Bab 18 Tunggu Dan Pergi Bersama Mereka

by Robert Lo 10:01,Feb 18,2023
Tindakan Tania Li, mengejutkan semua orang.

Luwis Zhao tidak menyangka, pacarnya begitu......

Hebat!

Seketika, ada suara teriakan.

“Cepat! Telepon 120!”

“Pembunuhan!”

“Anjir!”

Hewitt Chen memiringkan bibirnya, merasa orang-orang ini berlebihan, hotpot sudah dimatikan sebelumnya, suhunya juga tidak terlalu tinggi, palingan hanya sedikit lebih panas, ukurannya juga tidak terlalu besar.

Tapi jeriitan Nathan Li itu, menunjukkan, pertarungan tim kecil ini sudah dimenangkan tim sendiri.

Kepala Tania Li berdengung, sebelumnya sepenuhnya karena amarah, setelah mmenyadari dirinya membuat masalah, baru mulai panik.

Untung saja Luwis Zhao segera menarik tangannya.

“Jangan takut, tidak peduli siapa, katakan aku yang melakukannya.” Luwis Zhao berkata dengan suara rendah.

Tania Li menggelengkan kepalanya dengan kuat.

“Sayang, patuh ya.” Luwis Zhao berkata dengan tersenyum, “Aku ada cara.”

Tania Li masih menggelengkan kepalanya.

Disaat ini, polisi sudah datang.

Sebelumnya saat baru mulai kelahi, pegawai toko hotpot sudah lapor polisi.

Menghitung waktu, saat ini juga seharusnya sudah datang.

Saat semuanya dibawa pergi, Wiliam Li masih menghibur semua orang.

“Jangan khawatir, aku akan menelepon sekrang, tidak akan ada apa-apa.”

“Hm......” Luwis Zhao tidak bicara, hanya diam saja menggenggam tangan Tania Li yang disampingnya.

Hewitt Chen dimobil meringis kesakitan, badannya bersandar di pelukan Chyntia Dong.

Meskipun Chyntia Dong tidak nyaman, tapi dia tetap merasa, Hewitt Chen terluka karena melindungi dirinya.

Karena dia tidak merasa, Hewitt Chen sengaja modus, jadi dia membiarkannya saja.

“Pak polisi, bisakah kita ke rumah sakit dulu?” Chyntia Dong mengerutkan bibirnya, akhirnya mengumpulkan keberanian untuk berbicara.

Polisi paruh baya berbalik melihat tangan Hewitt Chen, mengerutkan alisnya, mengangguk mengatakan: “Kalau gitu pergi dulu, perban saja dulu, lagian yang kena siram itu juga mau pergi, kalian preman kecil ini, benar-benar telah membuat masalah.”

“Kalau begitu apakah kami akan dipenjara......” Chyntia Dong terisak dan bertanya.

“Tentu saja tidak! Kalian hanya berdiri disana, juga tidak melukai siapa pun!” Yohana Tong segera berkata.

Hewitt Chen reflek melihat Yohana Tong, tidak berbicara.

Chyntia Dong sama sekali tidak memikirkan ini.

Polisi paruh baya tertawa, berkata: “Sekarang sudah takut, dari tadi ngapain aja? Harus lihat lawan luukanya gimana.”

Setelah sampai ke rumah sakit, hanya Chyntia Dong menemani Hewitt Chen, sisanya dibawa pergi.

Memperban luka dengan sederhana, membersihkan luka, Hewitt Chen dan Chyntia Dong kembali ke kantor polisi, bertemu dengan Luwis Zhao dan lainnya.

Dan sekarang keadaan Wiliam Lin tidak baik, sangat lemah.

“Kenapa ini?” Hewitt Chen bertanya.

Wiliam Lin melihatnya sekilas, tertawa pahit: “Hewitt, kali ini aku benar-benar membuat kalian terlibat dalam masalah.”

Saat menyadari parahnya masalah ini, dia mencoba menelepon mencari bantuan, tapi sekarang ayahnya sedang sakit parah, pastinya tidak bisa memberikan bantuan, jadi dia mencari temannya yang dulu, dan juga paman dan lainnya, semuanya adalah teman baik ayahnya dulu.

Biasanya hubungannya sangat baik, api kali ini saat dia meminta bantuan, malah mendapatkan penolakan, tidak ada semangat seperti dulu lagi.

“Hewitt, Bos, bagaimana pun nanti, kalian bilang saja aku yang melakukannya, apa pun itu, aku yang melakukannya, tidak ada hubungannya dengan kalian!” Wiliam Lin berkata dengan berat.

Polisi paruh baya yang membawa mereka tadi mengetuk meja, wajahnya gelap berkata: “Anak muda, kamu sedikit keterlaluan, anggap aku tidak ada ya?”

Wiliam Lin malu.

“Sebenarnya kalian juga tidak perlu khawatir, tadi aku sudah menanyakannya, luka orang tidak parah, hanya luka bakar ringan, paling banyak hanya tinggal 15 hari, atau kalian pilih mengurusnya secara pribadi.” Polisi paruh baya melihat ketakutan beberapa anak muda ini, lalu menghibur mereka dan berkata, “Katakan dulu kejadiannya.”

Memang bukan kasus yang parah, pastinya tidak perlu bertanya secara pribadi.

“Pak polisi, tidak perlu panggil orang tua kah?” Chyntia Dong bertanya dengan suara rendah.

Polisi paruh baya ingin menangis dan tertawa secara bersamaan, berkata: “Kamu masih dibawah umur?”

“Tidak tidak tidak, aku sudah kuliah tahun kedua.”

“Murid ya, kalau begitu aku mungkin perlu guru sekolah kalian......” Polisi paruh baya mengerutkan alisnya, disaat ini, ponsel tiba-tiba berbunyi.

Dia mengeluarkan ponsel melihatnya sekilas, menghela nafas.

“Tidak ada cara lain lagi, orang yang kalian sirami itu, sangat emosional, tidak mau urus secara pribadi, kalian hubungi orang rumah saja.”

Wajah Chyntia Dong pucat.

“Pak polisi, tadi aku sudah mengatakannya dengan jelas, semua ini aku yang melakukannya, tidak ada hubungannya dengan mereka.” William Lin berkata.

Polisi paruh baya menepuk meja, berkata dengan mengerutkan alisnya: “Jadi pahlawan ya? Aku masih belum menanyakan kejadiannya, lalu, jangan memikirkan tanggung jawab sekarang, kamu beneran peduli dengan temanmu, seharusnya menghindari kejadian seperti ini, sekarang ujungnya pasti akan bagus, kalau masalah tidak bisa diatur kalian membahayakan nyawa orang? Akan ada korban jiwa! Kalian lihat teman kalian sendiri, terbaring di tumpukan darah, selamanya tidak akan bertemu, kalian tidur juga akan ingat padanya! Apakah hati nurani kalian bisa tenang?”

Perkataan ini, membuat Wiliam Lin tersentuh, wajahnya juga menjadi pucat, baru merasa takut.

“Pak polisi, masalah ini tidak ada hubungannya dengan kami!” Yohana Tong tiba-tiba.

Dia menjadi panik, berdiri dan mengatakan, “Yang memukul bukan aku, Tania Li dan pacaranya, dan juga Wiliam Lin, Hewitt Chen merelai, aku dan Chyntia Dong, Selena Chen tidak melakukan apa-apa!”

Tania Li melihatnya sekilas, tidak berbicara.

Dia bisa mengerti tindakan Yohana Tong saat ini, lagi pula adalah anak kuliahan biasa, menemui masalah seperti ini, dibawa ke kantor polisi, tidak takut baru aneh.

Hanya saja, bisa mengerti, tapi tidak berarti, bisa memaafkan!

Masalah menjadi jelas, di toko hotpot memang ada cctv, apa yang terjadi bisa diketahui dengan jelas, ditambah bukti dari Yohana Tong, Hewitt Chen dan yang lain bisa pergi.

“Bos, kakak ipar, aku melibatkan kalian.” Wiliam Lin berkata.

“Sudahlah, kita sahabat, siapa dengan siapa, ada kesusahan kita lewati bersama!” Luwis Zhao menepuk dadanya dan berkata.

Tania Li melihat Luwis Zhao sekilas, tertawa ringan, berkata dengan pelan: “Sifatnya memang begini, agak bodoh, tapi aku suka kebodohannya, sama-sama ikutan, tidak termasuk melibatkan.”

Wiliam Lin mengigit giginya, melihat polisi paruh baya itu, mengatakan: “Pak polisi, aku masih ingin menelepon.”

“Oh? Masih ingin mencari orang?” Polisi tertawa.

“Bukan, aku ingin cari yang kena siram.” Wiliam Lin berkata.

“Kamu mau ngapain?” Wajah Luwis Zhao gelap dan berkata.

“Memohon padanya, dia membenciku, tidak ada hubungannya dengan kalian.” Wiliam Lin berkata dengan tenang.

“Sialan!” Luwis Zhao berkata dengan marah, “Apa yang dimaksud tidak ada hubungan dengan kami?”

“Bos, kamu dan kakak ipar mungkin akan dikeluarkan oleh sekolah.” Wiliam Lin tiba-tiba memotong perkataan Luwis Zhao, “Kamu sendiri tidak masalah, apa kamu juga tidak peduli dengan kakak ipar?”

Luwis Zhao tiba-tiba tidak tahu harus mengatakan apa, hanya bisa berbalik, melihat Tania Li dengan sedih.

“Aku sudah bilang, ikut siapa maka begitu, kamu kemana aku juga ikut, dikeluarkan ya dikeluarkan, kita jadi pedagang saja.” Tania Li tertawa dan berkata, “Aku tidak takut!”

Wiliam Lin tidak tahu ingin menangis atau tertawa, tapi hatinya sangat terharu.

Polisi paruh baya melihat Hewitt Chen dan yang lain, bertanya: “Kalian masih belum pergi?”

Hewitt Chen baru saja mau bicara, ponsel disaku berbunyi.

Melihat nomor ho yang terdapat di ponsel, dia sedikit bingung, tapi masih mengangkatnya.

Suara Jane Li, sudah terdengar dari ponsel.

“Tuan Hewitt, aku sudah mengutus orang untuk menjemput Anda!”

“Kamu tahu aku dimana?”

“Hm......”

“Dan juga temanku.” Hewitt Chen melihat Wiliam Lin dan yang lainnya, terus berkata, “Mereka perlu pergi bersamaku.”

“Baik, tidak masalah.”

Menyimpan ponsel ke saku, Hewitt Chen melihat pak polisi itu, menunjuk Wiliam Lin dan yang lain.

“Tidak perlu buru-buru, aku menunggu mereka untuk pergi bersama.”




Download APP, continue reading

Chapters

46