Bab 14 Trik Apa Lagi

by Cinta Laura 16:19,Jul 16,2021
Alvi sangat terkejut dengan usulan ini, Dia memang sangat tertarik untuk berhubungan dengan dunia luar.

Karena kesehatannya yang tidak baik, jadi ayahnya tidak pernah mengizinkannya bermain di luar,,,.

Tapi, ayah pasti akan marah jika dia mengetahuinya.

Melihatnya ragu, Velina pun melontarkan kata-kata yang lebih meyakinkan lagi.

“ Ketika kamu sering berhubungan dengan dunia luar, kamu baru dapat bertemu dengan orang yang kamu sukai yang orang yang ingin kamu temui, ”

Mendengar kata ‘orang yang ingin kamu temui’, Alvi langsung teringat pada maminya.

Dia selalu ingin menemukan maminya, tetapi ayahnya tidak mengizinkannya dan mengatakan bahwa maminya telah meninggal, dan juga memintanya untuk tidak mengungkitnya lagi.

Jika dia bisa keluar selama dua jam setiap harinya, bukankah ini adalah kesempatan yang baik untuk mencari maminya secara diam-diam!

Melihat Alvi berpikir, Velina tahu bahwa dia telah berhasil dan bertanya lagi : “ Bagaimana? ”

Dalam hati Alvi terasa senang, tetapi dia hanya menunjukkan wajah yang tenang dan kemudian mengangguk.

Velina merasa lega, akhirnya dia bisa tetap mengobatinya.

“ Apakah ayahmu akan menyetujuinya? ” Velina sangat khawatir.

Evan si brengsek itu sangat berharap Alvi tetap mengabaikannya, Jika dia tahu bahwa dirinya memiliki peluang selama dua jam untuk bersikap baik pada Alvi setiap harinya, dia pasti akan menghentikannya.

Alvi sangat cerdas dan tahu kekhawatiran Velina.

“ Aku tidak akan memberitahu ayah, ”

Velina sangat puas dengan jawabannya, “ Baguslah kalau begitu! Janji ya! ”

Alvi meliriknya dan berkata : “ Childish! ”

Tetapi dia tetap mengeluarkan jari kelingkingnya dan berjanji padanya.

Mereka berdua berhasil mencapai consensus! Velina melihat ke kedua jari yang saling berkaitan dan tersenyum manis.

Malam hari ketika Evan pulang, dia sangat terkejut ketika tahu bahwa Alvi telah memberikan kesempatan pada Velina, Dia sangat penasaran bagaimana cara Velina membujuknya.

Alvi tertegun, Jika dia memberitahu ayahnya tentang dia akan keluar selama dua jam setiap harinya, ayahnya pasti tidak akan menyetujuinya.

Setelah memikirkannya, dia menjawab : “ Dia sangat ahli dalam ketrampilan medisnya, ”

“,,,, ” Hanya karena ini?

Alasan ini membuat Evan ragu karena Alvi bukanlah anak yang mudah dibujuk.

Velina pasti telah memainkan triknya.

Dia memandang Alvi dan kemudian berjalan ke ruang kerja.

Alvi menghela nafas dalam-dalam, Dia sama sekali tidak pernah berbohong dan berharap ayahnya tidak akan mengetahuinya.

Keesokan harinya.

Velina datang ke villa Grahania tepat pada waktunya.

Evan memperingatinya, jika dia berani melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan dan mengajarkan hal buruk kepada Alvi, dia pasti akan membiarkannya menanggung akibatnya.

Velina mengerutkan wajahnya : Dasar Evan si bajingan, dia selalu merasa dirinya memiliki niat jahat, Dia adalah mami kandung Alvi, mana ada mami yang sengaja menyakiti putranya!

“ Apakah kamu mendengarnya? ”

Melihatnya diam, Evan pun bertanya lagi.

Berada di rumah orang lain harus selalu bersikap sopan, jadi Velina tidak punya pilihan lain selain berkata : “ Iya, saya mendengarnya, Presdir Sumitro, jangan khawatir, saya tidak akan mengajarkan hal buruk pada Alvi ! ’

Evan memandangnya dengan tatapan tajam, lalu berbalik dan pergi untuk bergegas ke perusahaan.

Dia pergi ke kamar dan mulai melakukan akupuntur pada Alvi.

Sepanjang prosesnya, Alvi terus mendesaknya untuk lebih cepat.

“ Bagaimana jika kamu menusuk jarum akupuntur yang tersisa sekaligus? ”

“ Tidak boleh! Alvi, jangan terburu-buru, ”

Alvi menantapnya dengan kesal dan terus mendesaknya.

Velina memahami maksud Alvi, Dia pasti ingin memintanya untuk segera membawanya keluar.

Benar saja, ketika pengobatan akupuntur telah selesai, Alvi mendesaknya lagi.

“ Akankah pengurus tua memberitahu ayahmu? ”

“ Jangan khawatir! ”

Dengan itu, Alvi menutupi boneka beruangnya dan bantal dengan selimut, terlihat seperti dia sedang tidur.

Dia juga meminta Velina untuk memberitahu pengurus tua bahwa dia butuh istirahat setelah selesai akupuntur dan jangan menggangunya.

Setelah itu, ketika pengurus tua tidak memperhatikannya, dia menyelinap keluar dari villa Grahania dengan Velina.

Melihat Alvi yang ada di sampingnya, Velina merasa sangat bahagia karena dia benar-benar sangat ingin bermain berduaan dengan putranya.

“ Alvi, apakah kamu ingin makan dessert? Aku akan membawamu ke sana, ”

Alvi meliriknya, Meskipun dia sangat ingin memakannya, namun lebih penting untuk menemukan maminya, Sedangkan dessert, dia bisa meminta ayahnya untuk membelikannya kapan saja.

“ Aku ingin pergi ke bar Kawa-kawa ”

“ Apa? ”

Velina menatapnya dengan kaget, Kenapa dia ingin pergi ke tempat seperti itu?

Alvi malas menjelaskannya dan langsung mendesaknya untuk mengemudi.

“ Apa yang mau kamu lakukan di bar? ”

“,,,,, ” Alvi meliriknya.

Melihat Alvi yang sangat serius, Velina pun hanya bisa membawanya ke sana.

Mobil melaju ke bar Kawa-kawa, Dua puluh menit kemudian, mobil berhenti di tempat parkir bar.

Alvi tidak terburu-buru untuk turun, melainkan mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Bisma.

Bisma terkejut ketika melihat panggilan dari tuan muda.

Dia menjawabnya.

“ Kamu tidak lupa dengan kesepakatan kita, bukan? ”

Membahas tentang kesepakatan, jantung Bisma berdetak kencang, Tuan muda memiliki ingatan yang baik.

“ Tidak, bagaimana aku bisa lupa, ”

“ Jadi, apakah kamu sudah menemukannya? ”

“ Tuan muda, hal ini tidak mudah diselidiki, Selain itu, anda memintaku untuk tidak memberitahu Presdir Sumitro, jadi saya hanya bisa melakukannya secara diam-diam, sehingga penyelidikannya lebih lambat, ” Bisma mencari alasan.

Alvi sudah menebak dia akan berkata seperti itu, jadi dia berkata : “ Datanglah ke bar Kawa-kawa, Kamu harus tiba dalam 20 menit, ”

“ Apa? Tuan muda, saya sedang bekerja, jika Presdir Sumitro tahu,,,, ”

“ Kalau tidak, kamu akan menanggung konsekuensinya! ”

Sebelum dia selesai berbicara, Alvi langsung menutup teleponnya.

Bisma memegang dahinya tanpa daya, Di satu sisi, Presdir Sumitro adalah “ Raja Neraka ”, di sisi lain adalah putra “ Raja Neraka ”, Ya tuhan, benar-benar sangat sulit!

Mengingat sifat tuan muda sama seperti Presdir Sumitro, orang yang akan melakukan apa yang dia katakan, dia pun tidak berani menunda lagi dan langsung bergegas ke parkiran bar Kawa-kawa.

Download APP, continue reading

Chapters

547