Bab 8 Membuka Pasar Hotel

by Boris Drey 11:01,May 17,2023
Baru saja mengulurkan tangannya untuk menyentuh, wanita itu langsung berteriak dengan keras. “Akh, sakit! Jangan disentuh!”

Valtino Hu mendongak melihatnya sejenak, lalu berkata, “Dadamu terlihat jelas!”

Wanita itu segera mengulurkan tangannya untuk menutupi dadanya, Valtino Hu menggunakan kesempatan ini untuk memutar pergelangan kakinya. Wanita ini berteriak kesakitan dan langsung bangkit berdiri.

Ketika akan memaki, tapi dia merasa pergelangan kakinya sudah tidak sakit lagi, seketika dia langsung menatap ke arah Valtino Hu.

Hmm, pria ini cukup tampan!

Hanya saja penampilannya ini ...... sepertinya seorang kampungan.

Valtino Hu bisa melihat ada pesona di mata wanita itu.

Sedangkan di antara alisnya ada aura godaan, ini namanya mata persik. Wajah wanita seperti ini biasanya berteman dengan siapa saja.

Jika dibandingkan dengan Lina Ding si aparat desa, Valtino Hu lebih suka berurusan dengan wanita seperti Lina Ding.

“Tuan, terima kasih banyak!”

Wanita itu membuka tas kulit buayanya, lalu mengeluarkan setumpuk uang tunai dan langsung menyerahkannya tanpa menghitungnya. Tumpukan uang itu terlihat sekitar seribu Yuan.

Akan tetapi, sikap sombong wanita itu membuatnya terlihat seperti sedang memberikan penghargaan pada tukang semir sepatu. Hal itu membuat Valtino Hu merasa tidak senang.

“Tidak perlu, aku membantumu bukan untuk ini!”

Valtino Hu membelah kerumunan orang dan pergi dari sana.

Wanita itu melihat punggungnya, lalu menyunggingkan sudut bibirnya. “Pria ini sangat berkarakter! Aku suka!”

Valtino Hu mengangkat keranjang ikan dan terus mencari tujuannya.

Setelah menelusuri dua jalan, akhirnya dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Sebuah bangunan di depan mulai terlihat.

Entah ada berapa lantai di gedung ini, intinya ada satu plakat menempati hingga sepuluh lantai.

“Grand Kingdom Hotel”.

Nama ini sangat elegan sejak zaman kuno hingga sekarang. Siapa yang tidak ingin melalui hidup seperti seorang kaisar, hotel ini pasti sangat berkelas.

Akhirnya Valtino Hu langsung masuk ke hotel itu.

Wanita penyambut tamu memiliki tinggi 175 cm ke atas, menggunakan sepatu hak tinggi, rasanya lebih tinggi dari pada Valtino Hu yang memiliki tinggi 180 cm.

“Halo Tuan, apa Anda .......”

Meskipun tersenyum dengan profesional, tapi alisnya mengernyit, kenapa orang ini penuh dengan aroma tiram?

Awalnya ingin bertanya apa Anda datang untuk makan, tapi belum kalimat ini terucap, terlihat jelas kalau Valtino Hu tidak datang untuk makan.

Kaos lusuh hingga warnanya pudar, celana longgar dan sepasang sendal jepit, dengan penampilan seperti ini, jika pergi ke snack bar palingan hanya memesan satu porsi mi.

Wanita penyambut tamu bertanya, “Anda mencari siapa?”

Valtino Hu menurunkan keranjang ikan yang ada di tangannya. “Aku datang untuk mengantar seafood.”

“Mengantar seafood? Kalau begitu kamu harus pergi ke dapur!”

“Oh, di mana dapurnya?”

“Ada di belakang.”

“Terima kasih, kalau begitu aku akan pergi ke belakang!”

“Tunggu dulu!”

Wanita penyambut tamu terlihat panik.

“Kamu tidak bisa berjalan lewat depan, kamu harus memutar ke belakang.”

“Memutar ke belakang? Aku tidak tahu jalannya, biarkan saja aku lewat ini bukankah beres? Ada jalan lurus, tapi tidak membiarkanku lewat. Untuk apa menyuruhku melewati jalan memutar?”

Valtino Hu berusaha berdiskusi.

“Tidak bisa, penampilanmu ini berantakan. Kalau aku membiarkanmu lewat lobby, bukankah akan mempengaruhi image hotel. Tamu akan mengira kalau semua orang dapur berpenampilan sepertimu dan berbau tiram!”

Valtino Hu mengakui dirinya tidak berpenampilan dengan rapi, tapi tidak akan sampai tahap mempengaruhi bisnis hotel.

Akan tetapi, dia mengalah karena wanita penyambut tamu tidak membiarkannya untuk lewat.

Baru saja ingin berjalan keluar, tiba-tiba pintu putar ini bergerak, seketika menabrak keranjang ikannya hingga terjatuh.

Tali yang mengikat beberapa kepiting hijau di dalamnya terlepas dan semuanya merangkak sembarangan di lantai.

Wanita penyambut tamu itu berseru dengan marah. “Dasar kampungan, cepat ambil semua barang-barangmu!”

Saat ini, seseorang berjalan masuk dari luar.

Valtino Hu yang sedang berjongkok menangkap kepiting, tanpa mendongak pun langsung mengenali sepatunya. Bukankah ini wanita yang tadi kakinya terkilir?

Ketika mendongak, ternyata memang benar.

Tidak hanya melihat wajahnya, tapi juga melihat sesuatu yang ada di balik rok itu.

Wanita bergaun biru itu juga mengenali Valtino Hu.

“Kamu? Sedang apa kamu di sini?”

Wanita penyambut tamu itu segera mendekat untuk melaporkan keadaan.

“Manajer Luan, orang ini masuk sembarangan dan menumpahkan hasil laut ke atas lantai.”

Mendengar wanita itu dipanggil Manajer Luan, Valtino Hu segera berdiri dan mengatakan kalau dirinya datang untuk mengantar seafood, tapi bagian resepsionis tidak mengizinkannya untuk lewat. Baru saja ingin keluar, keranjang ikannya tertabrak pintu hingga jatuh.

Wanita itu yang mendengar hal ini langsung mengernyit dan menatap ke arah wanita penyambut tamu.

“Kenapa masih diam saja? Cepat bantu tangkap kepitingnya!”

“Hah? Ba ...... baiklah!”

Wanita penyambut tamu itu tercengang, sedikit tidak menyangka kalau sang manajer akan sangat berlapang dada pada kampungan ini. Tidak hanya tidak marah padanya, sebaliknya malah menyuruhnya untuk membantu menangkap kepiting.

Dirinya tidak berani tidak menuruti, akhirnya segera berjongkok untuk membantu. Dirinya bolak-balik mengejar kepiting, tidak peduli kalau rok pendeknya terangkat, dirinya terlihat sangat konyol.

Wanita ini bernama Siska Luan, dia adalah manajer hotel ini, tahun ini dia berusia 28 tahun. Mulai dari menjadi supervisor suatu departemen di perusahaan ini, terus naik hingga menempati posisi manajer, dia juga memiliki kemampuan yang sangat kuat.

Dia telah terjun di bidang food and beverage selama bertahun-tahun, jadi tentu saja memiliki penilaian yang baik terhadap produk seafood.

Dia melihat tiram dan kepiting hijau besar yang dibawa Valtino Hu, semua itu berukuran sangat besar dan hasil liar, bukan jenis yang dibudidayakan.

Rasa dari tiram dan kepiting liar tidak bisa dibandingkan dengan yang dibudidayakan.

Akhirnya dia langsung bertanya pada Valtino Hu, “Berapa harganya dua jenis ini?”

Para pelayan wanita yang datang membantu menangkap kepiting bahkan merasa aneh.

Siska Luan pernah mengatakan tidak menerima eceran dari luar, hotel memiliki pemasok seafood khusus.

Hari ini di keranjang pria ini ada belasan ekor tiram dan kepiting dan sang manajer langsung menanyakan harga padanya, apa dia akan merusak peraturan?

Valtino Hu berucap, “Punyaki ini hasil tangkapan liar, aku tidak akan menawarkan harga mahal, untuk tiram 15 Yuan saja, sedangkan kepiting hijau besar ini kamu berikan aku 50 Yuan untuk 0,5 kg.”

Seketika Siska Luan tergelak.

“Harganya tidak mahal, tapi barangmu eceran, biasanya kami tidak terima eceran.”

Valtino Hu tahu kalau wanita ini pandai menilai barang, terlihat jelas dari raut wajahnya, dia bisa merasakan keunggulan dari barang Valtino Hu.

Akhirnya Valtino Hu berucap, “Aku ini hany amembawa sample untuk dijual. Kalau ada kesempatan, aku bisa memasok lebih banyak!”

Download APP, continue reading

Chapters

45