Bab 2 Menyelamatkan Aparat Desa Wanita

by Boris Drey 11:01,May 17,2023
Valtino Hu berjongkok, lalu mengeluarkan sebuah teko air yang biasa digunakan oleh tentara dari dalam ranselnya dan membuka tutupnya.

Tercium aroma alkohol yang langsung memenuhi indra penciuman Lina Ding.

Valtino Hu mendongak menuangkan alkohol ke dalam mulutnya.

Lina Ding berujar dengan kesal, “Aku sudah hampir mati dililit, apa kamu tidak punya rasa simpati sama sekali? Cepat selamatkan aku!”

Valtino Hu menyeringai menatap Lina Ding. “Untuk apa berteriak, apa gunanya panik?!”

Tiba-tiba Lina Ding melihat sepasang iris mata Valtino Hu yang jernih yang berbinar......

Dia segera menundukkan kepalanya dan baru ingat bahwa pakaian dalam atasannya masih ada di dalam air.

Dirinya segera menutup bagian depan dadanya, “Dasar mesum! Cepat berbalik dan jangan melihat!”

Valtino Hu tersenyum berucap, “Kalau aku berbalik, bagaimana aku menyelamatkanmu?”

Valtino Hu berucap sambil mengulurkan tangan menarik kepala ular piton itu.

Menggodanya beberapa kali, ular itu mulai marah dan membuka mulutnya dengan lebar ingin menggigitnya.

Dengan cepat, satu tangan Valtino Hu langsung memasukkan botol alkohol itu ke dalam mulut ular piton.

Alkohol dengan kadar 60% langsung masuk ke dalam tenggorokan ular piton itu.

Seketika ular piton besar itu menggeliat dan melepaskan Lina Ding, lalu berbalik masuk ke dalam air.

Lina Ding terjatuh hingga sekujur tubuhnya penuh dengan lumpur, lalu memegang pinggangnnya yang terasa sakit hingga dirinya tidak bisa berdiri.

Namun, melihat piton besar itu telah pergi, dirinya menghela napas lega.

Valtino Hu tidak berhasil menangkap ekor piton besar itu dan ular itu lansgung masuk ke dalam air, membuatnya memaki dengan kesal, “Kembalikan botol alkoholku, menyebalkan!”

Melihat dirinya tidak menangkap piton besar itu, dia berbalik menatap ke arah Lina Ding.

Lina Ding terkejut dan segera menutup area dadanya, tapi karena pinggangnya yang terkilir, gerakannya yang mendadak itu membuatnya meringis kesakitan.

Valtino Hu langsung menemukan area yang terluka dalam sekali lihat, dirinya langsung berlari mendekati Lina Ding.

Lina DIng tekejut hingga mendelikkan matanya dengan lebar, “Apa yang mau kamu lakukan?”

“Coba kamu tebak!”

Valtino Hu mengulurkan tangannya menarik pergelangan kaki Lina Ding, lalu memutarnya hingga tubuh Lina Ding ikut berbalik.

Lina Ding berteriak dengan terkejut, “Dasar tidak sopan!”

Namun, Valtino Hu tidak merobek kain yang tersisa untuk menutupi tubuhnya, tapi mengangkat kakinya dan duduk di atas bokongnya.

Mengangkat kaki putih Lina Ding yang terlihat pembuluh darahnya, lalu membuka telapak kakinya, kemudian Valtino Hu membantunya mencabut duri rumput yang ada di kakinya.

Kemudian menarik ranselnya dan mengeluarkan sebuah teko air yang digunakan tentara lagi dari dalam.

Ransel tas pria ini, selain ada buku Jurus Keabadian, juga ada dua teko alkohol.

Membuka tuutpnya, lalu menuangkan alkohol ke kaki Lina Ding yang terluka.

Lina Ding berteriak karena perih disiram alkohol, tapi dia tahu Valtino Hu sedang membantunya mengdisinfektan lukanya.

Valtino Hu langsung bangkit berdiri, kedua tangannya memegang area pinggangnya.

“Apa lagi yang mau kamu lakukan?”

Posisi ini sangat menakutkan, Lina Ding mengulurkan tangannya memegang erat kain terakhir yang ada di tubuhnya, takut akan gerakan selanjutnya yang dilakukan pria ini.

“Kamu tahanlah sedikiy dan rileks! Aku akan mencoba Jurus Medis Ilahi-ku!”

Jurus Medis Ilahi meliputi segalanya, penyakit dalam, penyakit luar, ortopedi, ginekologi, semuanya memiliki catatan yang rinci. Valtino Hu telah mempelajarinya sejak awal, hanya saja ketika belum berhasil melewati tahap pertama, dia tidak bisa menggunakannya.

Saat ini rasanya sepasang tangannya seperti memiliki kekuatan ajaib, dia menekan pinggang Lina Ding, lalu tiba-tiba mengangkatnya ke atas.

“Krek”

Persendian Lina Ding yang bergeser telah kembali ke posisi semula.

“Aduh!”

Lina Ding memekik dengan keras, tapi sebagian besar karena terkejut.

Valtino Hu langsung bangkit berdiri, mengulurkan kaki dan menendang bokongnya sejenak.

“Bangunlah, terluka sedikit saja tapi berteriak berlebihan. Orang lain yang mendengar pasti mengira kamu sedang melahirkan!”

Lina Ding menggerakkan sejenak pinggangnya, lalu menyadari tidak begitu sakit lagi.

Rasanya meskipun ucapan si pemabuk ini sedikit kasar, tapi cukup hebat.

Sejak mengusir ular piton tadi hingga sekarang mengobatinya, tidak membutuhkan waktu sampai lima menit. Bahaya dan rasa sakit telah dia selesaikan.

Namun, Lina Ding masih menelungkup di atas tanah dan tidak berani bergerak, jika bergerak maka tubuh telanjangnya akan terlihat.

Dia segera memberitahu Valtino Hu, “Kamu minggir sedikit, aku mau pakai baju!”

Saat ini Valtino Hu baru melihat dengan teliti aparat desa wanita yang sedang menelungkup di atas tanah ini.

Sejak dirinya datang ke Desa H, dia telah menjadi bahan pembicaraan para pria di desa dan hanya Valtino Hu yang sejak awal tidak pernah memperhatikannya. Dirinya selalu fokus pada Jurus Keabadian.

Saat ini dirinya telah berhasil membuka tahap pertama, Valtino Hu juga mulai lebih santai.

Menilai sejenak punggung Lina Ding, bentuk tubuh ini sungguh sempurna.

Tinggi 170 cm, berambut hitam, bentuk tubuh proporsional dan saat ini di bawah sinar matahari, membuat kulitnya terlihat begitu berkilau.

Valtino Hu juga seorang pria muda yang normal, dirinya penuh dengan energi. Melihat hal ini, membuat hatinya sedikit bersemangat.

Saat ini Lina Ding berujar dengan marah, “Apa yang kamu lihat? Cepat minggir!”

Valtino Hu tersenyum, dirinya boleh saja terpesona, tapi tidak boleh terlalu terlena, dirinya harus mempertahankan harga dirinya.

Dia mengambil tas ranselnya, lalu berbalik ingin pergi.

“Tunggu dulu, kamu lihat dulu di sekitar sini masih ada ular atau tidak?”

Lina Ding ketakutan setelah dililit oleh ular piton, dirinya takut akan ada ular lagi setelah Valtino Hu pergi.

“Sudah tidak ada, bangunlah.”

Valtino Hu menggunakan kakinya menendang baju Lina Ding ke arahnya.

Lina Ding juga melupakan amarahnya.

“Kamu berbaliklah, aku mau pakai baju.”

“Pakai saja, cerewet sekali. Dadamu juga tidak berbeda dari milik orang lain, tidak ada yang menarik!”

Valtino Hu berucap sambil berbalik melihat ke arah kejauhan.

Lina Ding merasa kesal hingga memutar bola matanya dengan malas. Pria ini kenapa kurang ajar sekali ketika berbicara, tidak ada belas kasihan sama sekali, pantas saja tidak ada perempuan yang menyukainya!

Lina Ding bangkit memakai kemejanya, di dalamnya tidak ada pakaian dalam, tapi kancingnya sulit untuk dikancingkan, jika membungkuk dadanya akan terlihat.

Awalnya ingin mandi, sekarang dirinya malah seperti monyet berlumpur.

Namun, dirinya tidak berani lagi mandi di danau, dirinya segera mengenakan celana denim pendeknya dan sepatunya.

“Sudah, berbaliklah!”

Saat mendongak, melihat Valtino Hu berdiri dengan jarak lima langkah dan sudah berbalik sejak awal, entah pria itu mengintip dirinya atau tidak.

Namun, bagaimanapun tadi pria ini telah menyelamatkannya, sebagai seorang kepala desa, dirinya harus bermurah hati.

Lina Ding mengulurkan tangannya. “Halo, Valtino. Namaku Lina Ding, aku adalah kepala desa di Desa H.”

“Aku tahu kamu, si cantik di desa. Saat kamu baru datang, semua orang memanggilmu ‘gadis dada besar’!”

Lina Ding tercengang, dia sangat tidak terbiasa dengan panggilan ini. “Panggil saja aku Kak Lina.”

Dia berucap sambil mengulurkan tangan putihnya, tanda ingin bersalaman.

Valtino Hu mengulurkan tangannya menggenggam tangan Lina Ding dengan erat dan tidak melepaskannya.

Jurus Fisiognomi aktif seketika, pengetahuan fisiognomi mengatakan:

“Seperti kata pepatah ‘jari kelingking melebihi tiga sendi, tidak perlu khawatir akan makanan dan pakaian’. Jika jari kelingkingmu melampaui sendi pertama jari manis, itu berarti kamu tidak akan miskin, anakmu juga akan tumbuh dengan sangat baik dan memiliki banyak berkah.”

Lina Ding yang mendengarnya langsung tersenyum, “Kamu bisa membaca bentuk tangan?”

Valtino Hu berkata, “Tidak hanya tangan, bokong, dada, semua bagian tubuh aku bisa membacanya.

Tadi aku lihat di pundak kirimu ada satu tahi lalat kecil, di zaman dulu itu artinya kamu akan bekerja keras seumur hidup.

Kalau sekarang kamu akan bekerja lebih keras, takdirmu adalah bekerja lebih keras ketika muda.”

Wajah Lina Ding langsung memerah mendengar ucapan Valtino Hu, dirinya segera menarik kembali tangannya dari tangan pria itu.

Hatinya mengatakan pria ini baik dalam segala hal, hanya saja ucapannya yang tidak bisa dijaga.

Download APP, continue reading

Chapters

45