Bab 7 Suruh Suamimu Untuk Bergabung

by Chasandra Florence 10:31,Mar 04,2022
Dylan tidak bisa menahan senyuman di wajahnya saat mendengar ucapan manajer itu.

“Bagus, biarkan mereka masuk.”

Setelah manajer Mateo keluar, Edric mengedipkan matanya pada wanita yang berada dalam kotak. Kemudian wanita itu segera berjalan ke arah Austin. Pria dewasa dan kuat adalah targetnya malam ini.

Jika dia bisa membuat Tuan ketiga menyukai dirinya, maka dia akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak di masa depan.

“Tuan ketiga, aku Bianca Rendez. Aku sudah lama mendengar tentangmu dan mengagumimu dalam hatiku. Aku sangat senang memiliki kesempatan utnuk bertemu denganmu saat ini. Aku harap Tuan ketiga juga merasa seperti itu.”

Mata gelap Austin memancarkan cahaya dingin. Dia tampak acuh tak acuh.

Bianca merasa sedikit bingung saat tidak mendapat respon, jadi dia memutuskan menuangkan anggur, “Tuan ketiga, biar aku tuangkan anggur untukmu.”

“Kakak ketiga?” Edric merasa Austin sedikit aneh.

Kemudian Austin dengan santai memegang cangkir di satu tangannya. Dia tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Matanya yang tajam menyapu semua yang berada di meja.

Lalu Austin berkata dengan ringan, “Di masa depan, jangan lakukan ini lagi.”

Wajah Dylan langsung tenggelam, sementara Bianca yang berdiri di samping Austin tidak tahu harus bebuat apa. Rasanya tubuhnya seketika membeku.

“Tuan Muda Alaric, kedua wanita itu sudah ada di sini.”

Saat manajer Mateo berbicara, Brenda dan Rara juga masuk.

Dylan yang sedang duduk di depan pintu berbalik dan menatap kedua wanita itu. Brenda terlihat polos dan sangat cantik, sementara Rara seksi dan menggairahkan. Mereka berdua memiliki karakteristiknya sendiri.

Meskipun Dylan telah melihat banyak wanita seksi, namun dia belum pernah melihat wanita dengan mata setenang Brenda. Postur tubuhnya memang kecil, tapi temperamen dan kecantikannya benar-benar sangat memikat siapapun.

“Tuan Muda Alaric, ini Nona Robero dan Nona Tanisha.”

“Ah..”

Pada saat ini, Bianca tiba-tiba mendesah hingga membuat semua orang memalingkan pandangan ke arahnya. Mereka melihat jika Bianca dipeluk oleh seorang pria dan wajah pria itu terhalang oleh Bianca. Brenda dan Rara juga ikut menoleh, hanya saja dia tidak bisa melihat wajah pria itu.

Mereka hanya bisa melihat jika seorang pria dan wanita begitu tenggelam dalam suasana yang begitu intim.

Dylan dan Edric yang melihat pemandangan itu masih tidak mengerti. Kakak ketiga baru saja mengatakan jika dia tidak suka pengaturan yang mereka buat, tetapi kenapa sekarang dia mendekap Bianca dan seolah tidak ingin melepaskannya.

Namun mereka tidak bertanya, hanya tersenyum ambigu. Bianca bahkan lebih terkejut.

Brenda memalingkan wajahnya dari pemandangan pasangan panas itu. Matanya menjadi semakin waspada.

“Tuan Muda Alaric, makasih buat anggur yang kamu berikan malam ini, tapi aku dan temanku enggak bisa menerimanya, jadi aku mau bayar tagihannya sendiri. Tapi manajer Mateo bilang kalau aku harus berikan padamu secara langsung. Ini uangnya.”

Kemudian Brenda maju selangkah dan meletakkan uang itu langsung di depan meja Dylan. setelah itu dia segera mundur, meraih lengan Rara dan hendak pergi.

“Tunggu!”

Saat mendengar nada memerintah dari Dylan, Brenda dan Rara seketika menjadi gugup. Mereka tahu jika sepertinya tidak mudah untuk menangani pria itu.

Tadi saat berada di bawah dan hendak pergi, mereka tidak peduli apakah makanan yang mereka makan enak atau tidak. Tapi mereka juga tahu dengan pasti jika tidak ada yang gratis di dunia ini. Jadi jika pergi seperti itu, mereka takut jika di masa depan Tuan Muda Alaric akan melakukan sesuatu.

Jadi mereka berdua memutuskan untuk naik ke atas dan mengembalikan uang tagihan agar membuat semuanya menjadi jelas.

“Nona Robero, mungkin kamu tidak mengenalku. Aku Dylan dan aku tidak akan pernah mengambil kembali apa yang sudah aku berikan. Karena kita memiiki kesempatan untuk bertemu, kenapa enggak berteman? Jangan takut, masyarakat ini diatur oleh hukum, jadi kami tidak akan melakukan hal yang jahat. Bukan gaya kami untuk memaksa orang melakukan sesuatu.”

Apakah dia tidak sadar apa yang dia lakukan sekarang itu adalah memaksa orang lain?

Sebenarnya di dalam hatinya Brenda merasa sangat jijik, hanya saja dia juga sedikit takut.

Brenda merupakan seorang wanita biasa, jadi dia juga tidak memiliki kekuatan untuk melawan Tuan Muda itu. Jika apa yang mereka inginkan ditolak, dia tidak tahu apa akan mereka lakukan.

Tubuh Brenda terasa dingin saat ini, jantungnya juga berdekat kencang. Dia sangat gugup dan bingung.

Saat Brenda melirik Rara, wanita itu juga sama.

Kemudian Brenda menggertakkan gigi, berbalik dan mengeluarkan senyum yang dia paksakan.

“Maaf Tuan Alaric, suamiku sudah menungguku di luar. Jadi kami harus segera pergi.”

“Suami?”

Dylan mengerutkan bibirnya dan tersenyum dengan sangat anggun. Tetapi dalam pandangan Brenda, senyuman itu terlihat seperti sampah.

“Karena suamimu ada di sini, kenapa enggak suruh dia untuk bergabung?”

“...”

Download APP, continue reading

Chapters

220