Bab 10 Siapa Yang Kamu Bilang Orang Luar?
by Leong Sanchez
17:07,Apr 22,2021
Mirana menggandeng lengan Davion dan berjalan menuju pintu masuk restoran, penampilan dan sosoknya yang sangat cantik langsung menarik perhatian banyak orang untuk melihatnya, tetapi celana pantai pendek dan kaos putih polos Davion membuat orang langsung mengejeknya segera setelah dia masuk ke restoran kelas atas seperti itu, datang ke restoran mewah seperti ini dengan pakaian seperti itu? Bukankah sangat tidak sopan?
Davion tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya, setelah mengalami banyak pasang surut dalam hidupnya, banyak hal sekarang dianggap lebih enteng, pintu besar restoran dibuka, sebuah ruangan yang besar dengan gaya mewah terlihat di depannya, lampu kristal cantik di atas langit-langit memberikan cahaya redup mempesona, membuat seluruh restoran terlihat elegan dan tenang.
Alunan suara saksofon merdu memenuhi seluruh restoran, seperti asap tak terlihat yang menyebar, perlahan-lahan menyentuh hati semua orang yang ada, menghilangkan semua ketegangan dan amarah di dalam diri, aroma wangi dari pengharum ruangan yang mahal, tidak terlalu tebal tidak terlalu tipis, tetapi sudah sangat bisa mempengaruhi mood pelanggan yang sedang makan, pelayan yang sopan, tamu yang mengerti tata krama, mereka hanya mengobrol seperlunya, berbisik dan tertawa sewaktu-waktu, lingkungannya terasa sangat tenang dan damai.
Melihat gaya dekorasi restoran ini, Davion hanya bisa mengangguk beberapa kali, meski tidak terlalu memfokuskan pada bagian klasiknya, resto ini tetap mendapatkan seni artistiknya, terlihat bahwa pengelola restoran ini sangat penuh perhatian.
Kedua orang yang baru masuk ini mengambil perhatian banyak mata, jelas, wanita cantik sangat enak dipandang, mata orang-orang di sekitar langsung mengabaikan Davion dan menempatkan pandangan mereka semua pada Mirana, Mirana telah lama terbiasa dengan situasi seperti ini, terlihat sangat tenang.
Davion melihat sekeliling dan dengan cepat menentukan tujuannya, di meja yang paling mencolok di seluruh area restoran, tiga pria dan seorang wanita duduk di sana, tidak seperti restoran lainnya, mata dari tiga pria dan satu wanita ini fokus pada diri mereka masing-masing.
Salah satu pria dan wanita cukup tua, terlihat di kisaran umur lima puluhan, pria dengan wajah lokal ini terlihat sangat lusuh dan tua, terlihat sangat jelas segala sesuatu yang sudah terjadi dari wajahnya, jelas, awal-awal kehidupan pria ini tidak terlalu baik, lalu lihat wanita di sebelahnya, kisaran usia 40 tahunan, dengan tampilan layaknya seorang bangsawan, ada sebuah kalung mutiara menggantung di lehernya, terlihat sangat terawat dan penuh gairah.
Davion melihat bahwa di samping pria dan wanita paruh baya, ada seorang pria muda berusia dua puluhan duduk di sebelahnya, pemuda itu mengenakan kemeja LV dan menatapnya dengan senyum sinis.
Davion tahu bahwa pemuda ini pasti adalah Edward, pria dan wanita paruh baya barusan adalah orang tua Edward, Yudhis Gaim dan Astolfo Gaim.
Ayah Mirana, Sabo Floria dan Davion sudah saling kenal, Sabo adalah seorang pria paruh baya yang masih terlihat sangat gagah.
“Ayah.” Mirana datang ke meja sambil menggandeng Davion.
Ketika Mirana selesai menyapanya ayahnya, Davion juga ikut menyapa dengan sopan.
“Sini, duduk, duduk!” Sabo menyapa, “Davion, izinkan aku memperkenalkan kamu kepada tamu kita hari ini, ini adalah Paman Yudhis dan Bibi Astolfo, dan ini adalah Edward, kalian harusnya sepantaran, kalian harusnya bisa jadi teman baik kedepannya."
“Tidak usah paman, Paman Floria, tidak perlu jadi teman baik, aku sendiri sudah cukup, aku tidak ingin membenaninya.” Setelah Sabo selesai bicara, Edward langsung membalasnya dengan senyum meremehkan di wajahnya.
Ketika orang tua Edward mendengar putranya berbicara seperti ini, bukannya menegur tapi malah ada senyum penuh semangat di wajah mereka.
“ Mirana, kudengar kamu sudah menikah, apa ini suamimu?” Wajah Edward terlihat sangat menghina “sepertinya penglihatanmu tidak terlalu baik.”
“ Mirana, anakku berkata benar, kenapa kamu nikah cepat-cepat dan tidak cari yang lebih bagus dikit?” Astolfo menambahkan lagi “Coba cerita dulu gimana bisa jadi seperti ini, jelas Edward jauh lebih baik, ceraikan langsung saja! "
Edward dan Astolfo berbicara tanpa pikir panjang, mereka tidak peduli tentang perasaan Davion.
“Siapa yang kunikahi sepertinya tidak ada urusannya dengan orang luar seperti kalian kan?” Mirana berkata dengan ekspresi tidak senang.
“ Mirana, bagaimana bisa kamu pikir kami ini orang luar? Ketika kamu bilang orang luar, hanya ada satu orang luar di tempat ini kan.” Edward menunjuk kearah Davion, dengan rasa penuh percaya diri.
Sabo yang duduk di samping dan berkata sambil tersenyum: "Aku tidak ingin campur urusan para anak muda, lebih baik pesan makan dulu ayo."
“Betul, ayo kita makan malam dulu.” Ayah Edward, Yudhis juga setuju.
Edward tersenyum percaya diri, menjentikkan jarinya, dan memanggil pelayan.
Karena fokus dengan gaya Prancis, pelayan di restoran ini juga semua sudah terlatih dengan budaya Prancis, di sini, komunikasi antara pelanggan dan pelayan dipadukan dengan bahasa Inggris dan bahasa Pranvis, ada dua jenis tulisan di buku menu, Prancis dan Inggris.
Edward setengah bersandar di kursi di belakangnya, mengambil menu dari pelayan, dan menatap Davion dengan sinis, lalu mulai memesan dengan campuran Prancis dan Inggris.
Pengetahuan tentang Prancis masih sangat kecil untuk orang sekitar, bagaimanapun, ini tidak seluas Inggris, pelafalan Inggris oleh Edward yang dikombinasikan dengan Prancis terdengar sangat mewah bagi orang yang belum paham, tapi di mata Davion jelas sangat lucu!
Terdengar seperti orang luar yang datang ke tempat asing, mereka tidak mengerti bahasanya, jadi harus menggunakan bahasa tubuh mereka untuk membantu, dia terus mengucapkan banyak kata-kata, orang yang tidak paham jelas mengira ini sangat bagus, jadi dia terus melakukannya dengan penuh percaya diri
Dilihat dari ekspresi Edward, pelayan di restoran jelas sudah sering melihatnya, tersenyum kecil sepanjang waktu, mencatat semua pesanan yang disebutkan oleh Davion.
Selama proses pemesanan, Edward terus memandang Davion dari waktu ke waktu dengan ekspresi sombong, ibu Edward, Astolfo, melakukan hal yang sama, seolah-olah dia berkata, lihat seberapa baik anakku itu, sangat berbeda jauh dari orang yang berdandan seperti gembel itu!
Setelah Edward memesan, dia menyerahkan buku menu kepada Davion, "Aku sudah, kamu bisa memesan apa pun yang kamu mau, kamu tidak perlu membayar untuk perjamuan makan malam ini."
Davion melihat menu di tangan Edward, dan memikirkan kata-kata Mirana kepadanya sebelum masuk barusan, jadi dia menggelengkan kepalanya: "Lebih baik Mirana yang memesankannya untuku."
"Kenapa? Kamu tidak ngerti Prancis? Jika kamu tidak memiliki latar belakang yang bsar, jangan merasa pantas untuk datang dan makan ke restoran kelas atas seperti ini." Edward tersenyum jijik, dan menyerahkan menu kepada Mirana.
Mirana mengambil menu, tangan putih mulusnya terus membalik-balik menu, alisnya berkerut sedikit, meskipun restoran ini sudah buka lebih dari setahun, dia baru pertama kali datang kesini, jadi dia tidak begitu paham dengan apa yang ada di menu, meskipun ada beberapa catatan Inggris, tapi beberapa kata tetap harus diucapkan dengan Prancis.
Menu seperti itu membuat Mirana sedikit khawatir untuk sementara waktu, dia tidak tahu harus memesan apa.
Edward, yang sedang duduk di seberang Mirana, berkata dengan tiba-tiba, " Mirana, kamu biasanya selalu sibuk dengan pekerjaan kantor, kami pasti belum pernah ke restoran ini kan, jadi biarkan aku yang memilihkan untukmu."
Setelah mengatakan itu, Edward mengulurkan tangannya untuk mengambil menu dari tangan Mirana.
Jika Edward benar-benar memesan menu untuk Mirana, dapat dikatakan bahwa dia benar-benar mempermalukan Davion, hidangan untuk istrinya, tapi dipesankan oleh orang lain?
Tapi ketika tangan Edward baru setengah jalan ingin mengambil menu, dia melihat bahwa menu di tangan Mirana sudah diambil oleh orang lain, dia melihat bahwa bocah gembel itu membolak-balik menu, memangnya siapa dia pikir? Ini adalah tempat di mana orang-orang kelas atas datang, ini harusnya jadi suatu kehormatan baginya, tapi dia malah berani untuk membolak-balik menu disini? Kualifikasi apa yang dimiliki seseorang sepertinya yang baru saja masuk ke Keluarga Floria?
Davion tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya, setelah mengalami banyak pasang surut dalam hidupnya, banyak hal sekarang dianggap lebih enteng, pintu besar restoran dibuka, sebuah ruangan yang besar dengan gaya mewah terlihat di depannya, lampu kristal cantik di atas langit-langit memberikan cahaya redup mempesona, membuat seluruh restoran terlihat elegan dan tenang.
Alunan suara saksofon merdu memenuhi seluruh restoran, seperti asap tak terlihat yang menyebar, perlahan-lahan menyentuh hati semua orang yang ada, menghilangkan semua ketegangan dan amarah di dalam diri, aroma wangi dari pengharum ruangan yang mahal, tidak terlalu tebal tidak terlalu tipis, tetapi sudah sangat bisa mempengaruhi mood pelanggan yang sedang makan, pelayan yang sopan, tamu yang mengerti tata krama, mereka hanya mengobrol seperlunya, berbisik dan tertawa sewaktu-waktu, lingkungannya terasa sangat tenang dan damai.
Melihat gaya dekorasi restoran ini, Davion hanya bisa mengangguk beberapa kali, meski tidak terlalu memfokuskan pada bagian klasiknya, resto ini tetap mendapatkan seni artistiknya, terlihat bahwa pengelola restoran ini sangat penuh perhatian.
Kedua orang yang baru masuk ini mengambil perhatian banyak mata, jelas, wanita cantik sangat enak dipandang, mata orang-orang di sekitar langsung mengabaikan Davion dan menempatkan pandangan mereka semua pada Mirana, Mirana telah lama terbiasa dengan situasi seperti ini, terlihat sangat tenang.
Davion melihat sekeliling dan dengan cepat menentukan tujuannya, di meja yang paling mencolok di seluruh area restoran, tiga pria dan seorang wanita duduk di sana, tidak seperti restoran lainnya, mata dari tiga pria dan satu wanita ini fokus pada diri mereka masing-masing.
Salah satu pria dan wanita cukup tua, terlihat di kisaran umur lima puluhan, pria dengan wajah lokal ini terlihat sangat lusuh dan tua, terlihat sangat jelas segala sesuatu yang sudah terjadi dari wajahnya, jelas, awal-awal kehidupan pria ini tidak terlalu baik, lalu lihat wanita di sebelahnya, kisaran usia 40 tahunan, dengan tampilan layaknya seorang bangsawan, ada sebuah kalung mutiara menggantung di lehernya, terlihat sangat terawat dan penuh gairah.
Davion melihat bahwa di samping pria dan wanita paruh baya, ada seorang pria muda berusia dua puluhan duduk di sebelahnya, pemuda itu mengenakan kemeja LV dan menatapnya dengan senyum sinis.
Davion tahu bahwa pemuda ini pasti adalah Edward, pria dan wanita paruh baya barusan adalah orang tua Edward, Yudhis Gaim dan Astolfo Gaim.
Ayah Mirana, Sabo Floria dan Davion sudah saling kenal, Sabo adalah seorang pria paruh baya yang masih terlihat sangat gagah.
“Ayah.” Mirana datang ke meja sambil menggandeng Davion.
Ketika Mirana selesai menyapanya ayahnya, Davion juga ikut menyapa dengan sopan.
“Sini, duduk, duduk!” Sabo menyapa, “Davion, izinkan aku memperkenalkan kamu kepada tamu kita hari ini, ini adalah Paman Yudhis dan Bibi Astolfo, dan ini adalah Edward, kalian harusnya sepantaran, kalian harusnya bisa jadi teman baik kedepannya."
“Tidak usah paman, Paman Floria, tidak perlu jadi teman baik, aku sendiri sudah cukup, aku tidak ingin membenaninya.” Setelah Sabo selesai bicara, Edward langsung membalasnya dengan senyum meremehkan di wajahnya.
Ketika orang tua Edward mendengar putranya berbicara seperti ini, bukannya menegur tapi malah ada senyum penuh semangat di wajah mereka.
“ Mirana, kudengar kamu sudah menikah, apa ini suamimu?” Wajah Edward terlihat sangat menghina “sepertinya penglihatanmu tidak terlalu baik.”
“ Mirana, anakku berkata benar, kenapa kamu nikah cepat-cepat dan tidak cari yang lebih bagus dikit?” Astolfo menambahkan lagi “Coba cerita dulu gimana bisa jadi seperti ini, jelas Edward jauh lebih baik, ceraikan langsung saja! "
Edward dan Astolfo berbicara tanpa pikir panjang, mereka tidak peduli tentang perasaan Davion.
“Siapa yang kunikahi sepertinya tidak ada urusannya dengan orang luar seperti kalian kan?” Mirana berkata dengan ekspresi tidak senang.
“ Mirana, bagaimana bisa kamu pikir kami ini orang luar? Ketika kamu bilang orang luar, hanya ada satu orang luar di tempat ini kan.” Edward menunjuk kearah Davion, dengan rasa penuh percaya diri.
Sabo yang duduk di samping dan berkata sambil tersenyum: "Aku tidak ingin campur urusan para anak muda, lebih baik pesan makan dulu ayo."
“Betul, ayo kita makan malam dulu.” Ayah Edward, Yudhis juga setuju.
Edward tersenyum percaya diri, menjentikkan jarinya, dan memanggil pelayan.
Karena fokus dengan gaya Prancis, pelayan di restoran ini juga semua sudah terlatih dengan budaya Prancis, di sini, komunikasi antara pelanggan dan pelayan dipadukan dengan bahasa Inggris dan bahasa Pranvis, ada dua jenis tulisan di buku menu, Prancis dan Inggris.
Edward setengah bersandar di kursi di belakangnya, mengambil menu dari pelayan, dan menatap Davion dengan sinis, lalu mulai memesan dengan campuran Prancis dan Inggris.
Pengetahuan tentang Prancis masih sangat kecil untuk orang sekitar, bagaimanapun, ini tidak seluas Inggris, pelafalan Inggris oleh Edward yang dikombinasikan dengan Prancis terdengar sangat mewah bagi orang yang belum paham, tapi di mata Davion jelas sangat lucu!
Terdengar seperti orang luar yang datang ke tempat asing, mereka tidak mengerti bahasanya, jadi harus menggunakan bahasa tubuh mereka untuk membantu, dia terus mengucapkan banyak kata-kata, orang yang tidak paham jelas mengira ini sangat bagus, jadi dia terus melakukannya dengan penuh percaya diri
Dilihat dari ekspresi Edward, pelayan di restoran jelas sudah sering melihatnya, tersenyum kecil sepanjang waktu, mencatat semua pesanan yang disebutkan oleh Davion.
Selama proses pemesanan, Edward terus memandang Davion dari waktu ke waktu dengan ekspresi sombong, ibu Edward, Astolfo, melakukan hal yang sama, seolah-olah dia berkata, lihat seberapa baik anakku itu, sangat berbeda jauh dari orang yang berdandan seperti gembel itu!
Setelah Edward memesan, dia menyerahkan buku menu kepada Davion, "Aku sudah, kamu bisa memesan apa pun yang kamu mau, kamu tidak perlu membayar untuk perjamuan makan malam ini."
Davion melihat menu di tangan Edward, dan memikirkan kata-kata Mirana kepadanya sebelum masuk barusan, jadi dia menggelengkan kepalanya: "Lebih baik Mirana yang memesankannya untuku."
"Kenapa? Kamu tidak ngerti Prancis? Jika kamu tidak memiliki latar belakang yang bsar, jangan merasa pantas untuk datang dan makan ke restoran kelas atas seperti ini." Edward tersenyum jijik, dan menyerahkan menu kepada Mirana.
Mirana mengambil menu, tangan putih mulusnya terus membalik-balik menu, alisnya berkerut sedikit, meskipun restoran ini sudah buka lebih dari setahun, dia baru pertama kali datang kesini, jadi dia tidak begitu paham dengan apa yang ada di menu, meskipun ada beberapa catatan Inggris, tapi beberapa kata tetap harus diucapkan dengan Prancis.
Menu seperti itu membuat Mirana sedikit khawatir untuk sementara waktu, dia tidak tahu harus memesan apa.
Edward, yang sedang duduk di seberang Mirana, berkata dengan tiba-tiba, " Mirana, kamu biasanya selalu sibuk dengan pekerjaan kantor, kami pasti belum pernah ke restoran ini kan, jadi biarkan aku yang memilihkan untukmu."
Setelah mengatakan itu, Edward mengulurkan tangannya untuk mengambil menu dari tangan Mirana.
Jika Edward benar-benar memesan menu untuk Mirana, dapat dikatakan bahwa dia benar-benar mempermalukan Davion, hidangan untuk istrinya, tapi dipesankan oleh orang lain?
Tapi ketika tangan Edward baru setengah jalan ingin mengambil menu, dia melihat bahwa menu di tangan Mirana sudah diambil oleh orang lain, dia melihat bahwa bocah gembel itu membolak-balik menu, memangnya siapa dia pikir? Ini adalah tempat di mana orang-orang kelas atas datang, ini harusnya jadi suatu kehormatan baginya, tapi dia malah berani untuk membolak-balik menu disini? Kualifikasi apa yang dimiliki seseorang sepertinya yang baru saja masuk ke Keluarga Floria?
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved