Bab 8 Ketakutan Magus Seymour

by Glen Valora 17:53,Jun 10,2021
Sepuluh menit kemudian, Remi sudah menarik Sonya berjalan keluar dengan jarak yang cukup jauh, mereka berdua berhenti dan bernapas terengah-engah, masih ada jejak air mata di wajah Sonya ¸dan tatapan mata Remi juga sangat kacau. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan pria yang pernah melukai Sonya lima tahun yang lalu benar-benar muncul, tapi memang dia terlalu gegabah karena langsung memukul Anima sampai cacat, Keluarga Seymour pasti tidak akan melepaskannya.

Sonya membungkukkan badannya, kedua tangannya menopang pada lutut, napasnya terengah-engah, air matanya menetes turun. Saat ini yang ada dalam pikirannya hanya adegan Darco tiba-tiba muncul dengan sombongnya di saat dia sangat putus asa. Dan Darco memberitahunya jika Lulu sudah diselamatkan, tapi Darco sendiri sekarang sedang dikepung....

“Remi, menurutmu... Apa dia akan baik-baik saja?” Sonya menundukkan kepala dan berkata pada Remi dengan tatapan mata penuh penderitaan.

Hati Remi semakin kacau, jika dari sudut pandangnya, untuk apa dia peduli dengan hidup atau mati Darco itu? Lagipula sekarang Sonya dan anaknya sudah selamat, tapi dia juga harus mengakui tindakan Darco yang membuat emosi Keluarga Seymour semuanya terfokuskan pada dia merupakan sebuah keberanian yang sangat besar, tidak bisa dilakukan oleh orang biasa.

Jadi setelah diam beberapa saat Remi menghindari pertanyaan Sonya dan berkata: “Sonya, jangan berpikir terlalu banyak, karena dia berani berbuat seperti itu, dia pasti punya keyakinan, dan aku lihat gerakan dia bagus juga, harusnya pernah masuk militer, jika memang seperti itu, Divisi Perang juga akan ikut campur, kamu tidak perlu khawatir, tugas yang terpenting sekarang adalah segera temukan Lulu, lalu kalian segera pergi dari sini....”

Sonya berkata sambil menggigit bibirnya: “Tapi… Tapi jika kami pergi, bagaimana dengannya?”

Remi menggertakkan gigi dan berkata: “Jangan khawatir, ayahku akan pulang besok pagi, saat itu aku akan minta ayahku maju dan selesaikan masalah ini, kamu cepat bawa Lulu pergi, lebih baik jangan biarkan anakmu melihat masalah ini, dia masih kecil, jangan menakuti dia, aku pikir Darco mungkin juga bermaksud seperti ini, kamu jangan sia-siakan usahanya....”

Saat Sonya masih ingin berbicara, tiba-tiba ada sebuah kendaraan off road yang berhenti di depan mereka, First menurunkan jendela mobil lalu berkata kepada Sonya : “Kakak ipar ayo naik, Lulu di dalam mobil, baru saja menghabiskan infus cairan, kakak suruh aku antar kalian ke Kota Ilika, cepat pergi, keselamatan kamu dan anak yang paling penting....”

Sonya menatap First lalu melihat Lulu yang sedang tertidur tenang di kursi belakang, air mata memenuhi wajahnya, anaknya di sini, sedangkan ayah dari anaknya sedang dikepung oleh begitu banyak orang. Untuk sesaat dia tidak tahu harus memilih yang mana.

“Apa anak dan ayah harus berpisah lagi padahal baru saja bertemu?” Hati Sonya terasa sangat sakit.

Remi menggenggam erat tangan Sonya dan berkata: “Sonya, cepat pergi, jangan khawatir, masih ada aku di sini. Aku jamin padamu akan berusaha sekuat tenaga meminta ayahku untuk maju! Jangan pikirkan lagi, Lulu butuh kamu, dan tidak ada gunanya kamu berada di sini, malah mungkin hanya akan menimbulkan hal yang sebaliknya, pergilah…”

First juga mengangguk lalu berkata: “Kakak ipar, cepat naik, tubuh Lulu sangat lemah, butuh perawatan, beberapa hari ini dia sudah terkejut, dia butuh kamu....”

Sonya terdiam lagi, lalu naik ke mobil sambil menggertakkan gigi, dia memindahkan Luluke dalam pelukannya dengan hati-hati setelah berada dalam mobil, lalu menatap dan memohon pada Remi lewat jendela mobil: “Remi, harus bantu dia, bantu dia....”

Remi mengangguk dengan ekspresi wajah serius: “Ehm, jangan khawatir, aku pasti bisa, kamu adalah teman terbaikku, satu-satunya temanku!”

Mobil mulai bergerak, First langsung menginjak pedal gas setelah menganggukkan kepala pada Remi, mengemudikan mobil ke area luar kota. Di dalam mobil, First sedang mengemudi, sedangkan Sonya berlinangan air mata sambil memeluk Lulu.....

“Hahh…” First menghela napas dalam hatinya, sebenarnya saat Darco pulang kembali, tidak akan ada masalah lagi pada keamanan Sonya dan Lulu. Tapi setelah sekian lama mengikuti Darco, dia tahu dengan jelas sekarang dalam hati Darco sudah penuh dengan niat membunuh, menyuruhnya membawa pergi Sonya dan Lulu, karena Darco tidak ingin mereka melihat adegan berdarah yang akan terjadi selanjutnya….

Orang yang berani menindas istri dan anak dari The Conqueror Of Sky Temple, bagaimana mungkin akan dibiarkan hidup oleh Darco ? Tidak, bahkan kematian juga bisa menjadi harapan mereka yang berlebihan!

First menatap dingin, terus mengemudi mobilnya menuju area luar, ini adalah tugasnya….

……

Darco saat ini sudah dikepung oleh ratusan orang Keluarga Seymour, Anima masih terus meraung di bawah kakinya, Magus menatap Darco sambil tersenyum dingin lalu berkata pelan: “Sudah 10 menit, dua wanita itu juga sudah lari jauh, bukankah kamu harusnya sudah bisa melepaskan keponakanku sekarang?”

Darco tertawa sambil berkata: “He, aku pernah bilang akan lepaskan dia?”

Magus menyipitkan matanya saat mendengar itu, dia menatap Darco untuk sesaat lalu mengangguk: “Bocah, berani juga kamu….”

“Bos, jangan omong kosong padanya! Langsung penggal mati saja! Dia tidak akan berani membunuh tuan muda, karena dia juga tidak akan bisa hidup!” seorang bawahan di samping Magus menunjuk Darco sambil memegang pisau.

“Hehehe…..” Darco tertawa mendengar itu, suara tawanya sangat aneh, terdengar penuh dengan niat membunuh, setelah tertawa sesaat, dia menatap Magus dengan tatapan seperti orang mati, membuat Magus tanpa sadar bergerak mundur, lalu tanpa sadar bertanya: “Ter…Tertawa apa kamu!”

Darco menekan niat membunuh dalam hatinya, dia menatap Magus lalu berkata: “He… Magus, kamu harusnya bersyukur dirimu bukan ayah dari sampah ini, jika tidak kamu tidak mungkin masih bisa berdiri sekarang….”

Ekspresi wajah Magus berubah, dia menatap Darco sambil berkata: “Bocah, aku akui kamu sangat hebat, aura membunuh di tubuhmu juga sangat kuat, seharusnya pernah melihat darah, tapi jika kamu pikir bisa mengancamku hanya dengan dirimu seorang saja, bukankah kamu memandang dirimu terlalu tinggi? Bukankah kamu seharusnya bertanya dulu pada 300 saudara di sisiku ini, mereka setuju atau tidak!!!!”

Darco tidak berbicara, dia sama sekali tidak tertarik dengan gangster di kota kecil seperti ini. Saat ini, ketika ucapan Magus terdengar, bayangan tubuh Seven dan juga dua Ksatria Dewa Langit yang mengikuti Seven terlihat di atap rumah lantai dua tidak jauh dari belakang tubuhnya.

Angin malam yang bertiup membuat jubah Seven berkibar, Seven berkata setelah dia muncul: “He, bunuh kamu? Sampah sepertimu ini tidak perlu sampai kakakku yang turun tangan, kalian hanya sekelompok sampah saja, masih bisa melindungimu?He…. polos sekali….”

Magus segera berbalik dan melihat Seven lalu berkata: “He….Sudah begitu lama tidak melihat orang sombong seperti kalian, kalian kira aku mudah ditindas? Beraninya orang tidak penting seperti kalian meraung di depanku?”

Tatapan mata Magus berubah saat dia berbicara: “Bunuh mereka….”

Diikuti dengan perintah dari Magus, puluhan gangster yang mengepung sedang menyerang ke arah Seven dan yang lainnya dengan pisau pemotong besi di tangan mereka.

Seven tidak lagi berbicara, dia tersenyum dingin meremehkan, lalu tubuhnya bergerak dan langsung melompat turun, setelah itu dia langsung bergerak menuju ke arah Magus dengan kecepatan tinggi. Dan semua orang yang menghalangi di depan dibuat terbang olehnya…..

“Bagaimana mungkin? Hentikan dia, hentikan dia!!” ekspresi wajah Magus langsung berubah. Saat melihat puluhan orang yang diterobos oleh Seven, dia terkejut sampai dengan segera memerintahkan orang di sisinya untuk menghentikan Seven.....

Tapi tidak berguna, Seven terlalu cepat, dia sudah akan bertindak dari tadi jika bukan karena Sonya masih berada di tempat ini. Dia hanya terus menahan saja dari tadi. Sekarang Sonya sudah pergi, dia akhirnya tidak perlu menahan lagi.

Baam baam…. Dalam sekejap saja, Sevenmenerobos lagi beberapa gangster yang menghadangnya, dia langsung muncul di sisi Magus, selanjutnya dia menodongkan sebuah belati hitam pekat ke leher Magus.

“Jangan bergerak.. Jika tidak kepalamu akan jatuh…” Seven berkata dengan nada bicara mempermainkan.

Tik…. Keringat dingin yang berada di wajah Magus menetes ke atas tanah, ekspresi wajahnya berubah pucat. Bawahan yang di sekitarnya itu juga sangat terkejut, tidak bisa berkata-kata….

Dua Ksatria Sky Temple yang dibawa oleh Seven langsung mengendalikan Anima saat mereka sampai di sisi Darco. Dan Darco berjalan seolah-olah tidak ada orang menuju ke depan Magus yang sudah sangat ketakutan, dia terdiam sebentar lalu berkata: “Ucapanku masih sama, kamu harus bersyukur dirimu bukan ayah dari sampah itu, beritahu Auron , aku sudah membawa anaknya, suruh dia jemput anaknya ke vila pinggir sungai di perbatasan timur tiga hari lagi. Putranya mengurung anakku selama 3 hari, aku juga akan kurung dia 3 hari, dalam 3 hari ini, jangan coba-coba menolong dia, jika tidak aku tidak jamin kalian bisa menolong dia dalam keadaan hidup….”

Darco pergi sambil membawa Anima yang sudah pingsan, Seven juga sudah melepaskan Magus, setelah sekelompok orang itu pergi menjauh, Magus juga tidak berani menyuruh orang untuk mengejar mereka, karena dia benar-benar sudah merasakan kematian tadi, orang itu benar-benar bisa membunuhnya......

“Siapa mereka sebenarnya?” Magus berpikir dengan sangat terkejut….

Download APP, continue reading

Chapters

802