Bab 3 Tipuan
by Evan Judika
18:11,Aug 28,2021
Kusno ini terlihat lembut, memakai kacamata bingkai emas, dari jam tangan Constantine di pergelangan tangannya bisa dilihat latar belakang keluarganya tidak biasa.
Dan maksud memberi uang, sudah sangat terlihat jelas ingin menunjukkan aku pelayan yang menjaga Fatima. Kalau aku terima uang ini, itu artinya aku rendahan, benar-benar menjadi pelayannya.
Aku mengabaikannya, langsung menekan tombol menutup jendela, lalu menginjak pedal gas, melaju ke tempat parkir Resto West.
Sebenarnya, tempat parkir hanya berjarak 50 meter dari gerbang Resto West. Ketika memarkir mobil, Fatima dan Kusno sudah duduk di dalam.
Melalui jendela transparan Resto West, aku duduk di dalam mobil, hatiku sangat tidak senang, melihat Fatima.
Bukan karena peduli, tetapi tidak senang, sangat tidak senang, meskipun aku tidak mencintai Fatima, tetapi secara hukum dia istriku. Sekarang dia kencan buta dengan pria lain, aku menunggu di luar. Perasaan ini menguji kesabaranku.
“Persetan.”Aku memukul setir, tidak tahan memaki. Pria mana pun tidak tahan dengan ini, akan langsung memukul Kusno.
Namun, aku tahu betul aku tidak bisa menang melawan Kusno. Dengan perusahaan dan aset Ibu Jelani di kota Gyongbo. Pasangan yang dijodohkan olehnya tidak akan buruk.
Sekali pun tidak berasal dari kalangan atas, setidaknya tidak lebih buruk dari Ibu Jelani.
Mengingat ini, aku sedikit tidak berdaya. Dalam masyarakat ini, uang adalah raja. Aku yang miskin, bisa dibunuh dengan satu jari.
“Persetan!”Aku menggertakkan gigi, menyalakan sebatang rokok, bahkan bertanya-tanya apakah aku ada batas kesabaran.
Fatima dan Kusno makan selama satu jam lebih, belum habis makan, keduanya sudah tertawa bahagia.
Dari kejauhan, aku bisa melihat mata Fatima. Aku merasa diriku diselingkuhi!
Mumpung Fatima dan Kusno belum selesai makan, aku menoleh dan bertanya-tanya apakah aku bisa mengubahnya. Setelah memikirkannya selama lebih dari sepuluh menit, aku masih tidak bisa memikirkan cara apa pun.
Tepat saat ini, Kusno di Resto West berdiri, mengulurkan tangannya seperti pria terhormat, mengundang Fatima keluar dari tempat duduknya. Aku langsung sadar, selesai makan mereka masih ada ronde berikutnya.
Kusno pasti punya mobil, lalu akan membawa Fatima pergi. Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Kusno padanya?
“Tidak bisa.”Aku segera menyalakan mobil, melaju ke pintu Resto West, berpikir sekali pun Kusno punya mobil, dia tidak mungkin menolakku, kan?
Alhasil, Kusno seperti sudah menduga ini, sama sekali tidak memandang ke arahku, melewati mobilku dan berkata kepada Fatima : “ Fatima, aku bawa mobil, kamu minta siapa itu, pulang dulu.”
Fatima tersenyum menganggukkan kepala, kemudian datang sendirian dan membuka pintu, “ Yugi, pulanglah, kamu sudah tidak dibutuhkan lagi.”
Sebelum aku menjawab, Fatima menutup pintu dan berbalik, mengikuti Kusno dan mempercepat langkahnya, seolah tidak sabar, ingin mengantarkan dirinya!
Aku seorang pria, paling tahu pikiran pria. Fatima sangat cantik dan memiliki tubuh yang bagus. Terutama kaki panjangnya yang menjadi sumber masalah. Begitu pergi, siapa yang tahu dia masih bisa kembali malam ini atau tidak? Aku yang diselingkuhi semakin di selingkuhi!
“Sialan.” Aku menatap kaca spion belakang, melihat Fatima dan Kusno duduk di sebuah Porsche.
“Bagus, bawa Porsche.” Aku pura-pura mengemudi ke depan. Ketika mobil Porsche Kusno menyusulku, aku perlahan menambah kecepatan, mengikuti mereka dari kejauhan.
Ketika keluar dari persimpangan, tatapanku tidak pernah menjauh dari mobil Porsche. Dari jendela belakang, aku marah ketika melihat Fatima tertawa dari waktu ke waktu.
Setelah mengikuti selama lebih dari setengah jam, Kusno membawa Fatima ke Gyongbo Business Square. Begitu turun dari mobil mereka mulai mengelilingi mall.
“Kenapa orang ini berpakaian seperti ini?”
“Aku ingat keamanan di sini sangat ketat, tidak boleh ada pengemis, kan?”
Aku seperti psikopat, mengenakan pakaian kusam yang berlubang, mengikuti dari kejauhan seolah takut Fatima akan ditindas.
Berapa lama Fatima keliling, selama itu juga aku menguntit, aku sangat lelah hingga mulutku kering. Aku terus menguntit, tidak membiarkan dia dinodai.
Akhirnya di malam hari, Fatima dan Kusno makan malam di Business Square. Ketika mereka keluar, sudah hampir jam sepuluh malam. Aku menunggu di luar selama lebih dari dua jam.
Aku pikir jalan-jalan sudah selesai, makan malam juga, Fatima seharusnya akan pulang, kan?
Tetapi, ketika Fatima dan Kusno naik mobil, mereka tidak mengemudi ke arah pulang. Aku mengikuti di belakang dan tiba-tiba hatiku bergedup, jangan-jangan mereka ingin ke hotel?
Aku tidak menyangka, orang arogan seperti Fatima, begitu mudah ditiduri? Sekali pun suka, juga tidak perlu berkembang begitu cepat? Apakah Kusno memiliki pesona yang unik? Ini terlalu aneh?
“Tidak betul.”Aku terus bertanya pada diriku, mengemudikan mobil dalam gelap, melihat sepasang lampu belakang di depanku.
Fakta membuktikan tebakanku mungkin benar.
Mobil Porsche Kusno berhenti di hotel Deongsam yang terkenal di kota Gyongbo, bahkan saat rem, memegang tangan Fatima.
Aku berhenti di pinggir jalan, tidak bisa bernapas saat melihat pemandangan ini. Hatiku pilu, bahkan jika tidak cinta lagi, Fatima adalah istriku!
Sebagai seorang pria, mana mungkin biarkan istri sendiri masuk ke hotel dengan pria lain? Tidak mungkin!
Aku turun, membanting pintu, langsung bergegas menghampiri, tidak peduli apa pun itu, sebagai seorang pria harus melindungi harga diri!
Langkahku seperti angin, sebelum tiba di belakang Kusno, aku melihat dia merangkul pinggang Fatima, “Suami pecundangmu itu, tidak cocok untukmu, dua tahun lebih tidak bertemu, aku sangat rindu kamu.”
“ Yugi ?Dia bahkan tidak memiliki kualifikasi menenteng sepatumu. Kamu juga tahu, ketika kamu pergi ke luar negeri, ada banyak orang yang kejar aku, apa daya hanya bisa pilih dia sebagai tameng.”
“Kebetulan si bodoh Yugi ini kejar aku, ibunya berteman dengan ibuku, ditambah ada perjajian jodoh sewaktu kecil, ibuku merasa bersalah, hanya bisa nikahkan aku.”
“Tapi Yugi si bodoh itu, mana mungkin tahu, sebenarnya kita sudah pacaran sejak awal, keluarga kita tahu ini, ibuku sekarang tahan dia, karena takut dia putus asa, ekspos masalah ini dan merusak nama baikku.”
“Tapi kamu tenang saja, ibuku punya cara, jamin dia tidak akan katakan sepatah kata pun.” Fatima mengucapkan empat kalimat berturut-turut, yang menghantam hatiku seperti palu yang berat.
Dua tahun, sudah dua tahun, ternyata semua ini hanya tipuan?!
Dari awal, Kusno selalu menjadi pacar Fatima ?
“Pantas, Fatima tidak pernah biarkan aku sentuh dia. Ternyata dia sudah tidak perawan. Kala itu, masih bilang perawan. Sebenarnya takut aku tahu, mengekspos perceraiannya.”Aku menghentikan langkahku, menatap dua sosok di depanku, ada gelombang besar di hatiku.
Tidak apa-apa bohongi aku, tapi ini bohongi orang tuaku, tidak bisa!
“Dasar kumpul kebo!”Aku menggertakkan gigi, tanpa ragu melangkah maju, menendang punggung Kusno !
Kusno langsung tersungkur ke tanah, seperti seekor anjing, kacamata bingkai emas yang mengganggu segera pecah berkeping-keping.
“ Yugi ? Kamu! Kenapa ada di sini? Apa yang kau lakukan?” Fatima tercengang, menunjukkan keheranan. Saat sadar, ia dengan cepat memapah Kusno.
“Beraninya tendang aku? Tidak tahu siapa aku? Dasar pecundang, beraninya pukul aku?” Kusno menoleh, menyadari akulah yang menendangnya. Dia sangat marah dan penampilannya yang lembut menghilang. Wajahnya penuh dengan kengerian.
“Aku tidak peduli siapa kamu, hari ini kamu harus kupukul!” Aku tidak berhenti, melayangkan tendangan ke perut Kusno, di depan Fatima.
Dan maksud memberi uang, sudah sangat terlihat jelas ingin menunjukkan aku pelayan yang menjaga Fatima. Kalau aku terima uang ini, itu artinya aku rendahan, benar-benar menjadi pelayannya.
Aku mengabaikannya, langsung menekan tombol menutup jendela, lalu menginjak pedal gas, melaju ke tempat parkir Resto West.
Sebenarnya, tempat parkir hanya berjarak 50 meter dari gerbang Resto West. Ketika memarkir mobil, Fatima dan Kusno sudah duduk di dalam.
Melalui jendela transparan Resto West, aku duduk di dalam mobil, hatiku sangat tidak senang, melihat Fatima.
Bukan karena peduli, tetapi tidak senang, sangat tidak senang, meskipun aku tidak mencintai Fatima, tetapi secara hukum dia istriku. Sekarang dia kencan buta dengan pria lain, aku menunggu di luar. Perasaan ini menguji kesabaranku.
“Persetan.”Aku memukul setir, tidak tahan memaki. Pria mana pun tidak tahan dengan ini, akan langsung memukul Kusno.
Namun, aku tahu betul aku tidak bisa menang melawan Kusno. Dengan perusahaan dan aset Ibu Jelani di kota Gyongbo. Pasangan yang dijodohkan olehnya tidak akan buruk.
Sekali pun tidak berasal dari kalangan atas, setidaknya tidak lebih buruk dari Ibu Jelani.
Mengingat ini, aku sedikit tidak berdaya. Dalam masyarakat ini, uang adalah raja. Aku yang miskin, bisa dibunuh dengan satu jari.
“Persetan!”Aku menggertakkan gigi, menyalakan sebatang rokok, bahkan bertanya-tanya apakah aku ada batas kesabaran.
Fatima dan Kusno makan selama satu jam lebih, belum habis makan, keduanya sudah tertawa bahagia.
Dari kejauhan, aku bisa melihat mata Fatima. Aku merasa diriku diselingkuhi!
Mumpung Fatima dan Kusno belum selesai makan, aku menoleh dan bertanya-tanya apakah aku bisa mengubahnya. Setelah memikirkannya selama lebih dari sepuluh menit, aku masih tidak bisa memikirkan cara apa pun.
Tepat saat ini, Kusno di Resto West berdiri, mengulurkan tangannya seperti pria terhormat, mengundang Fatima keluar dari tempat duduknya. Aku langsung sadar, selesai makan mereka masih ada ronde berikutnya.
Kusno pasti punya mobil, lalu akan membawa Fatima pergi. Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Kusno padanya?
“Tidak bisa.”Aku segera menyalakan mobil, melaju ke pintu Resto West, berpikir sekali pun Kusno punya mobil, dia tidak mungkin menolakku, kan?
Alhasil, Kusno seperti sudah menduga ini, sama sekali tidak memandang ke arahku, melewati mobilku dan berkata kepada Fatima : “ Fatima, aku bawa mobil, kamu minta siapa itu, pulang dulu.”
Fatima tersenyum menganggukkan kepala, kemudian datang sendirian dan membuka pintu, “ Yugi, pulanglah, kamu sudah tidak dibutuhkan lagi.”
Sebelum aku menjawab, Fatima menutup pintu dan berbalik, mengikuti Kusno dan mempercepat langkahnya, seolah tidak sabar, ingin mengantarkan dirinya!
Aku seorang pria, paling tahu pikiran pria. Fatima sangat cantik dan memiliki tubuh yang bagus. Terutama kaki panjangnya yang menjadi sumber masalah. Begitu pergi, siapa yang tahu dia masih bisa kembali malam ini atau tidak? Aku yang diselingkuhi semakin di selingkuhi!
“Sialan.” Aku menatap kaca spion belakang, melihat Fatima dan Kusno duduk di sebuah Porsche.
“Bagus, bawa Porsche.” Aku pura-pura mengemudi ke depan. Ketika mobil Porsche Kusno menyusulku, aku perlahan menambah kecepatan, mengikuti mereka dari kejauhan.
Ketika keluar dari persimpangan, tatapanku tidak pernah menjauh dari mobil Porsche. Dari jendela belakang, aku marah ketika melihat Fatima tertawa dari waktu ke waktu.
Setelah mengikuti selama lebih dari setengah jam, Kusno membawa Fatima ke Gyongbo Business Square. Begitu turun dari mobil mereka mulai mengelilingi mall.
“Kenapa orang ini berpakaian seperti ini?”
“Aku ingat keamanan di sini sangat ketat, tidak boleh ada pengemis, kan?”
Aku seperti psikopat, mengenakan pakaian kusam yang berlubang, mengikuti dari kejauhan seolah takut Fatima akan ditindas.
Berapa lama Fatima keliling, selama itu juga aku menguntit, aku sangat lelah hingga mulutku kering. Aku terus menguntit, tidak membiarkan dia dinodai.
Akhirnya di malam hari, Fatima dan Kusno makan malam di Business Square. Ketika mereka keluar, sudah hampir jam sepuluh malam. Aku menunggu di luar selama lebih dari dua jam.
Aku pikir jalan-jalan sudah selesai, makan malam juga, Fatima seharusnya akan pulang, kan?
Tetapi, ketika Fatima dan Kusno naik mobil, mereka tidak mengemudi ke arah pulang. Aku mengikuti di belakang dan tiba-tiba hatiku bergedup, jangan-jangan mereka ingin ke hotel?
Aku tidak menyangka, orang arogan seperti Fatima, begitu mudah ditiduri? Sekali pun suka, juga tidak perlu berkembang begitu cepat? Apakah Kusno memiliki pesona yang unik? Ini terlalu aneh?
“Tidak betul.”Aku terus bertanya pada diriku, mengemudikan mobil dalam gelap, melihat sepasang lampu belakang di depanku.
Fakta membuktikan tebakanku mungkin benar.
Mobil Porsche Kusno berhenti di hotel Deongsam yang terkenal di kota Gyongbo, bahkan saat rem, memegang tangan Fatima.
Aku berhenti di pinggir jalan, tidak bisa bernapas saat melihat pemandangan ini. Hatiku pilu, bahkan jika tidak cinta lagi, Fatima adalah istriku!
Sebagai seorang pria, mana mungkin biarkan istri sendiri masuk ke hotel dengan pria lain? Tidak mungkin!
Aku turun, membanting pintu, langsung bergegas menghampiri, tidak peduli apa pun itu, sebagai seorang pria harus melindungi harga diri!
Langkahku seperti angin, sebelum tiba di belakang Kusno, aku melihat dia merangkul pinggang Fatima, “Suami pecundangmu itu, tidak cocok untukmu, dua tahun lebih tidak bertemu, aku sangat rindu kamu.”
“ Yugi ?Dia bahkan tidak memiliki kualifikasi menenteng sepatumu. Kamu juga tahu, ketika kamu pergi ke luar negeri, ada banyak orang yang kejar aku, apa daya hanya bisa pilih dia sebagai tameng.”
“Kebetulan si bodoh Yugi ini kejar aku, ibunya berteman dengan ibuku, ditambah ada perjajian jodoh sewaktu kecil, ibuku merasa bersalah, hanya bisa nikahkan aku.”
“Tapi Yugi si bodoh itu, mana mungkin tahu, sebenarnya kita sudah pacaran sejak awal, keluarga kita tahu ini, ibuku sekarang tahan dia, karena takut dia putus asa, ekspos masalah ini dan merusak nama baikku.”
“Tapi kamu tenang saja, ibuku punya cara, jamin dia tidak akan katakan sepatah kata pun.” Fatima mengucapkan empat kalimat berturut-turut, yang menghantam hatiku seperti palu yang berat.
Dua tahun, sudah dua tahun, ternyata semua ini hanya tipuan?!
Dari awal, Kusno selalu menjadi pacar Fatima ?
“Pantas, Fatima tidak pernah biarkan aku sentuh dia. Ternyata dia sudah tidak perawan. Kala itu, masih bilang perawan. Sebenarnya takut aku tahu, mengekspos perceraiannya.”Aku menghentikan langkahku, menatap dua sosok di depanku, ada gelombang besar di hatiku.
Tidak apa-apa bohongi aku, tapi ini bohongi orang tuaku, tidak bisa!
“Dasar kumpul kebo!”Aku menggertakkan gigi, tanpa ragu melangkah maju, menendang punggung Kusno !
Kusno langsung tersungkur ke tanah, seperti seekor anjing, kacamata bingkai emas yang mengganggu segera pecah berkeping-keping.
“ Yugi ? Kamu! Kenapa ada di sini? Apa yang kau lakukan?” Fatima tercengang, menunjukkan keheranan. Saat sadar, ia dengan cepat memapah Kusno.
“Beraninya tendang aku? Tidak tahu siapa aku? Dasar pecundang, beraninya pukul aku?” Kusno menoleh, menyadari akulah yang menendangnya. Dia sangat marah dan penampilannya yang lembut menghilang. Wajahnya penuh dengan kengerian.
“Aku tidak peduli siapa kamu, hari ini kamu harus kupukul!” Aku tidak berhenti, melayangkan tendangan ke perut Kusno, di depan Fatima.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved