Bab 3 Mengintip Wanita Cantik

by Glenn Alinski 11:37,Oct 10,2021

Setelah pengemis tua tersebut pergi, hanya tersisa Tidus sendiri saja!

Tidus merasa sedikit sedih, akan tetapi Tidus langsung menyingkirkan perasaan sedih ini!

Sekarang aku telah memiliki Jurus Tembus Pandang ! Merupakan orang yang akan mencapai karir sukses, bagaimana mungkin akan merasa sedih karena hal-hal kecil yang seperti ini?

Tidus mengganti pakaian, menyimpan uang tersebut, kemudian membawa Kalung Doa dan Pisau Babi, berjalan menuju ke belakang desa.

Di belakang desa terdapat sebuah sungai kecil, apabila orang lain melihat penampilan dia sekarang, mungkin akan ketakutan setengah mati.

Secara diam-diam Tidus datang ke tepi sungai, terdapat hutan di kedua sisi sungai, warga desa jarang datang ke sini, secara kebetulan Tidus datang kesini setelah mencuri ayam.

Tidus melepaskan semua pakaian, langsung melompat ke dalam sungai, tepatnya sekarang adalah musim panas, air sungai tidak terlalu dingin, akan tetapi menyegarkan.

Kegosongan kulit Tidus perlahan-lahan menghilang seiring air mengalir, memperlihatkan warna kulit aslinya.

Tidus melihat bayangan pantulan di air, Tidus hampir tidak mengenali dirinya sendiri.

Meskipun tidak ada rambut dan alis mata, Tidus sama sekali tidak terlihat kumal seperti dulu lagi, penampilan Tidus sekarang malah terlihat sopan dan ramah!

Apakah tersambar petir terdapat efek samping operasi plastik?

Tidus bergumam di dalam hati, tiba-tiba terdengar suara nyaring berasal dari kejauhan.

Secara spontan Tidus menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam air, hanya memperlihatkan matanya saja untuk melihat kejauhan.

Sosok kedua bayangan menginjak puncak pohon perlahan-lahan bergerak berpindah ke arahnya.

Kedua mata Tidus membelalak, apakah kedua orang tersebut menggunakan tenaga dalam ? Bagaimana mungkin mereka dapat berjalan di puncak pohon.

Mereka berdua sambil bertarung sambil bergerak berpindah ke sini, Tidus terus mengawasi mereka berdua.

Seorang Dewi mengenakan jubah putih, dengan sebuah pedang di tangannya.

Akan tetapi, kondisi Dewi pada saat ini tidak terlihat baik, beberapa bagian bajunya sobek, menampakkan kulit mulusnya, beberapa bagian tubuhnya terdapat darah segar, tampaknya Dewi terluka.

Sedangkan pria yang berpakaian hitam di hadapan Dewi, memegang sebuah pedang di tangannya, sepertinya beberapa bagian tubuhnya terluka juga, tampaknya kondisi mereka berdua hampir sama.

Apakah di dunia ini benar-benar terdapat jurus-jurus, para pendekar adalah nyata?

Hati Tidus berapi-api.

Tatapan Tidus tertuju pada mereka berdua, sedang menunggu apakah dirinya memiliki kesempatan membantu wanita cantik berbaju putih untuk mengalahkan pria berpakaian hitam.

Ini disebut dengan pahlawan menyelamatkan seorang gadis, jika Dewi ingin membayar dengan tubuhnya, terpaksa Tidus akan menyetujuinya!

Hati Tidus terasa sangat senang, tiba-tiba pertarungan mereka berdua sepertinya terjadi perubahan.

Pria berpakaian hitam dikalahkan oleh wanita berpakaian putih, wanita berpakaian putih memotong salah satu lengannya, pria berpakaian hitam memegang lengan patah dan bergegas melarikan diri.

“ Yuherni, dengan susah payah aku mendapatkan gambar rahasia berharga ini, meskipun kamu membunuhku, aku tidak akan memberikan kepadamu juga.”

Pria berpakaian hitam berteriak dengan nada tinggi.

Wanita berpakaian putih menghentikan langkah, kemudian mengawasi pria berpakaian hitam dengan tatapan dingin.

“Jika aku membunuhmu, gambar rahasia pasti akan menjadi milikku, berhenti omong kosong, matilah!”

Wanita berpakaian putih mengayunkan pedang dan menebasnya.

Ekspresi wajah Tidus yang di dalam air langsung berubah, sepertinya kejadian berbeda dengan yang dia bayangkan, wanita berpakaian putih merebut sesuatu dari tangan pria berpakaian hitam, memilih untuk membunuh orang untuk mendapatkan harta karun.

Benar-benar hati wanita paling beracun! Tidus merasa bersyukur bahwa tadi dirinya tidak emosional, jika tidak, tidak hanya membunuh orang baik secara tidak sengaja, bahkan dirinya sendiri mungkin tidak terselamatkan juga.

Pada saat Tidus sedang berpikir, kedua orang yang berdiri di puncak pohon mulai bertarung lagi.

Keterampilan pedang wanita berpakaian putih benar-benar luar biasa sekali, hanya saja pria berpakaian hitam tidak terlihat mudah untuk ditekan, sepertinya merasa bahwa dirinya sendiri tidak memiliki kekuatan lagi, sehingga keterampilan pedang yang digunakan terlihat seperti nekat.

Hanya saja nekat adalah nekat, di bawah serangan wanita berpakaian putih, pria berpakaian hitam terus menerus dikalahkan.

Tidus mengawasi mereka berdua, tiba-tiba dia menemukan sebuah benda jatuh dari tubuh pria nekat, tampaknya itu adalah sebuah benda kecil.

Tidak tahu itu sengaja atau tidak sengaja menjatuhkan, barang yang jatuh oleh pria berpakaian hitam pasti bukan barang biasa.

Mendapatkan harta dalam bahaya, ohhh!

Tidus diam-diam berenang ke dasar sungai dimana kedua orang sedang bertarung, pada saat tiba di tepi sungai, Tidus menggunakan Jurus Tembus Pandang

Tidus menundukkan kepala dan melihat, setelah seluruh tubuhnya menjadi tembus pandang, Tidus berjalan maju ke depan dengan tenang.


Tidus diam-diam menyelinap ke bawah pohon tempat benda jatuh, kemudian melihat ke sekeliling, akhirnya menemukan sebuah sesuatu, benda tersebut adalah sebuah kulit yang terlipat, tampaknya benda tersebut adalah sebuah peta.

Apakah ini adalah gambar rahasia yang dimaksud oleh wanita berpakaian putih?

Hati Tidus terasa panas, setelah menyimpan benda tersebut, Tidus bergegas bersembunyi di belakang pohon, karena pada saat ini, si nekat telah dibunuh oleh wanita berpakain putih, mayatnya tepat jatuh di hadapan Tidus.

Tidus merasa sangat kaget, sekujur tubuhnya bergemetaran, meskipun dirinya pernah membayangkan, tetapi dia belum pernah bertemu yang namanya pembunuhan., hari ini hal tersebut terjadi di depan matanya sendiri.

Wanita ini benar-benar bukan wanita biasa!

Tidus merasa ketakutan, hendak pergi diam-diam dari sini, baru saja melangkah dua langkah, wanita berpakaian putih turun ke bawah, berdiri di hadapan Tidus, menghalangi jalan perginya.

Tamatlah riwayat hidupnya!

Tidus merasa sangat cemas, bersandar pada pohon yang di belakangnya, sama sekali tidak berani bergerak.

Untungnya wanita berpakaian putih tidak melihatnya, langsung berjalan menuju ke mayat pria berpakaian hitam.

Wanita berpakaian putih berjalan ke samping mayat pria berpakaian hitam, menggeledah tubuh pria berbaju hitam

Tidus dapat memastikan bahwa wanita tersebut pasti sedang mencari benda yang jatuh dari tubuh pria berpakaian hitam.

Namun, wanita tersebut pasti tidak akan menemukan apapun.

Setelah wanita berpakaian putih mencari-cari, pada akhirnya dia melepaskan semua pakaian mayat pria berpakaian hitam, tetap tidak menemukan barang yang dia inginkan.

“Kenapa tidak ada? Bagaimana mungkin tidak ada?”

Wanita berpakaian putih bergumam, melihat ke sekeliling, pada saat pandangannya jatuh pada Tidus, Tidus merasa kesejukan seperti pisau yang bergerak ke arahnya.

Wanita berpakaian putih ini benar-benar sangat hebat sekali!

Setelah lama mencari, akhirnya wanita berpakaian putih itu pergi, hanya saja dia tidak pergi jauh, tetapi duduk di tepi sungai.

Apa yang ingin dilakukan oleh wanita tersebut jika tidak ingin pergi dari sini?

Tidus tidak berani bergerak, apabila wanita tersebut menemukannya, Tidus tidak dapat menjamin bahwa nasibnya akan sama seperti pria berpakaian hitam.

Tidus mengawasi wanita berpakain putih, takut wanita berpakaian putih menemukan dirinya, pada detik berikutnya, matanya hampir melotot keluar, terasa aliran panas mengalir di hidungnya.

Wanita berpakaian putih mulai membuka pakaian, apakah dia ingin mandi di tepi sungai?

Gerakkan wanita berpakaian putih menjadi lambat, jika bukan karena sebelumnya dia tahu wanita tersebut terluka, mungkin Tidus mengira bahwa wanita tersebut sengaja menggoda dirinya.

Kulit putih dan tangan ramping mulus, tidak ada lemak lebih, dibawah sinar mentari, kulit wanita tersebut berkilau-kilau, membuat Tidus tidak bisa membuka kedua mata.

Bentuk tubuh wanita tersebut terlihat lebih bagus dibandingkan dengan Si Janda Jaenab !

Air liur Tidus mengalir tanpa disadari!

Download APP, continue reading

Chapters

60