Bab 4 Menemukan Sumber Uang

by Esry 12:16,Jul 23,2022
Chris Mo selesai memakan habis nasi di mangkuk, mengambil tas sekolahnya dan berkata, "Aku pergi sekolah dulu!"

“Masih pergi sekolah untuk apa?” ​​Cindy Mo meliriknya, “kamu lihat kakak ipar keduamu itu, dia seorang siswa top yang diterima di universitas! Tapi tidak ada kesopanan dan kemanusiaannya sama sekali! ! Jadi kalau ku lihat kamu tidak usah repot pergi sekolah lah! Lebih bagus pergi ke ladang bantu kakakmu bekerja!"

“Sorry saja! Tanganku ini khusus memegang pena, bukan cangkul!” Chris Mo berjalan ke pintu dengan tas sekolahnya, dan kebetulan berpapasan dengan Kayla Gu yang baru saja kembali.

Kayla Gu menyerahkan kotak makan siang kepada Chris Mo, "Makan siangmu."

Chris Mo mengambilnya dan dengan reflek membukanya. Di kotak makan siang ada nasi, di atas nasinya ada paha ayam dan sepotong besar dada ayam.

Kayla Gu menyerahkan kotak makan siang kepada Chris Mo, kemudian dia memasuki ruangan dengan piring di tangannya yang lain.

Ternyata dia tidak membawa ayam itu kembali ke rumah untuk dimakan sendirian, tetapi pergi ke dapur, memotong seluruh ayam menjadi potongan-potongan kecil, dan membawanya kembali untuk dibagikan kepada semua orang.

Telinga Chris Mo tiba-tiba memerah karena malu, meskipun dia di meja makan tidak turut membicarakan kakak ipar keduanya, tapi dalam hatinya sempat memakinya.

Chris Mo akhirnya makan paha ayam sesuai keinginannya, sudut mulutnya pun ikut berminyak. Cindy Mo juga mendapat bagian dua potong ayam, mulutnya akhirnya juga berhenti bicara.

Selesai makan, semua orang pergi mengerjakan kegiatan masing-masing. Merina Wang harus menjaga Kayla Gu dan cucunya. Tapi hatinya cemas memikirkan pekerjaannya di ladang, dia sama sekali tidak bisa pergi membiarkan mereka berdua sendiri di rumah.

Kayla Gu yang merasa bosan, jalan-jalan di halaman, melihat itu Merina Wang semakin tidak berani keluar meninggalkannya. Dalam hatinya cemas, kalau-kalau anak ini berpikir pergi melarikan diri lagi, bagaimana?

Zayn Mo berjongkok di samping dan bermain dengan sekop kecil, sementara Kayla Gu berjongkok di sampingnya dan membujuknya, "Zayn anak baik, bisakah kamu meminjamkan sekop kecilmu untuk bibi?"

"Tidak bisa." Zayn Mo menunjuk ke sekop besar yang berdiri di dekat dinding, "Orang besar pakai yang itu."

Kayla Gu mengerucutkan bibirnya dan terus membujuknya, "Tapi Bibi menyukai sekop kecil Zayn ini. Pinjamkan bibi selama sehari, nanti bibi akan membelikanmu permen."

"Baik."

Anak-anak di zaman ini sangat mudah dibujuk, begitu mendengar ada permen, dia langsung menyerahkan sekop kecil kesayangannya kepada Kayla Gu.

“Pintar.” Kayla Gu mengambil sekop kecil dan berjongkok di tanah untuk menggali.

Zayn Mo dengan penasaran mengelilingi Kayla Gu, baginya, Kayla Gu sama sepertinya, sedang bermain.

"Bibi kedua, apakah kamu juga suka mengisap madu ini?"

"Tidak, Bibi Kedua lebih suka akarnya."

Benda ini obat rehmannia! Dia bisa membawanya ke apotek dan menjualnya! Di halaman ini ada begitu banyak, dan pasti juga ada banyak di sekitar sini, kalau dia menyimpan dan mengumpulkannya, setelah menjualnya nanti uangnya pasti akan banyak.

"Memangnya batang akar bisa dimakan? Kok terlihat seperti ubi ya?"

"Ini tidak bisa dimakan, ini obat. Zayn, jangan makan diam-diam ya."

"Aku tahu, obat itu pahit."

"Benar……"

Merina Wang sedang duduk di bawah pohon minum teh, sudut matanya terpaku pada Kayla Gu dan Zayn Mo, dia agak bingung, Kayla Gu kenapa menggali semua pot berisi madu di sekitar halaman? Dia bahkan meletakkannya di keranjang dan membawanya kembali ke kamarnya.

Zayn mengambil banyak pot madu dan berlari ke arah Merina Wang, "Nenek, hisap lah beberapa pot madu ini! Bibi Kedua bilang semua pot madu ini untukku!"

Merina Wang mengambil pot madu dari tangan anak itu dan mengisapnya, rasanya manis dan enak.

Dia jadi semakin bingung. Dia tidak menginginkan pot madu yang manis. Lalu yang akan dia lakukan dengan seikat akar yang tidak bisa dimakan itu?

Di petang hari, Merina Wang memberi tahu Aiden Mo yang baru kembali dari pekerjaan tentang kejanggalan yang dilakukan Kayla Gu hari ini. Setelah Aiden Mo memasuki rumah, dia benar-benar melihat Kayla Gu sedang menata akar dari sekumpulan pot madu itu. Dia kemudian mengeluarkan dua yuan yang kusut dari sakunya dan meletakkannya di atas meja lalu berkata kepadanya, "Ini adalah uang yang aku peroleh dari melakukan pekerjaan sambilan hari ini, simpan lah."

Kayla Gu melirik dua yuan di atas meja, itu sangat kusut. Bagaimana uang ini bisa menjadi kusut seperti ini? Melihat uang ini, Kayla Gu bisa membayangkan berapa banyak pekerjaan yang dilakukan Aiden Mo pada hari ini.

Siang tadi waktu dia tidak ada kerjaan, dia juga mengobrol sebentar dengan ibu mertuanya, dan dia secara kasar telah memahami tingkat pendapatan di era ini.

Ayah mertuanya bekerja di tambang batu bara, selama setahun hanya bisa pulang beberapa kali. Pekerjaan berisiko tinggi seperti ayah mertuanya sebulan bisa menghasilkan 100 yuan.

Dan Aiden Mo, seorang pekerja lepas yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan hanya menjual tenaganya, sehari hanya bisa menghasilkan satu yuan lebih. Dan hari ini Aiden Mo bisa mendapatkan dua yuan, berarti…

Dia tidak salah lihat, Aiden Mo ini adalah pria yang sangat bertanggung jawab. Dia akan bekerja keras untuk mendapatkan uang dan membawa pulang uang yang diperoleh kepada istrinya.

Kayla Gu membawa handuk dan berjalan ke Aiden Mo untuk menyeka wajahnya, Aiden Mo yang kaget langsung mundur selangkah, mengambil handuk dari tangannya dan berkata, "Biar aku sendiri yang membersihkannya."

"Kalau begitu aku akan pergi dan memasak air untukmu. Mandi lah dan ganti baju kotormu ini."

"Baik."

Pria ini sangat pemalu! Dia hanya ingin mengusapkan keringat di wajahnya tapi dia sudah semalu ini! Kayla Gu mengingat tubuhnya yang gemetar tadi malam, hatinya ikut merasakan sakit.

Aiden Mo adalah suami yang diberikan padanya setelah kelahirannya kembali! Setelah tidak mudah mendapatkan suami yang penurut, bijaksana dan tampan, jadi sudah seharusnya kan dia melindunginya? Calista Zhao wanita jahat itu, dia pasti akan memberinya pelajaran!

Memasuki dapur, dia pertama mengisi kuali dengan air, lalu dengan percaya diri duduk dan membakarnya. Setelah beberapa saat, dapur langsung berasap Kayla Gu sampai tidak bisa membuka matanya. Dia terbatuk dan berlari keluar. Melihat ini, Zayn Mo yang sedang bermain di halaman, berlari untuk mengantarkan ini kepada Aiden Mo: "Paman Kedua! Bibi Kedua membakar dapur!"

"Apa!" Aiden Mo langsung berlari keluar.

Tidak ada api di dapur, tetapi kayu bakar yang tidak bisa menyala terus mengeluarkan asap.

Ketika Aiden Mo berlari, Kayla Gu membuka pintu dapur untuk mengeluarkan asap. Dia bersandar di dinding, menutupi mulut dan hidungnya, mengerutkan kening, wajah dan tangannya sudah hitam karena asap.

“Bagaimana ini bisa terjadi?” Aiden Mo berlari ke arahnya dan melepas handuk basah di lehernya untuk membantunya menyeka karbon hitam dari wajah dan tangannya.

Kayla Gu kemudian dengan sedikit malu menjawabnya: "Aku tidak bisa menyalakan api di atas kompor."

"Lalu kenapa kamu tidak memanggilku?"

“Aku takut kamu akan mengataiku bodoh.” Juga takut dicurigai! Bagaimana mungkin seorang gadis yang tumbuh di pedesaan tidak bisa membuat api?

Aiden Mo langsung menatap matanya dan berkata dengan ekspresi serius: "Lain kali, kalau kamu tidak bisa melakukan sesuatu atau tidak ingin melakukannya cari aku. Kalau aku bisa aku akan melakukannya, dan kamu jangan lukai dirimu sendiri."

Ahh! Manis sekali, jadi begini ya rasanya dimanja?

Karbon hitam di kulitnya sudah dibersihkan oleh Aiden Mo, tapi Aiden Mo masih enggan untuk melepaskannya, dia terus menggosokkan handuk ke wajah dan tangannya.

Keduanya menempel sangat dekat, Kayla Gu tidak bisa membedakan apakah itu detak jantungnya sendiri atau detak jantungnya Aiden Mo, mengapa detak itu begitu keras?

Suasana yang baik selalu mudah dihancurkan, Zayn Mo saat ini berdiri di antara mereka berdua dan mengangkat kepalanya, lalu dengan polos dan bertanya kepada Kayla Gu: "Bibi kedua, kamu berjanji untuk membelikanku permen, kapan kamu akan membawaku untuk membeli permen?"

“Ah, ya benar!” Anak kecil memang memiliki ingatan yang sangat bagus!

“Ayo pergi sekarang!” Kayla Gu meraih tangan kecil Zayn Mo dan mengedipkan mata pada Aiden Mo, “Kalau begitu air ini cuma bisa memintamu untuk merebusnya sendiri, sebelum hari gelap, aku mau membawanya ke toko beli permen.”

Ekspresi Aiden Mo mendengar itu agak ragu-ragu, tapi dia akhirnya masih berkata, "Kalau begitu cepat pulang ya."

"Iya."

Ekspresi ragu-ragu Aiden Mo barusan apakah karena dia khawatir dia akan melarikan diri?

Ketika dia tiba di pasar dia baru tahu bukan karena hal itu! Alasan Aiden Mo terlihat enggan membiarkannya datang ke pasar karena Calista Zhao bekerja di pasar yang merupakan koperasi pemasok dan pemasaran desa ini!

Download APP, continue reading

Chapters

155