Bab 1 Kembali Ke Asal

by Leong Sanchez 17:05,Apr 22,2021
Ohana adalah daerah perumahan terbaik di Kota Bestheda, harga rumah disana juga yang sangat mahal di Kota Bestheda.

Sebuah rumah dengan dua lantai dengan luas 300 meter persegi terletak di lokasi terbaik di Ohana.

Davion Osgar seorang pria yang berusia dua puluh lima tahun sedang merangkak di lantai, memegang sebuah kain putih di tangannya, dengan sebuah ember di sebelahnya, mengelap lantai mahal di bawahnya.

Di halaman vila, semua Porsche dan Ferrari yang diparkir sudah berdebu.

Memang terlihat sangat mewah, tetapi tidak satupun dari barang tersebut milik Davion. Dia baru saja bergabung dengan Keluarga Floria dan "menikah" dengan Mirana Floria, CEO dari Perusahaan Floria dan orang kaya No. 1 di Kota Bestheda.

Sebagai suami dari Mirana, dalam sebulan ini dia masuk ke Keluarga Floria, dia selalu melakukan pekerjaan seorang bawahan dan tidak pernah berada di ranjang yang sama dengan Mirana. Alasannya sederhana, Mirana sangat merendahkan dirinya.

Di rumah ini, satu-satunya yang dimiliki Davion Osgar mungkin adalah sepeda yang sangat tua di halaman belakang.

Davion sedang memakan kaos putih dan celana pantai, menyenandungkan sebuah lagu random, dengan ekspresi bahagia di wajahnya.

"Fiuh… dua ruangan lagi. Tugas hari ini akan selesai."

Mobil Aston Martin Limited Edition diparkir di depan rumah. Mobil ini, seluruh orang di Kota Bestheda yang kaya banyak, tapi yang mampu untuk beli mobil ini, tidak ada satu pun, bahkan Keluarga Floria sekalipun.

Seorang pria muda yang turun dari mobil, memakai baju merek Versace limited edition juga, jika seseorang sudah bisa membeli pakaian merek ini, sudah jelas mereka memiliki posisi penting di kota.

Pemuda itu melepas kacamata hitamnya dan menunjukkan wajah tampanya. Dia membuka pintu dan berjalan ke halaman rumah. Sekilas, dari sebuah jendela besar dia melihat Davion merangkah di lantai sedang mengepel lantai.

Pemuda tampan itu menutupi dahinya dan berkata, "Ya Tuhan, bos, kamu juga dikenal sebagai ‘Satan’ oleh para penguasa dunia bawah, kenapa sekarang berubah jadi seorang pembantu? Oh tidak, mungkin kata yang lebih baik adalah ibu rumah tangga!"

Pemuda itu membuka pintu, masuk ke rumah, dan menyalakan sebuah cerutu dari Kuba. Aroma yang sangat harum langsung tercium saat cerutu dinyalakan.

Davion, yang sedang mengepel lantai, bahkan tidak melihat pria yang baru saja datang. Dia terus mengepel lantai, dan berkata, "Kamu tahu apa, inilah yang disebut cinta! Matikan sekarang rokok murahanmu itu, kamu tahu kan, istriku gak suka bau asap rokok. "

“Hei, apa benar kalimat seperti itu bisa keluar dari seorang perokok berat?” Pemuda tampan itu mengeluh tapi segera mematikan rokoknya, “Nah, bos, apakah kamu ingin ikut denganku untuk minum malam ini? Gadis dari keluarga bangsawan Swizz itu meneleponku lagi hari ini. Dia sangat ingin bertemu denganmu, jika kamu setuju, dia akan langsung berangkat menggunakan pesawat jet pribadinya dan sampai di Kota Bestheda dalam hitungan menit. "

"Woi! Aku seorang pria yang sudah punya istri. Entah dari keluarga bangsawan Swizz atau apalah, katakan padanya untuk jangan ganggu aku." Davion melambaikan tangannya karena sudah tidak sabar, "Kamu juga, keluar sekarang, kamu gak liat aku sedang mengepel sekarang ini?? "

"Hmmm." Pemuda tampan itu menghela nafas, "Sungguh pria yang tidak berperasaan, okelah kalau begitu, akan kuberitahu gadis itu, bos, apakah kamu benar-benar akan melepaskan segalanya? Seluruh dunia bawah sudah menggila setelah sebulan kepergianmu."

"Melepaskan segalanya apa!" Davion berdiri dari lantai dan memukul bagian belakang kepala pemuda tampan itu. "Aku sudah memiliki segalanya sekarang ini!"

Selagi berbicara, Davion mengarahkan jarinya ke dinding di ruang tamu, ada foto pernikahannya sedang berdiri dengan seorang wanita. Wanita di foto itu, dengan riasan tipis, tersenyum, secantik bidadari.

"Oke,oke , semua orang bilang kalau wanita sedang jatuh cinta pasti jadi bodoh, kupikir pria juga sama, kalau begitu aku pergi dulu." Pemuda tampan itu menggelengkan kepalanya, keluar dari pintu rumah, dan kembali menuju mobil Aston Martin limited edition miliknya. Berjalan dengan santai, saat membuka pintu mobil, pemuda tampan itu tiba-tiba berhenti, "Ngomong-ngomong bos, kamu taruh barang-barang paling berharga milik Master Sherpa bersama dengan sampah milikmu, kurasa Master Sherpa akan merasa sangat sedih saat melihat ini. "

Pemuda tampan itu segera bergegas ke mobil mewah miliknya dan pergi.

"Berharga apanya, bisa dikendarain gak? Kalau mau bawa aja sana!" Davion melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh.

"Lupakan saja." Pemuda tampan itu menggelengkan kepalanya, "Aku tidak ingin mengendarai sebuah benda dengan harga 2,6 triliun di jalanan. Aku pergi dulu, bos."

Aston Martin mengeluarkan suara berat dan akhirnya pergi.

Davion berjalan ke halaman, melihat ke arah sepeda bobrok, dan bergumam pada dirinya sendiri, "2,6 triliun? Tidak sebanding dengan rambut istriku."

Setelah selesai berbicara, Davion menendang sepedanya sampai jatuh. Telepon di sakunya tiba-tiba berdering saat sepeda jatuh ke tanah. Davion mengeluarkan telepon Huawei seharga dua juta miliknya.

"Untuk Tuan Satan terhormat, keluarga kerajaan Saudi meminta kita untuk mengirim sepuluh penjaga untuk melindungi keselamatan anggota keluarga kerajaannya. Harga yang dibayarkan sebesar tiga ladang minyak bumi dari Kementerian Luar Negeri AS ..."

Davion hanya melihatnya sekilas, dan menghapus pesan teks barusan bahkan tanpa membaca isinya. Dia melirik ke lantai vila dan berkata pada dirinya sendiri: "Hmm, masih ada dua kamar yang belum dibersihkan."

Davion mengembalikan teleponnya ke saku celananya, lalu kembali merangkat di lantai, dengan hati-hati mengepel lantai.

Ketika Davion sudah membersihkan seluruh bagian rumah, waktu sudah menunjukan pukul enam sore.

Sebuah Mercedes Benz melaju ke depan rumah.

Begitu Davion mendengar suara mesin mobil ini, dia langsung berlari ke pintu rumah.

Mercedes-Benz GT yang bersuara sangat galak layaknya seekor cheetah, membuat orang tidak bisa melepaskan pandangannya pada mobil itu, semua perhatian akan langsung berpindah ke wanita yang baru saja turun dari mobil, bahkan para pecinta mobil juga tidak akan memperhatikan Mercedes-Benz itu lagi, melainkan langsung berganti ke arah wanita ini.

Kemeja putih sederhana dan rok hitam, karena wanita ini sudah sangat tidak biasa, kaki ramping dibalut stoking hitam sudah seperti berkat dari Tuhan, melangkah lurus.

Rambut terurai di belakang kepalanya, setiap langkah dari wanita ini akan membuat rambutnya berkibar.

Kulit putihnya lebih lembut dari bayi, terlihat sangat sempurna tanpa ada cela.

Ini adalah wanita dengan campuran temperamen, penampilan, dan kekayaan yang sempurna.

Jika ada yang harus dibilang tidak sempurna dari wanita ini, mungkin itu adalah ekspresi dingin dari wanita tersebut.

Setelah wanita itu keluar dari mobil, dia bahkan tidak melirik Davion yang berdiri di depan rumah, dia langsung berjalan ke pintu.

"Nona, Nona Floria, kamu sudah pulang." Davion menatap wanita di depannya dengan penuh semangat, ekspresinya langsung berubah seketika saat melihat wanita yang baru datang ini.

Mirana Floria, CEO Perusahaan Floria, istri sah Davion yang baru mendapat surat nikah mereka bulan lalu.

Ketika Mirana melihat Davion, ada rasa jijik di hatinya, ada dua jenis orang yang paling dia benci, satu orang dengan mulut yang manis, dan yang satunya lagi orang malas. Kebetulan Davion memiliki keduanya.

Di mata Mirana, Davion adalah orang yang selalu menganggur sepanjang hari. Dia tidak berusaha untuk melakukan perubahan pada dirinya sendiri. Dia ingin menjalani kehidupan yang lebih baik dengan masuk ke keluarga besar, hanya menikmati 40 juta bulanan yang diberikan ayahnya!

Generasi penerus ayah Mirana hanya ada satu, ketika membahasa generasi ayah Mirana, dia hanya bisa memberikan seorang putri. Untuk mencegah habisnya Keluarga Floria, dia hanya bisa mencari seseorang untuk bergabung dengan keluarganya. Mirana tidak bisa mengerti mengapa ayahnya memilih orang seperti itu. Dia telah berkali-kali protes pada ayahnya, tapi tidak ada gunanya.

Davion bergabung dengan Keluarga Floria sebulan yang lalu. Dalam sebulan terakhir, Mirana memikirkan banyak cara untuk membuat Davion keluar dari keluarganya. Karena itu, Mirana secara khusus memecat para pekerja di rumahnya dan memberi Davion semua pekerjaan di rumah. Dia tidak pernah membawa Davion dalam kehidupan sosialnya, awalnya, Mirana mengira Davion pasti tidak akan tahan lama, tapi dia tidak mengira orang ini masih tetap bisa bertahan.

“Nona Floria, kamu pasti sangat lelah karena hari yang sibuk, aku sudah membuatkan teh untukmu.” Davion dengan senyum lebar di wajahnya, memberikan Mirana secangkir teh panas.

Mirana melihat senyuman di wajah Davion, dia langsung merasa jijik. Dia sudah menyiksa Davion berkali-kali. Dia menyikat toilet dan mengepel lantai dengan kain biasa. Dia lebih suka mobil sport di halaman berdebu daripada harus disentuh oleh Davion. Dia juga membuat Davion berhenti merokok, Davion tidak bisa tahan terhadap yang satu ini, dia bilang tidak merokok, tapi beberapa kali tercium aroma asap rokok. Sesekali, Mirana bahkan sengaja meninggalkan pekerjaan dan pulang lebih awal, Hanya untuk menangkap Davion kalau berbuat kesalahan, kemudian dia bisa mengusirnya, tapi Mirana selalu gagal.

Dia melihat senyum di wajah Davion, dan sebuah ide muncul di hatinya.

Hmm, kamu pasti tidak tahan dengan semua ini kan? Jadi kamu diam saja, aku akan membuatmu lebih menderita!

Memikirkan hal ini, Mirana bersandar di sofa dan berkata kepada Davion dengan suara penuh emosi: "Aku sangat lelah, ambilkan aku sebaskom air untuk merendam dan mencuci kakiku."

Download APP, continue reading

Chapters

2220