Bab 4 Penuh Energi

by Leong Sanchez 17:06,Apr 22,2021
Ada 30 detik tersisa sebelum Davion melaksanakan pilihan pada Indra, dan ada 30 detik tersisa sebelum Indra melaksanakan pilihan pada Davion.

“Dua puluh detik, nak, akan kulihat, selama apa kamu bisa berpura-pura di depanku!” Indra menyalakan rokok untuk dirinya sendiri, menyesapnya, mengangkat pergelangan tangan kirinya, dan melihat jam tangan Rolex miliknya “Sepuluh detik tersisa."

Davion berjalan ke sofa besar di kantor dan duduk dengan tenang, melihat Indra yang sedang menghitung mundur.

“Lima detik.” Indra menggoda.

Davion menyilangkan kakinya, meletakkan tangannya di belakang kepala, dan bersandar dengan santai di sofa.

Indra melihat jam tangannya, "Sudah waktunya, nak, kamu memilih untuk mati, jangan salahkan aku, karena aku sudah memberimu kesempatan untuk memilih!"

Begitu Indra hendak mengangkat telepon di meja kerjanya, dia ingin memanggil pengawal untuk menghajar bocah tidak tahu diri ini, tapi ternyta telepon sudah berdering duluan, ekspresi Indra langsung berubah ketika dia melihat nomor telepon itu.

Yang menelepon adalah Tuan Rhino, partner kerja sama terbesar bagi Perusahaan Riden, bisa dibilang bahwa jika Indra kehilangan kerja sama dengan Tuan Rhino, pendapatannya akan menyusut sampai dua pertiganya!

Indra mempertimbangkan pro dan kontranya dan memutuskan untuk menjawab panggilan dari Tuan Rhino terlebih dahulu, bagaimanapun, berurusan dengan bocah sok jago tidak jauh lebih penting daripada berbicara dengan Tuan Rhino.

Segera setelah Indra mengangkat telepon, sebelum dia sempat mengucapkan kata halo, dia sudah mendengar suara marah dari Tuan Rhino di telepon, "Indra! Kamu sudah cari masalah dengan orang yang salah, tetapi setidaknya jangan libatkan aku, kerja sama kita sudah berakhir sekarang! tutututut …"

Mendengar telepon yang sudah dimatikan, Indra agak bingung untuk beberapa saat, apa yang baru saja terjadi? Indra dan Tuan Rhino telah bekerja bersama selama enam tahun, mereka selalu memberi keuntungan satu sama lain, mengapa tiba-tiba ingin memutuskan kerja sama, Tuan Rhino juga bilang bahwa aku sudah cari masalah dengan orang yang salah dan jangan libatkan dirinya?

Sebelum Indra sempat memikirkannya lebih lanjut, telepon di meja berdering lagi dengan cepat, Indra memiliki firasat buruk di dalam hatinya dan mengangkat panggilan telepon itu.

"Tuan Rhino, ada masalah besar! Situs web resmi perusahaan telah diserang oleh sejumlah besar peretas dan sekarang benar-benar sudah mati total, harga semua barang yang dijual secara online menjadi sangat murah, ribuan pesanan langsung masuk dalam hitungan detik, kerugian kita saat ini setidaknya sudah sampai 2 miliar! "

Sebelum Indra dapat menjawabnya, pintu kantor sudah dibuka oleh sekretarisnya, sekretaris wanita itu melaporkan sesuatu dengan panik: "Tuan Rhino, ada tiga perusahaan yang sudah akan berhasil bernegosiasi untuk investasi dengan kita baru saja membatalkan urusan tersebut, mereka bilang bahwa tidak akan berguna jika bekerja sama dengan perusahaan yang akan bangkrut! "

"Kring kring kring kring!" Telepon antik berdering lagi di dekat Indra, hanya beberapa orang yang tahu nomor telepon ini, setiap panggilan yang masuk ke telepon ini, semuanya sangat penting.

Indra menjawab telepon dengan ekspresi tidak karuan.

"Tuan Rhino, ada masalah, saham perusahaan telah ditekan dengan kuat oleh orang misterius, orang misterius ini memiliki dana yang sangat besar dan tidak takut untuk rugi, dia sudah bisa menurunkan harga saham kita sebanyak sebelas poin, ini benar-benar sengaja dilakukan untuk mengacaukan kita, berdasarkan data ini, estimasi kerugian kita sudah 5,4 triliun dan terus bertambah setiap detiknya! "

“APA!” Panggilan telepon terus menerus dan laporan sekretaris barusan membuat Indra benar-benar bingung.

Ponsel Indra berdering lagi, itu adalah ayah Indra, ayah Indra langsung berteriak di telepon: "Brengsek, apa yang sudah kamu lakukan? Semua kerabat dekatku menelepon dan memintaku untuk segera melarikan diri, mereka bilang kamu sudah cari masalah dengan orang yang salah! "

"Aku ..." Indra baru membuka mulutnya, matanya tiba-tiba tertuju pada Davion yang sedang duduk di sofa.

Melihat pemuda yang mengenakan kaos putih polos dan celana pantai, Indra tiba-tiba menyadari sesuatu.

"Itu kamu! Semuanya salahmu! Kamu yang melakukan semua ini kan!" Indra menunjuk kearah Davion, jarinya gemetar, senyum santai dari orang di depannya membuatnya sangat takut.

"Kok kamu bilang ini salahku?" Davion tersenyum sedikit, "Aku sudah memberimu dua pilihan, ini adalah pilihanmu sendiri."

Di kantor, telepon berdering terus-menerus, yang membuat Indra merasa sangat cemas, dia bertanya dengan panik, "Apa yang sudah kamu lakukan! Ahhhhh!"

“Bukankah aku sudah memberimu dua pilihan?” Davion mengulurkan jari kelingking tangan kanannya, sambil mengorek-ngorek telinganya.

Dering telepon dan kabar dari manajer dari berbagai departemen membuat Indra hampir pingsan, dia sepenuhnya sadar bahwa pria di depannya bukanlah seseorang yang bisa dia lawan, dia sudah bilang bahwa dia akan menghancurkan Keluarga Riden, dan tidak bercanda sama sekali! Jika dia tidak berhenti sekarang juga, Keluarga Riden benar-benar akan tamat! Dia mampu melakukan hal seperti ini dalam waktu singkat, kekuasaannya benar-benar melebihi imajinasinya!

Indra memandang pria yang bersandar dengan santai di sofa, pada saat ini, di matanya, pemuda ini, sudah seperti iblis dari neraka, dapat dengan mudah menghancurkan dirinya sendiri!

Dering telepon yang tidak pernah berhenti menghancurkan hati Indra, dia terhuyung-huyung ke arah Davion dan berlutut di lantai sambil benar-benar memohon di matanya: "Aku setuju! Aku akan setuju atas semua permintaanmu, tolong, sudahi perlakuanmu ini! "

Davion menjentikkan jarinya, "Jika kamu setuju daritadi, hal seperti ini tidak akan terjadi."

Dalam tatapan penuh harapan dari Indra, Davion mengeluarkan ponselnya, menelepon, dan berkata ‘cukup’ pada panggilan teleponnya.

Lebih dari sepuluh detik kemudian, Indra menjawab panggilan telepon lagi, dan ada laporan bahwa peretas yang menyerang situs resmi perusahaan sudah berhenti, dan orang misterius yang menekan saham perusahaan juga sudah berhenti, dalam waktu singkat, perusahaan mengalami kerugian total hampir 1,6 triliun, tidak termasuk para mitra yang sudah memutuskan kerjasama mereka dengan Perusahaan Riden, jika semua dihitung, kerugian zhou kali ini lebih dari 4 triliun!

Punggung Indra sudah basah oleh keringat dingin yang terus mengucur, dia menatap pria di depannya dengan ngeri, dia adalah seorang pria yang dapat menghancurkan Keluarga Riden hanya dengan mengucapkan beberapa kalimat, apa sebenarnya identitas dari pria ini? Berapa banyak orang yang bisa bertindak sepertinya di dunia ini? Perusahaan Floria tiba-tiba punya seseorang sepertinya untuk membantu!

"Tuan Rhino, kamu sudah mengotori tangan Mirana, aku tidak akan bisa melupakannya, besok pagi, aku ingin dengar berita bahwa kamu akan meneui Mirana untuk mengakui kesalahanmu, dan akan segera memberikan kompensasi yang setimpal, jika sudah siang, kamu belum mengakui melakukan hal yang kuminta ini, aku rasa kamu sudah tahu hasilnya, kamu tidak akan menyukainya. "

Davion bangkit berdiri, menepuk-nepuk celananya, dia menatap mata Indra seperti sedang melihat seekor semut kecil.

Indra dengan cepat menganggukkan kepalanya karena ketakutan dan menjawab, "Ya, pasti! Pasti akan segera kulakukan!"

“Oke, jika kamu tahu sudah kesalahanmu dan kamu bisa memperbaikinya, kamu adalah anak yang baik.” Davion mengulurkan tangannya dan menepuk wajah Indra.

Tindakan yang sangat menghina tersebut membuat Indra takut dan tidak puas, tapi dia tetap mencoba untuk tersenyum.

Setelah menyelesaikan masalah ini, Davion meninggalkan zhou grup, mengendarai sepedanya lagi, dia kembali ke rumah sambil menyenandungkan sebuah lagu, melihat Mirana yang masih tertidur di sofa, melihat penampilan cantik wanita itu, Davion memperlihatkan tatapan penuh kasih sayang, dia melangkah ke depan, mengangkat wanita di pelukannya layaknya seorang putri, perlahan membwanya ke atas ke kamar tidur.

Hari sudah berlalu, keesokan harinya, Mirana terbangun oleh sinar matahari pagi yang menyilaukan, dia meregangkan pinggangnya, dan untuk pertama kalinya dia merasa bahwa dia tidur dengan sangat nyenyak.

Melihat jam yang tergantung di dinding, jarum penunjuk jam menunjuk ke posisi sepuluh, membuat Mirana terkejut.

Download APP, continue reading

Chapters

2220