Bab 1 Membalut Luka

by Esry 12:16,Jul 23,2022
Kayla Gu perlahan terbangun dari rasa sakit di tubuh dan kepalanya. Dia membuka kelopak matanya yang berat dan pemandangan di depannya yang kabur berangsur-angsur menjadi jelas.

Bagian atas ruangan tempatnya berada merupakan balok tebal yang rendah dan kecil, bola lampu digantung di tengah ruangan. Dan bola lampu yang menyala memancarkan cahaya kuning redup.

Dinding ruangan tampaknya seperti baru dicat, warnanya sangat putih, tetapi kasar dan tidak rata, di atas meja di tengah ruangan ada satu set cangkir teh.

Di dinding juga digantung aksara mandarin merah Kebahagian yang merupakan buatan tangan, di ambang jendela juga ada dua lilin merah yang menyala dan sudah terbakar lebih dari setengahnya...

Ini dimana? Mengapa dia ada di sini? Bukankah dia tadi mengalami kecelakaan mobil?

Benturan yang menusuk tulang pada saat kecelakaan mobil itu begitu nyata, dia juga melihat dirinya terbang begitu tinggi, begitu cepat, dan seberapa keras dia jatuh, hingga dia berpikir kalau dirinya tidak mungkin selamat!

Saat dia ditabrak mobil yang menerobos lampu merah, dia bahkan sudah memikirkan judul berita utama yang akan dimuat di koran: Seorang profesor muda yang berbakat dalam pengobatan tradisional Tiongkok mengakhiri hidupnya dalam sebuah kecelakaan mobil!

Pada saat ini, bunyi derit pintu terdengar dan pintu didorong terbuka, seorang wanita paruh baya dengan ekspresi serius masuk ke dalam.

Dia datang ke depan tempat tidur dan terlihat seperti seorang ibu mertua yang angkuh dan melihatnya dari ketinggian: "Aku harap kamu tidak akan melakukan hal bodoh semacam ini lagi di masa depan! Kamu bahkan tidak takut mati? Tapi kamu malah takut menjadi menantu dari keluarga Mo kami?"

Setelah wanita itu selesai mengatakan itu, dia memberinya tatapan peringatan lalu berbalik pergi meninggalkan Kayla Gu sendirian yang kebingungan.

Siapa orang barusan itu? Dia sedang syuting kah? Setelah tertabrak mobil barusan dia langsung sampai di lokasi syuting? Tidak, tidak ada kamera di sekitarnya!

Tiba-tiba ada rasa sakit yang tajam dan menusuk di kepalanya, banyak kenangan yang bukan miliknya membanjiri otaknya.

Eh……

Dia ternyata terlahir kembali! Dia terlahir kembali dan menjadi seorang gadis dengan nama yang sama di tahun delapan puluhan!

Gadis itu tahun ini baru berusia delapan belas tahun! Baru saja diterima di universitas, orang tuanya meninggal karena sakit, dia sejak kecil ikut dengan pamannya dan anak dari pamannya yang merupakan kakak sepupunya tahun ini juga diterima di universitas.

Keluarga pamannya tidak mampu membayar kuliah dua orang. Keadaan mereka saat ini hanya bisa menguliahkan satu anak, jadi sudah jelas kalau mereka akan menguliahkan putra mereka.

Karena ini, Kayla Gu menangis dan membuat masalah, dia bersembunyi di rumah mogok makan dan melawan pamannya. Paman dan bibinya meminta pertolongan orang lain untuk menikahkannya, dan orang di seluruh desa tahu kalau Kayla Gu tidak bisa bekerja di ladang, anak ini hanya ingin pergi kuliah, jadi tidak ada seorang pun yang ingin menikahkan anaknya dengannya.

Tapi putra kedua dari keluarga Mo di desa tetangga mengalami kesulitan mencari menantu perempuan, mereka tidak keberatan dengan Kayla Gu yang tidak dapat melakukan pekerjaan di ladang, jadi paman dan bibinya memutuskan untuk menikahinya dengan Putra kedua Keluarga Mo. Dan wanita yang datang dengan wajah jelek untuk memperingatkannya barusan adalah ibu mertuanya.

Dan baru saja, karena Kayla Gu tidak puas dan tidak terima dengan pernikahan itu mencoba membanting dirinya dan kepalanya ke dinding, kepala yang menabrak dinding berdarah, dan pernikahannya hampir berubah menjadi sebuah acara pemakaman.

Kayla Gu menatap kosong pada noda darah kecil di dinding. Kayla Gu yang dulu sudah tidak ada lagi, selanjutnya dia akan menggantikan dan meneruskan hidup Kayla Gu yang sekarang.

Menantu perempuan dari keluarga Mo, istri Aiden Mo adalah identitas barunya.

Kepalanya masih berdarah, jika dia ingin hidup damai di sini, maka dia sekarang harus pergi menangani lukanya!

Dia menemukan selembar kain dan membungkus kepalanya dengan erat, dengan menahan rasa pusing dan sakit kepala berjalan keluar dari ruangan.

Sebuah meja kecil diletakkan di bawah pohon besar di tengah halaman. Seluruh keluarga, kecuali dia, duduk mengelilingi meja kecil, menggoyangkan kipas tangan mencari angin sepoi.

Melihatnya keluar, semua orang langsung memandangnya. Meskipun tidak bisa melihat ekspresi mereka dengan jelas di malam hari, tapi dia masih bisa merasa kalau mereka sangat defensif dan berhati-hati terhadapnya.

Ibu mertua kemudian bertanya dengan gugup, "Bukannya tinggal di kamar baik-baik, keluar mau apa?"

Kayla Gu menunjuk ke kepalanya, "Aku ingin pergi ke klinik desa memerban kepalaku."

Aiden Mo langsung membuang puntung rokok di sudut mulutnya dan berdiri, "Aku akan membawamu ke sana."

Ibu mertua Merina Wang dengan cemas mengikuti ke gerbang halaman dan berbisik kepada Aiden Mo: "Hati-hati di jalan, jangan sampai dia menyelinap pergi!"

“Ya!” Jawab Aiden Mo, tak lama bayangannya dan Kayla Gu berangsur-angsur menghilang dari pandangan orang tua itu.

Kepala Kayla Gu yang sakit, ditambah jalan di sini yang bergelombang, langkahnya yang penuh hati-hati membuatnya sangat kelelahan, Aiden Mo setiap beberapa langkah juga terus berhenti menunggunya. Keduanya berjalan ke klinik tanpa kata.

Pada saat ini orang-orang yang duduk di ambang pintu klinik juga sedang menikmati angin sepoi dan mereka sama sekali tidak menahan kata-kata mereka, orang yang ada di dalam ruangan bisa dengan jelas mendengar obrolan mereka.

"Kamu ada melihatnya tidak? Keluarga Aiden Mo menghabiskan banyak uang membeli menantu perempuan yang masih muda, tapi menantu itu baru menikah sudah ingin melarikan diri. Keluarga Mo mengawasinya dengan begitu ketat, dan karena tidak bisa melarikan diri, menantu muda itu langsung menabrakkan dirinya ke dinding. Aih acara bahagia hampir berubah menjadi acara pemakaman, ckck!"

"Ya wajar saja kalau gadis itu mau melarikan diri. Aku dengar di desa mereka tahun ini ada dua orang yang diterima menjadi mahasiswa! Salah satunya adalah dia! Masa depan yang bagus! Bukankah sayang kalau dibuang hanya demi bajingan seperti Aiden Mo?"

"Sstt…Suaramu kecilkan…Aiden Mo dulu mantan tentara, tenaganya besar, hati-hati nanti kamu dipukulnya!"

Mendengar kata-kata ini, Kayla Gu menoleh untuk melihat Aiden Mo, dia pikir dia akan sangat marah, tapi hal yang mengejutkannya, tidak ada ekspresi di wajah pria ini, seolah-olah dia telah mendengar kata-kata seperti itu terlalu banyak dan dia sudah mati rasa.

Dengan ingatan Kayla Gu yang asli, dia ada mendengar sedikit tentang suaminya, Aiden Mo ini.

Dua tahun yang lalu, karena tindakannya yang menyentuh tangan bunga desa langsung divonis sebagai tindakan mesum, dan dia ditangkap serta dipenjara selama dua tahun.

Di era ini, kejahatan mesum seperti ini sangat dibenci, karena kesalahan ini selama di penjara dia juga akan diganggu oleh narapidana lainnya.

Jadi betapa tenang mata Aiden Mo dan betapa datar ekspresinya sekarang menunjukkan betapa kejamnya hinaan dan serangan baik verbal ataupun non-verbal dalam dua tahun terakhir.

Setelah membalut lukanya, Kayla Gu berjalan ke arah Aiden Mo, Aiden Mo dalam diam langsung berdiri dan Kayla Gu tiba-tiba memegang tangannya.

Gerakan ini membuat tubuh Aiden Mo kaku, wajahnya menjadi pucat, dan dia menatapnya dengan mata bingung, dan hal ini membuat Kayla Gu seketika turut merasa sedih akan dirinya.

Hanya sentuhan ringan antara seorang pria dan seorang wanita, tindakan kecil ini sudah membuat Aiden Mo memiliki reaksi yang sangat besar. Kejadian 2 tahun yang lalu telah memberi luka dan trauma yang dalam untuknya!

Kayla Gu mengangkat kepalanya dan tersenyum hangat, "Kenapa kamu gugup? Kita ini suami istri, apa salahnya berpegangan tangan? Dan aku tidak hanya ingin berpegangan tangan, aku juga ingin kamu menggendongku. Kepalaku sakit, dan waktu jalan kemari kakiku juga terkilir, jadi aku tidak bisa jalan lagi."

"Aku...Mendukungmu?" Ekspresi di mata Aiden Mo berubah, dan Kayla Gu menebak pria ini pasti mengira kalau dia mau memainkan beberapa trik.

Kayla Gu cemberut dan menarik ujung kemejanya, "Kamu, cepat jongkok! Badan tinggi seperti ini, aku bagaimana bisa naik ke punggungmu?"

Dia baru berusia delapan belas tahun, wajah yang sehat dan penuh kolagen, tidak perlu memakai bedak apa pun, bibirnya yang merah dan gigi yang putih, senyumnya yang sedikit kekanak-kanakan dan pemalu, bahkan sekalipun perasaan Aiden Mo begitu dingin juga ikut melebur oleh penampilannya.

Mereka yang sedang bergosip di pintu menyaksikan Aiden Mo keluar dengan Kayla Gu di punggungnya, dan mereka semua terdiam. Bahkan saat nyamuk mendarat di wajah mereka dan menghisap darah mereka pun mereka tidak sadar dan tidak melambaikan kipas untuk mengusir nyamuk. Ya mereka hanya diam dan menatap kedua orang ini.

Mengambil kesempatan dari keheningan ini, Kayla Gu yang menjuntai kakinya, tangan yang terkait di leher Aiden Mo, dan tubuh yang bersandar padanya dengan manja berkata: "Kakak Aiden Mo, aku lain kali tidak akan nakal lagi! Kalau bukan karena aku ingin kamu menggendongku dan duduk di pundakmu, aku pasti tidak akan jatuh seperti ini!"

Aiden Mo: "..."

Download APP, continue reading

Chapters

155