Bab 3 Membuat Kesepakatan
by Boris Drey
11:01,May 17,2023
Lina Ding ingin kembali ke desa, kebetulan hari ini Valtino Hu telah melewati tahap pertama, dirinya juga tidak ingin berlatih lagi, jadi menemaninya untuk kembali bersama.
Lina Ding bertanya padanya, “Apa kamu tahu siapa yang menyewakan rumahnya di desa?”
Ternyata Lina Ding tinggal di rumah dengan dua kamar milik panitia desa, tapi dua kamar itu sudah bobrok.
Malam sebelumnya saat angin bertiup kencang, dinding rumah sebelah timur rubuh sebagian, beruntung Lina Ding tinggal di rumah sebelah barat, jika tidak dirinya pasti akan tertimpa dinding.
Dia tidak berani lagi tinggal di sana, jadi pergi ke kabupaten untuk mengajukan biaya perbaikan rumah panitia desa.
Namun, pihak kabupaten juga tidak bisa mengurusnya karena tidak ada dana, jadi menyuruh Lina Ding untuk kembali ke desa dan mengumpulkan dana sendiri untuk memperbaikinya.
Lina Ding akhirnya hanya bisa kembali untuk menyelesaikannya sendiri.
Mengumpulkan dana itu membutuhkan waktu, perbaikan juga membutuhkan waktu, dirinya tidak ada tempat tinggal, jadi untuk sementara hanya bisa menyewa rumah di desa.
Lina Ding baru saja datang ke desa dan tidak terlalu akrab dengan penduduk desa.
Merasa meskipun Valtino Hu sedikit kasar, tapi karena dia telah menyelamatkannya, ditambah lagi tidak mencuri kesempatan dalam kesempitan, dia pasti adalah orang yang baik, jadi lebih baik bertanya padanya tempat yang bisa ditinggali.
Valtino Hu yang mendengarnya langsung merasa senang. “Di rumahku ada tiga kamar, aku tinggal di kamar sebelah barat, sebelah timur bisa kamu tempati, bagaimana?”
Mendengar Valtino Hu mengatakan rumahnya, Lina Ding merasa ragu sejenak.
Merasa tinggal di rumah seorang pria dewasa, sepertinya kurang begitu baik.
Namun, jika tinggal berseberangan dengan Valtino Hu, dirinya merasa sedikit lebih aman. Pada akhirnya dia setuju untuk pergi melihat rumah Valtino Hu lebih dulu.
Lina Ding telah melihat rumah Valtino Hu, meskipun sudah tua, tapi sangat bersih.
Rasanya lumayan juga. Saat baru lulus kuliah di kota, dirinya juga pernah menyewa rumah bersama dengan orang lain.
Itu juga seorang mahasiswa pria, rumah dengan dua kamar dan satu ruang tamu, masing-masing menempati satu kamar, selama setengah tahun lebih semuanya berjalan dengan aman dan tanpa masalah.
Akhirnya Lina Ding membuat kesepakatan dengan Valtino Hu.
Pertama, setiap bulan membayar biaya sewa pada Valtino Hu sebesar 100 Yuan, itu adalah keharusan.
Kedua, mereka berdua bisa mengumpulkan uang untuk makan bersama, siapa yang punya waktu, dia yang memasak, tidak boleh malas.
Ketiga, jika tidak ada urusan tidak boleh masuk ke kamar Lina Ding seenaknya, juga tidak boleh memanjat jendela untuk mengintip.
Di siang hari, mereka berdua membereskan rumah bersama, kemudian Valtino Hu memasak mi instan.
Di sore hari mereka berdua makan mi instan, selesai makan kembali membawa barang-barang Valtino Hu yang ada di kamar sebelah timur ke kamar sebelah barat, sedangkan sprei dibawa dari asrama panitia desa.
Di malam hari, Lina Ding berbaring di sana dan sedikit tidak bisa tidur.
Memikirkan Valtino Hu saat siang tadi.
Meskipun pria itu tidak melakukan apa pun padanya, tapi sepasang matanya itu bersinar seperti binatang buas.
Pasti baik secara sengaja mau pun tidak sengaja, dia melihat tubuhnya.
Namun, jika dipikir-pikir tidak masalah kalau pria itu melihatnya, bagaimanapun pria itu cukup tampan.
Wajahnya tampan, tubuhnya berotot, pria maskulin pada umumnya.
Badannya juga tegap, mungkin karena berlatih sebagai tentara selama bertahun-tahun.
Orang yang pernah menjadi tentara, tidak mungkin orang jahat, ‘kan?
Orang-orang mengatakan jika kesulitan carilah kakak tentara. Di seberang sana tinggal seorang tentara pensiunan, seharusnya dia merasa senang!
Valtino Hu bisa menyelamatkannya ketika dililit ular piton, juga tidak memanfaatkan kesempatan untuk melakukan hal buruk padanya, ini membuktikan kalau pria ini cukup baik.
Dirinya adalah orang kota, lalu memangnya kenapa, apa harus memandang rendah orang desa?
Awalnya Lina Ding tidak ingin memikirkan Valtino Hu lagi, dirinya ingin segera tidur dan besok bangun lebih awal.
Saat ini terdengar suara air dari halaman.
Saat membuka tirai dan melihat dari jendela, seketika wajahnya memerah dan jantungnya tersentak.
Valtino Hu melepas bajunya dan sedang mandi di sumur halaman.
Tubuh berkulit gelap yang penuh dengan tetesan air, terlihat bersinar di bawah sinar bulan.
Valtino Hu tanpa sengaja menoleh dan melihat Lina Ding yang sedang bersandar di jendela, lalu langsung menyeringai menunjukkan deretakn giginya yang putih.
Lina Ding terkejut dan langsung menurunkan tirai, lalu berbaring di atas tempat tidurnya.
Suara Valtino Hu terdengar di halaman.
“Tenang saja, kamu boleh melihatku, di kesepakatan kita tidak mengatakan kalau kamu tidak boleh mengintipku mandi!”
Berengsek, beraninya menggodaku. Nanti aku pasti akan menunjukkan kehebatanku padamu, jangan menganggapku remeh sebagai kepala desa!
Valtino Hu membersihkan keringat yang ada di tubuhnya, lalu kembali ke kamar sebelah barat dan tidur.
Keesokan paginya, matahari terbit di sebelah timur, sinar matahari masuk ke dalam kamar.
Valtino Hu bangun dan bersemedi, melanjutkan latihan Jurus Keabadian.
Saat ini latihannya adalah aliran energi yang ada di tubuhnya, semakin kuat aliran energi itu, maka semakin mudah dia menggunakan semua pengetahuan yang ada.
Berkultivasi selama satu minggu, membuat dirinya merasa segar.
Dia berjalan keluar sambil meregangkan tubuhnya, menikmati sinar matahari yang menyinari tubuhnya.
Melihat ladang timun di halaman yang sudah layu karena kekeringan.
Berhari-hari tidak turun hujan, tanah juga menjadi retak karena kekeringan.
Di sumur ada seseorang sedang menggerakan katrol hingga terdengar suara berderit.
Saat menoleh, terlihat Lina Ding sedang mengambil air.
Tubuh yang bergerak seiring dengan katrol yang naik turun, membuat Valtino Hu menegak air liurnya tanpa sadar.
Pantas saja semua orang menyebut gadis ini gadis dada besar, ternyata miliknya memang besar!
Dia mengenakan kaos kebesaran dengan gambar kartun, tubuh bawahnya mengenakan celana olahraga tipis yang pendek.
Wajahnya yang memerah, berusaha mengangkat ember yang ada di dalam sumur ke atas.
Awalnya Lina Ding ingin memakai baju yang lebih tertutup, tapi suhu di sini 30 derajat lebih, memakai baju yang tertutup akan menyiksanya.
Saat ini, dia mendongak karena intuisi seorang wanita.
Ternyata terliaht sepasang mata Valtino Hu yang membara.
Dirinya segera menegakkan tubuhnya dan menutup area dadanya dengan tangannya.
“Dasar mesum, sudah bangun bukannya segera membantu. Lihatlah sayuran di halaman ini kekurangan air. Kamu bukannya menyiraminya dengan air yang banyak.”
Lina Ding hidup dan besar di kota dan dimanjakan sejak kecil, tidak pernah melakukan pekerjaan pertanian, tapi dia adalah orang yang giat, melihat bibit-bibit yang layu, dia tahu kalau ini kekurangan air.
Lina Ding menyiram dan bercocok tanam, murni untuk mencari pengalaman. Kedia tangannya yang halus dan lembut telah memerah karena mengangkat dua ember.
Valtino Hu segera menghampirinya dan berkata, “Aku saja yang menyiram tanaman, kamu harus membuat sarapan.”
“Hmph, tawar menawar, sepertinya kamu ini pemalas!”
Valtino Hu menghampirinya dan mengambil alih ember, sengaja menggesekkan lengannya ke lengan Lina Ding.
Rasanya sangat lembut, selembut bokong anak kecil.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved