Bab 11 Siapa Yang Pada Akhirnya Tidak Mengerti?
by Leong Sanchez
17:08,Apr 22,2021
Mirana juga melihat kearah Davion dengan wajah sedikit terkejut, tetapi keheranan di wajahnya ini perlahan menghilang, tiba-tiba berubah menjadi suara yang lembut dan enak di dengar: "Apakah kamu akan membantuku untuk memesan?"
"Heem." Davion mengangguk, memegang menu di satu tangan dan membalik halaman dengan tangan lainnya, dia tidak bicara banyak.
Edward melihat sikap Davion, berubah jadi lebih marah, dia berkata: "Jika kamu tidak mengerti, jangan berpura-pura sok tau, kamu sudah buang-buang waktu semua orang disini."
“Edward, jaga omonganmu ya, emang kenapa kalo mau liat-liat menu dulu?” Meskipun Mirana tidak tahu apa yang akan dilakukan Davion, setidaknya sekarang, dia dan Davion berada di kapal yang sama, jadi dia tidak bisa membiarkan Davion dipermalukan oleh orang lain.
“ Mirana, ini restoran Prancis, apakah menurutmu dia mengerti Prancis?” Edward menghinanya.
Sebelum suara Edward dilanjutkan, suara Davion sudah terdengar, sambil menunjuk kearaj menu, dia berkata kepada pelayan Prancis dalam bahasa Prancis yang sangat fasih: "Ini, ini, dan ini."
Meskipun pelayan tidak bisa mengerti apa yang dikatakan Davion, apa yang dilakukan oleh Davion masih membuatnya mengerti, dia mengangguk dan berbalik untuk menyiapkan makanan.
Edward berpikir Davion hanya pura-pura bisa mengatakan sesuatu, tetapi ketika dia melihat tindakan Davion barusan, dia langsung tertawa, "Gembel ya gembel ajal, kok pake pura-pura sok tau, kamu gak tahu makanan Prancis adalah makanan yang sangat penting untuk sebuah acara? Pesen pake jari doang aja sok gaya, akan kulihat bagaimana caramu makan saat makanan sudah datang! Jangan seperti orang bodoh yang sok pesen ini itu tapi tidak tahu cara makannya! "
Davion memotong dan menatapnya, "Siapa bilang aku tidak tahu apa yang kupesan, aku sudah pesan hati berlemak."
“Hati berlemak? Dia bilang hati berlemak? Hahaha!” Kata-kata Davion membuat Edward tertawa lepas, dia menepuk meja dengan tangannya, dan air mata tawa keluar dari sudut matanya, “jangan pura-pura kamu sudah pernah memakannya, itu biasa disebut ‘foie gras’ , ngerti gak?
“Edward, kami bisa menyebutnya apapun yang kami mau, kenapa kamu yang repot?” Mirana membelanya saat ini, meskipun dia juga tahu bahwa yang Davion maksud adalah foie gras, dia langsung membantunya.
Edward meliriknya " Mirana, Mirana, bahkan jika kamu memang ingin mencari seorang suami, cari yang bagus dikit bisa kan? Lihat, betapa bodohnya dia?"
Wajah Astolfo menunjukkan rasa puas diri dan juga menambahkan "Beberapa orang berpikir bahwa dengan membaca buku atau menonton TV akan merasa sudah jadi orang yang pintar, tapi mereka tidak pernah sadar, bodoh ya bodoh saja!"
Sabo berkata dengan lantang: "Kalian anak muda, kalian bebas mau menyebutnya apa saja, di internet juga banyak yang menyebutnya begitu, entah apa itu kami para orang tua tidak mengerti, hahaha, sudah jangan diperpanjang lagi.”
"Paman Floria, ini bukan tentang apa yang ada di internet, tapi ini adalah makanan penting yang bersejarah, Foie Gras aja masa gak tau, aku benar-benar tidak mengerti, kenapa dia bisa punya keberanian untuk datang ke restoran Prancis ini, bahkan bicara dengan pelayan tadi dengan bahasa Prancis, mungkin sekarang pelayan itu sedang mentertawakan kita sekarang! ”Edward melipat tangannya di depan dada dan menatap Davion dengan ekspresi jijik di wajahnya.
Davion duduk dengan acuh tak acuh, menunggu pelayan membawakan makanannya.
Setelah beberapa saat, beberapa Foie Gras yang sangat indah disajikan oleh pelayan dan ditempatkan di depan keluarga Edward, sementara Davion dan Mirana tidak memiliki apa-apa di depan mereka.
"Ya, Foie Gras kami sudah datang, mana hati berlemak milikmu? Kenapa belum datang juga?" Edward mengambil pisau dan garpu untuknya, dia memotong sepotong kecil Foie Gras dengan sangat elegan, memasukkannya ke dalam mulutnya, wajahnya terlihat sangat menikmatinya, "Foie Gras, makanan yang sangat terkenal di dunia, berlemak tapi tidak terlalu berminyak, benar-benar sebuah karya seni yang bisa dinikmati, restoran ini sangat mewah, sangat mirip dengan restoran yang ada di tempat aslinya."
Mirana melihat penampilan Edward dengan ekspresi sangat tidak senang, dia berencana untuk memanggil pelayan dan memesan lagi, bahkan sebelum dia bisa berbicara, Davion melihatnya.
"Tidak apa-apa, aku sudah memesankannya untukmu."
“Apa yang sudah kamu pesan?” Mirana bertanya kepada Davion dengan suara pelan, suaranya terdengar cemas, “Kamu bahkan tidak tahu Foie Gras, kamu cuma pesan asal-asalan!”
Meskipun nada suara Mirana cemas, tapi wajahnya tetap terlihat tenang, karena dia tahu bahwa bahkan jika dia memesan makanan untuk dirinya sendiri, dia mungkin tidak bisa memesan sesuatu yang benar.
Ketika Mirana sangat cemas dan hendak memanggil pelayan, tiga piring makanan lezat ditempatkan di depannya, di antaranya, ada Foie Gras, Baguette, dan Aprikot.
"Buah Aprikot? Baguette? Kuberitahu ya, kamu sangat memalukan di mata kami!" Edward meletakkan pisau dan garpu di tangannya dan menatap Davion dengan marah, "Tahukah kamu bahwa jika ini ada di negara Prancis, orang sepertimu yang sangat tidak menghormati makanan itu tersendiri pasti sudah di usir keluar dari restoran secepatnya! Sekalipun jika kamu tidak tahu tentang makanan Prancis, setidaknya pasti tahu etika kan! Buah biasanya dipesan setelah makan utama habis."
“Hahaha, gitu ya?” Begitu suara Edward selesai diucapkan, suara Davion terdengar lantang saat ini, suaranya terkekeh, dan mengandung nada mengejek, “Seseorang baru saja memesan Foie Gras pada pelayan, sebenarnya kata Foie Gras dalam bahasa Prancis tidak berarti angsa, tapi banyak orang beramsumsi Foie Gras adalah dari angsa, tapi nyatanya 95% orang prancis menggunakan hati bebek, karena konsumsi daging bebek aslinya lebih besar dari angsa, sebagai makanan pembuka, buah aprikot sangat cocok untuk menu semacam ini, kemudian setelah itu meletakkan Foie Gras di atas baguette, agar tidak terlalu terasa berminyak, untuk beberapa orang tertentu, jika tidak memakan buah yang asam seperti aprikot terlebih dulu, rasa Foie Gras akan terlalu kuat dan tidak enak."
Setelah Davion selesai menjelaskan panjang lebar, mata Mirana terlihat penuh dengan keraguan, apakah memang betul seperti itu? Dia pasti hanya mengarangnya kan?
"Terdengar sangat konyol, aku belum pernah dengar ada orang yang makan Foie Gras dengan Baguette, sebelum berbohong panjang lebar, lain kali kamu harus paham dan cari tahu dulu kebenarannya oke?" Edward menambahkan lagi, "Aku paham orang rendahan sepertimu tidak akan paham hal seperti itu, tapi setidaknya tidak perlu berpura-pura juga kan? "
Ketika Davion mendengar kata-kata Edward, dia terkekeh dan berdehem ke meja di sebelah mereka.
Tepat di meja di sebelah mereka, ada meja yang berisi penuh dengan orang Prancis asli, mereka memakan buah Apricot dulu sebagai pembuka, lalu mengoleskan Foie Gras ke Baguette persis seperti apa yang dikatakan Davion barusan, apa yang baru saja terjadi sudah seperti tamparan keras untuk Edward.
“Sebagai salah satu dari tiga kerajaan kuliner utama di dunia, Prancis selalu mengutamakan cara makan dan juga rasa makanannya, tentu, keromantisan dan keindahan dari Prancis tidak hanya diperlihatkan dari makanannya saja, tapi juga berasal dari etika cara makan makanan Prancis, cara makan orang Prancis juga buah tidak selalu ditempatkan di belakang setelah makanan utama selesai, tapi mereka lebih fokus untuk mencari kecocokan antara satu makanan dengan yang lainnya, by the way Edward, makanan sudah siap, silahkan dinikmati"
Saat berbicara, Davion memotong Baguette miliknya, meletakkan buah Apricot diatasnya dan juga Foie Gras, lalu menyerahkannya kepada Mirana.
Pada saat ini, mata besar Mirana penuh dengan tatapan aneh, dia benar-benar mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh Davion!
Edward dan Astolfo sedang duduk di depannya, ekspresi wajah mereka terlihat sangat tidak senang, baru saja, Edward mengatakan sesuatu yang tidak bisa dimengerti beberapa orang dan hanya berpura-pura sok tahu, tapi sekarang fakta sudah dijelaskan, sekarang sudah ketauan siapa yang sedang berpura-pura! Saat ini, mereka merasa seolah-olah ada jarum yang menusuk di bawah pantat mereka, mereka tidak bisa duduk dengan tenang.
"Heem." Davion mengangguk, memegang menu di satu tangan dan membalik halaman dengan tangan lainnya, dia tidak bicara banyak.
Edward melihat sikap Davion, berubah jadi lebih marah, dia berkata: "Jika kamu tidak mengerti, jangan berpura-pura sok tau, kamu sudah buang-buang waktu semua orang disini."
“Edward, jaga omonganmu ya, emang kenapa kalo mau liat-liat menu dulu?” Meskipun Mirana tidak tahu apa yang akan dilakukan Davion, setidaknya sekarang, dia dan Davion berada di kapal yang sama, jadi dia tidak bisa membiarkan Davion dipermalukan oleh orang lain.
“ Mirana, ini restoran Prancis, apakah menurutmu dia mengerti Prancis?” Edward menghinanya.
Sebelum suara Edward dilanjutkan, suara Davion sudah terdengar, sambil menunjuk kearaj menu, dia berkata kepada pelayan Prancis dalam bahasa Prancis yang sangat fasih: "Ini, ini, dan ini."
Meskipun pelayan tidak bisa mengerti apa yang dikatakan Davion, apa yang dilakukan oleh Davion masih membuatnya mengerti, dia mengangguk dan berbalik untuk menyiapkan makanan.
Edward berpikir Davion hanya pura-pura bisa mengatakan sesuatu, tetapi ketika dia melihat tindakan Davion barusan, dia langsung tertawa, "Gembel ya gembel ajal, kok pake pura-pura sok tau, kamu gak tahu makanan Prancis adalah makanan yang sangat penting untuk sebuah acara? Pesen pake jari doang aja sok gaya, akan kulihat bagaimana caramu makan saat makanan sudah datang! Jangan seperti orang bodoh yang sok pesen ini itu tapi tidak tahu cara makannya! "
Davion memotong dan menatapnya, "Siapa bilang aku tidak tahu apa yang kupesan, aku sudah pesan hati berlemak."
“Hati berlemak? Dia bilang hati berlemak? Hahaha!” Kata-kata Davion membuat Edward tertawa lepas, dia menepuk meja dengan tangannya, dan air mata tawa keluar dari sudut matanya, “jangan pura-pura kamu sudah pernah memakannya, itu biasa disebut ‘foie gras’ , ngerti gak?
“Edward, kami bisa menyebutnya apapun yang kami mau, kenapa kamu yang repot?” Mirana membelanya saat ini, meskipun dia juga tahu bahwa yang Davion maksud adalah foie gras, dia langsung membantunya.
Edward meliriknya " Mirana, Mirana, bahkan jika kamu memang ingin mencari seorang suami, cari yang bagus dikit bisa kan? Lihat, betapa bodohnya dia?"
Wajah Astolfo menunjukkan rasa puas diri dan juga menambahkan "Beberapa orang berpikir bahwa dengan membaca buku atau menonton TV akan merasa sudah jadi orang yang pintar, tapi mereka tidak pernah sadar, bodoh ya bodoh saja!"
Sabo berkata dengan lantang: "Kalian anak muda, kalian bebas mau menyebutnya apa saja, di internet juga banyak yang menyebutnya begitu, entah apa itu kami para orang tua tidak mengerti, hahaha, sudah jangan diperpanjang lagi.”
"Paman Floria, ini bukan tentang apa yang ada di internet, tapi ini adalah makanan penting yang bersejarah, Foie Gras aja masa gak tau, aku benar-benar tidak mengerti, kenapa dia bisa punya keberanian untuk datang ke restoran Prancis ini, bahkan bicara dengan pelayan tadi dengan bahasa Prancis, mungkin sekarang pelayan itu sedang mentertawakan kita sekarang! ”Edward melipat tangannya di depan dada dan menatap Davion dengan ekspresi jijik di wajahnya.
Davion duduk dengan acuh tak acuh, menunggu pelayan membawakan makanannya.
Setelah beberapa saat, beberapa Foie Gras yang sangat indah disajikan oleh pelayan dan ditempatkan di depan keluarga Edward, sementara Davion dan Mirana tidak memiliki apa-apa di depan mereka.
"Ya, Foie Gras kami sudah datang, mana hati berlemak milikmu? Kenapa belum datang juga?" Edward mengambil pisau dan garpu untuknya, dia memotong sepotong kecil Foie Gras dengan sangat elegan, memasukkannya ke dalam mulutnya, wajahnya terlihat sangat menikmatinya, "Foie Gras, makanan yang sangat terkenal di dunia, berlemak tapi tidak terlalu berminyak, benar-benar sebuah karya seni yang bisa dinikmati, restoran ini sangat mewah, sangat mirip dengan restoran yang ada di tempat aslinya."
Mirana melihat penampilan Edward dengan ekspresi sangat tidak senang, dia berencana untuk memanggil pelayan dan memesan lagi, bahkan sebelum dia bisa berbicara, Davion melihatnya.
"Tidak apa-apa, aku sudah memesankannya untukmu."
“Apa yang sudah kamu pesan?” Mirana bertanya kepada Davion dengan suara pelan, suaranya terdengar cemas, “Kamu bahkan tidak tahu Foie Gras, kamu cuma pesan asal-asalan!”
Meskipun nada suara Mirana cemas, tapi wajahnya tetap terlihat tenang, karena dia tahu bahwa bahkan jika dia memesan makanan untuk dirinya sendiri, dia mungkin tidak bisa memesan sesuatu yang benar.
Ketika Mirana sangat cemas dan hendak memanggil pelayan, tiga piring makanan lezat ditempatkan di depannya, di antaranya, ada Foie Gras, Baguette, dan Aprikot.
"Buah Aprikot? Baguette? Kuberitahu ya, kamu sangat memalukan di mata kami!" Edward meletakkan pisau dan garpu di tangannya dan menatap Davion dengan marah, "Tahukah kamu bahwa jika ini ada di negara Prancis, orang sepertimu yang sangat tidak menghormati makanan itu tersendiri pasti sudah di usir keluar dari restoran secepatnya! Sekalipun jika kamu tidak tahu tentang makanan Prancis, setidaknya pasti tahu etika kan! Buah biasanya dipesan setelah makan utama habis."
“Hahaha, gitu ya?” Begitu suara Edward selesai diucapkan, suara Davion terdengar lantang saat ini, suaranya terkekeh, dan mengandung nada mengejek, “Seseorang baru saja memesan Foie Gras pada pelayan, sebenarnya kata Foie Gras dalam bahasa Prancis tidak berarti angsa, tapi banyak orang beramsumsi Foie Gras adalah dari angsa, tapi nyatanya 95% orang prancis menggunakan hati bebek, karena konsumsi daging bebek aslinya lebih besar dari angsa, sebagai makanan pembuka, buah aprikot sangat cocok untuk menu semacam ini, kemudian setelah itu meletakkan Foie Gras di atas baguette, agar tidak terlalu terasa berminyak, untuk beberapa orang tertentu, jika tidak memakan buah yang asam seperti aprikot terlebih dulu, rasa Foie Gras akan terlalu kuat dan tidak enak."
Setelah Davion selesai menjelaskan panjang lebar, mata Mirana terlihat penuh dengan keraguan, apakah memang betul seperti itu? Dia pasti hanya mengarangnya kan?
"Terdengar sangat konyol, aku belum pernah dengar ada orang yang makan Foie Gras dengan Baguette, sebelum berbohong panjang lebar, lain kali kamu harus paham dan cari tahu dulu kebenarannya oke?" Edward menambahkan lagi, "Aku paham orang rendahan sepertimu tidak akan paham hal seperti itu, tapi setidaknya tidak perlu berpura-pura juga kan? "
Ketika Davion mendengar kata-kata Edward, dia terkekeh dan berdehem ke meja di sebelah mereka.
Tepat di meja di sebelah mereka, ada meja yang berisi penuh dengan orang Prancis asli, mereka memakan buah Apricot dulu sebagai pembuka, lalu mengoleskan Foie Gras ke Baguette persis seperti apa yang dikatakan Davion barusan, apa yang baru saja terjadi sudah seperti tamparan keras untuk Edward.
“Sebagai salah satu dari tiga kerajaan kuliner utama di dunia, Prancis selalu mengutamakan cara makan dan juga rasa makanannya, tentu, keromantisan dan keindahan dari Prancis tidak hanya diperlihatkan dari makanannya saja, tapi juga berasal dari etika cara makan makanan Prancis, cara makan orang Prancis juga buah tidak selalu ditempatkan di belakang setelah makanan utama selesai, tapi mereka lebih fokus untuk mencari kecocokan antara satu makanan dengan yang lainnya, by the way Edward, makanan sudah siap, silahkan dinikmati"
Saat berbicara, Davion memotong Baguette miliknya, meletakkan buah Apricot diatasnya dan juga Foie Gras, lalu menyerahkannya kepada Mirana.
Pada saat ini, mata besar Mirana penuh dengan tatapan aneh, dia benar-benar mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh Davion!
Edward dan Astolfo sedang duduk di depannya, ekspresi wajah mereka terlihat sangat tidak senang, baru saja, Edward mengatakan sesuatu yang tidak bisa dimengerti beberapa orang dan hanya berpura-pura sok tahu, tapi sekarang fakta sudah dijelaskan, sekarang sudah ketauan siapa yang sedang berpura-pura! Saat ini, mereka merasa seolah-olah ada jarum yang menusuk di bawah pantat mereka, mereka tidak bisa duduk dengan tenang.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved