Bab 6 Menjadi Dewa Gunung Di Depan Si Cantik Maylin

by Glenn Alinski 11:38,Oct 10,2021
Tidus berdiri di samping kasur, dia berpikir untuk membuka selimut itu di dalam hatinya, tetapi dia merasa takut, setelah memikirkannya, dia pun tidak punya keberanian untuk melakukannya.
Tidus, bukannya biasa kamu sangat berani? Kenapa sekarang begitu takut?
Tidus sedang bergumam, orang yang sedang berbaring di kasur sepertinya pun sudah mau bangun.
Tidus seketika pun merasa ketakutan, dia langsung bersembunyi di sudut. Lalu Tidus pun menyadari dia sedang berada dalam keadaan tembus pandang, untuk apa dirinya merasa takut?
Hanya saja Tidus masih belum berdiri, orang yang di atas kasur pun bangun dulu.
Si Cantik Maylin baru bangun tidur, tampaknya masih linglung, setelah duduk, dia langsung menyingkirkan selimutnya, kemudian tubuhnya pun terlihat.
sayang sekali! Tidus menghela nafas di dalam hati, ternyata Si Cantik Maylin mengenakan piyama. Piyama pink ini membuat Si Cantik Maylin terlihat sangat cantik.
Tidus pun membandingkan dua gunung Si Cantik Maylin dengan wanita baju putih, sepertinya punya Si Cantik Maylin lebih besar.
Tampaknya punya Si Cantik Maylin sangat besar, hanya saja dia sudah menikah dengan Parto, sayang sekali.
Tidus sekarang pun ingin langsung membunuh Parto, kenapa gadis seperti ini harus menikah dengan binatang seperti Parto ?
Si Cantik Maylin turun dari atas kasur, saat kedua kakinya menginjak lantai, kebetulan Tidus pun sedang berada di sana.
Dua kaki panjang yang mulus, pun membuat Tidus menelan air liurnya, kaki Si Cantik Maylin dengan wanita baju putih itu punya kelebihan masing-masing, jika Tidus bisa memainkan salah satu dari mereka, dia pun merasa sangat bersyukur!
Tidus berusaha untuk menahan dirinya. Sekarang masih pagi, Tidus masih merupakan pria perawan, saat bangun tidur, bagian bawahnya tegak juga sangat wajar, sekarang setelah melihat Si Cantik Maylin, Tidus mana mungkin masih bisa bertahan?
Si Cantik Maylin tentu saja tidak tahu ada orang yang bersembunyi di sana, setelah bangun, dia pun berjalan ke arah pintu.
Jika dilihat dari belakang, piyama pendek itu pun menutupi bokong Si Cantik Maylin, saat Si Cantik Maylin sedang berjalan, dia pun terlihat sangat hot! Bokong besar dengan kaki panjang, hanya saja pinggangnya kurang cocok, tetapi bokong besarnya pun sangat cocok digunakan untuk melahirkan seorang anak laki-laki.
Si Cantik Maylin berjalan ke luar, dia sepertinya melihat di luar ada orang, jadi dia pun masuk ke dalam lagi.
Tidus merasa cemas, dulu saat mengintip Si Janda Jaenab mandi, dirinya juga tidak pernah secemas ini.
Si Cantik Maylin duduk di atas kasur, tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh dia, lalu dia berjalan ke depan cermin, kemudian dia pun mulai melepaskan piyamanya.
Tidus sekarang berdiri di sampingnya, saat dia melihat gunung itu dari samping, dia pun mengingat perkataan yang dikatakan oleh Peramal Tua, setiap Peramal Tua melihat Si Janda Jaenab.
“Sungguh berisi kalau dilihat dari samping, pria tua itu sungguh jahat!”
Tidus berpikir di dalam hati.
Tubuh Si Cantik Maylin tidak terlalu berbeda jauh dengan wanita baju putih, jika bermain dengan wanita ini juga lebih aman, setidaknya tidak akan mati.
Tidus bergumam di dalam hati, Si Cantik Maylin juga mulai bergumam dengan sambil bercermin.
“Maylina, apa kesalahan yang sudah kamu lakukan, kenapa kamu menikah dengan orang seperti ini?”
Tampaknya Maylina juga tidak ingin menikah dengan Parto botak!
Menguping dari samping, tidak, mendengar dengan terang-terangan, Tidus bergumam di dalam hati.
“Kalau kamu jelek atau pendek juga masih ok, tapi setidaknya adalah seorang pria? Menikah ke seorang pria yang bukan pria, Maylina, gimana dengan masa depanmu?”
Si Cantik Maylin pun lanjut bergumam lagi.
Um? Tidus pun tertegun setelah mendengarkannya, apa maksud perkataan Si Cantik Maylin? Seorang pria yang bukan pria? Apakah Parto tidak kuat?
Memikirkan ini, Tidus pun merasa senang, Parto tidak pernah menggoda wanita yang ada di dalam Desa, ternyata adalah tidak mampu. Tch, akibat sering berbuat jahat!
Tetapi Si Cantik Maylin juga sangat kasihan, gadis yang begitu cantik menikah dengan seorang pria yang letoy!
sayang sekali! Tidus menghela nafas di dalam hati, tiba-tiba terdapat sebuah pemikiran yang muncul di benaknya.
Tidus melihat ke sekeliling, dia pergi ke sudut dekat pintu dengan diam-diam, berkata dengan suara rendah: “Maylina!”
“Siapa? Siapa lagi di sini?”
Maylina buru-buru membalikkan tubuhnya, dia langsung gunakan dua tangannya untuk menutupi dua gunungnya.
Kebetulan Tidus sedang berada di depan Si Cantik Maylin.
Rambut hitam panjang Maylina pun menutupi dua gunung, perpaduan antara warna putih dengan hitam, juga terlihat sangat indah.
Meskipun Si Cantik Maylin menutupi dadanya, tetapi tangan kecilnya mana mungkin bisa menutupi dua gunung besarnya? Samar-samar masih terdapat sesuatu yang terlihat.
Tidus tidak melihat bagian bawah Si Cantik Maylin, karena Si Cantik Maylin mengenakan celana dalam berwarna pink, samar-samar, Tidus melihat terdapat sesuatu yang berwarna hitam terlihat di samping paha Si Cantik Maylin.
Tidus merasa terdapat api yang sedang membara di dalam perutnya, dia sudah hidup selama dua puluh tahun, ini adalah kedua kalinya dia melihat adegan panas seperti ini. Apalagi kemarin dia cuman mengintip wanita itu dari jauh, tetapi sekarang dia pun melihat secara langsung di hadapannya.
Tidus tidak mengeluarkan suara, Si Cantik Maylin yang ada di hadapannya pun berkata.
“Siapa? Siapa yang lagi di sini?”
Maylina sangat panik, tetapi dia pun punya sebuah perasaan lain, mungkin orang ini sudah mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya, jadi dia tidak terlalu takut terhadap orang ini, melainkan merasa penasaran.
Tidus pun dibikin kaget oleh perkataan Maylina, lalu segera berkata dengan suara yang rendah: “Maylina, jangan tidak sopan!”
Tidus biasanya sering mendengar Peramal Tua mengatakan sesuatu, jadi perkataan seperti ini, Tidus pun sangat familiar.
Maylina mundur ke belakang, langsung menempel di cermin.
“Siapa kamu?”
“Kamu boleh panggil aku Dewa Gunung, aku adalah Dewa Gunung di Gunung Himala !”
Tidus pun pura-pura mengatakannya.
“ Dewa Gunung ?”
Wajah Maylina tampak aneh, meskipun di Desa, orang-orang mempercayai Dewa dan Hantu, tetapi belum pernah ada yang melihatnya secara langsung, apakah memang ada Dewa Gunung ?
Kalau bukan Dewa Gunung, mana mungkin dirinya tidak nampak?
Hati Tidus pun berbunga-bunga, hehe, Dewa Gunung, lain kali aku adalah Dewa Gunung.
“Iya, aku adalah Dewa Gunung, aku mendengar doamu, jadi aku datang ke sini.”
“Kamu adalah Dewa Gunung ?”
Wajah Maylina memerah, tampaknya perkataan tadi sudah didengar oleh Dewa Gunung, sungguh memalukan. Tapi, harusnya tidak bermasalah, karena yang dengar adalah Dewa Gunung.
Maylina berlutut di bawah, “ Tuan Dewa Gunung, tadi aku sedang bercanda, kamu jangan anggap serius!”
Mana mungkin tidak anggap serius? Tidus bergumam di dalam hati, lalu dia pun berkata dengan suara rendah: “Maylina, apakah kamu tahu kenapa aku akan muncul di depanmu? Karena kamu berdoa dengan sangat tulus, jadi aku datang ke sini. Sekarang kamu yakin bahwa tadi kamu sedang bercanda?”

Download APP, continue reading

Chapters

60