Bab 5 Mengintip Si Cantik Maylin

by Glenn Alinski 11:37,Oct 10,2021
“ Tidus, katanya Peramal Tua sudah tinggalkan Desa ya?”
Tidus baru buka pintu, Parto pun langsung mendorongnya ke samping, berjalan masuk ke dalam.
Tidus merasa tidak senang di dalam hatinya, tetapi setelah pikirkan badan Parto, dia pun putuskan untuk bersabar.
Parto berjalan masuk ke dalam, dia melihat ke sekeliling dulu, setelah itu dia pun duduk di dalam.
“ Tidus, Peramal Tua sudah pergi, apa yang ditinggalkan dia untuk kamu?”
Parto bertanya kepada Tidus dengan sambil melihat ke sekeliling.
Tidus berusaha untuk menahan amarahnya, “Tidak ada, Peramal Tua cuman keluar saja, dua hari lagi dia akan pulang.”
“Oh ya?”
Parto mengambil botor bir yang diminum oleh Peramal Tua, memecahkannya, Tidus pun terkejut, untung saja dia berhasil menghindarinya.
“Aku kasih tahu kamu, Peramal Tua sudah beri tahu Kepala Desa, kali ini dia tidak akan pulang lagi, dia sudah berikan rumah ini dengan tanahnya ke kamu.”
Parto menatap Tidus dan berkata dengan sambil tersenyum jahat.
Tidus pun memaki di dalam hati, dasar pria tua, kamu juga tahu apa keadaan aku di dalam Desa, setelah kamu bilang, bukannya kamu sedang buat masalah ke aku?
Meskipun biasanya Tidus bertindak tidak jelas di dalam Desa, tetapi dia juga tidak bisa menyinggung orang yang punya kekuasaan.
Meskipun Peramal Tua juga demi kebaikannya, tetapi ini pun menjadi sebuah bom bagi Tidus, bukannya sekarang Parto sudah datang mencarinya?
Rumah di Desa tidak bernilai, yang bernilai adalah lahan 300 meter persegi milik Peramal Tua, bagaimanapun lahan di Desa terbatas, lahan 300 meter persegi pasti akan diintai oleh warga-warga di Desa.
Tidus tersenyum dengan hati-hati, “ Bang Parto, Peramal Tua tidak mati, dia hanya berpergian saja, mungkin saja dia akan tiba-tiba pulang, ya kan?”
Parto pun langsung memaki Tidus.
“Bah, kamu jangan kirain aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh kamu, aku kasih tahu kamu, meskipun kamu adalah anak angkat Peramal Tua, tetapi kamu bukan orang Desa kami, jadi tidak peduli adalah rumah ini atau tanah, semuanya bukan milik kamu. sekarang, kamu langsung serahkan rumah dan tanah ini kepada aku.”
Tidus pun terlihat marah, Parto sama sekali tidak ingin memberikan sebuah jalan kepada dia.
Awalnya Tidus juga tidak mau mencari masalah, bagaimanapun dirinya juga tidak pandai bertanam, tetapi rumah ini pasti harus ditinggalkan, jika tidak punya rumah, dia akan menjadi anak yatim lagi, apa pun tidak dimiliki oleh dia.
Hanya saja Tidus tidak menyangka Parto juga menginginkan tempat tinggalnya.
“ Bang Parto, jangan seperti itu, kamu seperti ini tampaknya agak keterlaluan?”
Tidus merasa tidak berdaya, jika dia tidak memperjuangkannya, mungkin dia pun tidak akan punya tempat tinggal lagi.
“Bah, kamu mau tawar menawar dengan aku?”
Wajah Parto tampak tidak senang, lalu dia pun mengambil botol yang ada di samping lagi, maksudnya sangat jelas, kalau Tidus tidak menyetujuinya, botol ini akan mendarat di kepalanya.
Tidus berusaha untuk menahan amarahnya, “Ok Bang Parto, apakah boleh nunggu besok, kamu berikan satu hari ke aku untuk pergi cari rumah?”
Parto pun langsung tertawa setelah mendengarkan perkataan Tidus, dia pun melempar botol itu ke jendela, memecahkan kaca satu-satunya yang ada di rumah ini.
“Bro, kamu tenang saja, kalau kamu masih belum temukan rumahnya, aku boleh berikan beberapa hari ke kamu lagi.”
Parto menepuk pundak Tidus dengan sambil tertawa, lalu dia pun berjalan ke luar.
Tidus berdiri di belakang, wajahnya terlihat marah, benci, emosi negatifnya pun semakin terasa.
Parto sungguh keterlaluan, kalau aku punya cara lain, aku pasti mau membunuh dia dulu…
Tidus baru memikirkan ini, tiba-tiba dia pun menyadari sesuatu, sekarang dirinya bisa terlihat tembus pandang, jika ingin bunuh Parto, bukannya sangat gampang?
Tidus seketika menjadi semangat, meskipun tidak sampai harus bunuh Parto, tetapi setidaknya juga harus berikan pelajaran ke dia?
Hari sudah malam, hari ini Tidus sudah habiskan kesempatan untuk gunakan kemampuan tembus pandangnya, jika tidak, malam ini adalah sebuah kesempatan yang baik.
Jadi pun hanya bisa menunggu besok, sial, berani singgung aku, jika aku tidak berikan sedikit pelajaran ke kamu, kamu kirain aku bisa dibully oleh kamu dengan sesuka hati, aku mau kalian semua berlutut di depanku.
Tidus pun tidak makan malam, dia langsung berbaring di atas kasurnya, mau tidur.
Hanya saja Tidus tidak bisa tidur sepanjang malam, karena terlalu gembira, keesokan harinya saat bangun, kedua matanya pun menjadi mata panda, tetapi ini tidak mempengaruhi suasana hatinya yang baik.
Kemampuan tembus pandang bisa digunakan lagi, akhirnya Tidus pun bisa melampiaskan amarahnya.
Tidus berdiri dengan gembira, dia masih belum sempat cuci muka, dia pun langsung menjadi tembus pandang.
Melihat dirinya hilang dengan perlahan-lahan, Tidus pun menjadi semakin gembira.
Tidus keluar dengan pelan-pelan, awalnya dia masih sangat hati-hati, setelah diabaikan oleh empat sampai lima orang, Tidus pun semakin memberanikan dirinya, berjalan di sana dengan terang-terangan.
Kemudian Tidus pun berjalan menuju ke rumah Parto, rumah bata paling besar di Desa adalah rumah Parto.
Itu sengaja disiapkan oleh orang tua Parto kepada Parto saat dia menikah, si botak ini pun menikah dengan seorang gadis cantik dari Desa lain, tetapi katanya ada sesuatu di balik ini, mengenai apa, Tidus juga tidak terlalu jelas.
Setelah sampai di halaman rumah Parto, Tidus pun merasa kaget, pintu rumah Parto sudah dibuka.
Ini juga mempermudah Tidus, lalu Tidus pun masuk ke dalam.
Di dalamnya hanya terdapat lima ruangan, Tidus mengetahui Parto sepertinya sedang berada di ruangan tengah, tampaknya Parto sedang ngomong dengan seseorang, Tidus tidak mengenali orang itu, sepertinya bukan orang desa kecil.
Tidus berkeliling di sana, lalu sebuah pemikiran yang jahat pun muncul di benaknya, Si Cantik Maylin cantik Parto sekarang lagi apa?
Kamar Parto terdapat gorden, jika Tidus mau lihat ke dalam, dia hanya bisa masuk ke dalam. Kalau dulu tentu saja tidak mungkin bisa masuk ke dalam, tetapi sekarang dia adalah orang tembus pandang, apakah masih takut dilihat orang lain?
Tidus masuk ke dalam melalui pintu di bagian timur dengan hati-hati, kemudian dia pun membuka kamar Parto dengan hati-hati, masuk ke dalam.
Kamar ini didesain dengan sangat bagus! Tidus tertegun setelah melihat desain interior di dalamnya, lalu dia pun menatap ke kasur.
Kasur besar pink ini ditutupi dengan selimut putih bermotif bunga, pria botak ini sangat pandai menikmati kehidupan.
Tidus merasa agak tidak enak di dalam hatinya, akhirnya dia pun hilangkan niat ini.
Di atas kasur itu masih terdapat seseorang dengan rambut panjangnya yang terlihat, bagian lainnya pun ditutupi dengan selimut.
Tidus merasa gatal di dalam hati, dia merasa penasaran dengan apa yang dikenakan oleh Si Cantik Maylin.

Download APP, continue reading

Chapters

60