Bab 11 Selamatkan Seorang Gadis Dari Bahaya

by Glenn Alinski 11:41,Oct 10,2021
Tidus juga ingin selesaikan masalah ini dengan damai, tetapi ini tidak menandakan bahwa beberapa orang ini juga sama.
“Kamu juga merupakan teman Yosepin ?”
Orang muda yang berdiri di paling depan menginjak kursi yang tadi diduduk oleh Yosepin, dengan sambil menatap Tidus.
“Hanya seorang pengemis, juga berani inginkan Yosepin ?”
Beberapa orang muda lainnya pun mengelilingi Tidus, agar Tidus tidak mempunyai kesempatan untuk melarikan diri.
Tatapan Tidus mulai berubah, tetapi dia tetap berusaha untuk menunjukkan senyumannya.
“Bukannya kalian adalah teman Yosepin ? Aku juga teman Yosepin, kalau gitu, kita juga teman.”
Sebenarnya Tidus juga tidak takut mereka, hanya saja dia tidak ingin mencari masalah.
Biasanya juga karena takut bajingan-bajingan di Desa akan pergi mencari Peramal Tua, sedangkan orang-orang muda ini, Tidus sama sekali tidak takut.
“Phei, kamu teman Yosepin ? Yosepin cuman merasa kasihan terhadap kamu, kamu juga terlalu anggap dirimu? Anak haram yang tidak punya orang tua, segera pergi kamu, jika tidak, jangan salahkan aku!”
Perkataan orang muda itu menjadi semakin kejam, wajah Tidus pun menjadi agak suram.
Sejak kecil, Tidus paling tidak suka orang lain mengatakan dirinya adalah anak haram, karena ini adalah kesakitannya, sejak kecil Tidus pun melihat orang lain bisa manja ke orang tuanya, sedangkan dirinya tidak punya, ini pun menjadi rasa sakit di dalam hatinya.
“ Gandos, kamu lagi bilang apa?”
Pada detik ini, Yosepin kebetulan keluar dari dalam, setelah mendengarkan perkataan itu, dia pun langsung bertanya dengan tatapan tajam.
Yosepin mengetahui Tidus adalah anak yatim, dia juga bisa tahu perasaan di dalam hati Tidus setelah dibilang sebagai anak haram.
Karena Yosepin tidak punya Ayah, jadi kalau ada yang bilang dirinya adalah anak haram, dia pun akan balas dendam pada orang itu.
Mungkin juga karena ini, jadi Yosepin merasa sangat akrab dengan Tidus, saat melihat orang itu bilang Tidus adalah anak haram, Yosepin pun merasa tidak senang di dalam hatinya.
Orang muda yang bernama Gandos pun menatap Yosepin dengan sambil tersenyum, seolah-olah apa pun tidak terjadi.
“Kenapa? Yosepin, apakah pengemis ini bukan anak haram? Jika bukan anak haram, dia itu apa? Teman-teman, iya atau tidak?”
Orang-orang muda yang ada di samping pun tertawa.
Wajah Yosepin menjadi suram, lalu dia pun berjalan menghampiri mereka.
“ Gandos, minta maaf ke Tidus, dia bukan anak haram.”
Senyuman di wajah Gandos pun hilang, dia menatap Yosepin dengan sambil menyipitkan matanya.
“Minta maaf? Suruh aku minta maaf ke pengemis seperti dia? Yosepin, hari ini kamu harus pilih, mau pilih kami, atau anak haram itu!”
Perkataan Gandos pun seperti sedang mengancam Yosepin, hanya saja Yosepin pun sudah menjawabnya dengan tangan.
“Kamu yang anak haram!”
Yosepin menampar pipi Gandos.
Tamparan ini membuat Tidus merasa kaget, saat gadis ini marah, dia pun terlihat sangat menarik!
Gandos juga tidak menyangka dirinya akan ditampar oleh Yosepin, dia pun mundur dua langkah ke belakang setelah itu, dia memegang pipinya, dengan sambil memelototi Yosepin.
“ Yosepin, kamu berani pukul aku?”
Yosepin sama sekali tidak takut kepada Gandos yang sudah marah, dia menatap Gandos dengan posisi yang tegak.
“Kenapa kalau aku pukul kamu? Kalau tidak senang, keluar dari tim aku, kalian adalah orang aku, kalau tidak ada kamu, kami tetap bisa bertahan.”
Tidus menggelengkan kepalanya di samping, Yosepin sepertinya sudah salah, sekumpulan orang ini ikut Yosepin itu karena dia cantik, bagaimanapun semua pria pun menyukai seorang wanita yang cantik.
“Hehe, orang kamu?”
Gandos menatap Yosepin dengan sambil tersenyum jahat, “Kamu coba nanya mereka itu orang siapa?”
Yosepin menatap orang muda yang ada di sampingnya, “ Jerof, kamu orang siapa?”
Orang muda yang bernama Jerof membalikkan kepalanya, dia tidak melayani Yosepin, berjalan ke belakang Gandos.
Ini pun sudah sangat jelas.
Yosepin menatap beberapa orang lagi, lalu mereka semua juga sama seperti Jerof.
Wajah Yosepin menjadi pucat, sekarang dia mana mungkin tidak mengetahui maksud dari mereka.
“Phei, orang kamu? Jika bukan karena kamu cantik, kami ingin main dengan kamu, jika tidak, kamu merasa kami akan dengarin perkataan kamu?”
Gandos berkata dengan dingin.
Perkataan ini membuat wajah Yosepin menjadi semakin pucat.
Tidus menggelengkan kepalanya di samping, gadis ini masih belum mengenali dunia luar!
“Sial, masih berani pukul aku, aku hari tidak hanya ingin dapatkan kamu, bahkan masih mau hancurkan sini.”
Gandos menendang Yosepin, kebetulan Yosepin berhasil menghindari tendangannya, hanya saja dia pun terjatuh ke bawah setelah itu.
Gandos maju satu langkah ke depan, dia ingin menginjak Yosepin lagi, hanya saja dia pun sudah mengabaikan seseorang.
Tidus tidak mengatakan apa pun, dia mengambil kursi, langsung memukulnya ke belakang kepala Gandos !
Sejak kecil sampai besar, Tidus pun tidak pernah kalah dalam berkelahi, dia pun bisa membuat lawan tidak bisa menyerang balik dengan satu kali pukulan, tidak perlu lakukan serangan kedua kali lagi.
Setelah kursi itu mendarat di belakang kepala Gandos, Gandos pun terhuyung-huyung, langsung terjatuh ke bawah.
Beberapa orang muda lain juga bergegas untuk menyerang Tidus.
Tidus mengambil kursi dan berkelahi dengan mereka.
Meskipun biasanya Tidus punya pengalaman dalam berkelahi, tetapi sekarang dia cuman sendiri, jadi ini pun sangat sulit untuk melawan mereka.
Tidak lama kemudian, wajah Tidus pun terluka, untung saja Bibi Milka keluar dari dalam setelah mendengar suara di luar, saat melihat Tidus berkelahi dengan mereka, Bibi Milka pun langsung ke dapur panggil koki, keluar dengan membawa pisau.
Sekumpulan orang muda ini pun langsung kabur, untung saja mereka pun tidak lupa untuk membawa Gandos yang sudah pingsan pergi.
Setelah mereka pergi, Tidus seketika pun merasa lemas, agak takut.
Sial, hari ini sudah salah, satu lawan lima, Tidus bergumam di dalam hati.
Bibi Milka dengan Yosepin juga berjalan menghampirinya.
“ Tidus, kamu baik-baik saja?”
Bibi Milka bertanya dengan penuh perhatian, meskipun Yosepin tidak ngomong, tetapi dia pun menatap Tidus dengan tatapan yang terlihat khawatir.
Ini membuat Tidus merasa agak tenang, apakah ini termasuk menyelamatkan seorang gadis? Meskipun Yosepin tomboy, tetapi dia juga merupakan seorang gadis cantik, sekarang dia masih sedang tumbuh, dua tahun lagi, dia pasti akan menjadi seorang wanita yang sangat cantik, harusnya tidak terlalu berbeda jauh dengan Si Cantik Maylin, hanya saja dada mereka tidak bisa dibandingkan, tampaknya seumur hidup ini Yosepin juga tidak bisa kalahkan Si Cantik Maylin.

Download APP, continue reading

Chapters

60