Bab 8 Tuan Kecil Lebih Kejam

by Cinta Laura 16:18,Jul 16,2021
Bisma memasang wajah kecewa, lalu menundukkan kepala sambil menghela nafas, sifat tuan kecil ini sudah cukup membuktikan kalau dia adalah anak Presdir Sumitro no debat.
Setelah berbalik, melihat Pengurus tua yang smamik mondar mandir seperti biasanya.
Benar sekali!
Kepala pelayan ini setiap harinya menjaga tuan kecil, seharusnya dia jauh lebih tahu apa yang tuan kecil sukai.
Cari tahu dengan jelas dulu, baru mendekatinya, dia tidak percaya tidak bisa mendekatinya!
“Paman, biasanya tuan kecil suka apa?”
Pengurus tua berpikir sejenak, lalu menghela nafas.
“Lego dan tablet tuan kecil ditarik oleh Tuan muda, itu adalah mainan yang biasanya suka dia mainkan.”
Tablet, lego… ini mudah!
Bisma datang ke pusat perbelanjaan dengan cepat, lalu membeli tablet keluaran terbaru dan sepuluh macam lego dengan berat hati, Lalu membawa semua barang itu dengan penuh percaya diri keVilla Grahania, kemudian mengetuk pintu kamar Alvi dengan penuh percaya diri.
“ tuan kecil, Paman punya kejutan besar untukmu, keluarlah dan lihat, kamu pasti suka, Paman berani jamin.”
Cukup lama, baru terdengar suara tuan kecil yang tidak sabar.
“Katakan saja langsung!”
Bisma mengusap hidungnya, benar juga, tuan kecil tidak suka bertele-tele.
“Lego yang paling kamu suka, juga tablet, semuanya adalah edisi terbaru!”
Setelah sejenak, pintu kamar terbuka, Alvi melihat tumpukan mainan yang ada di lantai, lalu menoleh kearah Bisma.
Sorot matanya yang rumit, membuat Bisma bingung apa maksudnya.
Lalu tersenyum lebar: “Semuanya dibeli untukmu, yang penting tuan kecil senang, tidak perlu berterima kasih pada Paman.”
“Terima kasih?” Alvi tertawa, lalu menatapnya dengan ekspresi kasihan yang begitu dalam: “Jangan salah paham, aku sedang mengkhawatirkanmu.”
Bisma mengkerutkan alis dan melihat kearahnya dengan bingung.
“Ayahku menarik tablet juga legoku, lalu kamu membeli 10 jenis yang berbeda dan membawanya kemari, apakah kamu sedang membangkang darinya?”
Eh?
Jantung Bisma langsung bergetar, dia sama sekali tidak bermaksud demikian.
“Ayahku tidak suka orang yang melawan, sebaiknya kamu pikirkan akibatnya.”
Akibatnya…
Bisma teringat wajah Evan yang begitu dingin, membuat tubuhnya tanpa sadar merinding.
Datang ke rumah presdir untuk melawan presdir, apakah dia sudah bosan hidup?!
“ tuan kecil, sebaiknya mainan ini Paman bawa dulu, kalau Presdir Sumitro mengamuk, Paman takut tidak akan sanggup menahannya!”
Alvi tidak bergeming, lalu mengangkat ponselnya untuk memotret tumpukan lego itu.
“Kamu bawa pergi juga ayahku akan tahu.”
Setelah mengatakannya dia melambaikan ponselnya, memasang gaya santai seolah mengatakan ditangan master punya bukti.
“Bukan…”
Bisma tercengang, tidak tahu harus bagaimana, “ tuan kecil, Paman sama sekali tidak menyinggungmu, kamu jangan mencelakai Paman!”
“Kita bisa barter, kamu membantuku melakukan satu hal, aku akan membantumu menyimpan rahasia.”
“Hal apa?”
Alvi melambaikan tangannya kearah Bisma, Bisma mendekat, lalu mendekatkan telinganya ke dekat bibir kecilnya.
“……”
Bisma terkejut sampai membelalakkan matanya dengan besar: “Kamu menyuruhku… tidak bisa, tidak bisa, Presdir Sumitro bisa menghajarku!”
“Aku tidak bilang, ayahku tidak akan tahu.”
Bisma terlihat bingung.
tuan kecil ternyata ingin dia mencaritahu dimana maminya, memeriksa wanita Presdir… hal seperti ini, apakah dia boleh melakukannya?
Meminjamkan sepuluh nyali untuknya juga dia tidak akan berani!
“Kamu tidak mau? Aku bisa memastikan dalam tiga detik ayahku akan melihat foto ini!”
“Jangan, tuan kecil, kita bicarakan lagi ya.”
Setelah mengatakannya, tiba-tiba ponsel berdering, Bisma melihat kalau itu telepon dari Evan, jantungnya langsung berdebar sampai hampir melompat keluar.
Dia berdiri, dan sengaja berjalan kearah ruang tamu untuk mengangkatnya.
“Masih belum ketahuan? Rupanya kamu benar-benar ingin beternak penguin di kutub selatan ya!”
“Presdir Sumitro, aku sedang menyelidikinya, segera, segera kutemukan!”
“Dua jam terakhir, kalau tidak…”
“Aku pergi ke kutub selatan untuk beternak penguin!” ucap Bisma seperti tentara yang menerima ultimatum.
Apa boleh buat, kalau Presdir Sumitro sampai mengatakan hukuman yang lebih kejam, mungkin nyawanya ini akan…
“Kamu mau ke kutub selatan?”
Bisma menundukkan kepalanya, dia melihat Alvi sedang berdiri disamping dan menatapnya dengan wajah cemas.
Bisma bagaikan menerima perhatian yang begitu besar, lalu menghela nafas dengan wajah sedih, “Haih~ Paman juga tidak ingin pergi!”
“Uhm, kalau kami pergi kesana, para penguin itu pasti akan sangat tertekan!”
“……” Bisma cukup kebingungan, jadi maksudnya tuan kecil dia kasihan pada penguin, bukan dia?
tuan kecil ini jika dibandingkan dengan Presdir Sumitro, rasanya jauh lebih sadis! Jauh lebih kejam!
Bisma memegangi keningnya dengan tidak berdaya.
“ tuan kecil, demi… demi nasib penguin, bisakah kamu membantu Paman?”
“kalau begitu kamu harus menyetujui untuk mencari mami terlebih dahulu!”
Bisma berturut-turut menghembuskan nafas panjang beberapa kali, dan akhirnya dia memutuskan untuk mempertaruhkan nyawanya, “Deal!”
Keduanya sepakat, Alvi berlari masuk ke dalam ruang kerja, lalu membuka laptop, gerakannya yang secepat kilat itu membuat Bisma kebingungan.
“Sudah! Ini adalah alamat hackernya!”
Bisma sungguh tercengang.
“Hanya mengetik sembarangan seperti itu saja, sudah?”
Alvi melayangankan lirikkannya yang setajam pisau, lalu melontarkan satu kata, “Dalam waktu setengah bulan aku mau tahu kabar mami!” lalu berjalan turun ke lantai bawah tanpa banyak bicara lagi.
Setengah bulan… Bisma merasa dirinya seperti tertindih gunung yang besar.
Untungnya masalah yang ada di depan mata sudah terselesaikan!
Dia segera menelepon Evan dengan tidak sabar.
“Siapa yang melakukannya?” Evan tetap lebih perhatian pada masalah ini.
“Presdir Sumitro, hackernya beralamat di Area Gardenia.”
“Lanjutkan!”
“Baik, Presdir Sumitro.”
Jangankan Evan, bahkan dia saja penasaran, orang aneh apa yang bisa melakukan hal ini, bahkan meninggalkan kata-kata yang begitu provokatif.
Dia adalah orang pertama yang berani mengatai seorang Presdir Sumitro secara terbuka seperti itu!
Internet sistem di kantor kembali normal, Evan baru saja membuka komputer, sebuah email langsung masuk.
Begitu membukanya, wajah yang sempat begitu dingin, seketika langsung muncul ekspresi senang yang sulit di tutupi.
Setelah melihatnya, dia segera menelepon nomor yang tertera disana.
“Hallo, saya adalah Evan, apakah anda adalah Dokter Jenius Bermoth ?”
Mendengar suaranya yang serak namun seksi ini, Velina refleks mengepalkan tangannya dengan erat!
Dalam hati tetap terasa ragu.
Kalau bukan karena Alvi, dia tidak akan mengusik ‘Dewa neraka’ psikopat yang senang membalas dendam ini!
“Presdir Sumitro, saya sudah melihat berita pencarian orang, saya bisa menolong putra anda, namun, saya punya sebuah syarat!”

Download APP, continue reading

Chapters

547