Bab 13 Memasuki Istana
by Sisca
11:24,Nov 20,2021
Besar dari kotak kecil itu sekitar setengah kepalan tangan, tak lain dan tak bukan adalah kotak medisnya yang menghilang.
Bagaimana bisa seperti ini? Mengapa kotak medisnya mengecil dan tersembunyi di dalam lengan baju pakaiannya?
Badan Windy Yuan yang mati rasa seketika merinding.
Mendengar suara langkah kaki di belakang, dia bergegas memasukkan kembali kotak medis kecilnya ke dalam lengan pakaian.
“Hamba antarkan Nyonya keluar,” Tania memapahnya, “Hamba akan memohon Pangeran untuk mengikuti Anda memasuki istana.”
Hati Windy Yuan kacau sekali, sama sekali tidak tahu apa yang Tania katakan, maka dia asal menganggukkan kepala. Lalu dia mengikuti Tania berjalan keluar.
Setelah melewati lengkungan ambang pintu, melintasi lorong dan berjalan sesaat di jalanan yang berbelok-belok, akhirnya sampai di pintu utama.
Delman sudah siap di depan pintu. Ryan Ding tidak duduk di dalam delman, melainkan menunggangi kuda warna hitam.
Dia mengenakan pakaian ungu dan rambutnya terkuncur oleh konde giok emas. Wajahnya suram seperti langit, di dasar matanya membawa kemarahan dan kejengkelan. Melihat Windy Yuan datang, dia hanya meliriknya dengan datar dan berkata dengan dingin, “Siap-siap berangkat.”
“Pangeran, perlukah hamba ikut ke istana?” Tania memberanikan diri untuk bertanya.
Ryan Ding melirik Tania dan berkata, “Boleh juga. Jika Ibu Suri menanyakan tentang persetubuhan, kamu juga bisa membuktikannya.”
Di depan pintu terdapat sekitar sepuluh orang dayang dan sida, di antaranya juga ada Kepala Sida Fajar Tang. Ryan Ding menuturkan kalimat ini di depan mereka tanpa memikirkan akan seberapa malunya Windy Yuan.
Windy Yuan tidak memiliki ekspresi apa-apa karena ototnya hampir kaku semua. Meski merasa malu, dia juga tidak dapat menunjukkan ekspresi malu.
Tania memapahnya naik ke delman. Ketika tirai diturunkan, Windy Yuan mengangkat mata. Dia melihat tatapan kebencian dari Ryan Ding, serta melihat ekspresi dayang dan sida Kediaman Pangeran yang menertawakannya.
Dia menutup mata dan menarik napas dalam-dalam. Di telinganya ternyiang akan perkataan Ryan Ding.
‘Windy Yuan’ sangat cantik, seberapa Ryan Ding membencinya sampai perlu menggunakan obat untuk bersetubuh dengannya?
Seberapa besarnya penghinaan ini bagi ‘Windy Yuan’?
Tidak heran ‘Windy Yuan’ akan bunuh diri.
Di sepanjang jalan, dia menenangkan hati dan pikiran sambil mengemasi ingatan ‘Windy Yuan’.
Lama kemudian, dia mendesah pelan dan membuka mata.
Ternyata ada penyebab mengapa Ryan Ding membencinya.
Tidaklah berlebihan jika mengatakan ‘Windy Yuan’ keras kepala dan terobsesi. Di umur tiga belas tahun ketika menemui Ryan Ding, ‘Windy Yuan’ bersumpah akan menikah padanya. Jika mereka saling mencintai, sungguh adalah kisah cinta yang indah. Tetapi yang Ryan Ding sukai adalah Jane Chu dari Keluarga Chu. Demi mencapai tujuannya, ‘Windy Yuan’ menyusun siasat untuk memfitnah Ryan Ding melecehkannya di acara perayaan ulang tahun Kediaman Putri. Reputasi wanita tinggi di atas segalanya. Putri terpaksa melaporkan hal ini kepada Kaisar. Ryan Ding pun diberi label pria cabul, serta harus merelakan orang yang dia cintai dan menikahi ‘Windy Yuan’.
Kaisar belum menentukan siapa yang akan menjadi putra mahkota. Ryan Ding menciptakan ketenaran di usia muda dan pernah mencetak prestasi dengan berperang. Awalnya Kaisar sangat memandang berat padanya, tetapi reputasi Ryan Ding telah hancur, hampir tidak mungkin lagi menjadi putra mahkota.
Menghancurkan masa depan dan memutuskan jodoh percintaan orang lain, sungguh dosa besar. Tidak heran Ryan Ding akan begitu membencinya sampai menghinanya dengan berbagai cara.
‘Windy Yuan’, ternyata penderitaanmu adalah karena ulahmu sendiri.
Mendengar suara derapan kuda di sepanjang jalan, Windy Yuan hanya merasa hatinya mati rasa dan dingin. Hidup kembali di dunia lain juga membuatnya merasa bimbang dan pedih, seketika tidak tahu harus berbuat bagaimana.
Dia memasukkan tangan ke dalam lengan pakaian dan meraba kotak medisnya yang mengecil mendadak, barulah hatinya memiliki sedikit rasa keamanan.
Angin sangat besar dan menggerakkan gorden. Dia melihat bayangan punggung yang kekar dan tegak dari Ryan Ding yang menunggangi kuda. Rambut hitam dan konde giok emasnya berkilauan di bawah cahaya matahari.
Setidaknya dalam jangka waktu dekat ini, orang itu akan menjadi mimpi buruknya.
Perlahan-lahan dia mengeratkan kepalan tangan. Jika tidak dapat terbebas dari situasi sulit ini, mungkin dia hanya punya satu jalan, yaitu jalan kematian. Oleh karena itu, dia tidak boleh lemah dan panik.
Bagaimana bisa seperti ini? Mengapa kotak medisnya mengecil dan tersembunyi di dalam lengan baju pakaiannya?
Badan Windy Yuan yang mati rasa seketika merinding.
Mendengar suara langkah kaki di belakang, dia bergegas memasukkan kembali kotak medis kecilnya ke dalam lengan pakaian.
“Hamba antarkan Nyonya keluar,” Tania memapahnya, “Hamba akan memohon Pangeran untuk mengikuti Anda memasuki istana.”
Hati Windy Yuan kacau sekali, sama sekali tidak tahu apa yang Tania katakan, maka dia asal menganggukkan kepala. Lalu dia mengikuti Tania berjalan keluar.
Setelah melewati lengkungan ambang pintu, melintasi lorong dan berjalan sesaat di jalanan yang berbelok-belok, akhirnya sampai di pintu utama.
Delman sudah siap di depan pintu. Ryan Ding tidak duduk di dalam delman, melainkan menunggangi kuda warna hitam.
Dia mengenakan pakaian ungu dan rambutnya terkuncur oleh konde giok emas. Wajahnya suram seperti langit, di dasar matanya membawa kemarahan dan kejengkelan. Melihat Windy Yuan datang, dia hanya meliriknya dengan datar dan berkata dengan dingin, “Siap-siap berangkat.”
“Pangeran, perlukah hamba ikut ke istana?” Tania memberanikan diri untuk bertanya.
Ryan Ding melirik Tania dan berkata, “Boleh juga. Jika Ibu Suri menanyakan tentang persetubuhan, kamu juga bisa membuktikannya.”
Di depan pintu terdapat sekitar sepuluh orang dayang dan sida, di antaranya juga ada Kepala Sida Fajar Tang. Ryan Ding menuturkan kalimat ini di depan mereka tanpa memikirkan akan seberapa malunya Windy Yuan.
Windy Yuan tidak memiliki ekspresi apa-apa karena ototnya hampir kaku semua. Meski merasa malu, dia juga tidak dapat menunjukkan ekspresi malu.
Tania memapahnya naik ke delman. Ketika tirai diturunkan, Windy Yuan mengangkat mata. Dia melihat tatapan kebencian dari Ryan Ding, serta melihat ekspresi dayang dan sida Kediaman Pangeran yang menertawakannya.
Dia menutup mata dan menarik napas dalam-dalam. Di telinganya ternyiang akan perkataan Ryan Ding.
‘Windy Yuan’ sangat cantik, seberapa Ryan Ding membencinya sampai perlu menggunakan obat untuk bersetubuh dengannya?
Seberapa besarnya penghinaan ini bagi ‘Windy Yuan’?
Tidak heran ‘Windy Yuan’ akan bunuh diri.
Di sepanjang jalan, dia menenangkan hati dan pikiran sambil mengemasi ingatan ‘Windy Yuan’.
Lama kemudian, dia mendesah pelan dan membuka mata.
Ternyata ada penyebab mengapa Ryan Ding membencinya.
Tidaklah berlebihan jika mengatakan ‘Windy Yuan’ keras kepala dan terobsesi. Di umur tiga belas tahun ketika menemui Ryan Ding, ‘Windy Yuan’ bersumpah akan menikah padanya. Jika mereka saling mencintai, sungguh adalah kisah cinta yang indah. Tetapi yang Ryan Ding sukai adalah Jane Chu dari Keluarga Chu. Demi mencapai tujuannya, ‘Windy Yuan’ menyusun siasat untuk memfitnah Ryan Ding melecehkannya di acara perayaan ulang tahun Kediaman Putri. Reputasi wanita tinggi di atas segalanya. Putri terpaksa melaporkan hal ini kepada Kaisar. Ryan Ding pun diberi label pria cabul, serta harus merelakan orang yang dia cintai dan menikahi ‘Windy Yuan’.
Kaisar belum menentukan siapa yang akan menjadi putra mahkota. Ryan Ding menciptakan ketenaran di usia muda dan pernah mencetak prestasi dengan berperang. Awalnya Kaisar sangat memandang berat padanya, tetapi reputasi Ryan Ding telah hancur, hampir tidak mungkin lagi menjadi putra mahkota.
Menghancurkan masa depan dan memutuskan jodoh percintaan orang lain, sungguh dosa besar. Tidak heran Ryan Ding akan begitu membencinya sampai menghinanya dengan berbagai cara.
‘Windy Yuan’, ternyata penderitaanmu adalah karena ulahmu sendiri.
Mendengar suara derapan kuda di sepanjang jalan, Windy Yuan hanya merasa hatinya mati rasa dan dingin. Hidup kembali di dunia lain juga membuatnya merasa bimbang dan pedih, seketika tidak tahu harus berbuat bagaimana.
Dia memasukkan tangan ke dalam lengan pakaian dan meraba kotak medisnya yang mengecil mendadak, barulah hatinya memiliki sedikit rasa keamanan.
Angin sangat besar dan menggerakkan gorden. Dia melihat bayangan punggung yang kekar dan tegak dari Ryan Ding yang menunggangi kuda. Rambut hitam dan konde giok emasnya berkilauan di bawah cahaya matahari.
Setidaknya dalam jangka waktu dekat ini, orang itu akan menjadi mimpi buruknya.
Perlahan-lahan dia mengeratkan kepalan tangan. Jika tidak dapat terbebas dari situasi sulit ini, mungkin dia hanya punya satu jalan, yaitu jalan kematian. Oleh karena itu, dia tidak boleh lemah dan panik.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved