Bab 3 Gila

by Leong Sanchez 17:05,Apr 22,2021
Setelah memeriksa waktu saat ini, sekarang sudah pukul 7 malam, Davion berjalan keluar perlahan dari rumah, menutup pintu dengan hati-hati, memakai sendal jepitnya, mengendarai sepeda tua yang ada di halaman, lalu keluar dari daerah perumahan.

Davion mengeluarkan ponselnya saat mengendarai sepeda dan menelepon seseorang.

"Bos, bukankah kamu sedang mengurus pekerjaan ibu rumah tanggamu saat ini? Mengapa kamu bisa meneleponku?" Sebuah suara laki-laki terdengar, ini adalah suara pemuda tampan yang datang ke rumah Davion hari ini.

“Cari tau informasi tentang seseorang yang sudah cari masalah dengan istriku hari ini!” Suara Davion dipenuhi dengan kemarahan yang tidak dapat ditahannya.

"Oke bos, jangan tutup teleponnya dulu, aku akan meminta seseorang untuk memeriksanya sekarang juga..."

Davion dapat mendengar suara pemuda tampan di telepon, serta suara keyboard yang sedang berderak.

Dalam waktu kurang dari 30 detik, pemuda tampan itu sudah menjawabnya, "Bos, telah diketahui bahwa Perusahaan Floria dan Perusahaan Riden telah bersama-sama membuat proyek di sebidang tanah, hasilnya, setelah Perusahaan Floria bergabung dan berinvestasi, Perusahaan Riden tiba-tiba secara sepihak menghentikan kerja sama, General Manager Perusahaan Riden meminta istri bos untuk datang ke Perusahaan Riden sendirian malam ini, sehingga dia mungkin dapat mempertimbangkan kerjasama ini lagi. "

Urat-urat di tangan Davion langsung terlihat membesar, ada amarah yang sangat besar meluap dari dirinya, "Ingin macam-macam dengan istriku ya? Dia sudah cari mati! Dalam sepuluh detik, kirimkan aku lokasi dan foto dari orang bermarga Riden itu, itu saja!"

Segera setelah Davion menutup telepon, informasi lokasi General Manajer Perusahaan Riden sudah dikirimkan dan dia sekarang masih berada di Perusahaan Riden.

Perusahaan Riden, terletak di selatan Kota Bestheda, memiliki sebelas lantai, kantor General Manager berada di lantai paling atas, General Manajer Riden ini masih berusia 30 tahun, Indra Riden mengenakan kemeja polos dan duduk di kursi bos yang empuk, meminum anggur kualitas terbaik, dia sedang melihat layar komputer di depannya, foto Mirana terlihat di layar tersebut.

Melihat wanita cantik yang sangat sempurna di layar monitor, mata Indra memperlihatkan maksud tersendiri, dia berkata pada dirinya sendiri: "Mau main-main denganku ya? Akan kulihat seberapa hebat kemampuanmu Mirana, entah kamu mau melanjutkan kerja sama ini atau semua uang investasi triliunanmu akan hangus! "

Indra dengan sengaja memancing kerja sama dengan Mirana tentang urusan tanah itu, dia juga dengan jelas memberitahu Mirana kalau dia ingin melanjutkan kerja sama ini, dia harus tidur bersamaku, Indra, untuk satu malam!

Indra menyesap anggur di tangannya dan melihat waktu saat ini, dia sudah berpikir dalam waktu tiga jam paling lama, wanita itu pasti akan datang ke hadapannya dan memohon belas kasihan.

Oh ya, ngomong-ngomong, kudengar dia memang sudah menikah, tapi sepertinya dia mendapatkan seorang pecundang sebagai suaminya saat ini, saat aku sudah selesai menikmatinya, aku akan bicara dengan suaminya yang pecundang itu, akan kulihat dia bisa berbuat apa, pasti tidak akan berani macam-macam denganku!

"Brakkk"!

Saat Indra sedang menikmati fantasi dalam pikirannya, pintu kantornya didobrak dari luar.

Suara itu mengejutkan Indra, Indra melihat seorang pria muda dengan baju putih polos dan celana pantai muncul di depannya.

Indra berteriak tanpa pikir panjang, "Siapa kamu, keluar dari sini sekarang juga!"

“Orang yang akan mengakhiri hidupmu!” Davion segera melangkah maju, sebelum Indra sempat bereaksi, tangan Davion telah menjambak rambut pendek Indra dan membenturkannya ke meja kayu keras di depannya.

Indra bahkan belum sempat bereaksi, dia sudah merasakan sakit yang sangat terasa di dahinya, rasa sakit ini sudah hampir membuatnya pingsan, ada rasa hangat mengalir dari dahinya, turun ke matanya, itu adalah darahnya.

Davion menarik rambut pendek Indra dan melemparnya ke samping, Indra, yang beratnya lebih dari 180 kilo, dengan mudah dilempar oleh Davion dari kursi bos miliknya.

Indra mengulurkan tangannya dan menyentuh dahinya, darah di tangannya membuatnya gila, sejak lahir sampai sekarang, tidak ada yang berani memperlakukan dirinya seperti ini!

Indra menatap Davion dengan penuh emosi, dia mengertakkan gigi dan berkata, "Nak, apakah kamu sudah ingin mati?"

"Hehehe!" Davion terkekeh, dia mengangkat tinjunya, mengarahkannya ke meja kayu tebal di depannya, dan langsung memukulnya.

Mata Indra langsung membesar, dan dia dengan jelas melihat bahwa meja kayu tebal dengan ketebalan sepuluh sentimeter dipukul begitu saja oleh orang di depannya!

Pukulan kuat ini membuat Indra menelan ludah seketika, dia berpikir apa yang akan dirasakannya jika menerika pukulan seperti itu pada dirinya sendiri? Memikirkan hal ini, Indra jadi takut, "Siapa kamu! Aku tidak pernah cari masalah denganmu!"

Davion mengacungkan dua jari ke depan Indra, "Tidak perlu tahu siapa aku, sekarang aku akan memberimu dua pilihan, pertama, hentikan cara menjijikanmu untuk melawan Perusahaan Floria, kedua, aku akan membunuh kamu sekarang, cepat pilih ! "

Indra yang semula sangat ketakutan karena sudah melihat kekuatan Davion tiba-tiba rasa takut di hatinya menghilang setelah mendengar hal tersebut, hehehe, ternyata dia adalah suami pecundang yang dinikahi Mirana.

Indra merapikan kerah kemeja yang sudah berantakan dengan sangat tenang, bangkit berdiri dari lantai, mengambil selembar tissue dan menyeka darah dari dahinya, dia berkata kepada Davion, "Gimana kalau aku gak mau? Kamu mau bunuh aku sekarang juga, lakukan saja, kita lihat apakah uang yang sudah diberikan Mirana padamu, apakah itu sepadan dengan hidupmu? Apa menurutmu kamu akan aman jika membunuhku? "

Indra tidak peduli dengan ancaman Davion.

Davion juga menunjukkan ekspresi yang tiba-tiba penuh semangat karena kata-kata Indra barusan, "Oh, ya, kamu benar-benar mengingatkanku bahwa membunuh tidak sepadan dengan hidupmu, jadi mari kita ubah persyaratan untukmu sekarang ini, entah kamu menghentikan taktik kotormu pada Perusahaan Floria, atau aku akan menghancurkan apa yang kamu sebut sebagai Perusahaan Riden ini, kamu punya satu menit untuk memilih, jika kamu tidak memilih dalam waktu satu menit, itu berarti kau memilih pilihan kedua, waktu dimulai sekarang.”

“Hahahaha!” Indra tidak bisa menahan tawanya, dia menatap Davion yang mengenakan kaos putih polos dan celana pantai biasa, “Wah, apakah kamu hidup dalam mimpi? Kamu ingin menghancurkan binis Keluarga Riden milikku? Kamu pikir dunia ini milikmu seorang, kekerasan bisa menyelesaikan segalanya? Entah kamu ingin melakukan apa, satu panggilan dari ponselku akan membuatmu tidak akan bisa melihat matahari lagi besok! "

“ssst!” Davion memberi isyarat untuk diam kepada Indra, dia sedang memutar telepon dan berkata ke telepon, “Oke … lima puluh detik lagi, jika aku tidak menghubungimu lagi, aku akan menghancurkan Perusahaan Riden milikmu, ada banyak cara, kamu pilih sendiri."

"Bacot! Pura-pura sok jago!" Indra menendang kursi bos miliknya dengan keras, meskipun dia tetap berpikir bahwa orang di depannya ini sekarang berperilaku sangat konyol, tetapi penampilan dan nada suaranya membuat Indra sangat tidak puas.

"Nak, meskipun aku tidak tahu siapa kamu, aku juga akan memberimu dua pilihan, pertama, cepat segera bersujud dan sembah aku tiga kali lalu keluar dari kantorku, kedua, aku akan membunuh kamu sekarang, aku tidak akan segan-segan, silahkan pilih sendiri!" Indra terlihat sangat serius dan menatap Davion “Kuberi kamu waktu tiga puluh detik! "

"Tiga puluh." Hitung mundur terdengar dari mulut Davion.

Download APP, continue reading

Chapters

2220