Bab 3 Autis ya? (2)
by Mecy
09:46,Dec 06,2019
Andre Duan sangat bisa mengejek orang lain, tapi perkataannya ini sepertinya juga tidak salah, aku termenung, tidak berani mengeluarkan suara bahkan menatapnya.
Tubuhku diinfus hingga hampir pukul 11 malam, dokter juga telah mengoleskan obat pada luka di tubuhku, juga tidak perlu untuk menginap di rumah sakit.
Aku menahan rasa sakit di tubuhku dan keluar dari rumah sakit, di depan pintu rumah sakit aku menengadahkan kepalaku dan melihat ke langit yang hitam pekat, hatiku merasa bimbang, aku tidak tau setelah ini aku harus pergi kemana untuk bermalam.
Aku melihat sekilas pria yang ada di sampingku, tatapan matanya kosong melihatku, sudut bibirnya seperti tersenyum tapi juga seperti tidak tersenyum, malah seperti sedang mengejekku.
Aku termenung, seketika aku mengerti ternyata dia menganggap remeh diriku, dengan rasa canggung aku tersenyum dan berkata, “Terima kasih untuk bantuanmu hari ini, besok aku akan menelponmu untuk mengembalikan uangmu.”
Baru saja di kamar pasien, aku berinisiatif untuk meminta nomor teleponnya, tanpa rasa penasaran sedikit pun dia langsung memberikannya padaku.
Bahkan dia juga menyimpan nomor teleponku.
Dia menjawab ringan, seketika dia mengeluarkan tangannya dari kantong baju dan menepuk pelan wajahku, katanya, “Lain kali jangan biarkan ada orang lain yang mengejekmu.”
Jemari tangannya kecil dan panjang, lentik serta putih mulus, sebuah tangan yang lebih cantik daripada tangan wanita.
Karena sentuhannya, hatiku menjadi merasa gugup, di hari dimana aku mengalami kekerasan rumah tangga dan dikhianati, dia muncul dan menyelamatkanku.
Seketika, aku merasa tidak rela kehilangannya.
Dalam otakku terngiang-ngiang pikiran ini, aku termenung dan menahan semua perasaan itu, dalam hati aku memberitahu diriku untuk segera menghindar dari pria yang asing dan berbahaya ini.
Aku menganggukkan kepala dan menunggu dia pergi terlebih dahulu.
Kedua tangannya kembali masuk ke dalam kantong bajunya, dengan langkah kaki yang sangat tenang dia berjalan menuju ke arah tempat parkir, di dalam kegelapan malam yang pekat---bayangan tubuhnya terlihat sangat gagah dan mempesona.
Seorang pria asing yang muncul dan berhubungan dalam waktu yang sangat singkat denganku, semua keinginan dan kebutuhanku hari ini, membuat hatiku merasakan tidak ingin berpisah darinya, tapi aku tau diriku harus melepaskannya.
Sebenarnya dalam hati aku merasa lumayan beruntung, di bawah pengaruh obat yang telah diberikan Elisa Li, aku bertemu dengan pria yang begitu sempurna.
Setidaknya, aku tidak mengalami kerugian.
Aku memegang bibirku, merasa semakin lama aku semakin memikirkannya. Aku merasa aku sangatlah tidak wajar, kemudian aku menghilangkan pikiranku ini dan memanggil taksi untuk pergi ke hotel.
Setelah sampai di hotel dan menggunakan kartu identitas untuk membuka 1 kamar, aku langsung melepaskan pakaian yang aku kenakan, dan mengolesi obat pada luka di tubuhku, lebam pada tubuhku terlalu pekat, sehingga aku harus meminta sedikit es batu pada pelayan untuk menghilangkannya.
Es bisa meredakan bengkak, aku hanya berharap besok pagi saat aku terbangun lebam di wajahku telah hilang.
Meskipun tidak bisa hilang pun, aku juga tidak akan membiarkan ibuku melihatnya, kalau dia melihatnya dia pasti akan membuat kericuhan hingga ke rumah Reza Wu, dengan seperti ini Marry Wu pasti akan segera mengetahuinya, apabila dia tau pasti akan ada hal buruk terjadi.
Saat aku menggunakan es batu untuk mengompres lukaku aku menerima pesan dari Reza Wu, dia berharap aku pulang ke rumah, katanya, “Aku tidak akan memberitahu ibuku tentang masalah ini, Sisca, kita berbincang-bincang terlebih dahulu, tidak perlu ricuh hingga bercerai.”
Heehhh! Apa yang harus diperbincangkan.
Saat ini bisnis Reza Wu dalam keadaan unggul, dia sedang mengikuti pemilihan direktur bagian di perusahaannya, apabila terdengar permasalahan tentang dia selingkuh ini, pasti bisnisnya ini akan terhenti sejenak!
Apa dia pikir aku tidak mengerti apa yang dia pikirkan?
Ada sesuatu yang dia takutkan, asalkan ada yang dia takutkan, aku pasti mempunyai kepercayaan diri, kepercayaan diri untuk bernegoisasi dengannya.
Selain itu dia juga berbuat salah terlebih dahulu, dia yang memulai untuk mengkhianati pernikahan kita, apabila masalah ini sampai pada pengadilan, aku juga mempunyai alasan.
Namun meskipun aku mempunyai alasan, aku juga tidak ingin sampai pada pengadilan.
Apabila aku menaikkan permasalahan ini hingga ke pengadilan, baik teman-temanku atau tetanggaku, baik teman kerja atau atasanku, mereka pasti akan mendengar dan mencari tau permasalahan ini.
Selanjutnya permasalahan ini akan menjadi hiburan di waktu santai mereka, pasti mereka akan meramalku selama beberapa bulan ke depan.
Aku tidak ingin membuang orang ini.
Selain itu Reza Wu termasuk salah satu pria brengsek, mau bagaimana pun aku tidak akan membiarkan rumah pernikahan kita menjadi miliknya, setengah dari uang untuk membeli rumah itu adalah uangku, gajinya biasanya berada di tangan ibunya.
Aku membuang hp ku, dan tidak ingin memikirkan permasalahan yang sangat berantakan ini, tapi semakin aku tidak ingin memikirkan permasalahan ini, otakku malah semakin ingin melaporkan kasus ini.
Terlalu banyak pikiran, membuat hatiku semakin merasakan sakit hati, awalnya aku mengira pernikahan yang bahagia sudah sejak awal telah hancur, sudah sejak awal dilirik oleh orang lain, bahkan telah digigit hingga berlubang.
Aku mengulurkan tangan dan memegang mataku yang bengkak, di malam ini akhirnya aku bisa melepaskan semua rasa sakit hatiku dalam tangisan yang sepuas-puasnya aku keluarkan.
Saat aku menangis, tiba-tiba hpku berdering, aku segera menekan tombol terima, diseberang sana terdengar suara Andre Duan yang sangat lembut dan begitu elegan, dan berkata, “Ada yang perlu aku bantu? Gratis.... Sisca, aku akan memberikan ciuman secara gratis padamu, dan juga pelukan secara gratis, apa kamu perlu?”
Tubuhku diinfus hingga hampir pukul 11 malam, dokter juga telah mengoleskan obat pada luka di tubuhku, juga tidak perlu untuk menginap di rumah sakit.
Aku menahan rasa sakit di tubuhku dan keluar dari rumah sakit, di depan pintu rumah sakit aku menengadahkan kepalaku dan melihat ke langit yang hitam pekat, hatiku merasa bimbang, aku tidak tau setelah ini aku harus pergi kemana untuk bermalam.
Aku melihat sekilas pria yang ada di sampingku, tatapan matanya kosong melihatku, sudut bibirnya seperti tersenyum tapi juga seperti tidak tersenyum, malah seperti sedang mengejekku.
Aku termenung, seketika aku mengerti ternyata dia menganggap remeh diriku, dengan rasa canggung aku tersenyum dan berkata, “Terima kasih untuk bantuanmu hari ini, besok aku akan menelponmu untuk mengembalikan uangmu.”
Baru saja di kamar pasien, aku berinisiatif untuk meminta nomor teleponnya, tanpa rasa penasaran sedikit pun dia langsung memberikannya padaku.
Bahkan dia juga menyimpan nomor teleponku.
Dia menjawab ringan, seketika dia mengeluarkan tangannya dari kantong baju dan menepuk pelan wajahku, katanya, “Lain kali jangan biarkan ada orang lain yang mengejekmu.”
Jemari tangannya kecil dan panjang, lentik serta putih mulus, sebuah tangan yang lebih cantik daripada tangan wanita.
Karena sentuhannya, hatiku menjadi merasa gugup, di hari dimana aku mengalami kekerasan rumah tangga dan dikhianati, dia muncul dan menyelamatkanku.
Seketika, aku merasa tidak rela kehilangannya.
Dalam otakku terngiang-ngiang pikiran ini, aku termenung dan menahan semua perasaan itu, dalam hati aku memberitahu diriku untuk segera menghindar dari pria yang asing dan berbahaya ini.
Aku menganggukkan kepala dan menunggu dia pergi terlebih dahulu.
Kedua tangannya kembali masuk ke dalam kantong bajunya, dengan langkah kaki yang sangat tenang dia berjalan menuju ke arah tempat parkir, di dalam kegelapan malam yang pekat---bayangan tubuhnya terlihat sangat gagah dan mempesona.
Seorang pria asing yang muncul dan berhubungan dalam waktu yang sangat singkat denganku, semua keinginan dan kebutuhanku hari ini, membuat hatiku merasakan tidak ingin berpisah darinya, tapi aku tau diriku harus melepaskannya.
Sebenarnya dalam hati aku merasa lumayan beruntung, di bawah pengaruh obat yang telah diberikan Elisa Li, aku bertemu dengan pria yang begitu sempurna.
Setidaknya, aku tidak mengalami kerugian.
Aku memegang bibirku, merasa semakin lama aku semakin memikirkannya. Aku merasa aku sangatlah tidak wajar, kemudian aku menghilangkan pikiranku ini dan memanggil taksi untuk pergi ke hotel.
Setelah sampai di hotel dan menggunakan kartu identitas untuk membuka 1 kamar, aku langsung melepaskan pakaian yang aku kenakan, dan mengolesi obat pada luka di tubuhku, lebam pada tubuhku terlalu pekat, sehingga aku harus meminta sedikit es batu pada pelayan untuk menghilangkannya.
Es bisa meredakan bengkak, aku hanya berharap besok pagi saat aku terbangun lebam di wajahku telah hilang.
Meskipun tidak bisa hilang pun, aku juga tidak akan membiarkan ibuku melihatnya, kalau dia melihatnya dia pasti akan membuat kericuhan hingga ke rumah Reza Wu, dengan seperti ini Marry Wu pasti akan segera mengetahuinya, apabila dia tau pasti akan ada hal buruk terjadi.
Saat aku menggunakan es batu untuk mengompres lukaku aku menerima pesan dari Reza Wu, dia berharap aku pulang ke rumah, katanya, “Aku tidak akan memberitahu ibuku tentang masalah ini, Sisca, kita berbincang-bincang terlebih dahulu, tidak perlu ricuh hingga bercerai.”
Heehhh! Apa yang harus diperbincangkan.
Saat ini bisnis Reza Wu dalam keadaan unggul, dia sedang mengikuti pemilihan direktur bagian di perusahaannya, apabila terdengar permasalahan tentang dia selingkuh ini, pasti bisnisnya ini akan terhenti sejenak!
Apa dia pikir aku tidak mengerti apa yang dia pikirkan?
Ada sesuatu yang dia takutkan, asalkan ada yang dia takutkan, aku pasti mempunyai kepercayaan diri, kepercayaan diri untuk bernegoisasi dengannya.
Selain itu dia juga berbuat salah terlebih dahulu, dia yang memulai untuk mengkhianati pernikahan kita, apabila masalah ini sampai pada pengadilan, aku juga mempunyai alasan.
Namun meskipun aku mempunyai alasan, aku juga tidak ingin sampai pada pengadilan.
Apabila aku menaikkan permasalahan ini hingga ke pengadilan, baik teman-temanku atau tetanggaku, baik teman kerja atau atasanku, mereka pasti akan mendengar dan mencari tau permasalahan ini.
Selanjutnya permasalahan ini akan menjadi hiburan di waktu santai mereka, pasti mereka akan meramalku selama beberapa bulan ke depan.
Aku tidak ingin membuang orang ini.
Selain itu Reza Wu termasuk salah satu pria brengsek, mau bagaimana pun aku tidak akan membiarkan rumah pernikahan kita menjadi miliknya, setengah dari uang untuk membeli rumah itu adalah uangku, gajinya biasanya berada di tangan ibunya.
Aku membuang hp ku, dan tidak ingin memikirkan permasalahan yang sangat berantakan ini, tapi semakin aku tidak ingin memikirkan permasalahan ini, otakku malah semakin ingin melaporkan kasus ini.
Terlalu banyak pikiran, membuat hatiku semakin merasakan sakit hati, awalnya aku mengira pernikahan yang bahagia sudah sejak awal telah hancur, sudah sejak awal dilirik oleh orang lain, bahkan telah digigit hingga berlubang.
Aku mengulurkan tangan dan memegang mataku yang bengkak, di malam ini akhirnya aku bisa melepaskan semua rasa sakit hatiku dalam tangisan yang sepuas-puasnya aku keluarkan.
Saat aku menangis, tiba-tiba hpku berdering, aku segera menekan tombol terima, diseberang sana terdengar suara Andre Duan yang sangat lembut dan begitu elegan, dan berkata, “Ada yang perlu aku bantu? Gratis.... Sisca, aku akan memberikan ciuman secara gratis padamu, dan juga pelukan secara gratis, apa kamu perlu?”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved