Bab 17 Deja Vu
by Anna
10:01,Oct 14,2022
Shania Liu tercengang sejenak, sedikit terkejut pria itu tahu kalau dia terluka, tapi dia masih berkata dengan keras kepala, "Ini bukan urusanmu."
Jika bukan karena Sancia Liu sengaja, dia juga tidak akan jatuh seperti ini.
Efendi Li mengabaikan kemarahannya, menginstruksikan Wesley Wang, "Pergi cari perawat dan bawa ke sini. Obati lukanya."
"Kamu tidak perlu memedulikanku, kakakku secara khusus menyuruhku untuk menjauh dari kamu, kakak ipar ..."
Shania Liu ingin memberontak, tapi dia malah ditekan dan tidak bisa bergerak.
Perawat datang dengan cepat. Saat disinfektan dioleskan, Shania Liu masih berkeringat kesakitan, sementara Efendi Li masih menjelaskan untuk Sancia Liu.
"Dia terlalu bersemangat tadi, jadi dia tidak sengaja mendorongmu, jangan salahkan dia."
“Bagaimana aku bisa menyalahkannya, aku sudah lama terbiasa.” Shania Liu menahan rasa sakit, tapi air mata masih mengalir.
Efendi Li tidak mengerti kata terbiasa, bertanya dengan cemberut, "Terbiasa apa? Kalian kakak-adik punya hubungan yang buruk?"
Perawat sedang mencuci debu dan kotoran di lukanya, Shania Liu hampir pingsan karena kesakitan, jadi dia secara alami mengabaikan Efendi Li.
“Pelan sedikit.” Efendi Li tidak bisa menahan diri dan menginstruksikan perawat.
Sekarang Efendi Li terbaring di tempat tidur, semakin tidak mudah untuk dirawat, tapi ada asistennya, jadi Shania Liu juga tidak akan terlalu sulit.
Yang terpenting adalah Efendi Li tidak mempersulitnya lagi karena sudah melihat tangannya terluka.
Namun, Shania Liu tidak bisa terbiasa dengan ranjang rumah sakit.
Dia bolak-balik di tempat tidur dan baru tertidur di tengah malam, hingga keesokan harinya, dia masih tidak bangun setelah Efendi Li membangunkannya selama 20 menit.
Saking marahnya, Efendi Li mengambil jeruk dan langsung melemparkannya, "Sancia Liu, apa kamu babi!"
"Ah!"
Shania Liu terbangun sambil memegangi kepalanya yang dihantam jeruk, melihat Efendi Li menatapnya dengan marah.
“Kenapa?"
Efendi Li menahan sesuatu, akhirnya mengeluarkan satu kata, "Toilet."
"Di mana Wesley Wang? Dia tidak ada di sini?"
Shania Liu sedikit malu, lagi pula, biasanya asistennya yang membantunya untuk hal seperti pergi ke toilet.
"Dia belum datang, jadi kamu tidak mau membawaku ke sana?"
Tidak akan ada orang lain saat ini, jadi Shania Liu hanya bisa memberanikan dirinya sendiri, setelah memapah orang itu ke toilet, Shania Liu segera membalikkan punggungnya.
Ketika Efendi Li keluar dari toilet, dia menemukan wajah wanita itu sedikit memerah.
"Sudah, ‘kan? Kalau sudah, aku akan memapahmu ke tempat tidur."
"Em."
Efendi Li hanya bisa melihat ekspresi imutnya dan melupakan sepatu kulit di samping tempat tidur.
Bahkan dengan Shania Liu memapahnya, dia tetap tersandung dan jatuh menindih wanita itu ke tempat tidur.
Saat kedua tubuh itu bersentuhan, rasa keakraban yang kuat kembali menjalar di hati Efendi Li.
Melihat pipi Shania Liu yang memerah, bahkan suasananya menjadi sedikit lebih ambigu.
Jantung Shania Liu masih berdegup kencang, dia seharusnya mendorong orang ini menjauh, tapi dia terjebak di sepadang mata pria itu yang seperti tinta dan tidak bisa melepaskan diri.
Apa yang terjadi ... Kenapa dia merasa deja vu!
Efendi Li tidak berani bergerak, aroma wanita ini menempel di ujung hidungnya.
Reaksi fisiologis yang sudah ada di pagi hari menjadi lebih kuat saat ini, dan tingkat gairahnya bahkan lebih tinggi daripada malam hari ketika dia diracuni.
Napas Efendi Li berangsur-angsur menjadi berat, tubuhnya tanpa sadar menekan ke arah wanita itu ....
Jika bukan karena Sancia Liu sengaja, dia juga tidak akan jatuh seperti ini.
Efendi Li mengabaikan kemarahannya, menginstruksikan Wesley Wang, "Pergi cari perawat dan bawa ke sini. Obati lukanya."
"Kamu tidak perlu memedulikanku, kakakku secara khusus menyuruhku untuk menjauh dari kamu, kakak ipar ..."
Shania Liu ingin memberontak, tapi dia malah ditekan dan tidak bisa bergerak.
Perawat datang dengan cepat. Saat disinfektan dioleskan, Shania Liu masih berkeringat kesakitan, sementara Efendi Li masih menjelaskan untuk Sancia Liu.
"Dia terlalu bersemangat tadi, jadi dia tidak sengaja mendorongmu, jangan salahkan dia."
“Bagaimana aku bisa menyalahkannya, aku sudah lama terbiasa.” Shania Liu menahan rasa sakit, tapi air mata masih mengalir.
Efendi Li tidak mengerti kata terbiasa, bertanya dengan cemberut, "Terbiasa apa? Kalian kakak-adik punya hubungan yang buruk?"
Perawat sedang mencuci debu dan kotoran di lukanya, Shania Liu hampir pingsan karena kesakitan, jadi dia secara alami mengabaikan Efendi Li.
“Pelan sedikit.” Efendi Li tidak bisa menahan diri dan menginstruksikan perawat.
Sekarang Efendi Li terbaring di tempat tidur, semakin tidak mudah untuk dirawat, tapi ada asistennya, jadi Shania Liu juga tidak akan terlalu sulit.
Yang terpenting adalah Efendi Li tidak mempersulitnya lagi karena sudah melihat tangannya terluka.
Namun, Shania Liu tidak bisa terbiasa dengan ranjang rumah sakit.
Dia bolak-balik di tempat tidur dan baru tertidur di tengah malam, hingga keesokan harinya, dia masih tidak bangun setelah Efendi Li membangunkannya selama 20 menit.
Saking marahnya, Efendi Li mengambil jeruk dan langsung melemparkannya, "Sancia Liu, apa kamu babi!"
"Ah!"
Shania Liu terbangun sambil memegangi kepalanya yang dihantam jeruk, melihat Efendi Li menatapnya dengan marah.
“Kenapa?"
Efendi Li menahan sesuatu, akhirnya mengeluarkan satu kata, "Toilet."
"Di mana Wesley Wang? Dia tidak ada di sini?"
Shania Liu sedikit malu, lagi pula, biasanya asistennya yang membantunya untuk hal seperti pergi ke toilet.
"Dia belum datang, jadi kamu tidak mau membawaku ke sana?"
Tidak akan ada orang lain saat ini, jadi Shania Liu hanya bisa memberanikan dirinya sendiri, setelah memapah orang itu ke toilet, Shania Liu segera membalikkan punggungnya.
Ketika Efendi Li keluar dari toilet, dia menemukan wajah wanita itu sedikit memerah.
"Sudah, ‘kan? Kalau sudah, aku akan memapahmu ke tempat tidur."
"Em."
Efendi Li hanya bisa melihat ekspresi imutnya dan melupakan sepatu kulit di samping tempat tidur.
Bahkan dengan Shania Liu memapahnya, dia tetap tersandung dan jatuh menindih wanita itu ke tempat tidur.
Saat kedua tubuh itu bersentuhan, rasa keakraban yang kuat kembali menjalar di hati Efendi Li.
Melihat pipi Shania Liu yang memerah, bahkan suasananya menjadi sedikit lebih ambigu.
Jantung Shania Liu masih berdegup kencang, dia seharusnya mendorong orang ini menjauh, tapi dia terjebak di sepadang mata pria itu yang seperti tinta dan tidak bisa melepaskan diri.
Apa yang terjadi ... Kenapa dia merasa deja vu!
Efendi Li tidak berani bergerak, aroma wanita ini menempel di ujung hidungnya.
Reaksi fisiologis yang sudah ada di pagi hari menjadi lebih kuat saat ini, dan tingkat gairahnya bahkan lebih tinggi daripada malam hari ketika dia diracuni.
Napas Efendi Li berangsur-angsur menjadi berat, tubuhnya tanpa sadar menekan ke arah wanita itu ....
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved