Bab 9 Kintani

by Evan Judika 18:12,Aug 28,2021
Dalam perjalanan, satpam sangat ramah, benar-benar menganggapku seperti bagian anggota tim keamanan yang akan datang, memberitahuku tentang peraturan dan info Universitas Gyongbo.

"Saudaraku, dalam kota Gyongbo, Universitas Gyongbo kita ini merupakan universitas yang paling banyak wanita cantik, tetapi di sini juga terdapat banyak tuan-tuan muda kaya, tiba saatnya jangan membuat mereka tersinggung, karena kita tidak mampu menghadapinya."

"Apa kamu tahu, yang akan mewawancarai kamu nanti adalah Kintani marsela, dia adalah salah satu dari Empat Dewi di sekolah ini, meski dia bukan murid tapi masih muda dan baru lulus tidak lama, selain itu berparas sangat cantik, maka itu baru dijuluki dewi."

" Direktur Kintan baru kerja tidak lama, sudah ada banyak orang yang mengejarnya, sayangnya semua ditolak olehnya."

Satpam mengobrol tanpa henti, aku mendengarkan dengan tenang, dia mencoba sebisa mungkin memberitahuku lebih banyak tentang situasi sekolah ini, hanya saja Direktur Kintan dijuluki salah satu dari Empat Dewi, apa itu benar? Saat bicara denganku dari telepon nada bicaranya begitu dingin, aku bahkan mengira dia adalah seorang wanita perawan tua yang jahat.

Saat tiba di depan pintu kantor direktur, satpam itu pergi terlebih dulu, aku meletakkan barang bawaan dan duduk sendirian di kursi luar pintu, dalam hati timbul berbagai macam perasaan.

Aku mengeluarkan hp menelepon Dito, berkata : " Dito, terima kasih bantuan kamu kali ini, jika bukan karena kamu, mungkin aku harus masuk dan tinggal dalam penjara, sekarang aku sudah cerai dengan Fatima."

Dito menjawab : "Bagus kalau sudah cerai, wanita macam itu, bahkan kalau pisah juga tidak apa-apa... Yugi, apa kamu ada tempat tinggal ? Jika tidak datang ke tempatku."

Aku mengangkat kepala, melihat ke pintu kantor dan tersenyum paksa, "Sudah ada, tapi Dito, dengar-dengar kamu telah jadi orang kesayangan Tangan Besi, apa itu benar ? "

"Tidak tahu bagaimana untuk menjelaskan ini, hanya bisa bilang aku beruntung, enam bulan lalu putra kedua Bos Tangan Besi datang main ke Gyongbo dan disergap oleh orang, aku menghalangi sebuah peluru untuk putranya, maka itu baru punya kekuasaan di Gyongbo, jika tidak, sekarang ini aku pasti masih pinjam uang kepadamu." Dito tersenyum sedih.

"Hahaha, ternyata begitu, kalau begitu kamu harus manfaatkan baik-baik kesempatan ini." Dari lubuk hati terdalam, aku merasa senang untuk Dito, tapi aku tidak bertanya mengapa putra kedua Bos Tangan Besi bisa disergap, karena aku tidak akan banyak bertanya terhadap masalah yang tidak seharusnya ditanya.

Setelah mengobrol dan bercanda sejenak, Dito tampak punya urusan, maka itu menutup telepon dengan tergesa-gesa.

Dan tepat pada saat ini, terdengar suara sepatu hak tinggi dari koridor, aku menoleh ke samping, terdapat seorang wanita yang kira-kira seumuran denganku dengan tinggi 175 cm, dia mengenakan kemeja putih dan membiarkan dua kancing bajunya terbuka, alhasil nampilkan sebuah celah yang membuat aku terkesiap.

Atau dengan kata lain, kedua payudara montok itu membuat bajunya tidak bisa terkancing sepenuhnya !

Tanpa sadar aku menelan ludah, lalu melihat ke bawah, kakinya panjang ramping, mengenakan celana panjang hitam tipis dan sepatu hak tinggi hitam, saat wanita itu berjalan, bentuk kakinya yang sempurna membuat napasku melambat.

Dalam sekejap, dalam benakku langsung muncul beberapa kata, yakni 'Penampilan dan tubuh yang indah' !

Ini benar-benar adalah bentuk tubuh yang sangat sempurna, aku melihat bentuknya dengan detail, sungguh tidak tahan ingin meledak !

Kulitnya putih bagaikan salju, bibir lembut dan gigi putih, rambut panjangnya disanggul, bagaikan seorang dewi, bahkan cantiknya sebanding dengan Bidadari Langit, tokoh wanita cantik legendaris!

Meski raut wajah tampak dingin, tapi itu sebaliknya menambah semacam kecantikan pada parasnya.

Aku bersumpah, belum pernah bertemu wanita secantik ini, bahkan jika artis terkenal dalam TV dibandingkan dengannya, hanya akan terasa sangat memalukan, tidak sebagus dirinya.

Wanita cantik berwajah dingin ini tiba-tiba mengerutkan kening dan berjalan lurus ke depan aku, dia mengamati pakaian dan barang bawaanku, "Kamu orang tadi yang menelepon aku ?"

Aku segera tersadar kembali, ternyata wanita cantik ini adalah Kintani Marsela si Direktur Kintan, aku segera berdiri dan berkata dengan tidak enak hati : "Benar, halo Direktur Kintan, nama aku Yugi Kastano."

Kintani mengangguk pelan, membuka pintu kantor dan duduk di kursi kantor, lalu menunjuk kursi di seberangnya, berkata : "Ayo masuk. "

"Iya. " Aku menuruti perkataan Kintani, mengeluarkan sertifikat dokumen dan meletakkan barang bawaan di luar, lalu berjalan masuk dengan perlahan, dalam hati tiba-tiba menjadi sangat gelisah, karena Kintani saat berbicara tampak tidak punya emosional sama sekali, apakah dia akan mengusirku setelah selesai wawancara ? Aku malam ini harus cari tempat tinggal, jika tidak harus tidur di jalanan.

Saat memikirkan ini, aku sudah duduk di seberang Kintani, meletakkan dokumen di atas meja dan menjadi sangat gelisah saat menghadapi karismanya yang tinggi beserta sikapnya yang dingin itu, " Direktur Kintan, aku melihat pengumuman rekrutmen yang dipasang di gerbang sekolah kalian, aku dulu adalah seorang mahasiswa di bidang olahraga, akademik aku juga memenuhi standar dan tidak ada catatan buruk, aku harap kamu bisa pertimbangkan, karena sekarang ini aku benar-benar sangat memerlukan pekerjaan ini. "

"Aku bisa melihatnya, apa kamu baru datang ke Gyongbo ? " Kintani membolak-balik dokumen aku dan bertanya dengan santai.

"Benar. " Aku menggertakkan gigi dan mengangguk, karena merasa malu untuk memberitahu Kintani, bahwa aku sudah dua tahun lebih berada di Gyongbo, menjadi seorang menantu laki-laki yang ditanggung oleh pihak perempuan selama dua tahun lebih, pada akhirnya bahkan cerai dan punya utang luar negeri sebanyak empat miliar.

" Yugi, ng~lumayan oke, karena sekolah kami kekurangan guru olahraga, maka begini saja, aku akan mengatur tempat tinggalmu terlebih dulu, nanti aku juga akan memberimu bahan ajar, kamu pelajari saat malam hari dan besok langsung mulai mengajar, bagaimana ? " Kintani tiba-tiba meletakkan dokumen dan berkata.

"Aku sudah lulus wawancara ?" Aku pikir aku salah dengar, ini terlalu mudah, bukan ?

Kintani menatapku tanpa ekspresi dan berkata : "Iya, kondisi kriteria kamu lumayan bagus, tapi harus melewati masa percobaan tiga bulan, selama masa percobaan gaji kamu enam juta, termasuk makan dan tempat tinggal, setelah melewati masa percobaan gaji kamu menjadi dua kali lipat, ada bonus di akhir tahun, serta gaji naik setiap tahun sesuai dengan kinerja mengajar, apa ada pertanyaan ?"

"Tidak ada, besok mulai ngajar ? Oke oke. " Aku sangat bersemangat, menjadi guru olahraga adalah pekerjaan yang sangat nyaman, hanya perlu membiarkan murid dilapangan dan menyuruh mereka berlari sebanyak dua putaran, sisanya kegiatan bebas, terserah mau lakukan apa, setiap hari cuma mengajar beberapa jam pelajaran, gaji masa percobaan enam juta bahkan sudah termasuk makan dan tempat tinggal, ini benar-benar pekerjaan yang sangat bagus.

"Tetapi..... " Kintani tiba-tiba berkata.

Dalam hatiku tiba-tiba punya firasat buruk, “Direktur, tetapi apa ?"

Kintani berkata : "Tetapi kamu hanya mengajar satu kelas, selain itu menjadi pembimbing untuk kelas tersebut atau dengan kata lain menjadi wali kelas, kamu tidak hanya harus mengajar pelajaran olahraga, tapi juga harus mengawasi mereka dengan baik... karena kelas ini merupakan kelas dengan nilai terburuk dalam sekolah kita, sebelum kamu, kelas ini sudah punya enam mantan wali kelas, semuanya telah mengundurkan diri, kamu masih punya pilihan jika ingin batal. "

Bagaimana mungkin hal baik datang begitu saja ? Ternyata di dalamnya terdapat situasi seperti ini, punya enam mantan wali kelas, aku seketika berpikir, bahwa murid kelas ini tidak mudah diatur.

Tetapi demi sesuap nasi, bagaimana pun aku tetap harus melakukannya !

Apa murid kelas ini memang sehebat itu ? Lihat bagaimana aku akan menghajar kalian nanti jika berani membuat aku kehilangan pekerjaan.

Aku mengulur tangan menepuk dada dan berkata : "Direktur kamu tenang, aku pasti bisa mendidik mereka semua dengan baik. "






















Download APP, continue reading

Chapters

62