang-orang ini memerintah dia untuk mengawasi gadis kecil. Setelah beberapa hari berada di sini, ketika melihat sekelompok sampah ini membiarkan gadis kecil tinggal di kandang babi, makan makanan sisa, Rikku merasa sangat tidak tega. Dia tahu ibu gadis kecil ini menyinggung orang-orang ini, demi menangkap ibu gadis kecil, orang-orang ini menangkap gadis kecil sebagai pengancaman.

Kebersamaan beberapa hari ini membuat Rikku tahu kehidupan gadis kecil yang kasiha. Sebelum ditangkap, gadis kecil juga hidup seperti seorang pengemis. Ibunya adalah pelayan sebuah hotel, penghasilannya tidak banyak. Setelah mengurangi uang sewa bulanan dan uang makan kedua anak dan ibu, penghasilan ibunya sama sekali tidak sisa lagi. Jadi semua pakaian gadis kecil ini adalah hasil pungutan.

Gadis kecil beri tahu Rikku namanya Lulu, dia memiliki ibu yang terbaik di dunia ini. Lulu juga beri tahu Rikku dia adalah anak yang sangat baik dan penurut, sering bantu ibu cuci piring, pungut botol bekas untuk jual. Kadang-kadang ibu juga akan beli daging untuknya, meskipun sangat jarang, tapi Lulu tetap sangat senang...

Waktu malam hari, gadis kecil dan binatang berada di kandang babi, dia mengangkat kepalanya, melihat ke bintang di atas langit. Waktu itu Rikku pun tanya dengan penasaran: "Kamu sedang lihat apa?"

Gadis kecil tersenyum dan menjawab: "Aku sedang melihat ayah"

Rikku bertanya dengan bingung: "Ayahmu? Oh ya, ayahmu ke mana? Kenapa dia tidak temani kalian?"

Gadis kecil berkata: "Ibu bilang ayah bekerja di tempat yang sangat jauh. Katanya ayah juga sangat kesusahan dan kecapekan. Setelah punya penghasilan yang cukup, ayah akan pulang cari Lulu...." Malam itu di kandang babi, gadis kecil bahkan tersenyum waktu mengatakan kata-kata itu kepadanya...

Rikku langsung menangis mendengar kata-kata gadis kecil, secara refleks dia pun bilang: "Ayahmu mungkin.... sudah mati...."

Gadis kecil pun menjawab dengan cemas: "TIdak! Ibu bilang ayah adalah seorang pahlawan dunia. Suatu hari dia pasti akan menginjak awan warna-warni datang cari Lulu! Ayahku pasti akan pulang! Lulu adalah anak yang begitu baik, dia pasti menyukai Lulu juga..."

Melihat tatapan gadis kecil yang dipenuhi dengan harapan bagai bintang cerah di langit malam, Rikku tidak bisa menahan rasa sedih di dalam hatinya lagi. Mengambil resiko dipukuli preman-preman itu, Rikku diam-diam memberi gadis kecil beberapa roti, menyuruh gadis kecil untuk makan dan menyembunyikan sisanya...

Seperti itu, Rikku mengobrol bersama gadis kecil di kandang babi selama beberapa hari. Pada malam ini, gadis kecil tiba-tiba tidak berbicara lagi. Sambil menatap langit yang gelap, gadis kecil berkata: "Kakak, kamu lihat, sudah tidak ada bintang...." Berkata sampai sini, gadis kecil pun mulai menangis dan diam sejenak sebelum berkata lagi: "Kakak, bintang sudah tidak ada, apakah hal itu berarti ayahku tidak bisa kembali lagi..."

Kata-kata gadis kecil membuat jantung Rikku mengerat, ternyata gadis kecil ini tahu dan mengerti semuanya...

Setelah diam sejenak, Rikku menyeka air matanya dan berusaha tersenyum kepada gadis kecil: "Lulu, jangan sembarang pikir. Ayahmu pasti akan pulang, pasti akan, pasti akan..."

Gadis kecil tersenyum dengan putus asa, memeluk lutut kakinya yang dikotori lumpur sambil menggelengkan kepalanya: "Kakak, kamu jangan bohong Lulu lagi. Sebenarnya aku sudah tahu sejak awal, aku tahu ibu membohongi aku. Kalau tidak, sekarang Lulu sedang diganggu orang jahat dan ibu juga tertangkap, kenapa ayah masih tidak pulang?" Gadis kecil berkata sambil menangis.

Rikku mengangkat kepalanya, melihat ke langit yang kegelapannya suram. Apakah sekarang adalah masa terpenting dimana masalah besar akan diselesaikan? Rikku menarik nafas dalam, menahan rasa sakit hatinya dan tersenyum kepada gadis kecil: "Lulu, kakak tidak bohong kamu. Kamu coba pikir, ayahmu itu pahlawan dunia, dia pasti akan datang mencari kamu. Kamu begitu baik dan pintar, ayahmu pasti sangat suka kepadamu. Oh iya, apakah kamu nomor ponsel ayahmu? Coba kamu telpon ayahmu...."

Rikku sebenarnya cuman sembarang berkata, tidak menyangka gadis kecil tiba-tiba mengangkat kepalanya, berpikir dengan keras untuk beberapa saat sebelum berkata: "Iya, aku ingat. Ibu pernah beri tahu aku, ponsel ayah dibeli oleh ibu juga. Tapi ibu bilang ayah sangat kesusahan dan kecapekan, jadi kami tidak boleh telpon ayah. Tapi sekarang ibu diganggu sama orang jahat, kakak Rikku, bolehkah kamu bantu aku telpon ke ayah...." Setelah sangat lama, gadis kecil baru sanggup menyebut sebuah nomor telpon.

Jadi, adengan satu jam lalu pun terjadi. Gadis kecil akhirnya sukses menelpon ke Darco yang berada di tempat jauh. Gadis kecil sangat senang, tapi baru sebentar preman sudah menyadari hal ini, sampai dia merusakkan telponnya dan memukuli Rikku.

Di halaman, Rikku sudah dipukul sampai tidak bisa dikenal, dia sudah mau gila di tempat. Gadis kecil terus meminta ampun sambil berlutut: "Paman, jangan puku lagi, jangan puku lagi. Semuanya salah Lulu, Lulu tidak berani lagi, tidak akan berani lagi...."

Pria berpakaian hitam yang sepertinya adalah pemimpin dari kelompok preman berjalan ke hadapan Rikku, setelah mendengar kata-kata gadis kecil, dia melirik ke makanan basi yang babi tidak makan habis dan menunjuknya: "Boleh tidak pukul dia, kamu pergi habisin semua makanan basi itu. Apakah kamu mau? Jangan kira aku tidak tahu wanita bajingan ini selalu diam-diam beri kamu makan!"

Gadis kecil melihat ke makanan sisa dengan wajah yang pucat, tubuhnya mundur satu langkah ke belakang secara refleks. Tapi detik selanjutnya, dia menggigit giginya dan berjalan masuk ke kandang, mulai makan makanan yang berbau basi itu...

Rikku yang dipukuli pun memejamkan matanya dengan tidak tega, tempat ini adalah neraka!!

Sambil makan, gadis kecil mengomel dengan air mata mengalir: "Ayahku adalah pahlawan dunia, dia pasti akan datang melindungi Lulu. Ayahku adalah pahlawan dunia, dia pasti akan datang melindungi Lulu....."

Pria pemimpin yang berpakaian hitam jalan ke samping kandang, berjongkok dan melihat ke gadis kecil di dalamya. Mendengar omelan gadis kecil, dia pun berkata: "Haha, ayahmu sudah mati sejak dulu, dia tidak akan datang selamatkan kamu. Kalau ibumu tidak menuruti tuan Seymour, kamu juga akan mati. Sebenarnya, daripada menderita di sini, mendingan kamu mati saja. Kalau mati, kamu juga bisa pergi mencari ayahmu..."

Gadis kecil menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan tangisan, "Tidak, tidak, tidak, ayahku tidak mati, tidak mati. Dia pasti akan datang selamatkan Lulu, pasti akan...."

"Haha..... Kamu jangan..." Pada saat pria itu masih mau menertawakan gadis kecil, tiba-tiba terdengar suara keras dari bagian pintu gerbang. Detik selanjutnya, sebuah mobil berlapis baja melesat kemari. Suara keras juga membuat gadis kecil ketakutan dengan wajah yang semakin pucat. Secara refleks, gadis kecil melihat ke mobil yang datang. Detik selanjutnya, Darco yang mengenakan seragam militer melompat keluar dari mobil, First dan Seven yang berperingkat 10 besar dalam Ksatria juga segera ikut melompat.

Tidak tahu bagaimana, waktu melihat Darco pada pandangan pertama, gadis kecil langsung merasakan perasaan kangen dan hangat yang berat. Secara refleks, gadis kecil tersenyum dan memanggil: "Ayah..."

Darco yang baru saja turun dari mobil, baru mau mulai mencari orang, tubuhnya tiba-tiba bergetar. Dia melihat Lulu yang berada di dalam kandang babi dengan wajah tercengang. Gadis kecil ini begitu mirip dengannya. Matanya, alisnya, hidungnya....

"Lulu?" Setelah melihat situasi putrinya dengan jelas, Darco merasa tubuhnya seperti disambar petir, air mata langsung mengalir dari matanya.

"Hehe, ayah, kamu datang selamatkan Lulu ya. Lulu sangat senang, sangat senang. Ayah, Lulu sangat kangen kepadamu, sangat kangen..." Gadis kecil di dalam kandang tersenyum dengan polos. Berkata sampai sini, tubuh Lulu sudah tidak bisa menahan diri dan jatuh ke belakang...

Ah..... Darco meraung dengan sengsara, momentum di seluruh tubuhnya meledak, dia langsung menghantam pria yang berdiri di samping kandang, kemudian melompat ke dalam kandang dan memeluk gadis kecil itu dengan erat..... Di dalam kandang, Darco berdiri dengan tegak dan berkata kepada gadis kecil: "Lulu jangan takut, jangan takut. Ayah sudah datang, ayah sudah datang..."

Melihat wajah Darco, gadis kecil memejamkan matanya secara perlahan dan pingsan di tempat. Meskipun begitu, dia tetap mengomel di mulut: "Ayahku adalah pahlawan dunia, ayahku adalah pahlawan dunia. Suatu hari dia pasti akan menginjak awan berwarna-warni datang mencari Lulu.... Ayahku adalah pahlawan dunia, ayahku adalah pahlawan dunia...."

Ah.... Darco mengangkat kepalanya ke arah langit dan berteriak dengan kuat. Air matanya terus mengalir, detik selanjutnya, dia memuntahkan darah segar berwarna hitam dan kesadarannya juga jatuh ke dalam kegelapan. Di bawah langit yang gelap, meskipun Darco pingsan, dia tetap memeluk putrinya dengan erat, tetap melindunginya....

"Bunuh! Bunuh semuanya! Ah!!!" Melihat Darco dan Putri, First dan Seven juga tidak bisa menahan diri lagi. Mereka membunuh beberapa preman di halaman. Dalam waktu sejenak, semua orang di dalam rumah sudah mati dengan tubuh yang hancur. Sementara Rikku yang tergeletak di tanah juga pingsan dengan senyuman setelah melihat ayah Lulu sungguh datang.

"Katamu benar, Lulu, ayahmu adalah pahlawan dunia... Kamu harus bahagia, Lulu...." Ini adalah apa yang dikatakan Rikku sebelum pingsan.

Setelah membunuh semua orang, First, Seven beserta belasan tentara pun memandang ke Darco dan Putri yang pingsan dengan mata yang sedih. Melihat Darco yang tetap berdiri dengan tegak dan melindungi Putri meskipun dirinya telah pingsan, mata First, Seven dan semua tentara pun memerah total....

Ah!!!!! First yang tidak bisa menahan diri meraung dengan keras, dia mengeluarkan ponselnya dan membuka program internal Sky Temple, mengarahkan kamera ke Darco, kemudian berteriak kepada telpon:

"Lord mengalami luka mental parah! Putri mengalami luka parah! Tidak tahu masih hidup atau sudah mati! Semua anggota Sky Temple, semuanya kemari! Sampingkan semua hal, semuanya! Dengan cara apa pun itu! Segera! Sekarang! Semuanya! Semua orang! Semuanya kemari! Semuanya! Semuanya! Semuanya!!"

Setelah First mengirimkan berita ini ke program rahasia Sky Temple, tiba-tiba, seluruh dunia bergejolak. Semua master Sky Temple yang berada di berbagai sudut dunia melepaskan aura pembunuhannya yang membumbung pada detik ini.…

Download APP, continue reading

Chapters

802