Bab 10 Tinggal Di Rumah Direktur Cantik
by Evan Judika
18:12,Aug 28,2021
Kintani tidak terlalu banyak membahas topik ini, tampak punya rahasia yang tidak bisa dikatakan, dia berdiri dengan acuh, membawaku ke kantor urusan akademik sekolah untuk mengurus prosedur.
Aku menjinjing barang bawaan dan mengenakan pakaian usang, tatapan orang-orang kantor urusan akademik sangat aneh, seolah-olah karena kehadiran Kintani di tempat, maka itu tidak banyak bicara.
Saat semuanya hampir selesai, seorang pria paruh baya kantor urusan akademik berjalan ke depan Kintani sambil membawa dokumen dan berkata : "Oh iya Direktur Kintan, saat ini asrama untuk guru sekolah tidak cukup, karena ada beberapa bahan peralatan yang diletakkan di sana dan tidak bisa dipindahkan dalam waktu singkat, menurut kamu bagaimana ?"
Bahkan aku sebagai orang luar, bisa mendengar makna yang tersirat dalam perkataan itu, yakni sengaja mempersulit, tampaknya Kintani yang baru menjabat sebagai direktur baru ini sungguh tidak mudah.
Hanya saja karena asrama tidak bisa dipindahkan, kalau begitu malam ini aku tinggal di mana ? Apakah tidur di jalanan ?
Kintani menatapku selama beberapa saat, dia seperti mengetahui kekhawatiranku dan berkata : "Karena begitu, aku saja yang mengatur masalah tempat tinggal untuk guru baru ini. "
"Baik, karena Direktur Kintan begitu hebat, maka masalah tempat tinggal, Direktur Kintan pikirkan sendiri harus bagaimana, yang penting besok sudah bisa mengajar seperti normal. " Laki-laki paruh baya itu tersenyum dan menyerahkan data ke tangan Kintani, Kintani berbalik dan pergi, lalu aku buru-buru menyusulnya.
Setelah keluar dari pintu kantor urusan akademik, aku mencoba bertanya : " Direktur Kintan, tempat tinggal aku..."
Kintani tiba-tiba menghentikan kedua langkah kaki rampingnya, tidak berkata apa-apa, tampak seperti sedang memikirkan sesuatu, beberapa saat kemudian berkata : "Sementara tinggal di rumah aku. "
"Apa ? Tetapi..." Aku hampir tidak bisa berdiri tegap, aku baru bertemu dengan Kintani hari ini, dia menyuruhku tinggal dalam rumahnya ? Seorang wanita yang begitu cantik, apa dia tidak takut aku melakukan hal jahat padanya ?
Tetapi jika dipikir dengan serius, orang kantor urusan akademik tampak sengaja mempersulit Kintani karena melihat umurnya yang masih muda, jika dilihat dari gayanya, Kintani seharusnya seorang wanita yang sangat ambisius dan profesional, tujuan meminta aku tinggal di rumahnya hanya untuk membuktikan dirinya.
Masalahnya, aku akan sangat canggung jika seperti itu, satu sisi Kintani adalah wanita cantik, kedua, dia adalah atasanku, bagaimana pun akan terasa aneh jika tinggal di rumahnya.
"Tidak ada tetapi, ikut aku pulang sekarang. " Kintani mengangkat tangan, berkata tanpa ragu, berjalan ke arah depan.
"Baik. " Jantungku hampir melompat keluar, aku mengikuti Kintani dari belakang dengan hati-hati.
Rumah Kintani berada dalam area perumahan kecil, dekorasinya sangat sederhana dan bersih, atau dengan kata lain tenang dan terpencil, tidak ditemukan warna pink sama sekali, cocok seperti gayanya.
Bahkan, aku melihat beberapa lencana kecil tergantung di dinding ruang tamu, aku memusatkan perhatian melihat, terkejut, Kintani tidak hanya direktur, tetapi juga master taekwondo ?
Dan tepat disaat aku tercengang, Kintani batuk pelan, membuyarkan keterkejutanku, dia menunjuk ke kamar tamu dan berkata : "Itu kamar kamu, kedepannya kamu tinggal di sana, tetapi kamu sebaiknya jangan punya pikiran lain, sekolah tidak mengizinkan satu sama lain untuk saling pacaran. "
Mendengar ini, aku terdiam dan tanpa sadar tersenyum pahit, aku sama sekali tidak berkata ingin melakukan apa-apa, Kintani apa yang kamu bicarakan ? Dan juga pacaran ? Atau jangan-jangan wanita dingin dan kuat seperti kamu belum pernah pacaran ?
Tentu saja, aku hanya berkata dalam hati pertanyaan-pertanyaan tersebut dan tidak berani mengatakan keluar, jika tidak Kintani si master taekwondo ini pasti akan menghajarku setengah mati, apalagi aku hanya seorang preman jalanan.
Maka itu aku hanya bisa berjalan masuk ke kamar, meletakkan barang bawaan dengan rapi, merasa diri sendiri seperti kembali menjadi seorang laki-laki yang bergantung hidup pada perempuan, situasi sekarang ini benar-benar sangat mirip !
" Yugi, kamu tidak boleh tinggal cuma-cuma di sini, aku tidak menagih uang, tapi kedepannya kamu harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga dan juga memasak, apa kamu bisa ?" Wajah Kintani tetap dingin seperti sebelumnya.
"Bisa. " Dalam hati merasa sangat menderita, mengapa selalu tidak bisa terlepas dari situasi seperti ini, kemana pun aku pergi, selalu seperti seorang laki-laki yang bergantung hidup pada perempuan, tapi aku hanya mengangguk karena demi sesuap nasi, setidaknya Kintani jauh lebih baik dibanding Fatima wanita itu.
"Dan juga, tidak boleh sembarang masuk ke kamarku tanpa persetujuanku. " Kata Kintani.
Aku berkata : "Direktur, kamu tenang, aku pasti tidak akan seperti itu. "
Mendengar janji aku, Kintani memberikan bahan ajar kepadaku, lalu berbalik dan masuk ke kamarnya sendiri, tidak keluar lagi, sepertinya dia sedang istirahat.
Aku menghela napas lega, duduk di tepi ranjang dan mulai memeriksanya dengan cermat, sebagian besar tugasnya sangat sederhana, hanya cukup menjamin siswa di kelas lulus tes kebugaran jasmani.
Saat aku selesai membaca data ini, dalam hati sudah punya gambaran, ini benar-benar sangat mudah, hanya memastikan siswa lulus tes kebugaran jasmani, menjadi wali kelas mereka, serta mengawasi kedisiplinan dan masalah nilai.
Aku melihat jam dan sudah jam makan malam, dalam hati berpikir, bahwa diriku harus meninggalkan kesan yang baik dalam rumah Kintani, maka itu aku segera berjalan keluar kamar menuju ke dapur.
Alhasil begitu aku membuka kulkas, semuanya kosong hanya terdapat beberapa butir telur dan sisa nasi, tampaknya Kintani melewati hari dengan hambar...
Dengan waktu sekarang ini, tidak memungkinkan untuk pergi keluar membeli bahan makanan, lagipula aku juga tidak punya uang, pada akhirnya mengambil beberapa butir telur dan memasak seadanya, "Dia seharusnya tidak punya pacar, pantas kulkas kosong lompong. "
Seiring berjalannya waktu, aku bersiap membuat nasi goreng telur sederhana untuk Kintani, dengan keahlian memasakku selama bertahun-tahun, ini hanya masalah kecil dan sangat mudah.
Tetapi saat masih belum mulai masak, telepon di saku celanaku tiba-tiba berdering, aku mengeluarkannya dan melihat, ternyata telepon dari Fatima ? Aku tidak terlalu ingin menjawabnya, tapi menimbang aku masih berhutang empat miliar kepada keluarganya, pada akhirnya menerima panggilan.
"Halo ? Ada apa ! " Kataku kesal.
Fatima tiba-tiba berkata dengan lembut : "Suamiku, kamu di mana ? Di rumah sudah tersajikan iga babi asam manis favoritmu, juga... malam ini kamu boleh tidur bersamaku. "
"Kita sudah cerai, jangan panggil aku suamimu, tidak ada gunanya, kamu hanya ingin menipuku, memintaku pulang agar bisa memanfaatkan hubunganku dengan Dito, iyakan ? Aku beritahu kamu, aku sudah punya tempat tinggal dan kerja, kamu sebaiknya jangan datang ganggu aku lagi, selama kamu tidak beritahu orang tuaku, maka aku juga tidak akan membongkar kedok perbuatan jahat kalian. " Aku sangat marah dan hampir mematikan telepon, juga tidak berani berbicara terlalu keras, karena takut diketahui oleh Kintani.
Saat ini aku masih belum memikirkan bagaimana cara untuk memberitahu orang tuaku, untungnya aku punya kartu as ditangan, sehingga Fatima tidak berani bertindak gegabah, cara terbaik adalah menyembunyikan masalah ini terlebih dulu dari orang tuaku, menunggu saat yang tepat baru beritahu mereka.
Tetapi, nada bicara Fatima berubah, "Huh, kamu tunggu saja, kamu pasti akan menyesal, aku akan membuatmu pulang dengan sendirinya dan memohon padaku ! "
Fatima langsung mematikan telepon tanpa menunggu balasan dariku, aku menggertakkan gigi sangat marah, pada saat yang sama dalam hati sangat bingung, berdasarkan apa Fatima berkata seperti itu ? Dia punya andalan apa ?
Kemudian aku baru tahu, Fatima ternyata memasang GPS pelacak lokasi di hpku, dia tidak hanya ingin menghancurkan hidupku, juga ingin membuatku kehilangan pekerjaan, agar aku tidak punya tempat tinggal dan kembali mencari dirinya dengan patuh !
Sangat menyebalkan ! Aku harus bagaimana ?
Aku menjinjing barang bawaan dan mengenakan pakaian usang, tatapan orang-orang kantor urusan akademik sangat aneh, seolah-olah karena kehadiran Kintani di tempat, maka itu tidak banyak bicara.
Saat semuanya hampir selesai, seorang pria paruh baya kantor urusan akademik berjalan ke depan Kintani sambil membawa dokumen dan berkata : "Oh iya Direktur Kintan, saat ini asrama untuk guru sekolah tidak cukup, karena ada beberapa bahan peralatan yang diletakkan di sana dan tidak bisa dipindahkan dalam waktu singkat, menurut kamu bagaimana ?"
Bahkan aku sebagai orang luar, bisa mendengar makna yang tersirat dalam perkataan itu, yakni sengaja mempersulit, tampaknya Kintani yang baru menjabat sebagai direktur baru ini sungguh tidak mudah.
Hanya saja karena asrama tidak bisa dipindahkan, kalau begitu malam ini aku tinggal di mana ? Apakah tidur di jalanan ?
Kintani menatapku selama beberapa saat, dia seperti mengetahui kekhawatiranku dan berkata : "Karena begitu, aku saja yang mengatur masalah tempat tinggal untuk guru baru ini. "
"Baik, karena Direktur Kintan begitu hebat, maka masalah tempat tinggal, Direktur Kintan pikirkan sendiri harus bagaimana, yang penting besok sudah bisa mengajar seperti normal. " Laki-laki paruh baya itu tersenyum dan menyerahkan data ke tangan Kintani, Kintani berbalik dan pergi, lalu aku buru-buru menyusulnya.
Setelah keluar dari pintu kantor urusan akademik, aku mencoba bertanya : " Direktur Kintan, tempat tinggal aku..."
Kintani tiba-tiba menghentikan kedua langkah kaki rampingnya, tidak berkata apa-apa, tampak seperti sedang memikirkan sesuatu, beberapa saat kemudian berkata : "Sementara tinggal di rumah aku. "
"Apa ? Tetapi..." Aku hampir tidak bisa berdiri tegap, aku baru bertemu dengan Kintani hari ini, dia menyuruhku tinggal dalam rumahnya ? Seorang wanita yang begitu cantik, apa dia tidak takut aku melakukan hal jahat padanya ?
Tetapi jika dipikir dengan serius, orang kantor urusan akademik tampak sengaja mempersulit Kintani karena melihat umurnya yang masih muda, jika dilihat dari gayanya, Kintani seharusnya seorang wanita yang sangat ambisius dan profesional, tujuan meminta aku tinggal di rumahnya hanya untuk membuktikan dirinya.
Masalahnya, aku akan sangat canggung jika seperti itu, satu sisi Kintani adalah wanita cantik, kedua, dia adalah atasanku, bagaimana pun akan terasa aneh jika tinggal di rumahnya.
"Tidak ada tetapi, ikut aku pulang sekarang. " Kintani mengangkat tangan, berkata tanpa ragu, berjalan ke arah depan.
"Baik. " Jantungku hampir melompat keluar, aku mengikuti Kintani dari belakang dengan hati-hati.
Rumah Kintani berada dalam area perumahan kecil, dekorasinya sangat sederhana dan bersih, atau dengan kata lain tenang dan terpencil, tidak ditemukan warna pink sama sekali, cocok seperti gayanya.
Bahkan, aku melihat beberapa lencana kecil tergantung di dinding ruang tamu, aku memusatkan perhatian melihat, terkejut, Kintani tidak hanya direktur, tetapi juga master taekwondo ?
Dan tepat disaat aku tercengang, Kintani batuk pelan, membuyarkan keterkejutanku, dia menunjuk ke kamar tamu dan berkata : "Itu kamar kamu, kedepannya kamu tinggal di sana, tetapi kamu sebaiknya jangan punya pikiran lain, sekolah tidak mengizinkan satu sama lain untuk saling pacaran. "
Mendengar ini, aku terdiam dan tanpa sadar tersenyum pahit, aku sama sekali tidak berkata ingin melakukan apa-apa, Kintani apa yang kamu bicarakan ? Dan juga pacaran ? Atau jangan-jangan wanita dingin dan kuat seperti kamu belum pernah pacaran ?
Tentu saja, aku hanya berkata dalam hati pertanyaan-pertanyaan tersebut dan tidak berani mengatakan keluar, jika tidak Kintani si master taekwondo ini pasti akan menghajarku setengah mati, apalagi aku hanya seorang preman jalanan.
Maka itu aku hanya bisa berjalan masuk ke kamar, meletakkan barang bawaan dengan rapi, merasa diri sendiri seperti kembali menjadi seorang laki-laki yang bergantung hidup pada perempuan, situasi sekarang ini benar-benar sangat mirip !
" Yugi, kamu tidak boleh tinggal cuma-cuma di sini, aku tidak menagih uang, tapi kedepannya kamu harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga dan juga memasak, apa kamu bisa ?" Wajah Kintani tetap dingin seperti sebelumnya.
"Bisa. " Dalam hati merasa sangat menderita, mengapa selalu tidak bisa terlepas dari situasi seperti ini, kemana pun aku pergi, selalu seperti seorang laki-laki yang bergantung hidup pada perempuan, tapi aku hanya mengangguk karena demi sesuap nasi, setidaknya Kintani jauh lebih baik dibanding Fatima wanita itu.
"Dan juga, tidak boleh sembarang masuk ke kamarku tanpa persetujuanku. " Kata Kintani.
Aku berkata : "Direktur, kamu tenang, aku pasti tidak akan seperti itu. "
Mendengar janji aku, Kintani memberikan bahan ajar kepadaku, lalu berbalik dan masuk ke kamarnya sendiri, tidak keluar lagi, sepertinya dia sedang istirahat.
Aku menghela napas lega, duduk di tepi ranjang dan mulai memeriksanya dengan cermat, sebagian besar tugasnya sangat sederhana, hanya cukup menjamin siswa di kelas lulus tes kebugaran jasmani.
Saat aku selesai membaca data ini, dalam hati sudah punya gambaran, ini benar-benar sangat mudah, hanya memastikan siswa lulus tes kebugaran jasmani, menjadi wali kelas mereka, serta mengawasi kedisiplinan dan masalah nilai.
Aku melihat jam dan sudah jam makan malam, dalam hati berpikir, bahwa diriku harus meninggalkan kesan yang baik dalam rumah Kintani, maka itu aku segera berjalan keluar kamar menuju ke dapur.
Alhasil begitu aku membuka kulkas, semuanya kosong hanya terdapat beberapa butir telur dan sisa nasi, tampaknya Kintani melewati hari dengan hambar...
Dengan waktu sekarang ini, tidak memungkinkan untuk pergi keluar membeli bahan makanan, lagipula aku juga tidak punya uang, pada akhirnya mengambil beberapa butir telur dan memasak seadanya, "Dia seharusnya tidak punya pacar, pantas kulkas kosong lompong. "
Seiring berjalannya waktu, aku bersiap membuat nasi goreng telur sederhana untuk Kintani, dengan keahlian memasakku selama bertahun-tahun, ini hanya masalah kecil dan sangat mudah.
Tetapi saat masih belum mulai masak, telepon di saku celanaku tiba-tiba berdering, aku mengeluarkannya dan melihat, ternyata telepon dari Fatima ? Aku tidak terlalu ingin menjawabnya, tapi menimbang aku masih berhutang empat miliar kepada keluarganya, pada akhirnya menerima panggilan.
"Halo ? Ada apa ! " Kataku kesal.
Fatima tiba-tiba berkata dengan lembut : "Suamiku, kamu di mana ? Di rumah sudah tersajikan iga babi asam manis favoritmu, juga... malam ini kamu boleh tidur bersamaku. "
"Kita sudah cerai, jangan panggil aku suamimu, tidak ada gunanya, kamu hanya ingin menipuku, memintaku pulang agar bisa memanfaatkan hubunganku dengan Dito, iyakan ? Aku beritahu kamu, aku sudah punya tempat tinggal dan kerja, kamu sebaiknya jangan datang ganggu aku lagi, selama kamu tidak beritahu orang tuaku, maka aku juga tidak akan membongkar kedok perbuatan jahat kalian. " Aku sangat marah dan hampir mematikan telepon, juga tidak berani berbicara terlalu keras, karena takut diketahui oleh Kintani.
Saat ini aku masih belum memikirkan bagaimana cara untuk memberitahu orang tuaku, untungnya aku punya kartu as ditangan, sehingga Fatima tidak berani bertindak gegabah, cara terbaik adalah menyembunyikan masalah ini terlebih dulu dari orang tuaku, menunggu saat yang tepat baru beritahu mereka.
Tetapi, nada bicara Fatima berubah, "Huh, kamu tunggu saja, kamu pasti akan menyesal, aku akan membuatmu pulang dengan sendirinya dan memohon padaku ! "
Fatima langsung mematikan telepon tanpa menunggu balasan dariku, aku menggertakkan gigi sangat marah, pada saat yang sama dalam hati sangat bingung, berdasarkan apa Fatima berkata seperti itu ? Dia punya andalan apa ?
Kemudian aku baru tahu, Fatima ternyata memasang GPS pelacak lokasi di hpku, dia tidak hanya ingin menghancurkan hidupku, juga ingin membuatku kehilangan pekerjaan, agar aku tidak punya tempat tinggal dan kembali mencari dirinya dengan patuh !
Sangat menyebalkan ! Aku harus bagaimana ?
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved