Bab 9 Apa Itu Cukup?
by Leong Sanchez
17:07,Apr 22,2021
Pria berjas dengan kaki yang sudah patah berlutut di lantai dengan tangannya yang juga sudah terkulai lemas, senyuman tipis di wajahnya sudah lama hilang dan berubah menjadi kepanikan, di dahinya, keringat dingin terus bercucuran.
Davion melihat ada sebuah tato di belakang leher pria berjas ini.
Davion mengerutkan kening, "Anggota Black Dark? Siapa yang mengirimmu ke sini."
Pria berjas itu menelan ludah ketika dia mendengar Davion mengucapkan kata Black Dark, hanya sedikit orang yang bisa menyebut nama organisasi ini dengan sangat santai.
“Kamu ternyata tahu Black Dark!” Pria berjas itu melebarkan matanya.
“Memangnya ada yang tidak tahu?” Davion balik bertanya, “Cepat katakan, siapa yang sudah mengirimmu ke sini, aku bisa menyiksamu seharian penuh.”
“ha ha ha!” Pria berjas itu menarik nafas dalam dan tertawa, “Karena kamu tahu Black Dark, kamu harusnya sangat tahu bahwa kami, Black Dark, bahkan jika kami harus mati, kami tidak pernah mengungkapkan identitas majikannya.”
Davion memiringkan kepalanya selama dua detik, dan kemudian berkata, "Memang benar, aturannya harus selalu dipatuhi, dilihat dari tato yang ada di bagian belakang lehermu, kamu pasti salah satu dari tiga belas anggota Black Dark, kudengar kalian 13 anggota Black Dark sangat dekat satu sama lain, akan kuberi pilihan padamu sekarang ini, pilihannya adalah melanggar peraturan organisasimu dan beritahu aku siapa yang sudah menyuruhmu kesini atau aku akan membunuh dua belas anggota dari Black Dark yang lainnya "
“Sok jago!” Pria berjas yang sudah berlutut di tanah berkata lagi, “Memang kuakui kamu sangat kuat, aku sama sekali bukan lawanmu, tapi apakah kamu benar-benar berpikir bisa mengalahkan semua anggota Black Dark yang tersisa? Berapa banyak orang di dunia ini berani mengatakan hal seperti itu?"
“Tidak banyak, tapi aku salah satunya,” Davion berkata dengan sangat santai.
"Darimana kepercayaan dirimu itu? Hanya karena sudah bisa mengalahkanku?" Pria berjas itu mencibir.
"Dari sini." Davion mengeluarkan cincin emas gelap dari kantong celana pantainya, dia mengangkat alisnya dan menyombongkan diri "Puas?"
Saat dia melihat cincin itu, bola mata dari pria berjas itu langsung membesar dengan cepat, sekarang suaranya terdengar bergetar.
"Suci .. Cincin Suci! Kamu! Itu kamu! Ternyata itu kamu!"
Tubuh pria berjas itu langsung bergetar hebat tanpa disadarinya, bahkan jika dia baru saja bilang siap mati, dia tidak menunjukkan keadaan yang sangat takut seperti ini
“Gimna, apakah kamu sudah percaya sekarang?” Davion memasukkan kembali cincin itu ke saku celananya dan memandang pria berjas itu.
"Tidak kuduga aku bisa sangat beruntung, aku bisa melawan Satan yang melegenda itu hahaha! Oke, aku bisa memberitahumu siapa majikanku, tapi kamu harus berjanji bahwa kamu tidak akan melakukan apa pun pada anggotaku yang lainnya."
"Kamu tidak memenuhi syarat untuk membuat kesepakatan denganku!" Suara Davion terdengar sangat menyeramkan, "Tiga detik, beri tahu aku siapa majikanmu, lalu kamu bisa mati dengan tenang."
Pria berjas itu menjawab, "Nama marganya adalah Verza dan penduduk asli dari Ascent."
Setelah selesai berbicara, pria berjas itu menggigit racun mematikan yang tersimpan di dalam giginya, matanya langsung memutih dan jatuh di Davion.
“Marga Verza? Penduduk asli Ascent?” Davion bergumam bahkan tanpa melihat pria berjas yang sudah mati itu, kemudian dia mengirimkan pesan teks.
Davion menyeret mayat itu ke sebelah utara ruang tamu, keluar dari halaman belakang, melambai beberapa kali di udara, sebuah bayangan hitam melesat dengan cepat, mengambil mayat, tanpa banyak basa-basi bayangan itu langsung pergi.
Davion kembali ke ruang tamu dan memastikan bahwa tidak ada jejak kotor dari pertarungannya yang tersisa di ruangan itu, kemudian dia berjalan ke pintu masuk utama di sebelah selatan ruang tamu, kebetulan Mirana dan Lina juga sudah masuk melalui pintu utama, mereka berjalan masuk.
Wajah cantik Mirana terlihat sangat muram, dia melihat kearah si pengecut Davion sekarang ini.
“Halo, Nona Floria, sudah kubuatkan teh untukmu, silahkan dinikmati.” Davion membawakan secangkir teh hangat untuk Mirana.
Mirana melirik Davion dengan sangat cuek, dia tidak mengatakan apa-apa, dia juga tidak mengambil secangkir teh yang diberikannya, dia tidak punya apa-apa untuk dikatakan kepada Davion, dia sudah memutuskan, akan segera memanggil ayahnya dan meminta pria di depannya ini untuk segera pergi!
Tatapan Lina ke Davion juga mengandung sedikit hinaan saat ini, ketika istrinya dalam bahaya, dia malah melarikan diri lebih dulu?
Melihat Mirana sedang dalam suasana hati yang buruk, Davion langsung merinding dan kembali ke kamar tidurnya, dia memanggil pemuda tampan itu dan memintanya untuk memeriksa semua warga Ascent yang bermarga Verza!
Ketika Davion selesai menangani masalah ini, Lina juga memeriksa area rumah ini, yang membuat Mirana merasa sedikit lebih tenang adalah tidak ada kamera pengintai yang dipasang di area rumah.
Faktanya, masalah ini sudah diselesaikan oleh Davion sebulan yang lalu.
Mirana duduk di ruang tamu, semakin dia memikirkan apa yang sudah dilakukan Davion barusan, semakin dia merasa kesal, dia baru saja akan menelepon ayahnya dan memberi tahu ayahnya tentang sikap pengecut Davion, ternyata telepon sudah berdering dan itu adalah panggilan dari ayahnya.
" Mirana, kamu cepat segera datang ke Le Santa bersama dengan Davion sekarang, sebuah restoran Prancis yang baru saja dibuka, Edward Gaim, dia baru saja kembali dari luar negeri, Paman Gaim dan Bibi Gaim mengundangmu untuk datang."
Mirana mendengar kata-kata ayahnya di telepon dan menelan kata-katanya sendiri untuk membuat Davion keluar, jika Mirana memiliki seratus ketidakpuasan untuk Davion, maka dia punya seribu ketidakpuasan untuk Edward!
Keluarga Gaim dan Keluarga Floria sudah saling kenal, penampilan luar biasa dari Mirana sudah membuat Edward mengejarnya dari dulu, tetapi Mirana sama sekali tidak tertarik pada Edward, dia adalah seorang bocah dari keluarga kaya yang terlalu dimanja, Mirana tahu akan hal itu, ketika Edward berusia lima belas tahun, dia memiliki hubungan dengan seorang mahasiswi, Edward memukul perutnya dan menendangnya, setelah itu hidupnya mulai semakin kacau.
Masalah ini, orang tua Edward tidak peduli sama sekali, setiap kali mereka melihat Mirana, mereka selalu berkata keluarga mereka akan bergabung suatu hari nanti.
Ketika Mirana mendengar tentang Edward dan orang tuanya barusan, dia sudah tahu apa yang ingin mereka lakukan.
Antara Edward dan Davion, Mirana jelas bisa lebih menerima Davion, meskipun orang ini agak lemah dan tidak berguna, setidaknya apa yang dia lakukan tidak akan membuat orang merasa mual.
Restoran Le Santa bisa dibilang sebagai salah satu restoran paling terkenal di Kota Bestheda dalam satu tahun terakhir ini, didasarkan pada cita rasa makanannya yang klasik dan mewah, orang-orang bisa merasakannya pelayanan yang sangat ramah dari para pelayannya, dekorasi dari restoran ini juga terlihat sangat klasik dan elegan.
Mirana secara acak memilih mobil mewah yang ada di halaman rumahnya dan membawa Davion ke tujuan.
Setelah keluar dari mobil, Davion merasa ada lengan lembut dan halus yang menggandeng lengannya, dia melihat Mirana berdiri di sampingnya sangat santai dengan tatapan lembut, benar-benar terlihat sangat berbeda saat berada di rumah, dia hanya menatap Mirana, tinakan dan ekspresinya saat ini benar-benar membuat orang berpikir bahwa dia adalah wanita kecil yang sedang menggandeng suaminya.
Davion tanpa sadar mengulurkan tangannya dan memeluk pinggang Mirana saat dia menyentuhnya, dia bisa merasakan kelembutan dan kehalusan dari pinggang istrinya.
Tubuh Mirana sedikit gemetar, senyum di wajahnya langsung berubah, "Singkirkan tanganmu."
“Oh.” Davion langsung menggaruk-garuk hidungnya, dengan patuh melepaskan tangan besar yang memegang pinggang Mirana.
Mirana memelototi Davion, meskipun tetap ada senyum lembut di wajahnya, masih ada rasa menyeramkan dalam kata-katanya, "Duduk diam saja saat masuk, jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk menunjukkan rasa kasih sayang satu sama lain, saat ingin memesan, aku akan bertanya padamu apa yang kamu inginkan, biar aku yang memutuskan, mengerti? "
Davion mengangguk dan mengangkat tangan, "Dijamin akan menyelesaikan semua perintah yang diberikan Nona Floria!"
Davion melihat ada sebuah tato di belakang leher pria berjas ini.
Davion mengerutkan kening, "Anggota Black Dark? Siapa yang mengirimmu ke sini."
Pria berjas itu menelan ludah ketika dia mendengar Davion mengucapkan kata Black Dark, hanya sedikit orang yang bisa menyebut nama organisasi ini dengan sangat santai.
“Kamu ternyata tahu Black Dark!” Pria berjas itu melebarkan matanya.
“Memangnya ada yang tidak tahu?” Davion balik bertanya, “Cepat katakan, siapa yang sudah mengirimmu ke sini, aku bisa menyiksamu seharian penuh.”
“ha ha ha!” Pria berjas itu menarik nafas dalam dan tertawa, “Karena kamu tahu Black Dark, kamu harusnya sangat tahu bahwa kami, Black Dark, bahkan jika kami harus mati, kami tidak pernah mengungkapkan identitas majikannya.”
Davion memiringkan kepalanya selama dua detik, dan kemudian berkata, "Memang benar, aturannya harus selalu dipatuhi, dilihat dari tato yang ada di bagian belakang lehermu, kamu pasti salah satu dari tiga belas anggota Black Dark, kudengar kalian 13 anggota Black Dark sangat dekat satu sama lain, akan kuberi pilihan padamu sekarang ini, pilihannya adalah melanggar peraturan organisasimu dan beritahu aku siapa yang sudah menyuruhmu kesini atau aku akan membunuh dua belas anggota dari Black Dark yang lainnya "
“Sok jago!” Pria berjas yang sudah berlutut di tanah berkata lagi, “Memang kuakui kamu sangat kuat, aku sama sekali bukan lawanmu, tapi apakah kamu benar-benar berpikir bisa mengalahkan semua anggota Black Dark yang tersisa? Berapa banyak orang di dunia ini berani mengatakan hal seperti itu?"
“Tidak banyak, tapi aku salah satunya,” Davion berkata dengan sangat santai.
"Darimana kepercayaan dirimu itu? Hanya karena sudah bisa mengalahkanku?" Pria berjas itu mencibir.
"Dari sini." Davion mengeluarkan cincin emas gelap dari kantong celana pantainya, dia mengangkat alisnya dan menyombongkan diri "Puas?"
Saat dia melihat cincin itu, bola mata dari pria berjas itu langsung membesar dengan cepat, sekarang suaranya terdengar bergetar.
"Suci .. Cincin Suci! Kamu! Itu kamu! Ternyata itu kamu!"
Tubuh pria berjas itu langsung bergetar hebat tanpa disadarinya, bahkan jika dia baru saja bilang siap mati, dia tidak menunjukkan keadaan yang sangat takut seperti ini
“Gimna, apakah kamu sudah percaya sekarang?” Davion memasukkan kembali cincin itu ke saku celananya dan memandang pria berjas itu.
"Tidak kuduga aku bisa sangat beruntung, aku bisa melawan Satan yang melegenda itu hahaha! Oke, aku bisa memberitahumu siapa majikanku, tapi kamu harus berjanji bahwa kamu tidak akan melakukan apa pun pada anggotaku yang lainnya."
"Kamu tidak memenuhi syarat untuk membuat kesepakatan denganku!" Suara Davion terdengar sangat menyeramkan, "Tiga detik, beri tahu aku siapa majikanmu, lalu kamu bisa mati dengan tenang."
Pria berjas itu menjawab, "Nama marganya adalah Verza dan penduduk asli dari Ascent."
Setelah selesai berbicara, pria berjas itu menggigit racun mematikan yang tersimpan di dalam giginya, matanya langsung memutih dan jatuh di Davion.
“Marga Verza? Penduduk asli Ascent?” Davion bergumam bahkan tanpa melihat pria berjas yang sudah mati itu, kemudian dia mengirimkan pesan teks.
Davion menyeret mayat itu ke sebelah utara ruang tamu, keluar dari halaman belakang, melambai beberapa kali di udara, sebuah bayangan hitam melesat dengan cepat, mengambil mayat, tanpa banyak basa-basi bayangan itu langsung pergi.
Davion kembali ke ruang tamu dan memastikan bahwa tidak ada jejak kotor dari pertarungannya yang tersisa di ruangan itu, kemudian dia berjalan ke pintu masuk utama di sebelah selatan ruang tamu, kebetulan Mirana dan Lina juga sudah masuk melalui pintu utama, mereka berjalan masuk.
Wajah cantik Mirana terlihat sangat muram, dia melihat kearah si pengecut Davion sekarang ini.
“Halo, Nona Floria, sudah kubuatkan teh untukmu, silahkan dinikmati.” Davion membawakan secangkir teh hangat untuk Mirana.
Mirana melirik Davion dengan sangat cuek, dia tidak mengatakan apa-apa, dia juga tidak mengambil secangkir teh yang diberikannya, dia tidak punya apa-apa untuk dikatakan kepada Davion, dia sudah memutuskan, akan segera memanggil ayahnya dan meminta pria di depannya ini untuk segera pergi!
Tatapan Lina ke Davion juga mengandung sedikit hinaan saat ini, ketika istrinya dalam bahaya, dia malah melarikan diri lebih dulu?
Melihat Mirana sedang dalam suasana hati yang buruk, Davion langsung merinding dan kembali ke kamar tidurnya, dia memanggil pemuda tampan itu dan memintanya untuk memeriksa semua warga Ascent yang bermarga Verza!
Ketika Davion selesai menangani masalah ini, Lina juga memeriksa area rumah ini, yang membuat Mirana merasa sedikit lebih tenang adalah tidak ada kamera pengintai yang dipasang di area rumah.
Faktanya, masalah ini sudah diselesaikan oleh Davion sebulan yang lalu.
Mirana duduk di ruang tamu, semakin dia memikirkan apa yang sudah dilakukan Davion barusan, semakin dia merasa kesal, dia baru saja akan menelepon ayahnya dan memberi tahu ayahnya tentang sikap pengecut Davion, ternyata telepon sudah berdering dan itu adalah panggilan dari ayahnya.
" Mirana, kamu cepat segera datang ke Le Santa bersama dengan Davion sekarang, sebuah restoran Prancis yang baru saja dibuka, Edward Gaim, dia baru saja kembali dari luar negeri, Paman Gaim dan Bibi Gaim mengundangmu untuk datang."
Mirana mendengar kata-kata ayahnya di telepon dan menelan kata-katanya sendiri untuk membuat Davion keluar, jika Mirana memiliki seratus ketidakpuasan untuk Davion, maka dia punya seribu ketidakpuasan untuk Edward!
Keluarga Gaim dan Keluarga Floria sudah saling kenal, penampilan luar biasa dari Mirana sudah membuat Edward mengejarnya dari dulu, tetapi Mirana sama sekali tidak tertarik pada Edward, dia adalah seorang bocah dari keluarga kaya yang terlalu dimanja, Mirana tahu akan hal itu, ketika Edward berusia lima belas tahun, dia memiliki hubungan dengan seorang mahasiswi, Edward memukul perutnya dan menendangnya, setelah itu hidupnya mulai semakin kacau.
Masalah ini, orang tua Edward tidak peduli sama sekali, setiap kali mereka melihat Mirana, mereka selalu berkata keluarga mereka akan bergabung suatu hari nanti.
Ketika Mirana mendengar tentang Edward dan orang tuanya barusan, dia sudah tahu apa yang ingin mereka lakukan.
Antara Edward dan Davion, Mirana jelas bisa lebih menerima Davion, meskipun orang ini agak lemah dan tidak berguna, setidaknya apa yang dia lakukan tidak akan membuat orang merasa mual.
Restoran Le Santa bisa dibilang sebagai salah satu restoran paling terkenal di Kota Bestheda dalam satu tahun terakhir ini, didasarkan pada cita rasa makanannya yang klasik dan mewah, orang-orang bisa merasakannya pelayanan yang sangat ramah dari para pelayannya, dekorasi dari restoran ini juga terlihat sangat klasik dan elegan.
Mirana secara acak memilih mobil mewah yang ada di halaman rumahnya dan membawa Davion ke tujuan.
Setelah keluar dari mobil, Davion merasa ada lengan lembut dan halus yang menggandeng lengannya, dia melihat Mirana berdiri di sampingnya sangat santai dengan tatapan lembut, benar-benar terlihat sangat berbeda saat berada di rumah, dia hanya menatap Mirana, tinakan dan ekspresinya saat ini benar-benar membuat orang berpikir bahwa dia adalah wanita kecil yang sedang menggandeng suaminya.
Davion tanpa sadar mengulurkan tangannya dan memeluk pinggang Mirana saat dia menyentuhnya, dia bisa merasakan kelembutan dan kehalusan dari pinggang istrinya.
Tubuh Mirana sedikit gemetar, senyum di wajahnya langsung berubah, "Singkirkan tanganmu."
“Oh.” Davion langsung menggaruk-garuk hidungnya, dengan patuh melepaskan tangan besar yang memegang pinggang Mirana.
Mirana memelototi Davion, meskipun tetap ada senyum lembut di wajahnya, masih ada rasa menyeramkan dalam kata-katanya, "Duduk diam saja saat masuk, jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk menunjukkan rasa kasih sayang satu sama lain, saat ingin memesan, aku akan bertanya padamu apa yang kamu inginkan, biar aku yang memutuskan, mengerti? "
Davion mengangguk dan mengangkat tangan, "Dijamin akan menyelesaikan semua perintah yang diberikan Nona Floria!"
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved