Bab 5 Kencan Antara Aku dan Andre (!)
by Mecy
09:47,Dec 06,2019
Tempat berkencanku dengan Andre merupakan sebuah restoran mewah yang hanya dikunjungi oleh orang-orang kaya, aku dan Reza Wu pernah datang ke tempat ini, namun karena harga termurah makanan di sini adalah setengah dari gaji kami per bulan, jadi.... dari awal pun tidak ada kelanjutan bagi kami untuk makan di tempat ini.
Setelah dipikir-pikir, dulu kehidupanku sungguh benar-benar harus menahan keinginanku, ingin makan sesuatu, membeli pakaian pun harus mempertimbangkan tentang harga.
Dulu dengan berat hati menggunakan uang--teringat Reza yang mengurus semua kebutuhan Elisa Li, membuatku benar-benar emosi!
Aku turun mobil dan memberikan uang kepada supir, aku menengadahkan kepalaku dan melihat bunga-bunga salju yang mulai turun dari langit, hatiku tiba-tiba sangatlah bimbang.
Aku benar-benar tidak tau selanjutnya harus berbuat apa.
aku menginginkan untuk bercerai dengan Reza Wu, tapi ibuku malah tetap memaksaku. Sesuai kepribadianku, aku bisa kembali baik dengan pria brengsek ini, benar-benar hanya sebuah mimpi.
Selama 4 tahun kuliah, aku mempelajari tentang psikologi dan detektif, aku sangatlah mengerti cara memahami seseorang, Reza telah memukulku sekali, meskipun dia saat itu mengakui kesalahannya, tapi aku tidak akan memberikan kesempatan kedua untuknya.
Karena di dalam hatinya, dia berpikir apabila kamu dapat memaafkannya, dia selalu menggunakan pemikiran ini untuk terus-menerus menyakitimu!
Banyak rumah tangga yang mengalami permasalahan seperti ini.
Saat ini tiba-tiba hpku berdering.
Aku mengambil hp dan melihat nomor yang tertera di layar, mungkin karena aku terlalu lama aku abaikan, sehingga membuat Andre Duan menjadi tidak sabar dan menelponku.
Dan saat ini aku baru menyadari aku sedang berada di Jakarta.
Dan Andre Duan adalah orang Jakarta.
Aku menekan tombol terima, terdengar Andre dengan suara yang berat berkata padaku, “Nona Sisca, apa kamu lebih suka berdiam diri disana menjadi tiang listrik?”
Nona Sisca, dia mengubah panggilannya terhadapku.
Sebenarnya aku lebih suka mendengar suaranya yang seperti pria lainnya, berat tapi tetap lembut saat mengucapkan Sisca namaku.
Andre Duan dapat melihatku dari dalam tempatnya di restoran?
Aku segera menutup panggilan itu dan bergegas masuk ke dalam, saat berjalan masuk, otakku terbayang-bayang sosok Andre yang tampan.
Dan juga..... pinggangnya yang berotot, kedua kakinya yang gagah.... tapi itu semua tidak bisa mengalahkan wajahnya yang sangat tampan seperti sebuah ukiran.
Teringat tentang hal ini, wajahku pun mulai memerah, sehingga membuatku tanpa sadar mengamati keadaaan di sekitar.
Tempat ini sangatlah elegan dan juga merupakan tempat yang sangat indah.
Andre duduk di dalam sebelah jendela, dia sedikit menengadahkan kepalanya untuk minum segelas wine, dia sedikit mengusap bibirnya yang tipis itu, seketika dia melihatku.
Lampu di dalam restoran ini telah menyala, Andre menganggukkan kepalanya terhadapku, di bawah sinar lampu yang menyorot, membuat hidung Andre yang mancung itu terlihat lebih gagah, kedua bola matanya yang hitam pekat itu seperti sebuah jurang yang tidak memperlihatkan dasarnya, sesekali dengan tatapan kosong menatapku.
Membuat orang yang melihatnya merasakan sebuah perasaan yang sangat misterius.
Hari ini Andre mengenakan sebuah mantel berwarna hitam, dalamnya dia mengenakan sepotong baju hangat berwarna putih, lehernya terlilit sebuah syal yang hangat berwarna cokelat muda.
Ini memperlihatkan dia begitu hangat.
Setidaknya tidak begitu dingin seperti waktu itu.
Aku berjalan mendekatinya sambil memikirkan keraguan, antara langsung duduk atau menyapanya terlebih dahulu, di saat yang tepat, Andre membuka mulutnya dan berkata, “Nona Sisca, silahkan duduk.”
Aku terkejut, perubahan Andre yang menjadi lebih sopan sangatlah banyak.
Dibandingkan dengan pria yang telah menganiayaku, sikap Andre Duan yang aneh hari ini benar-benar membuatku merasa sangat puas.
Aku segera duduk di hadapannya, dia membantuku memesan makanan, dan berkata, “Nona Sisca menyukai steak sapi dengan kematangan medium, iyakan? Tidak menyukai makanan yang terlalu pedas.” Aku memandang wajahnya, dan perlahan-lahan aku pun melamun, akuu juga tidak bereaksi, ternyata dia mengetahui makanan kesukaanku.
Selang beberapa detik, aku menyadari bahwa aku kehilangan sikap sopan santunku, dengan gugup aku mengalihkan pandanganku, dan meminta maaf aku menundukkan kepalaku.
Tapi di telingaku malah terdengar senyuman darinya, dan dengan suara yang mengejek dia bertanya, “Kenapa? Secepat itu telah puas melihat?”
Aku masih penasaran dengan sikapnya yang berubah, akhirnya malah ketahuan olehnya.
“Tuan Andre mencariku ada urusan apa?” Aku membuka mulutku untuk mengalihkan pembicaraan, aku juga tidak ingin berdebat hal yang tidak penting dengannya.
“Aku ingat, kamu pernah meniduriku.” Tiba-tiba Andre mengatakan hal ini dengan lemas, aku termenung dan kemudian menganggukkan kepala.
Melihatku seperti ini, dia dengan rasa puas menganggukkan kepalanya, dan dengan ringan berkata, “Karena kamu telah meniduriku, maka kamu harus bertanggung jawab. Nona Sisca, aku bukanlah seorang pria yang sembarangan.”
Dia bukanlah seorang pria yang sembarangan?
Berdasarkan situasi malam kemarin lusa, meskipun aku yang menjeratnya, tapi dia sebagai seorang pria tidak bisakah melawanku?
Selain itu, apabila dia tidak menginginkannya, mana mungkin kita berdua naik ranjang?
Andre Duan, seorang pria dewasa dia bagaimana bisa seenak hatinya mengatakan perkataan ini keluar dari mulutnya? Selain itu, aku juga bukanlah wanita yang sembarangan.
Hari itu hanyalah sebuah pemaksaan!
“Tuan Andre......”
Setelah dipikir-pikir, dulu kehidupanku sungguh benar-benar harus menahan keinginanku, ingin makan sesuatu, membeli pakaian pun harus mempertimbangkan tentang harga.
Dulu dengan berat hati menggunakan uang--teringat Reza yang mengurus semua kebutuhan Elisa Li, membuatku benar-benar emosi!
Aku turun mobil dan memberikan uang kepada supir, aku menengadahkan kepalaku dan melihat bunga-bunga salju yang mulai turun dari langit, hatiku tiba-tiba sangatlah bimbang.
Aku benar-benar tidak tau selanjutnya harus berbuat apa.
aku menginginkan untuk bercerai dengan Reza Wu, tapi ibuku malah tetap memaksaku. Sesuai kepribadianku, aku bisa kembali baik dengan pria brengsek ini, benar-benar hanya sebuah mimpi.
Selama 4 tahun kuliah, aku mempelajari tentang psikologi dan detektif, aku sangatlah mengerti cara memahami seseorang, Reza telah memukulku sekali, meskipun dia saat itu mengakui kesalahannya, tapi aku tidak akan memberikan kesempatan kedua untuknya.
Karena di dalam hatinya, dia berpikir apabila kamu dapat memaafkannya, dia selalu menggunakan pemikiran ini untuk terus-menerus menyakitimu!
Banyak rumah tangga yang mengalami permasalahan seperti ini.
Saat ini tiba-tiba hpku berdering.
Aku mengambil hp dan melihat nomor yang tertera di layar, mungkin karena aku terlalu lama aku abaikan, sehingga membuat Andre Duan menjadi tidak sabar dan menelponku.
Dan saat ini aku baru menyadari aku sedang berada di Jakarta.
Dan Andre Duan adalah orang Jakarta.
Aku menekan tombol terima, terdengar Andre dengan suara yang berat berkata padaku, “Nona Sisca, apa kamu lebih suka berdiam diri disana menjadi tiang listrik?”
Nona Sisca, dia mengubah panggilannya terhadapku.
Sebenarnya aku lebih suka mendengar suaranya yang seperti pria lainnya, berat tapi tetap lembut saat mengucapkan Sisca namaku.
Andre Duan dapat melihatku dari dalam tempatnya di restoran?
Aku segera menutup panggilan itu dan bergegas masuk ke dalam, saat berjalan masuk, otakku terbayang-bayang sosok Andre yang tampan.
Dan juga..... pinggangnya yang berotot, kedua kakinya yang gagah.... tapi itu semua tidak bisa mengalahkan wajahnya yang sangat tampan seperti sebuah ukiran.
Teringat tentang hal ini, wajahku pun mulai memerah, sehingga membuatku tanpa sadar mengamati keadaaan di sekitar.
Tempat ini sangatlah elegan dan juga merupakan tempat yang sangat indah.
Andre duduk di dalam sebelah jendela, dia sedikit menengadahkan kepalanya untuk minum segelas wine, dia sedikit mengusap bibirnya yang tipis itu, seketika dia melihatku.
Lampu di dalam restoran ini telah menyala, Andre menganggukkan kepalanya terhadapku, di bawah sinar lampu yang menyorot, membuat hidung Andre yang mancung itu terlihat lebih gagah, kedua bola matanya yang hitam pekat itu seperti sebuah jurang yang tidak memperlihatkan dasarnya, sesekali dengan tatapan kosong menatapku.
Membuat orang yang melihatnya merasakan sebuah perasaan yang sangat misterius.
Hari ini Andre mengenakan sebuah mantel berwarna hitam, dalamnya dia mengenakan sepotong baju hangat berwarna putih, lehernya terlilit sebuah syal yang hangat berwarna cokelat muda.
Ini memperlihatkan dia begitu hangat.
Setidaknya tidak begitu dingin seperti waktu itu.
Aku berjalan mendekatinya sambil memikirkan keraguan, antara langsung duduk atau menyapanya terlebih dahulu, di saat yang tepat, Andre membuka mulutnya dan berkata, “Nona Sisca, silahkan duduk.”
Aku terkejut, perubahan Andre yang menjadi lebih sopan sangatlah banyak.
Dibandingkan dengan pria yang telah menganiayaku, sikap Andre Duan yang aneh hari ini benar-benar membuatku merasa sangat puas.
Aku segera duduk di hadapannya, dia membantuku memesan makanan, dan berkata, “Nona Sisca menyukai steak sapi dengan kematangan medium, iyakan? Tidak menyukai makanan yang terlalu pedas.” Aku memandang wajahnya, dan perlahan-lahan aku pun melamun, akuu juga tidak bereaksi, ternyata dia mengetahui makanan kesukaanku.
Selang beberapa detik, aku menyadari bahwa aku kehilangan sikap sopan santunku, dengan gugup aku mengalihkan pandanganku, dan meminta maaf aku menundukkan kepalaku.
Tapi di telingaku malah terdengar senyuman darinya, dan dengan suara yang mengejek dia bertanya, “Kenapa? Secepat itu telah puas melihat?”
Aku masih penasaran dengan sikapnya yang berubah, akhirnya malah ketahuan olehnya.
“Tuan Andre mencariku ada urusan apa?” Aku membuka mulutku untuk mengalihkan pembicaraan, aku juga tidak ingin berdebat hal yang tidak penting dengannya.
“Aku ingat, kamu pernah meniduriku.” Tiba-tiba Andre mengatakan hal ini dengan lemas, aku termenung dan kemudian menganggukkan kepala.
Melihatku seperti ini, dia dengan rasa puas menganggukkan kepalanya, dan dengan ringan berkata, “Karena kamu telah meniduriku, maka kamu harus bertanggung jawab. Nona Sisca, aku bukanlah seorang pria yang sembarangan.”
Dia bukanlah seorang pria yang sembarangan?
Berdasarkan situasi malam kemarin lusa, meskipun aku yang menjeratnya, tapi dia sebagai seorang pria tidak bisakah melawanku?
Selain itu, apabila dia tidak menginginkannya, mana mungkin kita berdua naik ranjang?
Andre Duan, seorang pria dewasa dia bagaimana bisa seenak hatinya mengatakan perkataan ini keluar dari mulutnya? Selain itu, aku juga bukanlah wanita yang sembarangan.
Hari itu hanyalah sebuah pemaksaan!
“Tuan Andre......”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved