Bab 12 Tidak Ada Perceraian
by Prilly Latuconsina
09:52,Jun 17,2022
Ruangan besar itu tiba-tiba menjadi sunyi, begitu sunyi hingga Naura bisa mendengar hembusan napas Aron dan percikan abu yang jatuh dari ujung rokoknya.
Naura jarang melihat Aron merokok, atau lebih tepatnya pria itu jarang merokok di depannya, karena dia sakit.
Naura tiba-tiba merasakan perasaan yang tidak enak, dia sanagat senang hari ini karena tadi malam dia tidak sengaja membaca pesan di ponsel Aron.
Zea ingin menceraikan Aron.
Naura juga tahu jika Aron pergi menemui Zea pagi ini, dia mengira Aron tidak sabar ingin bercerai dengan wanita itu, tapi melihat penampilan pria itu yang suram, sepertinya hal-hal tidak terjadi sesuai dugaannya.
“Aron, ayo makan.” Naura bergumam dan menenangkan dirinya sendiri untuk tidak takut, orang yang dicintai Aron selama bertahun-tahun adalah dia dan hal tu bukan sesuatu yang bisa diambil begitu saja oleh wanita arohan dan dominan seperti Zea.
Aron kembali sadar, dia mematikan rokok di tangannya dan pergi ke meja makan, melihat hidangan yang dimasak oleh Naura.
Dalam waktu singkat, Naura membuat 3 hidangan dan 1 sup, juga ada daging dan sayuran.
Tiba-tiba Aron memikirkan wanita itu lagi, dia mengatupkan giginya dan menyingkirkan bayangan wanita itu dari benaknya.
Naura duduk di depannya dengan mangkuk di tangannya, dia sesekali melirik Aron dari waktu ke waktu, hendak menggerakkan bibirnya beberapa kali untuk mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya tidak bisa mengatakannya.
Naura gelisah dan takut, takut dia akan menanyakan sesuatu dan ternyata mendapatkan jawaban yang sangat berbeda dari yang dia inginkan, dia takut kecewa dengan jawaban itu.
Naura adalah wanita pemalu dan penakut, ambisi seumur hidupnya adalah tentang Aron, dia ingin menikahi pria itu.
Aron tampak linglung hari ini, dia seperti terganggu oleh sesuatu bahkan saat sedang makan, Naura melihatnya beberapa kali, akhirnya dia meletakkan sumpit di tangannya, “Aron, bagaimana pembicaraanmu dengan Zea hari ini?”
Aron adalah pria yang sangat tampan, bahan sepasang tangannya luar biasa indah, dia memegang sumpit dan makan dengan sangat elegan.
Mendengar pertanyaan Naura, Aron menghentikan makannya sebentar, “Pembicaraan apa?”
Naura menggigit bibir bawahnya dengan ringan, kemudian berkata dengan ragu, “Tentang perceraianmu dengan Zea …”
Begitu Naura menyelesaikan ucapannya, dia bisa merasakan tatapan pria di depannya menjadi dingin, seolah ember air es telah dituangkan ke tubuhnya, Naura menggigil tak terkendali, matanya ketakutan.
Aron sepertinya merasakan ketakutan Naura, dia menyipitkan matanya dan berkata, “Tidak ada perceraian.”
Apakah karena Zea tidak ingin pergi, atau karena Aron yang tidak mau? Naura lebih suka yang pertama.
“Aron, kamu dan Zea adalah pasangan yang sesungguhnya, aku hanyalah selingkuhanmu, dulu aku sangat membenci pihak ketiga, tapi aku tidak menyangka hari ini aku akan menjadi orang yang paling aku benci, aku merasa buruk tentang diriku sendiri, bukan hanya merebut suami orang, aku juga meminta darahnya.”
Aron tidak menyukai orang yang mengasihani dirinya sendiri, tapi dia merasa bersalah pada Naura, itu sebabnya dia memiliki lebih banyak kesabaran saat menghadapinya.
“Aku sudah menandatangani perjanjian dengan Zea sebelumnya, dia memang mau memberikan darah secara sukarela, kamu tidak perlu merasa kasihan atau pun bersalah padanya.”
Naura bertannya dengan wajah suram, “Aron, setelah aku sehat dan tidak membutuhkan darah Zea lagi, maukah kau menceraikannya? Juga apakah kamu akan menikah denganku?”
Dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini, Aron tidak bisa menjawab satu pun, emosi yang telah ditekannya entah kenapa bangkit lagi.
Naura telah bersama Aron selama bertahun-tahun, sekilas dia bisa melihat apa yang ada di pikiran pria itu, dia menyembunyikan kehilangan dimatanya dan mengucapkan kata-kata yang menghibur diri sendiri.
“Aron, aku hanya tidak mau karena aku, kamu terpaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan …”
Aron tiba-tiba berdiri dan memoong ucapan Naura, “Aku mau pergi ke perusahaan untuk bekerja lembur, aku tidak bisa datang ke sini selama beberapa hari untuk menemanimu.”
“Aron …” Aron dengan cepat berjalan keluar, saat Naura bangkit untuk mengejarnya, pria itu sudah meninggalkan ruang makan.
Pintu tertutup dengan keras, membuat Naura sedikit terkejut, tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk sementara waktu.
Naura berjalan ke jendela dengan linglung dan melihat sosok di lantai bawah sampai menghilang.
Kenapa dia harus menanam pohon tapi orang lain yang menikmati keteduhannya? Dia lebih suka menebang pohon daripada membiarkan Zea menikmatinya.
…..
Hal pertama yang dilakukan Aron setelah kembali ke perusahaan adalah bersiap untuk mengakuisisi perusahaan Bonita, Asisten Hendra Liem mengiriminya bukti transfer, Aron melirik jumlahnya yang totalnya 3 milyar.
“Apakah dia sudah menandatangani semua dokumen?”
“Sudah.” Hendra berkata, “Tadi malam, kami membuatnya mabuk, jadi dia menandatangani semua yang harus ditandatangani, setelah sadar, dia bahkan tanpa ragu mentransfer 3 milyar.”
Aron mencibir, kecuali Zea, anggota keluarga Bonita yang lain adalah sekelompok orang idiot.
“Selesaikan 3 dalam 3 hari.” Kata Aron dengan singkat.
“3 hari, Tuan Bramasta, aku khawatir …” Hendra tampak ragu.
Aron memberikan tatapan menyuruhnya untuk mengurus sendiri, Hendra berhenti berbicara setelah melihatnya.
Setelah memberikan perintah, Aron kembali ke meja komputer, dia terbiasa memakai kacamata radiasi biru untuk melindungi matanya saat melihat komputer.
Hendra meninggalkan kantor dengan tenang, saat pintu ditutup, dia mengintip Aron dan bergumam, sampah licik.
Naura jarang melihat Aron merokok, atau lebih tepatnya pria itu jarang merokok di depannya, karena dia sakit.
Naura tiba-tiba merasakan perasaan yang tidak enak, dia sanagat senang hari ini karena tadi malam dia tidak sengaja membaca pesan di ponsel Aron.
Zea ingin menceraikan Aron.
Naura juga tahu jika Aron pergi menemui Zea pagi ini, dia mengira Aron tidak sabar ingin bercerai dengan wanita itu, tapi melihat penampilan pria itu yang suram, sepertinya hal-hal tidak terjadi sesuai dugaannya.
“Aron, ayo makan.” Naura bergumam dan menenangkan dirinya sendiri untuk tidak takut, orang yang dicintai Aron selama bertahun-tahun adalah dia dan hal tu bukan sesuatu yang bisa diambil begitu saja oleh wanita arohan dan dominan seperti Zea.
Aron kembali sadar, dia mematikan rokok di tangannya dan pergi ke meja makan, melihat hidangan yang dimasak oleh Naura.
Dalam waktu singkat, Naura membuat 3 hidangan dan 1 sup, juga ada daging dan sayuran.
Tiba-tiba Aron memikirkan wanita itu lagi, dia mengatupkan giginya dan menyingkirkan bayangan wanita itu dari benaknya.
Naura duduk di depannya dengan mangkuk di tangannya, dia sesekali melirik Aron dari waktu ke waktu, hendak menggerakkan bibirnya beberapa kali untuk mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya tidak bisa mengatakannya.
Naura gelisah dan takut, takut dia akan menanyakan sesuatu dan ternyata mendapatkan jawaban yang sangat berbeda dari yang dia inginkan, dia takut kecewa dengan jawaban itu.
Naura adalah wanita pemalu dan penakut, ambisi seumur hidupnya adalah tentang Aron, dia ingin menikahi pria itu.
Aron tampak linglung hari ini, dia seperti terganggu oleh sesuatu bahkan saat sedang makan, Naura melihatnya beberapa kali, akhirnya dia meletakkan sumpit di tangannya, “Aron, bagaimana pembicaraanmu dengan Zea hari ini?”
Aron adalah pria yang sangat tampan, bahan sepasang tangannya luar biasa indah, dia memegang sumpit dan makan dengan sangat elegan.
Mendengar pertanyaan Naura, Aron menghentikan makannya sebentar, “Pembicaraan apa?”
Naura menggigit bibir bawahnya dengan ringan, kemudian berkata dengan ragu, “Tentang perceraianmu dengan Zea …”
Begitu Naura menyelesaikan ucapannya, dia bisa merasakan tatapan pria di depannya menjadi dingin, seolah ember air es telah dituangkan ke tubuhnya, Naura menggigil tak terkendali, matanya ketakutan.
Aron sepertinya merasakan ketakutan Naura, dia menyipitkan matanya dan berkata, “Tidak ada perceraian.”
Apakah karena Zea tidak ingin pergi, atau karena Aron yang tidak mau? Naura lebih suka yang pertama.
“Aron, kamu dan Zea adalah pasangan yang sesungguhnya, aku hanyalah selingkuhanmu, dulu aku sangat membenci pihak ketiga, tapi aku tidak menyangka hari ini aku akan menjadi orang yang paling aku benci, aku merasa buruk tentang diriku sendiri, bukan hanya merebut suami orang, aku juga meminta darahnya.”
Aron tidak menyukai orang yang mengasihani dirinya sendiri, tapi dia merasa bersalah pada Naura, itu sebabnya dia memiliki lebih banyak kesabaran saat menghadapinya.
“Aku sudah menandatangani perjanjian dengan Zea sebelumnya, dia memang mau memberikan darah secara sukarela, kamu tidak perlu merasa kasihan atau pun bersalah padanya.”
Naura bertannya dengan wajah suram, “Aron, setelah aku sehat dan tidak membutuhkan darah Zea lagi, maukah kau menceraikannya? Juga apakah kamu akan menikah denganku?”
Dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini, Aron tidak bisa menjawab satu pun, emosi yang telah ditekannya entah kenapa bangkit lagi.
Naura telah bersama Aron selama bertahun-tahun, sekilas dia bisa melihat apa yang ada di pikiran pria itu, dia menyembunyikan kehilangan dimatanya dan mengucapkan kata-kata yang menghibur diri sendiri.
“Aron, aku hanya tidak mau karena aku, kamu terpaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan …”
Aron tiba-tiba berdiri dan memoong ucapan Naura, “Aku mau pergi ke perusahaan untuk bekerja lembur, aku tidak bisa datang ke sini selama beberapa hari untuk menemanimu.”
“Aron …” Aron dengan cepat berjalan keluar, saat Naura bangkit untuk mengejarnya, pria itu sudah meninggalkan ruang makan.
Pintu tertutup dengan keras, membuat Naura sedikit terkejut, tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk sementara waktu.
Naura berjalan ke jendela dengan linglung dan melihat sosok di lantai bawah sampai menghilang.
Kenapa dia harus menanam pohon tapi orang lain yang menikmati keteduhannya? Dia lebih suka menebang pohon daripada membiarkan Zea menikmatinya.
…..
Hal pertama yang dilakukan Aron setelah kembali ke perusahaan adalah bersiap untuk mengakuisisi perusahaan Bonita, Asisten Hendra Liem mengiriminya bukti transfer, Aron melirik jumlahnya yang totalnya 3 milyar.
“Apakah dia sudah menandatangani semua dokumen?”
“Sudah.” Hendra berkata, “Tadi malam, kami membuatnya mabuk, jadi dia menandatangani semua yang harus ditandatangani, setelah sadar, dia bahkan tanpa ragu mentransfer 3 milyar.”
Aron mencibir, kecuali Zea, anggota keluarga Bonita yang lain adalah sekelompok orang idiot.
“Selesaikan 3 dalam 3 hari.” Kata Aron dengan singkat.
“3 hari, Tuan Bramasta, aku khawatir …” Hendra tampak ragu.
Aron memberikan tatapan menyuruhnya untuk mengurus sendiri, Hendra berhenti berbicara setelah melihatnya.
Setelah memberikan perintah, Aron kembali ke meja komputer, dia terbiasa memakai kacamata radiasi biru untuk melindungi matanya saat melihat komputer.
Hendra meninggalkan kantor dengan tenang, saat pintu ditutup, dia mengintip Aron dan bergumam, sampah licik.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved