Bab 6 Penjahat Besar Yang Mengganggu Wanita

by Cinta Laura 16:18,Jul 16,2021
“Tuan muda, setelah tuan kecil minum obat langsung tertidur, bahkan ketika mengigau terus bergumam menginginkan maminya…”
Mengatakan ini, Pengurus tua menghela nafas dengan sangat sedih.
Ekspresi Evan yang berdiri disamping jendela sudah berubah menjadi begitu dingin.
Mau mami…
Pantaskah wanita itu diperlakukan seperti itu oleh Alvi ?
Atas dasar apa!
Dia tidak layak diperlakukan seperti itu oleh Alvi !
Tangan Evan mengepal erat, tatapannya menjadi tajam dan tiba-tiba berbalik, dia mengambil jaktnya dan pergi.
“Tuan muda, anda mau kemana?”
Pergi kemana?
Pergi bertanya pada wanita itu kenapa masih punya muka hidup!
Pergi membuatnya membayar mahal semuanya!
Rolls Royce melaju secepat kilat menuju Bar Alvi.
Tiba-tiba ponselnya berdering, Evan menekan tombol jawab.
Kemudian alisnya langsung mengkerut, sebuah putaran yang begitu tajam, mobil tiba-tiba berbalik dan melaju ke kantor.
Kondisi mendesak yang terjadi tiba-tiba, membuat rapat mendadak di kantor berjalan selama tiga jam.
Setelah rapat berakhir, Evan kembali ke ruang presdir, dia bersandar di kursinya dengan lelah sambil memijat keningnya.
Teringat wanita yang masih terkurung dikamar itu, api amarahnya kembali membakar hatinya!
Dia segera menelepon.
“Bagaimana wanita itu?”
“Wanita?.., Presdir Sumitro, bukankah wanita itu sudah dibawa pergi tuan kecil ?”
Wajah Evan langsung berubah drastis: “Apa?!”
“Pres, Presdir Sumitro, tuan kecil membawa pergi wanita itu, dia mengatakan kalau anda yang menyuruhnya…”
Alvi membawa pergi Velina ?
Ekspresi tidak percaya terlihat jelas di mata Evan.
“Yakin itu adalah tuan kecil ?” dai bertanya dengan tegas.
“Presdir Sumitro, bagaimana bisa salah? Kami semua melihatnya langsung! tuan kecil Berkata berulang kali kalau ini adalah keinginan anda, anda ingin bertemu dengan wanita itu…”
Alvi berkata demikian?
Putra yang dia besarkan dengan tangannya sendiri tidak pernah berbohong!
Namun saat ini, Alvi malah berbohong hanya demi menolong wanita itu!
Dan yang terpenting adalah, kapan putranya bertemu dengan manusia naïf itu!
Ternyata wanita itu memang benar-benar picik!
Velina, ternyata kamu masih punya muka memanfaatkan putraku, sepertinya kamu memang benar-benar mau cari mati!
“Segera cari wanita sialan itu!”
Evan berteriak dengan penuh amarah, membuat para pengawal yang berada diseberang saja ketakutan dan gemetar, semuanya segera mengiyakan tanpa berani membantah.
Setelah menutup telepon, para pengawal saling bertatapan, ini…
Jangan-jangan bukan Presdir Sumitro yang memerintahkan tuan kecil melakukannya?
“ tuan kecil juga terlalu…”
“Sudahlah, segeracari orangnya! Mendengar Presdir berteriak seperti itu, bahkan niatan untuk membunuh orang saja ada.”
“Sebenarnya wanita itu memiliki dendam sedalam apa dengan Presdir Sumitro, bisa membuat Presdir Sumitro begitu benci padanya? Aku merasa dia pasti akan mati ditangannya kali ini!”
……
Evan dirundung amarah, kebetulan sedang tidak tahu mau melampiaskannya kemana, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di depan ruang presdir.
“Masuk!”
Suara yang begitu dingin dan kejam, membuat Bisma sang asisten yang berdiri di depan pintu menegang, dia membuka pintu dan masuk dengan hati-hati.
Evan mengangkat kepalanya dan melihat kearahnya, tatapannya bagaikan pisau yang tajam, Bisma memaksakan senyum yang jauh lebih jelek daripada menangis dengan perasaan takut.
“… sebaiknya kamu benar-benar ada urusan penting!”
Diingatkan oleh Evan, Bisma baru teringat tujuannya datang ke ruang presdir.
Dia segera menjawab: “Presdir Sumitro, internet perusahaan di hack oleh hacker, seluruh komputer kemasukan virus.”
“Apa?”
Evan segera membuka komputernya dan memeriksanya, dan ternyata, passcode internet dirubah, layar komputer gelap, hanya beberapa kalimat yang terlihat begitu menusuk mata:
Evan jelek jelek jelek,Seluruh sistem diperusahaan habis dimainkan!
Evan cupu cupu cupu,mengganggu wanita adalah kejahatan besar!
Pelajaran yang diberikan master untukmu,menarik tidak? Menegangkan tidak?
“Siapa yang melakukan ini?!”
“Belum, belum ketemu!”
Mengingat tulisan yang ada diatas layar, Bisma mengulurkan tangan mengusap hidung dan menundukkan kepala, sama sekali tidak berani menatap wajah Evan yang dingin bagaikan gunung es itu.
Detik berikutnya, hanya terdengar suara ‘Prangg!’, gelas limited edition jatuh ke lantai, air didalamnya tumpah berhamburan, pecahan kaca bertebaran dimana-mana.
Bisma menahan nafas, bahkan menarik nafas lebih banyak saja tidak berani.
“Temukan orang aneh kurang kerjaan ini! Kalau tidak, kamu akan tahu akibatnya!”
“Baik, baik, baik!”
Tanpa berani tinggal lebih lama, Bisma segera berbalik dan pergi, setelah berjalan keluar dari ruang presdir, dia merasa seperti baru saja keluar dari ruang dewa neraka, dai menghela nafas dengan panjang.
Bagaimana ini?
Bagaimana caranya menemukan orang aneh yang kurang kerjaan ini?
Ahli IT terhebat di perusahaan saja tidak berdaya, ini sungguh perkara yang sulit!
……
Area Gardenia.
Kenken duduk didepan laptopnya dengan senang, beberapa jam sudah berlalu, internet perusahaan Evan masih dalam kondisi terserang virus, hanya memikirkannya saja terasa begitu puas!
Berani mengganggu mami master, berani menyiram mami dengan air, ini adalah harga yang harus kau bayar!
“ Kenken, kamu sedang mentertawakan apa?”
Momo yang berada disamping, mengkerutkan alisnya dengan heran melihat Kenken yang tersenyum seperti orang bodoh.
Kenken menoleh dan meliriknya: “Ssstt, ini rahasia.”
Momo mengamati Kenken yang terlihat serius: “Rahasia? Aku rasa kamu pasti melakukan hal jahat lagi, kalau kamu tidak mengatakannya aku akan memberitahu mami!”
Setelah mengatakannya dia langsung berjalan ke ruang tamu, Kenken segera menahannya.
“Jangan, jangan katakan pada mami, aku akan mengatakannya, aku akan mengatakannya.”
Kemudian dia berbisik disamping telinga Momo.
“Maksudmu, orang yang mengganggu mami adalah Presdir Grup Perusahaan Sumitro? Kamu sedang balas dendam untuk mami?”
“Benar! Orang Bar Alvi, mengira aku adalah tuan kecil Presdir Sumitro, aku sudah mengeceknya, Bos Alvi adalah Evan !”
“Kalau begitu kenapa dia mengganggu mami?”
“Ini… aku masih belum berhasil menemukannya.”
Kenken mengusap kepalanya, ketika bertemu dengan Evan dibandara, dia sudah menyadari kalau maminya sangat takut pada Evan, menurutnya mungkin ada dendam lama diantara mereka.
“Sungguh tidak berguna!”
Momo melontarkan tiga kata ini lalu pergi sambil menyilangkan tangannya.
“……” Kenken menjulurkan lidah dibelakangnya dengan kesal.
Sifat Momo dan Mimi benar-benar bertolak belakang!
Dua orang putri yang dilahirkan oleh maminya kenapa bisa begitu berbeda!
“ Kenken, Kenken cepat kemari, kamu masuk televisi!”
Suara Mimi terdengar sampai ke ruang belajar, membuat Kenken begitu penasaran.
Baiklah, meskipun dia mengakui kalau dia cukup tampan, namun apakah ini tidak berlebihan? Baru pulang sudah masuk televisi?

Download APP, continue reading

Chapters

547