Bab 8 Membuat Calista Zhao Tidak Bisa Membela Diri

by Esry 12:17,Jul 23,2022
"Iya, iya benar, kami dari awal sudah melihat dan mendengarkan mereka, dan memang hanya Calista Zhao yang berteriak dan memukuli istri Aiden Mo, istri Aiden Mo benar-benar habis dibully."

"Aku juga bisa bersaksi."

"Iya benar, Calista Zhao yang dari tadi menindas istri Aiden Mo."

“Kalian semua sudah tersihir oleh wanita ini!” Calista Zhao rasanya mau gila, dan teriakannya menjadi semakin keras.

“Cukup! Kalau kamu berteriak lagi, aku akan membawamu ke kantor polisi!” Satu teriakan kepala desa ini langsung menekan kegilaan Calista Zhao.

Calista Zhao yang ditegur oleh kepala desa, hanya bisa terisak dan menahan amarahnya.

Terlihat Kayla Gu dengan bantuan Aiden Mo berdiri, tubuhnya yang kurus dan terlihat lemah berjalan ke depan kepala desa.

Kepala desa menghadapi Kayla Gu yang merupakan korban akhirnya merendahkan suaranya: "Istri Aiden Mo, bagaimana keadaanmu? Mau tidak suruh keluarga Calista Zhao keluarkan uang buat biaya cek ke dokter?"

Kayla Gu menggelengkan kepalanya: "Kepala desa, aku baik-baik saja, istirahat dua hari sudah akan baikan."

Mendengar itu Kepala desa langsung memberi acungan jempol memujinya, "Lihat Calista Zhao, betapa murah hatinya istri Aiden Mo, dan lihat dirimu lagi, seperti orang gila!"

Calista Zhao mendengus dingin: "Kalian semua sudah tertipu oleh penampilan wanita ini! Dia ini hanya wanita jalang! Dan dia hanya berpura-pura terlihat lemah untuk memenangkan simpati kalian!"

Mendengar itu Aiden Mo dengan mata dinginnya memperingatkannya: "Calista Zhao, jaga mulutmu ya!"

Calista Zhao yang ditatap oleh tatapan tajam dan mematikan Aiden Mo langsung menundukkan kepala dan menutup mulutnya rapat-rapat.

Kepala desa juga ikut memperingatkannya: "Calista Zhao, kamu benar-benar keterlaluan! Kalau kamu masih seperti ini, Keluarga Mo mau memukulmu pun aku tidak akan mengurusinya lagi, ku serahkan pada mereka!"

Calista Zhao: "..."

Dia saat ini tampaknya merasakan kesulitan Aiden Mo untuk berbicara pada masa lampau.

Dan Kayla Gu mengambil kesempatan itu untuk berkata, "Kepala desa, aku tidak perlu pergi ke kantor polisi untuk menuntut hal ini, tetapi aku punya permintaan."

Kepala desa langsung mengangguk: "Istri Aiden Mo, katakan saja apa."

Kayla Gu mengangkat matanya yang merah dan bengkak dan memandang kepala desa: "Bisakah kamu memecat Calista Zhao dari koperasi pemasok dan pemasaran? Menurutku orang sepertinya tidak memenuhi syarat dan pantas untuk bekerja di koperasi pemasok dan pemasaran ini."

Calista Zhao langsung melotot dan langsung bertanya dengan gugup, "Kepala Desa, kamu tidak mungkin mendengarkan permintaannya dan memecatku kan?"

Kepala desa bertanya balik: "Kenapa? Kamu masih berani berpendapat? Ya sudah seperti ini saja! Mulai besok kamu tidak perlu datang bekerja lagi!"

"Kenapa? Aku melakukan pekerjaan dengan baik kenapa memecatku? Aku..." Calista Zhao berkata dengan wajah memerah, "Bukankah dia hanya memintaku untuk meminta maaf? Aku sekarang juga akan meminta maaf, tidak bisa?"

“Sudah terlambat!” Kepala desa dengan tegas mengkritiknya: “Pergi berkaca dan lihat bagaimana keadaanmu sekarang, seperti ayam yang kepanasan! Apakah begini caranya kamu meminta maaf? Ku pikir benar kata istri Aiden Mo, Anda tidak pantas bekerja di koperasi pemasok dan pemasaran! Pekerjaan yang bagus, pekerjaan yang membuat semua wanita di desa iri, bukankah aku seharusnya membiarkan orang dengan citra dan kualitas yang baik untuk bekerja di sini? Semuanya, benar tidak kataku?"

"Ya kami mendukung kepala desa! Kepala desa melakukan hal yang benar!"

"Calista Zhao, terima saja! Istri Aiden Mo tidak menuntutmu pergi ke kantor polisi itu sudah sangat murah hati!"

"Ya sudah kalau dipecat, setelah dipecat dari sini aku juga bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik! Siapa juga yang peduli dengan hal ini!" Calista Zhao melepas pakaian kerjanya dan melemparkannya ke lantai, kemudian dia bergegas pergi menjauh dari keramaian dan berlari pulang.

Kepala desa kemudian menenangkan Kayla Gu dengan beberapa patah kata lagi, dia bahkan mengundangnya untuk bekerja di koperasi pemasok dan pemasaran menggantikan Calista Zhao, tetapi Kayla Gu menolaknya dengan sopan.

Aiden Mo membantu Kayla Gu yang terlihat sangat lemah pulang ke rumah. Dalam perjalanan, Merina Wang dengan sedikit rasa menyesal bertanya, "Menantuku, barusan kepala desa memintamu untuk pergi bekerja di koperasi pemasok dan pemasaran, kamu kenapa menolaknya? Pekerjaan ini sangat bagus loh! Bahkan ini termasuk pekerjaan yang membuat iri banyak wanita di desa ini."

Kayla Gu yang berjalan jauh dari keramaian tidak terlihat selemah awal! Tangannya yang memegang Aiden Mo seperti membawa angin dan matanya penuh dengan bintang yang cemerlang.

“Bu, kalau aku tadi menyetujui kepala desa, Calista Zhao pasti akan memberitahu orang kalau aku memancingnya demi mendapatkan pekerjaan ini. Selain itu, aku hari ini juga sudah membual di depannya. Aku bilang Aiden Mo kami jago mencari uang! Sehari bisa dapat 10 yuan! Aiden Mo sangat sayang padaku jadi tidak membiarkan aku melakukan apapun, setiap hari di rumah cuma perlu makan dan bersenang-senang.”

Mendengar itu, Aiden Mo sedikit melengkungkan sudut mulutnya, dan pada saat yang sama doa bersumpah pada dirinya sendiri kalau dia akan merealisasikan apa yang istrinya katakan di luar ini! Dia ingin membuatnya bangga dan senang tinggal di sisinya!

Meskipun Merina Wang cukup menyesal dengan pekerjaan bagus yang harusnya bisa didapatkan hangus begitu saja, tapi dia sebagai seorang ibu cukup bahagia ketika mendengar Kayla Gu sangat menghargai Aiden Mo.

Kembali ke kamar mereka, Aiden Mo menyuruh Kayla Gu untuk beristirahat di tempat tidur. Dia pergi mengambil air dari sumur dan kembali, dia kemudian meletakkan handuk dingin yang dibasahi air sumur ke wajahnya yang bengkak. Setiap beberapa menit melepasnya kemudian menggantinya dengan perasan air sumur segar lalu mengoleskan ke wajahnya lagi.

Setelah melakukannya beberapa kali, wajah Kayla Gu yang merah dan bengkak menunjukan perubahan yang signifikan, merahnya berkurang, dan pembengkakannya berkurang banyak, dan Aiden Mo pun akhirnya menghela napas lega.

Kayla Gu tertawa ketika melihat ekspresi gugupnya.

"Saat di agen pasokan dan pemasaran tadi aku sudah memberitahumu kalau aku baik-baik saja, kamu kenapa masih begitu gugup?"

Alis Aiden Mo langsung tertaut, dan matanya saat memandangnya terlihat selembut air: "Bagaimana mungkin baik-baik saja? Melihatmu menangis begitu sedih, itu pasti sangat menyakitkan."

“Aku saat itu hanya berpura-pura.” Kayla Gu melepas handuk dari wajahnya, dan duduk: “Sebenarnya, benar kata Calista Zhao, aku duluan dengan suara kecil mengatainya hingga dia akhirnya emosi dan menamparku. Dan dia hanya menamparku sekali lalu mendorongku hingga terduduk. Dia tidak menamparku begitu keras, alasan mengapa ini sangat merah dan bengkak karena aku diam-diam mengoleskan bubuk cabai dari agen pemasok dan pemasaran ke wajah."

Aiden Mo menatap Kayla Gu dengan heran. Ketika dia mengatakan ini, tatapan sombongnya sangat menarik perhatiannya. Di mata Aiden Mo, senyumnya ini lebih terang dari bintang paling terang di langit malam luar.

“Kenapa?” ​​Kayla Gu mengulurkan jarinya dan menekan pelan otot dada Aiden Mo, “Kamu sedang berpikir aku kok bisa sejahat ini? Tindakanku ini menakutimu?”

Jari-jari Kayla Gu seperti membawa listrik. Ketika dia menyentuh tubuhnya, dia merasakan sensasi kesemutan seperti tersengat listrik. Perasaan itu begitu luar biasa, tapi sayang dia hanya menyentuhnya dengan ringan dan itu langsung memantul.

Aiden Mo menolehkan kepalanya, dan menyembunyikan wajahnya yang merah dalam bayangan yang redup, dia berkata dengan suara rendah: "Jadi, kamu melakukan ini untuk membuat Calista Zhao dipecat?"

Kayla Gu mengangguk: "Ya. Aku melihatnya berdiri di konter tampak begitu sombong, dan aku jadi berpikir, mengapa dia bisa menjalani kehidupan yang begitu baik, tetapi malah merugikanmu, membuatmu menghabiskan waktu 2 tahun di penjara ?"

"Hanya untuk membuatnya kehilangan pekerjaan, kamu tidak ragu untuk melukai dirimu sendiri?"

“Memangnya kamu pikir hanya aku yang menderita? Tempat di mana aku mencubitnya, dari permukaan itu memang tidak terlihat bekas memarnya tetapi itu sangat menyakitkan. Tamparan dia ini jika dibandingkan dengan cubitanku di belakang punggungnya masih bukan apa-apa. dibandingkan dengan itu. Dia kali ini merasakan sakit tapi tidak tahu harus bagaimana membela dirinya, dan hanya bisa menelan itu bulat-bulat dan menahannya sendiri!

Download APP, continue reading

Chapters

155