Bab 6 Pria Adalah Skincare Terbaik
by Chasandra Florence
10:31,Mar 04,2022
Brenda berjalan ke restoran dan melihat Rara.
Setelah bertahun-tahun tidak bertemu dengannya, ternyata wanita itu masih sangat seksi dan cantik. Di manapun Rara berada, wanita itu akan selalu menarik perhatian semua orang.
Penampilan Rara dapat dengan mudah membuat orang salah paham dan berpikir jika dia bukanlah wanita yang baik. Tetapi sebagai seorang teman, Brenda mengenal Rara lebih baik daripada siapapun.
Dan karena penampilannya, Rara memiliki karakter yang kuat untuk melindungi dirinya sendiri. Dia juga menjalani kehidupan dengan bebas dan santai.
Saat melihat Brenda, wajah cantik Rara menunjukkan senyuman.
Begitu Brenda duduk, Rara langsung meminta ponselnya.
“Mana foto suamimu? Cepat aku mau lihat pria kayak gimana yang bisa buat kamu menyukainya?”
Brenda merasa sangat tidak berdaya, dia tahu jika sahabatnya itu pasti akan meminta untuk melihat foto Austin, jadi sebelum pergi dia sudah mengambil foto suaminya.
Hanya saja Austin tidak terlalu suka di foto, jadi sebagai imbalannya, dia dengan enggan setuju untuk menciumnya.
Telinga Brenda sedikit merah. Kemudian dia langsung mengambil ponselnya dan menunjukkan foto Austin kepada Rara.
Foto itu tidak diambil dari depan. Itu adalah foto Austin saat dia sedang duduk di sofa. Brenda hanya mengambil fotonya dari samping, namun tetap saja begitu melihatnya, Rara tidak bisa menahan perasaan kagumnya.
“Astaga, Brenda, dia ganteng banget. Lihat dari samping aja udah kelihatan menawan. Ck…hidungnya sangat mancung. Pasti dia begitu luar biasa saat bermain. Ngak rugi kok, pendidikan dan lainnya ngak penting. Yang paling penting dia tampan dan memuaskan tubuhmu, worth it.”
Brenda merasa sedikit malu saat mendengar Rara mengatakan itu. Kemudian Rara menyentuh pipo Brenda dan berkata dengan sedikit ambigu, “Ckck..benar-benar semakin bagus kulitmu. Ah sudah kubilang, pria adalah skincare terbaik untuk perempuan.”
“Berhenti bicara, kamu benar-benar konyol. Kalau gitu kenapa kamu enggak segera cari pria biar bisa hemat skincare.”
“Hmm..aku juga ingin begitu, hanya belum bertemu yang tampan dan jujur. Benar-benar sampah.”
Kemudian Brenda menggelengkan kepalanya dan terkekeh, “Jangan pesimis, kamu pasti segera ketemu jodohmu.”
Rara mengangkat bahunya. Dia tidak tahu akan seperti apa jodohnya.
Semua pesanan mereka sudah keluar, namun anehnya pelayan memberikan sebotol anggur tambahan.
“Kami ngak pesan anggur.”
Kemudian pelayan itu menjawab sambil tersenyum, “Ini dari Tuan Alaric.”
Brenda memandang Rara yang juga tampak bingung.
“Kami enggak kenal Tuan Alaric, bawa lagi aja anggurnya.”
Kemudian pelayan itu berkata dengan mali, “Ini sudah dipesan oleh Tuan Alaric, jadi tidak bisa dikembalikan. Kalau mau kalian bisa naik ke atas dan bicara dengan Tuan Alaric secara pribadi.”
Taktik ini terlalu jelas.
Brenda dan Rara bertukar pandang. Kemudian Brenda berkata, “Kalau gitu taruh anggurnya, aku akan membayarnya sendiri.”
“Lihat, seperti itulah pria. Untung suamimu bukan orang seperti itu, dia enggak punya uang, jadi cukup bagus.”
Brenda tersenyum tipis, “Kalau dia punya uang, aku enggak akan mau jadiin dia suamiku. Aku harus habisin uang buat beli bar, jadi tentu aja aku enggak mungkin menyia-nyiakannya.”
“Ya, Brenda adalah wanita kayak sekarang, ayo bersorak.”
….
Di dalam ruangan lantai atas, beberapa Tuan Muda duduk mengelilingi sebuah meja, merokok dan menunggu kedatangan Kakak ketiga.
Tidak lama kemudian, manajer Mateo datang dan berkata pada Dylan, “Tuan Muda Alaric, wanita itu bersama dengan wanita lain, bukan merupakan pelanggan tetap jadi aku tidak mengenalnya dan juga anggur yang kamu pesan sudha aku berikan padanya, namun dia berkata akan membayar tagihannya sendiri.”
“Wow, ternyata masih ada wanita yang tidak memberikan wajah kepada Kak Dylan?” Mata Edric Hugo menyipit, dia tersenyum dan mengangkat alisnya, “Itu membuatmu semakin nafsu kan?”
Dylan tersenyum lembut. Senyumnya yang tampan benar-benar tidak cocok dengan apa yang akan dia katakan.
“Kakakku suka wanita yang polos dan baik. Suruh mereka datang padaku langsung kalau mau membayarnya.”
Manajer Mateo menganggukkan kepalanya dan keluar dengan cepat.
Tidak lama kemudian, orang yang mereka tunggu akhirnya datang juga. Dia adalah kakak ketiga yang juga dipanggil Austin.
Austin masuk menggunakan kemeja hitam dan celana panjang. Wajah tegas dan dinginnya masih tidak berubah sejak dulu.
“Kakak ketiga, akhirnya kamu datang juga. Gimana hasilnya? Apakah ada masalah?”
Beberapa orang mengajukan pertanyaan setelah Austin duduk.
Austin hanya menjawab dengan ringan, “Tidak ada.”
“Hebat. Kakak ketiga, aku udah enggak melihatmu selama setengah tahun, adik-adik juga merindukanmu. Ngomong-ngomong, Edric juga udah nyiapin hadiah buat ngerayain kembalinya kakak ketiga.”
Saat Dylan mengatakan itu, Edric segera berkata.
“Ya, aku akan menyuruh seseorang mengantarnya.”
Setelah beberapa saat, beberapa pelayan datang dengan membawa sebuah kotak besar. Setelah kotak itu dibuka, di dalamnya ada seorang wanita cantik dan menawan dengan gaun pendek yang seksi.
Kemudian Edric berkata sambil tersenyum, “Kakak ketiga, wanita ini adalah milikmu. Kemampuan bermainnya benar-benar hebat. Jangan khawatir, dia bersih kok.”
Namun Austin hanya meliriknya dengan tatapan mata yang sangat dingin.
Kemudian manajer Mateo mengetuk pintu dan masuk, lalu berkata dengan hormat, “Tuan Muda Alaric, 2 wanita muda di bawah ingin menyampaikan terimakasih padamu atas anggurnya dan sudah membayar tagihannya sendiri.”
Setelah bertahun-tahun tidak bertemu dengannya, ternyata wanita itu masih sangat seksi dan cantik. Di manapun Rara berada, wanita itu akan selalu menarik perhatian semua orang.
Penampilan Rara dapat dengan mudah membuat orang salah paham dan berpikir jika dia bukanlah wanita yang baik. Tetapi sebagai seorang teman, Brenda mengenal Rara lebih baik daripada siapapun.
Dan karena penampilannya, Rara memiliki karakter yang kuat untuk melindungi dirinya sendiri. Dia juga menjalani kehidupan dengan bebas dan santai.
Saat melihat Brenda, wajah cantik Rara menunjukkan senyuman.
Begitu Brenda duduk, Rara langsung meminta ponselnya.
“Mana foto suamimu? Cepat aku mau lihat pria kayak gimana yang bisa buat kamu menyukainya?”
Brenda merasa sangat tidak berdaya, dia tahu jika sahabatnya itu pasti akan meminta untuk melihat foto Austin, jadi sebelum pergi dia sudah mengambil foto suaminya.
Hanya saja Austin tidak terlalu suka di foto, jadi sebagai imbalannya, dia dengan enggan setuju untuk menciumnya.
Telinga Brenda sedikit merah. Kemudian dia langsung mengambil ponselnya dan menunjukkan foto Austin kepada Rara.
Foto itu tidak diambil dari depan. Itu adalah foto Austin saat dia sedang duduk di sofa. Brenda hanya mengambil fotonya dari samping, namun tetap saja begitu melihatnya, Rara tidak bisa menahan perasaan kagumnya.
“Astaga, Brenda, dia ganteng banget. Lihat dari samping aja udah kelihatan menawan. Ck…hidungnya sangat mancung. Pasti dia begitu luar biasa saat bermain. Ngak rugi kok, pendidikan dan lainnya ngak penting. Yang paling penting dia tampan dan memuaskan tubuhmu, worth it.”
Brenda merasa sedikit malu saat mendengar Rara mengatakan itu. Kemudian Rara menyentuh pipo Brenda dan berkata dengan sedikit ambigu, “Ckck..benar-benar semakin bagus kulitmu. Ah sudah kubilang, pria adalah skincare terbaik untuk perempuan.”
“Berhenti bicara, kamu benar-benar konyol. Kalau gitu kenapa kamu enggak segera cari pria biar bisa hemat skincare.”
“Hmm..aku juga ingin begitu, hanya belum bertemu yang tampan dan jujur. Benar-benar sampah.”
Kemudian Brenda menggelengkan kepalanya dan terkekeh, “Jangan pesimis, kamu pasti segera ketemu jodohmu.”
Rara mengangkat bahunya. Dia tidak tahu akan seperti apa jodohnya.
Semua pesanan mereka sudah keluar, namun anehnya pelayan memberikan sebotol anggur tambahan.
“Kami ngak pesan anggur.”
Kemudian pelayan itu menjawab sambil tersenyum, “Ini dari Tuan Alaric.”
Brenda memandang Rara yang juga tampak bingung.
“Kami enggak kenal Tuan Alaric, bawa lagi aja anggurnya.”
Kemudian pelayan itu berkata dengan mali, “Ini sudah dipesan oleh Tuan Alaric, jadi tidak bisa dikembalikan. Kalau mau kalian bisa naik ke atas dan bicara dengan Tuan Alaric secara pribadi.”
Taktik ini terlalu jelas.
Brenda dan Rara bertukar pandang. Kemudian Brenda berkata, “Kalau gitu taruh anggurnya, aku akan membayarnya sendiri.”
“Lihat, seperti itulah pria. Untung suamimu bukan orang seperti itu, dia enggak punya uang, jadi cukup bagus.”
Brenda tersenyum tipis, “Kalau dia punya uang, aku enggak akan mau jadiin dia suamiku. Aku harus habisin uang buat beli bar, jadi tentu aja aku enggak mungkin menyia-nyiakannya.”
“Ya, Brenda adalah wanita kayak sekarang, ayo bersorak.”
….
Di dalam ruangan lantai atas, beberapa Tuan Muda duduk mengelilingi sebuah meja, merokok dan menunggu kedatangan Kakak ketiga.
Tidak lama kemudian, manajer Mateo datang dan berkata pada Dylan, “Tuan Muda Alaric, wanita itu bersama dengan wanita lain, bukan merupakan pelanggan tetap jadi aku tidak mengenalnya dan juga anggur yang kamu pesan sudha aku berikan padanya, namun dia berkata akan membayar tagihannya sendiri.”
“Wow, ternyata masih ada wanita yang tidak memberikan wajah kepada Kak Dylan?” Mata Edric Hugo menyipit, dia tersenyum dan mengangkat alisnya, “Itu membuatmu semakin nafsu kan?”
Dylan tersenyum lembut. Senyumnya yang tampan benar-benar tidak cocok dengan apa yang akan dia katakan.
“Kakakku suka wanita yang polos dan baik. Suruh mereka datang padaku langsung kalau mau membayarnya.”
Manajer Mateo menganggukkan kepalanya dan keluar dengan cepat.
Tidak lama kemudian, orang yang mereka tunggu akhirnya datang juga. Dia adalah kakak ketiga yang juga dipanggil Austin.
Austin masuk menggunakan kemeja hitam dan celana panjang. Wajah tegas dan dinginnya masih tidak berubah sejak dulu.
“Kakak ketiga, akhirnya kamu datang juga. Gimana hasilnya? Apakah ada masalah?”
Beberapa orang mengajukan pertanyaan setelah Austin duduk.
Austin hanya menjawab dengan ringan, “Tidak ada.”
“Hebat. Kakak ketiga, aku udah enggak melihatmu selama setengah tahun, adik-adik juga merindukanmu. Ngomong-ngomong, Edric juga udah nyiapin hadiah buat ngerayain kembalinya kakak ketiga.”
Saat Dylan mengatakan itu, Edric segera berkata.
“Ya, aku akan menyuruh seseorang mengantarnya.”
Setelah beberapa saat, beberapa pelayan datang dengan membawa sebuah kotak besar. Setelah kotak itu dibuka, di dalamnya ada seorang wanita cantik dan menawan dengan gaun pendek yang seksi.
Kemudian Edric berkata sambil tersenyum, “Kakak ketiga, wanita ini adalah milikmu. Kemampuan bermainnya benar-benar hebat. Jangan khawatir, dia bersih kok.”
Namun Austin hanya meliriknya dengan tatapan mata yang sangat dingin.
Kemudian manajer Mateo mengetuk pintu dan masuk, lalu berkata dengan hormat, “Tuan Muda Alaric, 2 wanita muda di bawah ingin menyampaikan terimakasih padamu atas anggurnya dan sudah membayar tagihannya sendiri.”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved