Bab 3 Autis ya? (1)
by Mecy
09:46,Dec 06,2019
Dalam hatiku aku diam-diam berjanji, meskipun bercerai aku juga akan mengambil semua bagianku, sedikitpun aku tidak akan memberikan pada pasangan bajingan itu, aku juga akan membalas dendam pada Reza Wu dan Elisa Li.
Aku juga akan membuat Reza Wu mengerti akhir dari mengkhianatiku, aku juga akan membuat Elisa Li merasakan rasa sakitnya dikhianati oleh orang yang dicintainya.
Dadaku semakin lama semakin sesak, aku menahan rasa sakit yang ada di tubuhku, dengan perlahan-lahan aku mengusap air mata yang ada di wajahku, tapi malah seperti kran air, mau bagaimanapun juga tidak dapat berhenti, hatiku juga menjadi seperti dihujani oleh hujan yang sangat lebat, sakit hingga menjadi sungai.
Aku menengadahkan kepalaku menatap langit di atas kota ini, selembar putih bersih seperti hatiku saat ini, berjalan kesana kemari tanpa tujuan.
Sehari semalaman tidak ada sedikit makanan pun yang masuk ke dalam perutku, ditambah lagi mengalami peristiwa yang bermacam-macam, aku tidak bisa mengalahkan kekuatan tubuhku yang terbatas, aku terjatuh pingsan disana.
Saat tubuhku lemas dan terjatuh, aku merasa diriku dipeluk oleh sebuah pelukan yang dingin namun juga hangat itu.
Saat aku tersadarkan diri, aku ternyata sudah berada di rumah sakit, dengan setengah sadar aku membuka mataku dan menolehkan kepalaku melihat ke arah jendela luar.
Otakku seketika merasakan keraguan.
Aku mengangkat tanganku dan mengusap mata dengan punggung tanganku, terdengar di sebelah telingaku suara yang dingin berkata, “Sudah sadar?”
Suara itu sangatlah berat, penuh dengan perasaan.
Aku menolehkan kepalaku dengan perasaan terkejut, sebuah kesalahan, aku segera mengalihkan pandanganku.
Bagaimana bisa dia?
Aku menahan rasa sesak yang ada di dalam hatiku, menolehkan kepalaku melihat ke arah pria yang telah berganti mengenakan pakaian lengan panjang berwarna biru, warna biru yang sangat pekat, seperti sedang menutupi semua emosi yang ada dalam dirinya, membuat dia seperti terlihat dingin.
Aku bertanya padanya, “Kamu yang menolongku?”
Sebenarnya aku lebih rela tergeletak di jalanan dan tidak ada seorang pun yang mempedulikan, daripada memilih dia yang mengantarku ke rumah sakit. Dalam hatiku sekarang merasa sangatlah canggung, pria yang 1 jam sebelumnya masih berhubungan badan denganku seketika seperti seorang malaikat, menggunakan kedua matanya yang hitam pekat dan polos itu untuk menatapku.
Melihat diriku yang penuh dengan kesialan dan kemalangan.
Ini benar-benar merusak harga diriku.
Dia tidak menjawab pertanyaanku itu, tapi malah dengan sangat dingin dia bertanya, “Hanya dalam waktu tidak sampai 1 jam, kamu membuat dirimu sendiri menjadi seperti ini, kamu pikir kamu punya perkiraan yang benar kah?”
Dia berhenti sejenak, lalu bertanya lagi, “Siapa yang memukulmu?”
Andre...... Siapa nama pria ini? Aku tidak dapat mengeja namanya dengan lengkap, aku tidak berani menjawab pertanyaannya.
Aku tidak mungkin mengatakan padanya bahwa suamiku yang memukulku, aku baru saja mengalami kekerasan rumah tangga, ini bukannya malah membuatku mengeluarkan harga diriku dan lagi-lagi terinjak?
Aku mengalihkan pembicaraan dan berkata, “Terima kasih karena kamu telah mengantarku ke rumah sakit, setelah aku mengambil uang dari bank aku akan mengembalikkan biaya perobatan.”
Dia mengerutkan dahinya, dan tidak mempedulikanku lagi.
Sudut bibirku terasa perih, mungkin akibat dari tamparan Reza Wu yang terlalu kencang, aku mengulurkan tanganku dan memegang lebam luka yang ada di wajahku, kemudian aku menarik nafas dalam-dalam, dalam keadaan tidak sadar, aku meluruskan kakiku.
Hanya meluruskan kaki, namun rasa sakit itu terasa hingga ke dadaku, tanpa sadar aku berteriak, ini adalah ulah Reza Wu!
Ternyata dengan sikap yang sangat dingin dia menendang dadaku dengan sekuat tenaganya.
“Autis ya?” Di samping telinga terdengar suara yang dingin dan juga penuh dengan ejekan, dengan ekspresi yang dingin aku menolehkan kepalaku dan menatapnya.
Andre..... Pria ini sebenarnya sangatlah tampan, meskipun dia sedang marah, mengerutkan dahi, dia tetap saja terlihat tampan.
Tapi, kenapa dia marah?
“Sudah autis, masih menerima penderitaan, dia tau sakitnya itu sehingga pun tidak berani menyentuhmu, kenapa kamu sembarangan bergerak? Bukannya pukulannya ringan?”
Aku juga akan membuat Reza Wu mengerti akhir dari mengkhianatiku, aku juga akan membuat Elisa Li merasakan rasa sakitnya dikhianati oleh orang yang dicintainya.
Dadaku semakin lama semakin sesak, aku menahan rasa sakit yang ada di tubuhku, dengan perlahan-lahan aku mengusap air mata yang ada di wajahku, tapi malah seperti kran air, mau bagaimanapun juga tidak dapat berhenti, hatiku juga menjadi seperti dihujani oleh hujan yang sangat lebat, sakit hingga menjadi sungai.
Aku menengadahkan kepalaku menatap langit di atas kota ini, selembar putih bersih seperti hatiku saat ini, berjalan kesana kemari tanpa tujuan.
Sehari semalaman tidak ada sedikit makanan pun yang masuk ke dalam perutku, ditambah lagi mengalami peristiwa yang bermacam-macam, aku tidak bisa mengalahkan kekuatan tubuhku yang terbatas, aku terjatuh pingsan disana.
Saat tubuhku lemas dan terjatuh, aku merasa diriku dipeluk oleh sebuah pelukan yang dingin namun juga hangat itu.
Saat aku tersadarkan diri, aku ternyata sudah berada di rumah sakit, dengan setengah sadar aku membuka mataku dan menolehkan kepalaku melihat ke arah jendela luar.
Otakku seketika merasakan keraguan.
Aku mengangkat tanganku dan mengusap mata dengan punggung tanganku, terdengar di sebelah telingaku suara yang dingin berkata, “Sudah sadar?”
Suara itu sangatlah berat, penuh dengan perasaan.
Aku menolehkan kepalaku dengan perasaan terkejut, sebuah kesalahan, aku segera mengalihkan pandanganku.
Bagaimana bisa dia?
Aku menahan rasa sesak yang ada di dalam hatiku, menolehkan kepalaku melihat ke arah pria yang telah berganti mengenakan pakaian lengan panjang berwarna biru, warna biru yang sangat pekat, seperti sedang menutupi semua emosi yang ada dalam dirinya, membuat dia seperti terlihat dingin.
Aku bertanya padanya, “Kamu yang menolongku?”
Sebenarnya aku lebih rela tergeletak di jalanan dan tidak ada seorang pun yang mempedulikan, daripada memilih dia yang mengantarku ke rumah sakit. Dalam hatiku sekarang merasa sangatlah canggung, pria yang 1 jam sebelumnya masih berhubungan badan denganku seketika seperti seorang malaikat, menggunakan kedua matanya yang hitam pekat dan polos itu untuk menatapku.
Melihat diriku yang penuh dengan kesialan dan kemalangan.
Ini benar-benar merusak harga diriku.
Dia tidak menjawab pertanyaanku itu, tapi malah dengan sangat dingin dia bertanya, “Hanya dalam waktu tidak sampai 1 jam, kamu membuat dirimu sendiri menjadi seperti ini, kamu pikir kamu punya perkiraan yang benar kah?”
Dia berhenti sejenak, lalu bertanya lagi, “Siapa yang memukulmu?”
Andre...... Siapa nama pria ini? Aku tidak dapat mengeja namanya dengan lengkap, aku tidak berani menjawab pertanyaannya.
Aku tidak mungkin mengatakan padanya bahwa suamiku yang memukulku, aku baru saja mengalami kekerasan rumah tangga, ini bukannya malah membuatku mengeluarkan harga diriku dan lagi-lagi terinjak?
Aku mengalihkan pembicaraan dan berkata, “Terima kasih karena kamu telah mengantarku ke rumah sakit, setelah aku mengambil uang dari bank aku akan mengembalikkan biaya perobatan.”
Dia mengerutkan dahinya, dan tidak mempedulikanku lagi.
Sudut bibirku terasa perih, mungkin akibat dari tamparan Reza Wu yang terlalu kencang, aku mengulurkan tanganku dan memegang lebam luka yang ada di wajahku, kemudian aku menarik nafas dalam-dalam, dalam keadaan tidak sadar, aku meluruskan kakiku.
Hanya meluruskan kaki, namun rasa sakit itu terasa hingga ke dadaku, tanpa sadar aku berteriak, ini adalah ulah Reza Wu!
Ternyata dengan sikap yang sangat dingin dia menendang dadaku dengan sekuat tenaganya.
“Autis ya?” Di samping telinga terdengar suara yang dingin dan juga penuh dengan ejekan, dengan ekspresi yang dingin aku menolehkan kepalaku dan menatapnya.
Andre..... Pria ini sebenarnya sangatlah tampan, meskipun dia sedang marah, mengerutkan dahi, dia tetap saja terlihat tampan.
Tapi, kenapa dia marah?
“Sudah autis, masih menerima penderitaan, dia tau sakitnya itu sehingga pun tidak berani menyentuhmu, kenapa kamu sembarangan bergerak? Bukannya pukulannya ringan?”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved