Bab 6 Membalas Dendam Secara Terang-Terangan

by Esry 12:17,Jul 23,2022
Calista Zhao berpikir rasa sakit yang aneh di tubuhnya disebabkan karena emosinya yang berlebih pada Kayla Gu. Dia ingin mencari tempat untuk duduk, tetapi Kayla Gu malah memeluknya dan membuat keributan. Tanpa berpikir lagi dia pun langsung mendorong tubuh Kayla Gu ke lantai dengan sekuat tenaga...

Kayla Gu yang mengikuti dorongan Calista Zhao langsung jatuh ke tanah, dia dengan tubuh yang terlihat kesakitan tidak bisa berdiri serta ekspresi yag menyedihkan ingin menangis membuat semua orang yang ada di sana berpikir sikap Calista Zhao sangat keterlaluan.

Sekalipun waktu itu Aiden Mo menyentuh tangannya, tapi Aiden Mo sudah mendapatkan hukumannya dan dipenjara selama dua tahun. Lalu apa hubungannya semua ini dengan istri Aiden Mo? Mengapa Calista Zhao memperlakukannya seperti itu?

Aiden Mo yang selesai merebus air panas, mandi dan berganti pakaian bersih melihat Kayla Gu yang pergi ke pasar membeli permen pada saat ini masih belum pulang juga.

Di luar sudah gelap, dia bak sebuah patung yang duduk di meja sambil mengerutkan keningnya.

Mungkinkah Calista Zhao karyawan pasar itu mengatakan hal-hal buruk tentangnya, jadi Kayla Gu tidak tahan dan tidak bisa menerimanya, lalu melarikan diri?

Tinju Aiden Mo terkepal erat sampai pembuluh darahnya menonjol, rasa sakitnya secara samar bisa terasa. Dan setelah sadar dia langsung mengendurkan kepalannya. Ya sudah, kalau dia lari ya lari saja! Dia sangat cantik dan sempurna, memang sudah seharusnya memiliki dunia yang lebih luas.

Tapi pada saat ini, Merina Wang datang menepuk pintu dan bertanya dengan lantang, "Putra keduaku! Kamu ada melihat Zayn tidak? Zayn hilang."

Zayn! Oh ya! Zayn ikut Kayla Gu pergi, kalau Kayla Gu kabur begitu saja ya sudah lah ya, tapi dia tidak mungkin meninggalkan Zayn begitu saja, kan?

Aiden Mo langsung melompat dan bergegas membuka pintu. Merina Wang dan Chandra Mo, keduanya di depan pintu menunggu dengan cemas.

Begitu pintu dibuka, situasi di dalam ruangan dapat dilihat. Selain Aiden Mo, tidak ada bayangan Kayla Gu di dalam ruangan itu?

Merina Wang seperti terpikir sesuatu, dia langsung menepuk pahanya dan menangis, "Ya Tuhan! Bukankah ini sama dengan menginginkan nyawaku, huhu? Aku sudah memperlakukannya dengan begitu baik, tapi dia tidak hanya tidak menghargainya, malah membawa akar kehidupan keluarga Mo kami, huhu!"

Wajah Chandra Mo saat ini juga menjadi jelek, dia meraih bahu Aiden Mo dan bertanya dengan suara yang dalam, "Adik kedua, apa yang terjadi? Apakah benar adik ipar telah membawa Zayn pergi? Dia bawa Zayn kemana?"

Aiden Mo menghela napas: "Dia bilang dia mau bawa Zayn pergi beli permen."

“Beli permen? Kalau beli permen harusnya mereka sekarang sudah pulang?” Merina Wang yang marah meninju tubuh Aiden Mo: “Kamu bagaimana sih! Kamu kok bisa membiarkannya keluar? Bukannya sudah ku katakan padamu, lihat dia baik-baik!"

Aiden Mo tetap tidak bergerak, dia menundukkan kepalanya membiarkan ibunya memukulinya. Chandra Mo saat ini mulai sedikit tenang, memeluk ibunya dan memperingati ibunya: "Bu, tidak ada gunanya ibu memukul adik kedua! Sekarang bukan waktunya untuk memukulnya, ayo pergi cari kepala desa! Biar kepala desa pakai pengeras suara dan menyambaikan berita ini, jadi tetangga di sekitar juga bisa membantu kita mencari mereka, Kayla Gu juga kurus dan dia harusnya belum lari begitu jauh."

"Ya, aku sekarang juga akan mencari kepala desa! Kalian berdua jangan diam saja, cepat cari di sekitar sini."

Merina Wang buru-buru menyeka air matanya dan hendak pergi ke rumah kepala desa. Sebelum dia pergi meninggalkan halaman, dia mendengar suara seorang anak yang berteriak, "Paman kedua! Paman kedua gawat..."

"Zayn! Itu suara Zayn!"

Chandra Mo seperti terbang berlari kencang memeluk anak kecil itu.

Merina Wang dan Aiden Mo juga menghampiri mereka, dan Merina Wang m menangis memeluk cucu kesayangannya itu: "Huhu...Cucuku tersayang... nenek kira nenek tidak bisa melihatmu lagi!"

Bagi Merina Wang kembali cucunya ke rumah sudah merupakan berkah dari Tuhan, dan dia sekarang juga tidak berharap banyak kalau menantu perempuannya bisa ditemukan.

Aiden Mo melirik ke arah belakang Zayn, tidak melihat ada bayangan Kayla Gu di belakangnya, dalam hatinya entah mengapa merasa sedikit sedih.

Dia tersenyum masam, wanita ini kemarin mungkin berpikir saat dia mengatakan akan membiarkannya pergi hanya sebuah tes untuknya? Tapi sebenarnya, kalau dia kemarin benar-benar pergi, Aiden Mo mungkin tidak akan sesedih saat ini.

"Paman Kedua!" Zayn menegakkan kepala di bahu neneknya dan melambaikan tangan kecilnya memanggil Aiden Mo: "Paman Kedua, cepat pergi ke pasar! Bibi kedua dipukuli! Cepat selamatkan Bibi Kedua!"

Ketika Aiden Mo mendengarnya dia bak tersambar petir!? Tertegun sedetik, dia langsung mengeluarkan kecepatan tercepatnya bergegas pergi ke lokasi kejadian.

Merina Wang dan Chandra Mo juga tertegun, Kayla Gu bukannya pergi? Mata Merina Wang langsung melebar, dia menghentakkan kakinya dan mengutuk: "Siapa yang begitu berani menggertak menantu perempuanku? Chandra, kamu bawa Zayn kembali ke rumah, aku akan pergi membantu anak dan menantuku!"

Chandra Mo memegang bahu kecil Zayn dan bertanya dengan serius: "Zayn, beri tahu ayah, apakah bibi kedua yang memukul orang itu duluan, atau bibi kedua yang dipukuli duluan? Coba pikir baik-baik dan harus jujur ya, ini sangat penting."

Zayn mengemut permen di mulutnya, dan menjawab dengan serius: "Penjual permen di sana yang duluan memukul Bibi kedua. Bibi kedua sampai menangis dan memohon untuk tidak dipukuli. Tapi orang itu malah mendorong bibi kedua dengan keras. Bibi kedua kasihan sekali."

Penjual permen itu memukuli adik ipar? Hanya ada dua karyawan di koperasi pemasok dan pemasaran, satu adalah Selly Chun, istri dari Andre Zhang yang merupakan pekerja teladan di desa, dan satunya lagi adalah Calista Zhao.

Selly Chun yang mengandalkan suaminya, pekerjaannya ini membuat semua wanita di desa iri, dan dia biasanya suka pamer, tetapi dia dan Kayla Gu tidak memiliki dendam atau apa pun, jadi kecil kemungkinan kalau Selly Chun yang memukul Kayla Gu. Kalau begitu, jadi apakah itu Calista Zhao?

Si Calista Zhao ini keterlaluan sekali! Tidak bisa, hal ini kepala desa harus datang dan memberi keadilan. Chandra Mo kemudian memeluk Zayn dan berbalik untuk pergi ke rumah kepala desa.

...

Sebelum sampai di gerbang koperasi pemasok dan pemasaran, Aiden Mo dari kejauhan melihat ada banyak orang di sana, dan banyak penduduk desa yang berkumpul untuk menonton kehebohan.

Dia pun berlari dengan cemas dan berteriak di antara kerumunan: "Tolong beri jalan!"

Ketika melihat Aiden Mo datang, orang-orang yang menonton kehebohan secara otomatis berpencar ke kedua sisi. Kedua wanita di sini juga ribuh karena pria ini. Sekarang karena pemeran utama prianya sudah ada di sini, orang yang memang datang menyaksikan kehebohan semakin senang, karena yang terjadi selanjutnya akan semakin menarik.

Setelah kerumunan bubar ke kedua sisi, Aiden Mo langsung melihat Kayla Gu yang sedang duduk di lantai dan menangis, menutupi separuh wajahnya. Rambutnya sudah tergerai, dan sebagian rambutnya menutupi separuh wajahnya. Melihat keadaannya yang menyedihkan, hati Aiden Mo langsung tercekat.

Dia berlari dan berjongkok di depan Kayla Gu, satu tangan memegang bahunya yang kurus, sementara tangan yang lain dengan gemetar menyampingkan rambut yang menempel di wajahnya karena keringat dan air mata.

Bersama rambutnya yang dikesampingkan, Kayla Gu pun menatap Aiden Mo dengan air mata di wajahnya, orang-orang di sekitar ikut menghela napas: "Ai, wajahhya sampai bengkak seperti itu? Tindakan Calista Zhao ini keterlaluan sekali."

Pupil mata Aiden Mo seperti bergerak dan
gemetar karena marah, meskipun dia tidak bertanya apakah dia kesakitan atau tidak, tapi sorot matanya cukup membuat Kayla Gu merasa kalau dia sangat mengkhawatirkannya.

Kayla Gu mengangkat tangannya untuk menyentuh wajahnya. Orang lain mengira dia menyentuhnya karena kesakitan. Tapi, dia melakukan ini sebenarnya untuk menghalangi pandangan orang lain dan diam-diam mengedipkan mata pada Aiden Mo, dengan gerakan bibirnya memberitahu Aiden Mo: Aku tidak apa-apa.

"..." Aiden Mo ragu kalau dia salah lihat. Wajah sudah sebengkak ini bagaimana bisa tidak apa-apa? Tapi Kayla Gu mengedipkan matanya lagi, dan menarik baju Aiden Mo. Dan sekarang Aiden Mo sepertinya mengerti, Kayla Gu wanita ini memiliki rencananya sendiri.

Download APP, continue reading

Chapters

155